Draft - 2008 Laporan Pemodelan DKI
Draft - 2008 Laporan Pemodelan DKI
Dari gambar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemodelan AEM hanya memperhitungkan populasi berisiko tertular HIV yang memiliki dampak besar saja terhadap epidemi. Modul AEM tidak memperhitungkan dampak epidemi dari populasi penasun perempuan, hal ini tidak berpengaruh banyak pada pemodelan epidemi HIV di Indonesia karena dari hasil Survei Surveilans Perilaku tahun 2004/2005, populasi Penasun perempuan masih dibawah 10% dari total populasi Penasun. Selain itu juga AEM tidak memperhitungkan infeksi HIV yang terjadi dari transfusi darah dan kecelakaan kerja di tempat pelayanan kesehatan (terpapar cairan yang mengandung HIV). Jumlah infeksi baru HIV dalam pemodelan AEM secara umum dihitung dengan menggunakan probabilitas infeksi baru dari setiap kontak berisiko (terpapar dengan cairan yang mengandung HIV) sebagaimana diilustrasikan gambar 2.
Gambar 2. Perhitungan Infeksi Baru HIV Dalam Modul AEM
N Infeksi
In k i fe s
_ baru _ HIV
=nKontak
_ HIV +
p per _ kontak
br au
Ju lah k n m o tak d g en an p asan an g yg H + d IV an tan a p p erlin u g d n an
x% t n a p r d n a ap elin u g n x Po a it s r b lis a t a s is r nm i x P n eu ia e ys a n u t k IM d n nu S a s nt ua
Pemodelan AEM dapat memberikan hasil estimasi dan proyeksi epidemi HIV dari tahun 1980 2020 yang sangat bermanfaat untuk advokasi program penanggulangan HIV/AIDS. Selain itu juga hasil pemodelan AEM dapat dimanfaatkan untuk menentukan prioritas kebijakan program. berupa : Total HIV, AIDS dan kematian terkait HIV/AIDS baru, kumulatif dan yang ada setiap tahunnya Distribusi umur Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang ada setiap tahun Infeksi baru dan jumlah ODHA setiap populasi saat ini Pelanggan, WPS, MSM, PSL, Penasun Populasi umum laki-laki maupun perempuan Anak-anak Rute transmisi dari waktu ke waktu
Data Demografi
Data demografi yang harus dimasukan dalam lembar kerja Population dalam modul AEM adalah rasio penduduk usia 15 49 tahun terhadap penduduk usia 15 tahun keatas dan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas serta 15 tahun dari 1980 sampai dengan 2020 yang dipisahkan menurut jender. Berikut adalah data demografi dan sumber datanya yang digunakan untuk mengembangkan pemodelan epidemi di DKI Jakarta.
Rasio penduduk usia 15 49 tahun terhadap penduduk usia 15 tahun keatas menggunakan rasio pada tahun 2007 dari hasil proyeksi penduduk DKI Jakarta tahun 2005.1 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan 15 tahun keatas diambil dari beberapa sumber seperti: o Sensus Penduduk tahun 1980, 1990 dan 20002 o Survei Penduduk Antar Sensus tahun 1995 dan 20052 o Proyeksi Penduduk tahun 2000 20251 o Pertitungan interpolasi jumlah penduduk tahun 1981-1989, 1991-1994 dan 1996- 1999 dengan asumsi pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 15 tahun tidak tersedia dari hasil survei diatas sehingga dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah penduduk kelompok umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun lalu dibagi 10. Asumsi yang digunakan adalah sebagian penduduk usia 15 tahun ada di kelompok umur 10-14 tahun dan sebagian lagi ada di kelompok umur 15-19 tahun serta distribusi penduduk pada kelompok umur 10-19 tahun sama rata.
1
Buku Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000 2025, Bappenas-BPS-UNFPA 2005, http://www.datastatistik-indonesia.com/proyeksi 2 Statistik Jakarta, BPS DKI Jakarta, http://www.bps.jakarta.go.id
Gambar 3. Isian pada Lembar Kerja Heterosexual AEM untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
Ratio of 15-49 population to 15 and older population in the present: 0.83
Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV tahun 2006, KPAN Depkes. http://www.aidsindonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=789&Itemid=84
20063 dengan asumsi pertumbuhan populasi WPS sama dengan pertumbuhan penduduk perempuan usia 15-49 tahun Proporsi WPS Langsung (higher frequency) dari jumlah WPS (36%) menggunakan % estimasi WPS di DKI Jakarta tahun 2006 Proporsi WPS Langsung yang pindah menjadi WPS tidak langsung setiap tahunnya (1%) menggunakan % dari nilai anggapan (default value) yang disediakan AEM karena tidak ada informasinya baik ditingkat DKI Jakarta maupun Indonesia. Rata-rata pelanggan per hari WPS Langsung (1.8) dan tidak langsung (1.4) diambil dari rata-rata hasil SSP di Jakarta Utara tahun 20024 dan 20045 serta disamakan untuk setiap tahunnya dari 1980 sampai 2012 Hari kerja per minggu WPS Langsung (3.5) dan Tidak Langsung (4.1) dihitung dari dua parameter hasil SSP 20045 sebagai berikut: o Rata-rata hari kerja per bulan (WPS L = 22 hari; WPS TL = 24.8 hari) o Rata-rata bulan kerja per tahun (WPS L = 8.3 bulan; WPS TL = 8.7 bulan) o Hari kerja per minggu dihitung dengan mengalikan rata-rata hari kerja per bulan dengan rata-rata bulan kerja per tahun lalu dibagi dengan jumlah minggu dalam satu tahun (52 minggu) % pemakaian kondom diambil dari % WPS yang selalu menggunakan kondom pada seks komersial satu minggu terakhir dari hasil SSP tahun 19962000, 20024 dan 20045 pada WPS Langsung dan Tidak Langsung di Jakarta Utara. Sedangkan untuk tahun sebelum 1990 digunakan % pemakaian kondom dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Data rata-rata lama kerja sebagai WPS tidak tersedia di DKI Jakarta, oleh karena itu dihitung dari data SSP 2004 dengan asumsi populasi WPS stabil dimana yang keluar jumlahnya sama dengan yang baru sehingga dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut : o % WPS yang bekerja kurang dari satu tahun adalah 27.5% sehingga estimasi lama kerja sebagai WPS 1/27.5% = 3.1 tahun % WPS dengan Infeksi Menular Seksual diambil dari WPS yang terinfeksi Neisseria gonorhoeae dan atau Chlamydia trachomatis pada penelitian Infeksi Saluran Reproduksi di Jakarta Barat tahun 2005 yaitu 40%6 % laki-laki usia 15-49 tahun yang membeli seks dalam 1 tahun terakhir menggunakan hasil estimasi Pelanggan WPS di DKI Jakarta tahun 2006 (8%).3 Angka ini digunakan untuk semua tahun dengan asumsi pertumbuhan jumlah Pelanggan WPS sama dengan pertumbuhan penduduk laki-laki usia 15-49 tahun. Sama seperti lama kerja sebagai WPS, data lama laki-laki usia 15-49 tahun sebagai Pelanggan WPS juga tidak tersedia dan dihitung dengan cara yang sama dari hasil SSP di populasi pekerja di DKI Jakarta pada tahun 2005 % laki-laki usia 15-49 tahun yang disunat diasumsikan dari proporsi jumlah penduduk laki-laki 15-49 tahun yang beragama Islam
4
LaporanHasil Survei Surveilans Perilaku DKI Jakarta 2002/2003, Depkes BPS http://www.aidsina.org/modules.php?name=Downloads&d_op=getit&lid=139 5 Situasi Berisiko Tertular HIV di Jakarta 2004/2005, Depkes BPS http://www.aidsina.org/modules.php?name=Downloads&d_op=getit&lid=150 6 Laporan Penelitian Infeksi Saluran Reproduksi di Jakarta Barat 2005, Depkes FHI http://www.aidsina.org/modules.php?name=Downloads&d_op=getit&lid=78
% laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun yang punya pasangan seks selain pasangan tetap dan seks komersial mengikuti data dari pemodelan di tingkat nasional yang merujuk pada hasil survei di Jawa Barat Tingkat pemakaian kondom dan jumlah hubungan seks dengan bukan pasangan tetap dan bukan seks komersial menggunakan hasil SSP pada populasi pria berisiko tinggi di Jakarta Utara tahun 2004. Sedangkan tahun sebelumnya menggunakan tingkat pemakaian kondom dari SDKI 2003 dan interpolasi data yang ada Data jumlah hubungan seks dengan pasangan seks tetap dalam satu minggu dan tingkat pemakaian kondomnya diambil dari data SDKI tahun 2003. Sedangkan prevalens IMS pada penduduk dewasa secara umum tidak tersedia di DKI Jakarta maupun di Indonesia, oleh karena itu data ini dibuat dengan mengasumsikannya dari proporsi Pelanggan WPS dan kemungkinan mereka terinfeksi IMS dengan prevalensi IMS yang ada pada populasi WPS.
Gambar 4. Isian pada Lembar Kerja Heterosexual untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
Behavioral inputs to AEM for heterosexual populations S workers - General ex P ercent of fem ales ag 15-49 who are sex workers e P ercent of s workers who are hig frequency ex her H h frequency to low frequency m ig ovem each year ent S workers - H her frequency g ex ig roup Num of clients per day - hig frequency S ber her W D worked per week - hig frequency sex workers ays her P ercent condomuse with clients - hig frequency S her W Averag duration for hig frequency sex workers (years e her ) P ercent hig frequency S with S her W TI S workers - L ex ower frequency g roup Num of clients per day - lower frequency S ber W D worked per week - lower frequency sex workers ays P ercent condomuse with clients - lower frequency S W Averag duration for lower frequency sex workers (years e ) P ercent lower frequency S with S W TI Clientsof s workers ex P ercent of m alesag 15-49 visitingsex workers in last year e Averag duration of beinga client (years e ) P ercentag of adult m e ales circum cised Male & fem casual s (non-com ercial, non-reg ale ex m ular ) P ercentag of m e ales havingcasual sex in last year P ercentag of fem e ales havingcasual s in las year ex t P ercent condomuse in casual sex Averag num of casual contacts in las year (m e ber t ale) S with spous or reg ex es ular partners (R P) Num of sexual contacts with spous or R (per week) ber e P P ercent condomuse with spous or reg es ular partners P ercent adult population with S TI 1980 0.35% 36% 1% 1980 1.8 3.5 2% 3.1 55% 1990 0.35% 36% 1% 1990 1.8 3.5 5% 3.1 55% 2000 0.69% 36% 1% 2000 1.8 3.5 7% 3.1 47% 2001 0.77% 36% 1% 2001 1.8 3.5 9% 3.1 45% 2002 0.85% 36% 1% 2002 1.8 3.5 10% 3.1 43% 2003 0.94% 36% 1% 2003 1.8 3.5 12% 3.1 42% 2004 1.02% 36% 1% 2004 1.8 3.5 15% 3.1 40% 2005 1.09% 36% 1% 2005 1.8 3.5 16% 3.1 40% 2006 1.16% 36% 1% 2006 1.8 3.5 18% 3.1 39% 2007 1.16% 36% 1% 2007 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2008 1.16% 36% 1% 2008 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2009 1.16% 36% 1% 2009 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2010 1.16% 36% 1% 2010 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2011 1.16% 36% 1% 2011 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2012 1.16% 36% 1% 2012 1.8 3.5 20% 3.1 39%
1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 2% 5% 14% 17% 19% 23% 26% 29% 32% 35% 35% 35% 35% 35% 35% 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 55% 55% 47% 45% 43% 42% 40% 40% 39% 39% 39% 39% 39% 39% 39% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1% 1% 1% 1% 1% 9% 17% 19% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
Proporsi Penasun yang ada di jejaring berisiko tinggi (30%), berbagi jarum (2002 = 60%; 2005 = 48%), selalu berbagi jarum seminggu terakhir (70%), rata-rata menyuntik per hari (2), % yang beli seks setahun terakhir (27%) dan tingkat konsistensi pemakaian kondomnya (15%) menggunakan hasil SSP pada populasi Penasun di DKI Jakarta tahun 2002 dan 2004/2005. Sedangkan rata-rata tahun menjadi Penasun dihitung dengan rumus dan asumsi yang sama untuk menghitung rata-rata tahun WPS menjadi WPS. Tidak seperti di beberapa negara Asia lainnya, proporsi WPS yang juga Penasun di Indonesia masih sangat kecil ( WPS L = 1.2%; WPS TL = 1.6%), oleh karena itu perilaku risiko menyuntiknya sebagian diasumsikan tidak memberi dampak besar pada epidemi dari populasi Penasun, sedangkan perilaku pemakaian kondomnya disamakan dengan populasi WPS secara umum.
Gambar 5. Isian pada Lembar Kerja IDU untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
B ehavioral inputs to AEM for IDUs & injectingsex work ers Male ID Us Injectingbehav iors P ercent of adult m ales 15-49years of ag who inject e P ercent in hig ris networks h k ID m U ortality(additional m ortality per year in percent) P ercent of IDUs sharing P ercent of all injections shared (by those in sharingg roup) Num of injectionseach da ber y Avera e dura g tion of injecting(years) S haringto non-sharingm ovem in a year ent S exual behaviors Percent visitingfem sex workers ale Percent condomuse with hig frequency sex workers her Percent condomuse with lower frequency sexworkers Percent condomuse with spouse or reg ular partner Num er of contacts with reg b ular partners (per week) Injectingsex workers (IS W) Injectingbehav iors - hig frequency injectingS her Ws P ercent of hig frequency s work who inject her ex ers P ercent of hig frequency IS in hig risk network her W h s P ercent of hig frequency IS sharing her W P ercent of all injections shared (S haringhi frequency S W) Num of daily injections for hig frequency IS ber her W Avera e dura g tion of injectingfor hig freq IS (years) her W P ercent condomuse with clients (hi frequency IS Ws) Injectingbehav iors - low freq er uency injectingS Ws P ercent of low frequency sex workers who inject er P ercent of low frequency IS in hig risk networks er W h P ercent of low frequency IS sharing er W P ercent of all injections shared (S haringlow frequency S W) Num of daily injections for lower frequency IS ber W Avera e dura g tion of injectingfor lower freq IS (years) W P ercent condomuse with clients (low frequency IS s W) 1980 0.10% 30% 1.0% 60% 70.0% 2 8.0 10.0% 1980 27% 1% 1% 1.3% 1 1990 0 .20% 30% 1.0% 60% 7 0.0% 2 8.0 1 0.0% 1990 27% 3% 3% 1.3% 1 2000 0.83% 30% 1.0% 60% 70.0% 2 8.0 10.0% 2000 27% 13% 13% 1.3% 1 2001 0.90% 30% 1.0% 60% 70.0% 2 8.0 10.0% 2001 27% 13% 13% 3% 1 2002 0.97 % 30% 1.0 % 60% 70.0 % 2 8.0 10.0 % 2002 27% 1 4% 1 4% 4% 1 2003 1.04% 30% 1.0% 56% 70.0% 2 8.0 10.0% 2003 27% 14% 14% 5% 1 2004 2005 1.11% 1.18% 30% 30% 1.0% 1.0% 52% 48% 70.0% 70% 2 2 8.0 8.0 10.0% 10.0% 2004 2005 27% 27 % 15% 16 % 15% 16 % 7% 8% 1 1 20 06 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 20 06 27% 18% 18% 8% 1 2007 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2007 27% 20% 20% 8% 1 2008 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2008 27% 20% 20% 8% 1 2009 1.25% 30 % 1.0% 48 % 70.0% 2 8.0 10.0% 2009 27 % 20 % 20 % 8 % 1 2010 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2010 27% 20% 20% 8% 1 2011 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2011 27% 20% 20% 8% 1 2012 1.25% 30% 1 .0% 48% 70 .0% 2 8.0 10 .0% 2012 27% 20% 20% 8% 1
1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 0% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 2% 5% 7% 9% 1 0% 12% 15% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 0.01% 0 .79% 1.57% 1.6% 1.6 % 1.6% 1.6% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 8 2% 5% 14% 17% 1 9% 23% 26%
2005 20 06 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.2% 1% 1% 1% 1 % 1% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 2 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 16 % 18% 20% 20% 20 % 20% 20% 20% 2005 20 06 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1 .6% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 8 8 29 % 32% 26% 29% 32 % 26% 29% 32%
Proporsi penduduk laki-laki usia 15-49 tahun di DKI Jakarta yang termasuk dalam populasi homoseksual adalah 1.7% dan PPS 0.02%. Data tersebut diambil dari hasil estimasi populasi homoseksual dan PPS di DKI Jakarta yang dilakukan oleh KPAN dan Departemen Kesehatan tahun 2006. Asumsi pertumbuhan jumlah homoseksual dan PPS setiap tahunnya juga disamakan dengan pertumbuhan penduduk laki-laki usia 15-49 tahun. Rata-rata tahun sebagai homoseksual dan juga PPS dihitung dengan cara dan asumsi yang sama dengan rata-rata tahun sebagai WPS Beberapa parameter perilaku yang diambil dari hasil SSP pada populasi homoseksual tahun 2004 dan disamakan untuk semua tahun adalah : o % homoseksual yang melakukan anal seks 1 tahun terakhir = 74% o Rata-rata anal seks per minggu =1 o % biseksual (punya pasangan seks perempuan) = 10% o % selalu pakai kondom pada seks anal seminggu terakhir = 48% o % yang pernah mengalami gejala IMS = 3% o % yang beli seks dari PPS = 3.4% o % Yang beli seks dari WPS = 1% o Tingkat pemakaian kondom dengan PPS = 63% Beberapa parameter perilaku yang diambil dari hasil SSP pada populasi PPS dan waria tahun 2004 dan disamakan untuk semua tahun adalah : o % PPS yang melakukan anal seks daam 1 tahun terakhir = 82% o Rata-rata anal seks per minggu = 1.6 o % yang pernah mengalami gejala IMS = 3% o % Yang beli seks dari WPS = 8% o Tingkat pemakaian kondom dengan WPS = 30% Sementara data tingkat pemakaian kondom homoseksual dengan WPS Langsung dan Tidak Langsung disamakan dengan data dari lembar kerja heterosexual, sedangkan % homoseksual yang menjadi penjaja seks setiap tahunnya diambil dari data di tingkat regional (Asia Tenggara) karena data tersebut tidak tersedia di DKI Jakarta maupun di Indonesia
Gambar 6. Isian pada Lembar Kerja MSM untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
Behavioral inputs to AEM for m havingsex with m en en Men who have sex with m (MS en M) S exual behavior with non-com ercial partners and S m TI P ercent of m alesag 15-49 eng ingin sam ex behavior e ag e-s P ercent of MS reportinganal s in last year M ex Num anal sex contacts last week (for MS w/anal sex) ber M Averag duration of sam ex behavior (years) e e-s P ercent of MS with other fem partners M ale P ercent condomuse in anal sex with other MS M P ercent MS with urethral S M TI P ercent MS with anal S M TI S exual behavior with com ercial partners m P ercent of MS vis M itingm sex workers ale P ercent of MS vis M itingfem sex workers ale P ercent condomuse in anal sex with m sex workers ale P ercent condomuse with hig frequency fem S her ale W P ercent condomuse with lower frequency fem S ale W Male sex workers (MS W) MS size and duration W P ercent of m alesag 15-49 who are m sex workers e ale Averag duration of m sex work (years) e ale S hiftsfromMS to MS M W S exual behaviors and S with clients TI P ercent of MS reportinganal sex with clients in last year W Num anal sex contacts last week (for MS w/anal sex) ber W P ercent MS with anal S W TI F ale partners of MS em W P ercent MS visitingfem sex workers in last year W ale P ercent MS with other fem partners in last year W ale 1980 0.02% 4.0 25% 1980 82% 1.6 3% 1980 8% 30% 1990 0.02% 4.0 25% 1990 82% 1.6 3% 1990 8% 30% 2000 0.02% 4.0 25% 2000 82% 1.6 3% 2000 8% 30% 2001 0.02% 4.0 25% 2001 82% 1.6 3% 2001 8% 30% 2002 0.02% 4.0 25% 2002 82% 1.6 3% 2002 8% 30% 2003 0.02% 4.0 25% 2003 82% 1.6 3% 2003 8% 30% 2004 0.02% 4.0 25% 2004 82% 1.6 3% 2004 8% 30% 2005 0.02% 4.0 25% 2005 82% 1.6 3% 2005 8% 30% 2006 0.02% 4.0 25% 2006 82% 1.6 3% 2006 8% 30% 2007 0.02% 4.0 25% 2007 82% 1.6 3% 2007 8% 30% 2008 0.02% 4.0 25% 2008 82% 1.6 3% 2008 8% 30% 2009 0.02% 4.0 25% 2009 82% 1.6 3% 2009 8% 30% 2010 0.02% 4.0 25% 2010 82% 1.6 3% 2010 8% 30% 2011 0.02% 4.0 25% 2011 82% 1.6 3% 2011 8% 30% 2012 0.02% 4.0 25% 2012 82% 1.6 3% 2012 8% 30% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 2% 4% 32% 38% 43% 46% 48% 51% 53% 53% 53% 53% 53% 53% 53% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2.7% 2.7% 2.7% 2.7% 2.7% 3% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 5% 42% 49% 57% 60% 63% 66% 69% 69% 69% 69% 69% 69% 69% 2% 5% 41.0% 48% 54.8% 58% 61% 64% 67% 67% 67% 67% 67% 67% 67% 2% 5% 38.0% 45% 52.7% 55% 58% 58% 58% 58% 58% 58% 58% 58% 58%
Gambar 7. Isian pada Lembar Kerja Epidemic untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
10
Epidemic parameters
Epidemic start years Heterosexual IDU MSM Transmission parameters and cofactors (initial guesses before fitting) Transmission probability - needlestick Transmission probability - male to male Transmission probability - male to female Ratio of M->F to F->M transmission STI cofactor F->M (increase for males) STI cofactor M->F (increase for females) STI cofactor M->M (increase for anal sex) Circumcision cofactor Mother-to-child transmission (MTCT) Probability of MTCT Percentage MTCT reduction due to ARV Reduction in fertility for HIV+ women Pediatric double Weibull pi= q1= p1= q2= p2= (months)= (years) = Parameters 0.1407611 2.222067183 25.62601455 0.164381227 0.777832002 5.323688268 3.797598699 Year 1989 2000 1998
Progressions
HIV-> AIDS Adult 0.00515 0.024974 0.062057 0.11652 0.186671 0.269348 0.360346 0.45493 0.548389 0.636543 0.716128 0.785016 0.842254 0.88794 0.922984 0.948826 0.967146 0.979634 0.987816 0.99297 0.99609 0.997905 0.998919 0.999463 0.999743 0.999882 0.999948 0.999978 0.999991 0.999996 AIDS-> Death Adult 0.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 HIV-> AIDS Children 0.327811 0.435968 0.517474 0.582481 0.635861 0.680509 0.71834 0.750707 0.778615 0.802826 0.823942 0.842439 0.858706 0.873058 0.88576 0.897031 0.907057 0.915995 0.92398 0.931125 0.937531 0.943283 0.948455 0.953112 0.957311 0.961102 0.964528 0.967628 0.970436 0.972982 AIDS-> Death Children 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Year 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
11
Gambar 8. Isian pada Lembar Kerja Prev untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta Penasun
WPS Langsung
12
2007 WPS Langsung WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Penasun Homoseksual Lakilaki Pria Penjaja Seks & Waria
1 1,720 2 0,550 24 0,460 3 4,000 4 5,690 2,010
2008
1 1,930 2 0,910 24 2,470 3 4,280 4 6,070 2,020
2009
1 2,130 2 1,280 24 4,430 3 4,560 4 6,450 2,040
2010
1 2,330 2 1,620 24 6,320 3 4,820 4 6,800 2,050
2011
1 2,440 2 1,820 24 6,570 3 4,860 4 6,850 2,050
2012
12,5 60 22,0 30 246,8 20 34,9 00 46,9 00 2,0 50
13
Gambar 10. Estimasi dan Proyeksi Jumlah Infeksi Baru, Kumulatif HIV dan ODHA yang Hidup Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta
9, 0 00 0 8, 0 00 0
7, 3 19 0 8, 6 54 0
7, 0 00 0 6, 0 00 0 5, 0 00 0
I f ki B r HV ne s au I
O H S a in DA at i
K mlaifHV u ut I
6, 5 01 0 5, 1 81 0
6, 4 81 0
Ju lah O m ran g
4, 7 99 0 4, 4 12 0 4, 7 16 0
4, 2 93 0
4, 0 00 0
3, 2 38 0
3, 9 48 0
3, 0 00 0 2, 0 00 0 1, 0 00 0 0
2, 3 90 0
62 0 ,8
74 0 ,2
87 0 ,3
1, 8 01 0
1, 8 17 0
1, 3 35 0
20 07
20 08
20 09
21 00
21 01
21 02
Gambar 11. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru Menurut Populasi Berisiko Tinggi Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta
1 ,0 0 4 0 W n ar s or n a a it e ik e d h 1 ,0 0 2 0 WS P H m s ku l o oe s a 1 ,0 0 0 0 Pns n e au P la g a P e n gn S 8 0 ,0 0
51 3 65 1 1 8 ,7 3 30 1 97 7 70 1 2 9 ,0 1 40 4 1 1 ,0 0 87 1 2 6 ,7 7 96 3
2 1 ,4 9 83 5 67 1 1 4 ,0 8 1 9 ,0 3
Infe s B ru ki a
6 0 ,0 0
47 5 1 4 ,2 0
1 9 ,4 8 25 1 96 4
4 0 ,0 0
18 4 99 1
7 0 ,3 7 4 2 ,7 4 5 4 ,5 0 6 0 ,4 2
2 0 ,0 0
3 1 ,3 2
3 7 ,9 7
0 20 07 20 08 20 09 21 00 21 01 21 02
14
Gambar 12. Estimasi dan Proyeksi Jumlah Infeksi Baru, Kumulatif HIV dan ODHA Anak yang Hidup Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta
2 0 ,5 0
2 4 ,1 1
In k i B ruH p d A a fe s a IV a a n k 2 0 ,0 0 K m la A a d n a H /A S u u tif n k e g n IV ID O H A a S a in D A nk at i
1 1 ,7 3
Ju lah O g m ran
1 0 ,5 0
1 5 ,3 2
1 5 ,0 1
1 0 ,0 0
83 0 62 0 64 3 53 0 33 9 30 0 10 6 21 0 28 4 31 0 31 6 48 2 77 8
94 6
50 0
0 20 07 20 08 20 09 21 00 21 01 21 02
15