Anda di halaman 1dari 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Konseptual
1.1. Ilmu Ekonomi Menurut Leonel Robbin, Economics is a science which studies human behaviour as a relationship between ends and scarce means which have alternative uses.1 Dari definisi tersebut, ada dua kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitupertamahuman behaviour atau perilaku manusia atau pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Jadi ekonomi

mempelajari kegiatan manusia. Ke-dua, ends and scarce means atau alat-alat pemenuh kebutuhan yang langka dan kebutuhan yang tidak terbatas. Dengan kata lain, ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Definisi lain mengenai ilmu ekonomi juga dikembangkan oleh Alfred Marshal (1890). Menurut Marshall, Economics is a study of man in the ordinary business of life. It enquires how he gets his income and how he uses it. Thus, it is on the one side, the study of wealth and on the other and more important side, a part of the study of man.2 Dari definisi tersebut, Marshall menekankan bahwa ekonomi merupakan studi mengenai manusia sebagai bagian dari kehidupan bisnis atau perniagaan. Dalam hal ini ilmu ekonomi akan menggambarkan bagaimana manusia mendapatkan penghasilan dan

Leonel Robbin, An Essay on The Nature And Significance of Economic Science dikutip dalam Eeng Ahman dan Disman, Pendidikan Ekonomi dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian III (Pendidikan Disiplin Ilmu), Bandung, IMTIMA, 2009, hlm. 300 Alfred Marshall, (1890). Principles of Political Economy. 8th ed. London, Macmillan, 1920 dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/definition-of-economy tanggal 5 Desember 2011.
2

bagaimana manusia menghabiskannya pada satu sisi. Pada sisi yang berbeda, ilmu ekonomi juga mempelajari mengenai kekayaan. Selain dua definisi konseptual di atas, Barry Field memberikan definisi yang berbeda. Menurutnya, Economics is the study of how and why agents make decisions about the use of scarce resources.3 Dari pengertian tersebut, ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai studi tentang bagaimana manusia (agents) membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya yang langka. Dari beberapa definisi konseptual ilmu ekonomi di atas, maka dapat disintesakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas atau langka. 1.2. Konsep Diri M. Bong dan R.E. Clark concept (also mendefinisikan konsep diri sebagai, Selfis a

called self-construction, self-identity or self-perspective)

multi-dimensional construct that refers to an individual's perception of "self" in relation to any number of characteristics, such as academics (and nonacademics).4 Dari pengertian tersebut, dapat diuraikan bahwa konsep diri atau disebut juga dengan konstruksi diri, identitas diri atau perspektif diri adalah bangun multi dimensi yang mengacu pada persepsi individu tentang dirinya dalam kaitan beberapa karakteristik, seperti akademik dan nonakademik. Teori ini juga diperkuat oleh pendapat dari Richard J. Gerrig dkk. bahwa konsep diri merupakan model internal yang di dalamnya juga terkandung penilaian diri.5 Aspek-aspek yang dinilai misalnya: kepribadian,

3 4

Barry Field, "Environmental economics: an introduction", McGraw-Hill, 1994, hlm. 3

M. Bong dan R.E. Clark, Comparison between self-concept and self-efficacy in academic motivation research, Educational Psychologist, 34(3), hlm. 139-153 dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/self-concept pada tanggal 4 Desember 2011 Richard J. Gerrig, et.al., Psychological Terms, Psychology and Life, Boston, Allyn and Bacon, 2002 dikutpi dari http://en.wikipedia.org/wiki/self-concept pada tanggal 4 Desember 2011
5

kompetensi, kemampuan dan keahlian, pekerjaan, kegemaran, kondisi fisik dan karakteristik-karakteristik lainnya. Definisi lain mengenai konsep diri dikembangkan juga oleh Guimond. Menurut Guimond, Self-concept consists of at least two levels, a personal identity and a social identity.6 Dalam definisi Guimond, konsep diri merupakan kondisi yang memiliki dua tingkat, yaitu identitas diri dan identitas sosial. Dengan kata lain, identitas diri dan identitas sosial merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain definisi-definisi di atas, definisi konsep diri lain dikemukakan juga oleh U. Trautwein. Menurut Trautwein, Academic self-concept refers to the personal beliefs someone develops about their academic abilities or skills.7 Dalam pengertian ini, Trautwein menyebutkan bahwa konsep diri akademik mengacu pada keyakinan seseorang untuk mengembangkan kemampuan akademiknya atau keahliannya. Ada dua variabel yang penting dalam definisi tersebut, yaitu keyakinan dan keahlian atau kemampuan akademik. Ada pula definisi konsep diri yang dikembangkana oleh L.H. Reyes pada tahun 1984. Menurut Reyes, Academic self-concept is generally defined as a persons perception of self with respect to achievement in school.8 Dalam definisi tersebut, Reyes menyebutkan bahwa konsep diri akademik secara umum merupakan persepsi seseorang tentang dirinya berkaitan dengan prestasi di sekolah. Pendapat yang hampir sama juga diutarakan oleh W. Strein. Menurut Strein, konsep diri akademik memiliki karakteristik di mana terdapat dua

Guimond, et.al., Journal of Personality and Social Psychology, Vol 90(2), Feb 2006, hlm. 221-242, dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/self-concetp tanggal 4 Desember 2011 U. Trautwein, et.al., Within-School Social Comparisons: How students perceive the standing of their class predicts academic self-concept, Journal of Educational Psychology, 101 (4), hlm. 853-866 dikutip dari dari http://en.wikipedia.org/wiki/self-concetp. tanggal 4 Desember 2011 L.H. Reyes, Affective Variables and Mathematics Education. Elementary School Journal, edisi 84, 1984, hlm. 558-560,
8 7

10

elemen yang konsisten. Pertama, konsep diri akademik mencakup aspek konsep diri yang bersifat deskriptif (misalnya, saya suka matematika) dan aspek persepsi diri yang bersifat evaluatif (misalnya, saya bagus dalam matematika). Ke-dua, persepsi diri yang berkaitan dengan konsep diri akademik cenderung fokus kepada kompetensi skolastik dibandingkan kepada sikap (attitude).9 Berdasarkan beberapa definisi konseptual tentang konsep diri, maka dapat disintesakan dalam penelitian ini bahwa sesungguhnya konsep diri merupakan persepsi dan penilaian mengenai diri sendiri baik deskriptif maupun evaluatif tentang kemampuan akademiknya. 1.3. Gaya Belajar Menurut Harold Pashler dkk., Learning styles refers to the view that different people learn information in different ways.10 Dalam pengertian tersebut, gaya belajar mengacu pada pandangan bahwa setiap individu yang berbeda mempelajari informasi dengan cara yang berbeda. Definisi gaya belajar yang hampir sama seperti definisi di atas diutarakan oleh Rita Dunn. Menurut Dunn, seperti yang dikutip oleh Harold Pashler, Learning style refers to the concept that individuals differ in regard to what mode of instruction or study is most effective for them.11 Pada definisi tersebut, gaya belajar adalah cara di mana setiap individu (pelajar) mulai berkonsentrasi, memproses, menyerap dan mempertahankan informasi baru dan sulit. Definisi gaya belajar yang lain dikembangkan oleh Marlene Lefever. Menurut Lefever, A learning style is the style in which we see or perceive

W. Strein, Advances in research on academic self-concept: Implications for school psychology.School Psychology Review, edisi 22, 1993, hlm. 273-284 Harold Pashler, et.al., Learning Styles: Concept and Evidence, Psychological Science of Public Interest, vol. 9, nomor 3, Desember 2008, hlm. 105
11 10

ibid., hlm. 106

11

things best, and the way in which we process what we have seen.12 Dalam pengertian di atas, gaya belajar adalah gaya di mana kita dapat melihat atau mempersepsikan sesuatu dan memproses segala yang kita lihat dengan cara yang terbaik. Pada kesempatan yang lain, gaya belajar didefinisikan sedikit berbeda dengan definisi-definisi di atas oleh Bobbi dePorter dan Mike Hernacki. Menurut dePorter dan Hernacki, Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.13 Menurut mereka, langkah pertama untuk mengenali gaya belajar seseorang adalah mengenali modalitas yang dimiliki oleh seseorang, yaitu cara termudah seseorang menyerap informasi. Ada tiga modalitas belajar, yaitu belajar dengan cara melihat (visual), belajar dengan cara mendengar (auditorial) dan belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh (kinestetik). Gaya belajar seseorang dengan seseorang lainnya bisa jadi berbeda. Bisa jadi pula seseorang menggunakan ketiga gaya belajar tersebut, namun umumnya hanya ada satu gaya belajar yang menonjol. Dari beberapa definisi konseptual gaya belajar pada bagian di atas, maka dapat disintesakan dalam penelitian ini bahwa gaya belajar adalah cara yang terbaik bagi seseorang dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi. 1.4. Hasil Belajar Berikut ini adalah beberapa definisi konseptual hasil belajar menurut beberapa referensi. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono, Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

Marlene Lefever, Learning Styles, dikutip http://www.onthewing.org/user/Learning_Styles.pdf. tanggal 10 Desember 2011


13

12

dari

Bobbi dePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Unleashing The Genius In You, alih bahasa: Alwiyah Abdurrahman, Penerbit Kaifa, Bandung, 2001, hlm. 110-112

12

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.14 Dalam pengertian ini dapat dilihat bahwa hasil belajar merupakan perbandingan antara kondisi perkembangan mental sebelum dan sesudah belajar. Dengan demikian, hasil belajar akan tampak setelah ada proses belajar. Menurut Arikunto, Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati, dan dapat diukur.15 Pengertian ini hampir sama dengan pengertian dari Dimyati dan Mudjiono di atas. Hasil belajar dapat diukur dan diamati setelah adanya proses belajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.16 Dalam pengertian di atas, hasil belajar bukan hanya dapat dicapai secara individual saja, melainkan juga dapat dicapai secara berkelompok. Kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan tentunya mengacu pada kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat disintesakan sebagai perubahan kondisi yang diperoleh seseorang setelah mengalami proses belajar di mana perubahan kondisi tersebut dapat diamati dan diukur. Sedangkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi dapat disintesakan sebagai perubahan kondisi yang diperoleh seseorang setelah mengalami proses belajar mengenai ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas di mana perubahan kondisi tersebut dapat diukur dan diamati.

14

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 1999, hlm. S. Arikunto, Metode Penelitian, Jakarta, Penerbit Angkasa, 1990, hlm. 133

250-251
15 16

S.B. Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Edukatif Interaktif, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta, 2000, hlm. 45

13

2. Penelitian yang Relevan


Penelitian mengenai gaya belajar pernah dilakukan oleh banyak peneliti psikologi pendidikan. Salah satu penelitian hasil belajar yang pernah dipublikasikan adalah penelitian yang dilakukan oleh Harold Pashler dkk. pada tahun 2009. Hasil penelitian ini dipublikasikan lewat Psychological Science in The Public Interest Journal volume 9 nomor 3 tahun 2009. Dalam penelitian ini Pashler dkk. meneliti tentang pengaruh penilaian atas gaya belajar terhadap efektivitas kegiatan pendidikan. Kesimpulan yang diperoleh oleh Pashler dkk. adalah tidak adanya bukti yang cukup kuat yang dapat dijadikan landasan untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan berdasarkan penilaian atas gaya belajar.17 Penelitian mengenai konsep diri juga telah banyak dilakukan oleh para peneliti, khususnya peneliti psikologi pendidikan. Salah satu penelitian mengenai konsep diri yang pernah dipublikasikan adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Joyce Bei Yu Tan dari School of Education, Flinders University dan Sherly M. Yates juga dari School of Education, Flinders University. Hasil penelitian mereka dipublikasikan lewat International Education Journal volume 8 nomor 2 tahun 2007. Tan dan Yates meneliti mengenai pengaruh academic self-concept terhadap academic achievement di lingkungan Konfusianisme berdasarkan Confucian Heritage Culture di Singapura. Uniknya penelitian ini menggunakan siswa-siswa yang memiliki keterbatasan fisik sebagai unit analisanya.Dalam penelitian ini Tan dan Yates ingin membuktikan bahwa instrumen Academic Self-Concept Questionairre yang mereka kembangkan cocok atau sesuai dengan instrumen yang dikembangkan dengan menggunakan Rasch model. Berbeda dengan dua penelitian di atas, penelitian ini hendak

mengetahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya belajar dan konsep diri terhadap hasil belajar. Selain hipotesis, teknik analisa data, unit
17

Pashler et al., loc. cit.

14

analisa dalam penelitian ini juga berbeda dengan dua penelitian di atas. Begitu pula dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Persamaan antara penelitian ini dengan dua penelitian di atas terbatas pada variabel bebasnya saja, yaitu gaya belajar dan konsep diri.

3. Kerangka Teoritik
3.1. Pengaruh Konsep Diri terhadap Hasil Belajar Berdasarkan beberapa definisi konseptual tentang konsep diri, maka dapat disintesakan dalam penelitian ini bahwa sesungguhnya konsep diri merupakan bangunan multi dimensi dalam diri individu di mana di dalamnya terdapat persepsi dan penilaian mengenai diri sendiri tentang banyak aspek baik yang terkait dengan kondisi pribadinya maupun kondisi yang terkait dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Konsep diri diduga memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan seseorang, khususnya konsep diri positif. Ketika seseorang memiliki konsep diri positif maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut mengembangkan persepsi dan penilaian yang positif atas dirinya. Persepsi dan penilaian diri yang positif diharapkan mampu membawa keyakinan yang kuat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu atau meraih sesuatu, termasuk dalam meraih prestasi akademik maupun hasil belajar. Sebagian ahli psikologi sependapat dengan argumentasi di atas bahwasanya konsep diri dapat mempengaruhi kondisi emosi, kognitif dan perilaku seseorang termasuknamun tidak terbatashasil belajar, tingkat kebahagiaan, tingkat kecemasan, integerasi sosial, kepuasan diri dll.18
Lihat H.W. Marsh dan Martin, A.J., Academic self-concept and academic achievement: Relation and causal ordering. British Journal of Educational Psychology, 81, 2011, hlm. 59-77
18

15

3.2. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Dari beberapa definisi konseptual gaya belajar pada bagian di atas, maka dapat disintesakan dalam penelitian ini bahwa gaya belajar adalah cara yang terbaik bagi seseorang dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Gaya belajar juga diduga memiliki peran yang penting dalam menunjang keberhasilan seseorang dalam melakukan proses pembelajaran. Ketika seseorang mengetahui gaya belajar yang tepat bagi dirinya, maka dia dapat menerapkan gaya belajar tersebut untuk dapat menyerap informasi jauh lebih baik. Ketika seseorang dapat menyerap informasi dengan baik, tentunya dia juga akan mengatur hasil dan mengolahnya dengan ahli baik sehingga dapat meningkatkan belajarnya. Sebagian psikologi pendidikan

berpendapat sama. Bobbi dePorter dan Mike Hernacki menyebutkan, Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi.19 3.3. Hubungan Konsep Diri dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Hasil belajar dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat disintesakan sebagai perubahan kondisi yang diperoleh seseorang setelah mengalami proses belajar di mana perubahan kondisi tersebut dapat diamati dan diukur. Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat kita lihat bahwa konsep diri diharapkan memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar. Begitu pula dengan gaya belajar, diharapkan memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar. Oleh karena adanya pengaruh konsep diri dan gaya belajar terhadap hasil belajar secara parsial, maka secara tidak langsung konsep diri dan gaya belajar secara bersama-sama diharapkan memiliki hubungan positif dengan hasil belajar.
19

Bobbi dePorter dan Mike Hernacki, loc. cit.

16

4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut: 1. Ada pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ekonomi. 2. Ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ekonomi. 3. Ada hubungan positif antara konsep diri dan gaya belajar secara bersamaan dengan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ekonomi.

17

Anda mungkin juga menyukai