Anda di halaman 1dari 15

Lampiran Tahap-2 : Pemodelan Epidemi HIV di Provinsi DKI Jakarta 2007 2012 Menggunakan Asian Epidemic Model

Sumber data dan Asumsi untuk parameter Input

LATAR BELAKANG Apa tujuan dari dokumen ini?


Dokumen ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sumber data dan asumsi yang digunakan dalam mengembangkan pemodelan epidemi HIV di provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan Asian Epidemic Model. Dokumen ini disiapkan untuk pertemuan konfirmasi data yang diadakan pada tanggal 14 Desember 2007 di Hotel Paragon Jakarta Pusat, sehingga peserta pertemuan dapat mempertimbangkan dengan baik dan memutuskan apakah data-data yang digunakan untuk pemodelan epidemi HIV di provinsi DKI Jakarta adalah data-data yang paling sesuai. Peserta pertemuan juga diharapkan memberikan masukan dan pandangan yang konstruktif tentang sumber data dan asumsi yang digunakan untuk mendapatkan pemodelan epidemi HIV yang lebih sesuai. Pemodelan epidemi ini akan digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan Rencana Strategis Penanggulangan HIV/AIDS di Provinsi DKI Jakarta 2008 2012.

Sekilas tentang Asian Epidemic Model (AEM)


AEM adalah salah satu alat bantu untuk membuat estimasi dan proyeksi epidemi HIV di negara-negara Asia yang dikembangkan oleh East West Center. AEM merupakan proses model yang memasukan parameter perilaku sebagai salah satu faktor dalam perhitungannnya serta hasil surveilans HIV pada populasi risiko tinggi tertentu sebagai acuan dalam melakukan penyesuaian hasil perhitungan pemodelan sehingga dapat lebih spesifik dengan keadaan suatu wilayah. Saat ini AEM dianggap sebagai golden standard untuk pemodelan HIV di kawasan Asia. AEM memiliki 6 lembar kerja (Population, Heterosexual, IDU, MSM Epidemic dan HIV Prev) untuk memasukan data dalam program Microsoft Excel dan beberapa lembar kerja untuk menampung hasil perhitungan dan penyesuaian yang dilakukan dalam program AEM berbasis Java dengan 2 komponen besar perhitungan pemodelan, yaitu komponen laki-laki dan 1

perempuan. Gambar berikut adalah ilustrasi kedua komponen tersebut.

Gambar 1. Ilustrasi Alur Komponen Perhitungan Dalam AEM

Dari gambar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemodelan AEM hanya memperhitungkan populasi berisiko tertular HIV yang memiliki dampak besar saja terhadap epidemi. Modul AEM tidak memperhitungkan dampak epidemi dari populasi penasun perempuan, hal ini tidak berpengaruh banyak pada pemodelan epidemi HIV di Indonesia karena dari hasil Survei Surveilans Perilaku tahun 2004/2005, populasi Penasun perempuan masih dibawah 10% dari total populasi Penasun. Selain itu juga AEM tidak memperhitungkan infeksi HIV yang terjadi dari transfusi darah dan kecelakaan kerja di tempat pelayanan kesehatan (terpapar cairan yang mengandung HIV). Jumlah infeksi baru HIV dalam pemodelan AEM secara umum dihitung dengan menggunakan probabilitas infeksi baru dari setiap kontak berisiko (terpapar dengan cairan yang mengandung HIV) sebagaimana diilustrasikan gambar 2.
Gambar 2. Perhitungan Infeksi Baru HIV Dalam Modul AEM

N Infeksi
In k i fe s

_ baru _ HIV

=nKontak

_ HIV +

p per _ kontak

br au
Ju lah k n m o tak d g en an p asan an g yg H + d IV an tan a p p erlin u g d n an

=Ju la m h P p lai ou s Rt isi x Fe u n i r kes k na ot k x Pe a n r v le s H psna IV aa g n


(K mn k a e u gin n t r aa ep p r H) IV

x% t n a p r d n a ap elin u g n x Po a it s r b lis a t a s is r nm i x P n eu ia e ys a n u t k IM d n nu S a s nt ua

Pemodelan AEM dapat memberikan hasil estimasi dan proyeksi epidemi HIV dari tahun 1980 2020 yang sangat bermanfaat untuk advokasi program penanggulangan HIV/AIDS. Selain itu juga hasil pemodelan AEM dapat dimanfaatkan untuk menentukan prioritas kebijakan program. berupa : Total HIV, AIDS dan kematian terkait HIV/AIDS baru, kumulatif dan yang ada setiap tahunnya Distribusi umur Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang ada setiap tahun Infeksi baru dan jumlah ODHA setiap populasi saat ini Pelanggan, WPS, MSM, PSL, Penasun Populasi umum laki-laki maupun perempuan Anak-anak Rute transmisi dari waktu ke waktu

DATA DAN ASUMSI PEMODELAN AEM DKI JAKARTA


Pemodelan epidemi HIV dengan AEM menggunakan banyak data dari banyak sumber seperti data Sensus Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) dan Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV serta proyeksi penduduk untuk data demografi; Survei Surveilans Perilaku, Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan penelitian untuk data perilaku berisiko; Surveilans HIV, Penelitian Infeksi Saluran Reproduksi dan program VCT untuk prevalens HIV dan IMS lainnya serta data progresifitas infeksi HIV. Tidak semua data-data yang dibutuhkan untuk pemodelan epidemi HIV di DKI Jakarta tersedia dari hasil survei/penelitian di DKI Jakarta. Oleh karena itu sebagian data diambil dari data ditingkat nasional maupun internasional dan sebagian lagi menggunakan asumsi dari data yang tersedia untuk dapat mengisi semua informasi yang dibutuhkan dalam perhitungan pemodelan dengan AEM.

Data Demografi
Data demografi yang harus dimasukan dalam lembar kerja Population dalam modul AEM adalah rasio penduduk usia 15 49 tahun terhadap penduduk usia 15 tahun keatas dan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas serta 15 tahun dari 1980 sampai dengan 2020 yang dipisahkan menurut jender. Berikut adalah data demografi dan sumber datanya yang digunakan untuk mengembangkan pemodelan epidemi di DKI Jakarta.
Rasio penduduk usia 15 49 tahun terhadap penduduk usia 15 tahun keatas menggunakan rasio pada tahun 2007 dari hasil proyeksi penduduk DKI Jakarta tahun 2005.1 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan 15 tahun keatas diambil dari beberapa sumber seperti: o Sensus Penduduk tahun 1980, 1990 dan 20002 o Survei Penduduk Antar Sensus tahun 1995 dan 20052 o Proyeksi Penduduk tahun 2000 20251 o Pertitungan interpolasi jumlah penduduk tahun 1981-1989, 1991-1994 dan 1996- 1999 dengan asumsi pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 15 tahun tidak tersedia dari hasil survei diatas sehingga dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah penduduk kelompok umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun lalu dibagi 10. Asumsi yang digunakan adalah sebagian penduduk usia 15 tahun ada di kelompok umur 10-14 tahun dan sebagian lagi ada di kelompok umur 15-19 tahun serta distribusi penduduk pada kelompok umur 10-19 tahun sama rata.
1

Buku Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000 2025, Bappenas-BPS-UNFPA 2005, http://www.datastatistik-indonesia.com/proyeksi 2 Statistik Jakarta, BPS DKI Jakarta, http://www.bps.jakarta.go.id

Gambar 3. Isian pada Lembar Kerja Heterosexual AEM untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
Ratio of 15-49 population to 15 and older population in the present: 0.83

Population 15 and above


Year 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Males 15+ Females 15+ 2,015,412 1,975,317 2,094,560 2,057,682 2,173,709 2,140,046 2,252,857 2,222,411 2,332,005 2,304,775 2,411,154 2,387,140 2,490,302 2,469,504 2,569,450 2,551,869 2,648,598 2,634,233 2,727,747 2,716,598 2,806,895 2,798,962 2,835,416 2,820,966 2,863,936 2,842,970 2,892,457 2,864,973 2,920,977 2,886,977 2,949,498 2,908,981 2,978,018 2,930,985 3,006,539 2,952,989 3,035,059 2,974,992 3,063,580 2,996,996 3,092,100 3,019,000 Males Age 15 75,173 76,665 78,156 79,648 81,140 82,631 84,123 85,614 87,106 88,597 90,089 88,431 86,773 85,115 83,457 81,800 80,142 78,484 76,826 75,168 73,510 Females Age 15 81,391 83,060 84,729 86,398 88,067 89,737 91,406 93,075 94,744 96,413 98,082 96,278 94,474 92,670 90,865 89,061 87,257 85,453 83,648 81,844 80,040 Year 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Males 15+ Females 15+ 3,149,600 3,070,400 3,168,400 3,122,700 3,185,500 3,177,300 3,201,600 3,234,200 3,213,600 3,287,800 3,250,100 3,342,900 3,276,800 3,401,300 3,304,200 3,460,500 3,330,900 3,521,000 3,356,600 3,577,500 3,360,000 3,610,600 3,363,500 3,645,200 3,367,500 3,680,800 3,371,400 3,715,700 3,373,100 3,748,400 3,371,700 3,777,500 3,370,700 3,808,200 3,372,500 3,837,800 3,372,300 3,866,800 3,371,200 3,891,900 Males Age 15 75,370 75,460 74,980 73,920 72,110 72,950 72,930 72,690 71,680 70,440 69,640 68,430 66,680 64,490 61,700 62,940 63,580 63,970 63,600 62,900 Females Age 15 80,160 79,780 78,760 76,950 74,550 75,040 75,130 74,610 73,710 72,280 71,620 70,360 68,520 66,190 63,290 64,410 65,200 65,320 65,170 64,300

Data Lembar Kerja Heterosexual


Lembar kerja Heterosexual berisi data-data perilaku seksual dari populasi Wanita Penjaja Seks dan pelanggannya serta dari penduduk 15-49 tahun pada umumnya. Banyak asumsi yang digunakan untuk mengisi data-data perilaku yang harus diisikan setiap tahunnya walaupun survei dan atau penelitian tidak dikerjakan setiap tahun sehingga sangat disarankan untuk selalu diperbaharui setelah ada hasil survei/penelitian terbaru. Berikut adalah sumber data dan asumsi yang digunakan untuk mengisi lembar kerja Heterosexual AEM dalam pemodelan epidemi HIV di DKI Jakarta:
Proporsi WPS dari penduduk perempuan usia 15-49 tahun menggunakan beberapa data dan asumsi sebagai berikut : o 19801999 (0.35%) menggunakan % estimasi WPS di Indonesia pada tahun 20063 o 2004 (1.02%) menggunakan % estimasi WPS di DKI Jakarta dari hasil proses perbaharuan hasil estimasi populasi WPS DKI Jakarta tahun 2002 yang tidak dipublikasikan. Sedangkan proporsi WPS pada tahun 2000 2003 merupakan hasil interpolasi % pada tahun 1999 dan tahun 2004 o 2006-2012 (1.16%) menggunakan % estimasi WPS di DKI Jakarta tahun
3

Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV tahun 2006, KPAN Depkes. http://www.aidsindonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=789&Itemid=84

20063 dengan asumsi pertumbuhan populasi WPS sama dengan pertumbuhan penduduk perempuan usia 15-49 tahun Proporsi WPS Langsung (higher frequency) dari jumlah WPS (36%) menggunakan % estimasi WPS di DKI Jakarta tahun 2006 Proporsi WPS Langsung yang pindah menjadi WPS tidak langsung setiap tahunnya (1%) menggunakan % dari nilai anggapan (default value) yang disediakan AEM karena tidak ada informasinya baik ditingkat DKI Jakarta maupun Indonesia. Rata-rata pelanggan per hari WPS Langsung (1.8) dan tidak langsung (1.4) diambil dari rata-rata hasil SSP di Jakarta Utara tahun 20024 dan 20045 serta disamakan untuk setiap tahunnya dari 1980 sampai 2012 Hari kerja per minggu WPS Langsung (3.5) dan Tidak Langsung (4.1) dihitung dari dua parameter hasil SSP 20045 sebagai berikut: o Rata-rata hari kerja per bulan (WPS L = 22 hari; WPS TL = 24.8 hari) o Rata-rata bulan kerja per tahun (WPS L = 8.3 bulan; WPS TL = 8.7 bulan) o Hari kerja per minggu dihitung dengan mengalikan rata-rata hari kerja per bulan dengan rata-rata bulan kerja per tahun lalu dibagi dengan jumlah minggu dalam satu tahun (52 minggu) % pemakaian kondom diambil dari % WPS yang selalu menggunakan kondom pada seks komersial satu minggu terakhir dari hasil SSP tahun 19962000, 20024 dan 20045 pada WPS Langsung dan Tidak Langsung di Jakarta Utara. Sedangkan untuk tahun sebelum 1990 digunakan % pemakaian kondom dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Data rata-rata lama kerja sebagai WPS tidak tersedia di DKI Jakarta, oleh karena itu dihitung dari data SSP 2004 dengan asumsi populasi WPS stabil dimana yang keluar jumlahnya sama dengan yang baru sehingga dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut : o % WPS yang bekerja kurang dari satu tahun adalah 27.5% sehingga estimasi lama kerja sebagai WPS 1/27.5% = 3.1 tahun % WPS dengan Infeksi Menular Seksual diambil dari WPS yang terinfeksi Neisseria gonorhoeae dan atau Chlamydia trachomatis pada penelitian Infeksi Saluran Reproduksi di Jakarta Barat tahun 2005 yaitu 40%6 % laki-laki usia 15-49 tahun yang membeli seks dalam 1 tahun terakhir menggunakan hasil estimasi Pelanggan WPS di DKI Jakarta tahun 2006 (8%).3 Angka ini digunakan untuk semua tahun dengan asumsi pertumbuhan jumlah Pelanggan WPS sama dengan pertumbuhan penduduk laki-laki usia 15-49 tahun. Sama seperti lama kerja sebagai WPS, data lama laki-laki usia 15-49 tahun sebagai Pelanggan WPS juga tidak tersedia dan dihitung dengan cara yang sama dari hasil SSP di populasi pekerja di DKI Jakarta pada tahun 2005 % laki-laki usia 15-49 tahun yang disunat diasumsikan dari proporsi jumlah penduduk laki-laki 15-49 tahun yang beragama Islam
4

LaporanHasil Survei Surveilans Perilaku DKI Jakarta 2002/2003, Depkes BPS http://www.aidsina.org/modules.php?name=Downloads&d_op=getit&lid=139 5 Situasi Berisiko Tertular HIV di Jakarta 2004/2005, Depkes BPS http://www.aidsina.org/modules.php?name=Downloads&d_op=getit&lid=150 6 Laporan Penelitian Infeksi Saluran Reproduksi di Jakarta Barat 2005, Depkes FHI http://www.aidsina.org/modules.php?name=Downloads&d_op=getit&lid=78

% laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun yang punya pasangan seks selain pasangan tetap dan seks komersial mengikuti data dari pemodelan di tingkat nasional yang merujuk pada hasil survei di Jawa Barat Tingkat pemakaian kondom dan jumlah hubungan seks dengan bukan pasangan tetap dan bukan seks komersial menggunakan hasil SSP pada populasi pria berisiko tinggi di Jakarta Utara tahun 2004. Sedangkan tahun sebelumnya menggunakan tingkat pemakaian kondom dari SDKI 2003 dan interpolasi data yang ada Data jumlah hubungan seks dengan pasangan seks tetap dalam satu minggu dan tingkat pemakaian kondomnya diambil dari data SDKI tahun 2003. Sedangkan prevalens IMS pada penduduk dewasa secara umum tidak tersedia di DKI Jakarta maupun di Indonesia, oleh karena itu data ini dibuat dengan mengasumsikannya dari proporsi Pelanggan WPS dan kemungkinan mereka terinfeksi IMS dengan prevalensi IMS yang ada pada populasi WPS.
Gambar 4. Isian pada Lembar Kerja Heterosexual untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
Behavioral inputs to AEM for heterosexual populations S workers - General ex P ercent of fem ales ag 15-49 who are sex workers e P ercent of s workers who are hig frequency ex her H h frequency to low frequency m ig ovem each year ent S workers - H her frequency g ex ig roup Num of clients per day - hig frequency S ber her W D worked per week - hig frequency sex workers ays her P ercent condomuse with clients - hig frequency S her W Averag duration for hig frequency sex workers (years e her ) P ercent hig frequency S with S her W TI S workers - L ex ower frequency g roup Num of clients per day - lower frequency S ber W D worked per week - lower frequency sex workers ays P ercent condomuse with clients - lower frequency S W Averag duration for lower frequency sex workers (years e ) P ercent lower frequency S with S W TI Clientsof s workers ex P ercent of m alesag 15-49 visitingsex workers in last year e Averag duration of beinga client (years e ) P ercentag of adult m e ales circum cised Male & fem casual s (non-com ercial, non-reg ale ex m ular ) P ercentag of m e ales havingcasual sex in last year P ercentag of fem e ales havingcasual s in las year ex t P ercent condomuse in casual sex Averag num of casual contacts in las year (m e ber t ale) S with spous or reg ex es ular partners (R P) Num of sexual contacts with spous or R (per week) ber e P P ercent condomuse with spous or reg es ular partners P ercent adult population with S TI 1980 0.35% 36% 1% 1980 1.8 3.5 2% 3.1 55% 1990 0.35% 36% 1% 1990 1.8 3.5 5% 3.1 55% 2000 0.69% 36% 1% 2000 1.8 3.5 7% 3.1 47% 2001 0.77% 36% 1% 2001 1.8 3.5 9% 3.1 45% 2002 0.85% 36% 1% 2002 1.8 3.5 10% 3.1 43% 2003 0.94% 36% 1% 2003 1.8 3.5 12% 3.1 42% 2004 1.02% 36% 1% 2004 1.8 3.5 15% 3.1 40% 2005 1.09% 36% 1% 2005 1.8 3.5 16% 3.1 40% 2006 1.16% 36% 1% 2006 1.8 3.5 18% 3.1 39% 2007 1.16% 36% 1% 2007 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2008 1.16% 36% 1% 2008 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2009 1.16% 36% 1% 2009 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2010 1.16% 36% 1% 2010 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2011 1.16% 36% 1% 2011 1.8 3.5 20% 3.1 39% 2012 1.16% 36% 1% 2012 1.8 3.5 20% 3.1 39%

1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 2% 5% 14% 17% 19% 23% 26% 29% 32% 35% 35% 35% 35% 35% 35% 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 55% 55% 47% 45% 43% 42% 40% 40% 39% 39% 39% 39% 39% 39% 39% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1% 1% 1% 1% 1% 9% 17% 19% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%

Data Lembar Kerja IDU


Lembar kerja IDU berisi data perilaku berisiko pengguna Napza suntik (Penasun) sebagai berikut:
Proporsi penduduk laki-laki usia 15-49 tahun yang menjadi Penasun pada tahun 2006 (1.25%) diambil dari hasil estimasi yang dilakukan oleh KPAN dan Departemen Kesehatan.3 Pertumbuhan jumlah Penasun 2007 2012 diasumsikan sama dengan pertumbuhan penduduk laki-laki 15-49 tahun sehingga proporsinya sama dengan tahun 2006. Sedangkan untuk tahun 1980 2005 dilakukan interpolasi data.

Proporsi Penasun yang ada di jejaring berisiko tinggi (30%), berbagi jarum (2002 = 60%; 2005 = 48%), selalu berbagi jarum seminggu terakhir (70%), rata-rata menyuntik per hari (2), % yang beli seks setahun terakhir (27%) dan tingkat konsistensi pemakaian kondomnya (15%) menggunakan hasil SSP pada populasi Penasun di DKI Jakarta tahun 2002 dan 2004/2005. Sedangkan rata-rata tahun menjadi Penasun dihitung dengan rumus dan asumsi yang sama untuk menghitung rata-rata tahun WPS menjadi WPS. Tidak seperti di beberapa negara Asia lainnya, proporsi WPS yang juga Penasun di Indonesia masih sangat kecil ( WPS L = 1.2%; WPS TL = 1.6%), oleh karena itu perilaku risiko menyuntiknya sebagian diasumsikan tidak memberi dampak besar pada epidemi dari populasi Penasun, sedangkan perilaku pemakaian kondomnya disamakan dengan populasi WPS secara umum.

Gambar 5. Isian pada Lembar Kerja IDU untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta
B ehavioral inputs to AEM for IDUs & injectingsex work ers Male ID Us Injectingbehav iors P ercent of adult m ales 15-49years of ag who inject e P ercent in hig ris networks h k ID m U ortality(additional m ortality per year in percent) P ercent of IDUs sharing P ercent of all injections shared (by those in sharingg roup) Num of injectionseach da ber y Avera e dura g tion of injecting(years) S haringto non-sharingm ovem in a year ent S exual behaviors Percent visitingfem sex workers ale Percent condomuse with hig frequency sex workers her Percent condomuse with lower frequency sexworkers Percent condomuse with spouse or reg ular partner Num er of contacts with reg b ular partners (per week) Injectingsex workers (IS W) Injectingbehav iors - hig frequency injectingS her Ws P ercent of hig frequency s work who inject her ex ers P ercent of hig frequency IS in hig risk network her W h s P ercent of hig frequency IS sharing her W P ercent of all injections shared (S haringhi frequency S W) Num of daily injections for hig frequency IS ber her W Avera e dura g tion of injectingfor hig freq IS (years) her W P ercent condomuse with clients (hi frequency IS Ws) Injectingbehav iors - low freq er uency injectingS Ws P ercent of low frequency sex workers who inject er P ercent of low frequency IS in hig risk networks er W h P ercent of low frequency IS sharing er W P ercent of all injections shared (S haringlow frequency S W) Num of daily injections for lower frequency IS ber W Avera e dura g tion of injectingfor lower freq IS (years) W P ercent condomuse with clients (low frequency IS s W) 1980 0.10% 30% 1.0% 60% 70.0% 2 8.0 10.0% 1980 27% 1% 1% 1.3% 1 1990 0 .20% 30% 1.0% 60% 7 0.0% 2 8.0 1 0.0% 1990 27% 3% 3% 1.3% 1 2000 0.83% 30% 1.0% 60% 70.0% 2 8.0 10.0% 2000 27% 13% 13% 1.3% 1 2001 0.90% 30% 1.0% 60% 70.0% 2 8.0 10.0% 2001 27% 13% 13% 3% 1 2002 0.97 % 30% 1.0 % 60% 70.0 % 2 8.0 10.0 % 2002 27% 1 4% 1 4% 4% 1 2003 1.04% 30% 1.0% 56% 70.0% 2 8.0 10.0% 2003 27% 14% 14% 5% 1 2004 2005 1.11% 1.18% 30% 30% 1.0% 1.0% 52% 48% 70.0% 70% 2 2 8.0 8.0 10.0% 10.0% 2004 2005 27% 27 % 15% 16 % 15% 16 % 7% 8% 1 1 20 06 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 20 06 27% 18% 18% 8% 1 2007 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2007 27% 20% 20% 8% 1 2008 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2008 27% 20% 20% 8% 1 2009 1.25% 30 % 1.0% 48 % 70.0% 2 8.0 10.0% 2009 27 % 20 % 20 % 8 % 1 2010 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2010 27% 20% 20% 8% 1 2011 1.25% 30% 1.0% 48% 70.0% 2 8.0 10.0% 2011 27% 20% 20% 8% 1 2012 1.25% 30% 1 .0% 48% 70 .0% 2 8.0 10 .0% 2012 27% 20% 20% 8% 1

1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 0% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 2% 5% 7% 9% 1 0% 12% 15% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 0.01% 0 .79% 1.57% 1.6% 1.6 % 1.6% 1.6% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 8 2% 5% 14% 17% 1 9% 23% 26%

2005 20 06 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.2% 1% 1% 1% 1 % 1% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 2 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 16 % 18% 20% 20% 20 % 20% 20% 20% 2005 20 06 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1.6% 1 .6% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0 % 0% 0% 0% 2 2 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 8 8 29 % 32% 26% 29% 32 % 26% 29% 32%

Data Lembar Kerja MSM


Lembar kerja MSM berisi data-data perilaku berisiko populasi homoseksual laki-laki dan pria penjaja seks (PPS), dimana untuk pemodelan di DKI Jakarta merupakan gabungan dari populasi PPS dan Waria. Seperti juga isian lembar kerja Heterosexual dan IDU, data untuk isian lembar kerja MSM sebagian besar berasal dari penelitian tahun 2002 dan SSP 2004. Berikut rincian isian lembar kerja MSM: 8

Proporsi penduduk laki-laki usia 15-49 tahun di DKI Jakarta yang termasuk dalam populasi homoseksual adalah 1.7% dan PPS 0.02%. Data tersebut diambil dari hasil estimasi populasi homoseksual dan PPS di DKI Jakarta yang dilakukan oleh KPAN dan Departemen Kesehatan tahun 2006. Asumsi pertumbuhan jumlah homoseksual dan PPS setiap tahunnya juga disamakan dengan pertumbuhan penduduk laki-laki usia 15-49 tahun. Rata-rata tahun sebagai homoseksual dan juga PPS dihitung dengan cara dan asumsi yang sama dengan rata-rata tahun sebagai WPS Beberapa parameter perilaku yang diambil dari hasil SSP pada populasi homoseksual tahun 2004 dan disamakan untuk semua tahun adalah : o % homoseksual yang melakukan anal seks 1 tahun terakhir = 74% o Rata-rata anal seks per minggu =1 o % biseksual (punya pasangan seks perempuan) = 10% o % selalu pakai kondom pada seks anal seminggu terakhir = 48% o % yang pernah mengalami gejala IMS = 3% o % yang beli seks dari PPS = 3.4% o % Yang beli seks dari WPS = 1% o Tingkat pemakaian kondom dengan PPS = 63% Beberapa parameter perilaku yang diambil dari hasil SSP pada populasi PPS dan waria tahun 2004 dan disamakan untuk semua tahun adalah : o % PPS yang melakukan anal seks daam 1 tahun terakhir = 82% o Rata-rata anal seks per minggu = 1.6 o % yang pernah mengalami gejala IMS = 3% o % Yang beli seks dari WPS = 8% o Tingkat pemakaian kondom dengan WPS = 30% Sementara data tingkat pemakaian kondom homoseksual dengan WPS Langsung dan Tidak Langsung disamakan dengan data dari lembar kerja heterosexual, sedangkan % homoseksual yang menjadi penjaja seks setiap tahunnya diambil dari data di tingkat regional (Asia Tenggara) karena data tersebut tidak tersedia di DKI Jakarta maupun di Indonesia
Gambar 6. Isian pada Lembar Kerja MSM untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta

Behavioral inputs to AEM for m havingsex with m en en Men who have sex with m (MS en M) S exual behavior with non-com ercial partners and S m TI P ercent of m alesag 15-49 eng ingin sam ex behavior e ag e-s P ercent of MS reportinganal s in last year M ex Num anal sex contacts last week (for MS w/anal sex) ber M Averag duration of sam ex behavior (years) e e-s P ercent of MS with other fem partners M ale P ercent condomuse in anal sex with other MS M P ercent MS with urethral S M TI P ercent MS with anal S M TI S exual behavior with com ercial partners m P ercent of MS vis M itingm sex workers ale P ercent of MS vis M itingfem sex workers ale P ercent condomuse in anal sex with m sex workers ale P ercent condomuse with hig frequency fem S her ale W P ercent condomuse with lower frequency fem S ale W Male sex workers (MS W) MS size and duration W P ercent of m alesag 15-49 who are m sex workers e ale Averag duration of m sex work (years) e ale S hiftsfromMS to MS M W S exual behaviors and S with clients TI P ercent of MS reportinganal sex with clients in last year W Num anal sex contacts last week (for MS w/anal sex) ber W P ercent MS with anal S W TI F ale partners of MS em W P ercent MS visitingfem sex workers in last year W ale P ercent MS with other fem partners in last year W ale 1980 0.02% 4.0 25% 1980 82% 1.6 3% 1980 8% 30% 1990 0.02% 4.0 25% 1990 82% 1.6 3% 1990 8% 30% 2000 0.02% 4.0 25% 2000 82% 1.6 3% 2000 8% 30% 2001 0.02% 4.0 25% 2001 82% 1.6 3% 2001 8% 30% 2002 0.02% 4.0 25% 2002 82% 1.6 3% 2002 8% 30% 2003 0.02% 4.0 25% 2003 82% 1.6 3% 2003 8% 30% 2004 0.02% 4.0 25% 2004 82% 1.6 3% 2004 8% 30% 2005 0.02% 4.0 25% 2005 82% 1.6 3% 2005 8% 30% 2006 0.02% 4.0 25% 2006 82% 1.6 3% 2006 8% 30% 2007 0.02% 4.0 25% 2007 82% 1.6 3% 2007 8% 30% 2008 0.02% 4.0 25% 2008 82% 1.6 3% 2008 8% 30% 2009 0.02% 4.0 25% 2009 82% 1.6 3% 2009 8% 30% 2010 0.02% 4.0 25% 2010 82% 1.6 3% 2010 8% 30% 2011 0.02% 4.0 25% 2011 82% 1.6 3% 2011 8% 30% 2012 0.02% 4.0 25% 2012 82% 1.6 3% 2012 8% 30% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 74% 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 2% 4% 32% 38% 43% 46% 48% 51% 53% 53% 53% 53% 53% 53% 53% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 1980 1990 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2.7% 2.7% 2.7% 2.7% 2.7% 3% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 3.4% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 5% 42% 49% 57% 60% 63% 66% 69% 69% 69% 69% 69% 69% 69% 2% 5% 41.0% 48% 54.8% 58% 61% 64% 67% 67% 67% 67% 67% 67% 67% 2% 5% 38.0% 45% 52.7% 55% 58% 58% 58% 58% 58% 58% 58% 58% 58%

Data Lembar Kerja Epidemic


Lembar kerja Epidemic berisi data-data klinis terkait IMS dan HIV/AIDS. Ketersediaan data-data tersebut di tingkat provinsi DKI Jakarta maupun di Indonesia secara umum sangat terbatas dan sulit untuk di akses. Oleh karena itu data-data seperti distribusi IMS menurut kelompok umur dan probalitas penularan dari ibu ke anaknya diambil dari negara lain di Asia Tenggara (Thailand) yang memiliki data tersebut. Sementara data fertilitas menurut kelompok umur menggunakan data SDKI 2003 dan data probilitas penularan HIV dari populasi berisiko tinggi serta tahun dimulainya epidemi di DKI Jakarta merupakan hasil proses peyesuaian pemodelan dengan data surveilans HIV yang ada.

Gambar 7. Isian pada Lembar Kerja Epidemic untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta

10

Age distributions for fertility and STIs


Age-specific Number of STI Number of STI Fertility rate Male Female Age 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80+ 0.0000 0.0000 0.0000 0.0443 0.1121 0.0994 0.0588 0.0380 0.0235 0.0054 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0 7 174 29,868 81,927 57,240 27,056 11,384 4,946 2,432 1,213 542 287 108 53 18 0 97 115 847 58,194 58,397 29,390 11,885 4,378 1,398 685 280 131 60 29 6 5 0

Epidemic parameters
Epidemic start years Heterosexual IDU MSM Transmission parameters and cofactors (initial guesses before fitting) Transmission probability - needlestick Transmission probability - male to male Transmission probability - male to female Ratio of M->F to F->M transmission STI cofactor F->M (increase for males) STI cofactor M->F (increase for females) STI cofactor M->M (increase for anal sex) Circumcision cofactor Mother-to-child transmission (MTCT) Probability of MTCT Percentage MTCT reduction due to ARV Reduction in fertility for HIV+ women Pediatric double Weibull pi= q1= p1= q2= p2= (months)= (years) = Parameters 0.1407611 2.222067183 25.62601455 0.164381227 0.777832002 5.323688268 3.797598699 Year 1989 2000 1998

Progressions
HIV-> AIDS Adult 0.00515 0.024974 0.062057 0.11652 0.186671 0.269348 0.360346 0.45493 0.548389 0.636543 0.716128 0.785016 0.842254 0.88794 0.922984 0.948826 0.967146 0.979634 0.987816 0.99297 0.99609 0.997905 0.998919 0.999463 0.999743 0.999882 0.999948 0.999978 0.999991 0.999996 AIDS-> Death Adult 0.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 HIV-> AIDS Children 0.327811 0.435968 0.517474 0.582481 0.635861 0.680509 0.71834 0.750707 0.778615 0.802826 0.823942 0.842439 0.858706 0.873058 0.88576 0.897031 0.907057 0.915995 0.92398 0.931125 0.937531 0.943283 0.948455 0.953112 0.957311 0.961102 0.964528 0.967628 0.970436 0.972982 AIDS-> Death Children 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0.0046 0.0161 0.00056 2.2 45 14.6 1 3

32% 50% 80%

Weibull for adult HIV to AIDS a= 2.292297774 b= 9.947690945 median 8.477805066

Year 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Data Lembar Kerja Prev


Lembar kerja Prev berisi data surveilans HIV dari beberapa populasi risiko tinggi di DKI Jakarta. Data-date tersebut berasal dari surveilans sentinel HIV yang dilakukan oelh Dinas Kesehatan dan tempat-tempat layanan VCT seperti Rumah Sakit Ketergantungan Obat Fatmawati Jakarta Selatan dan Klinik TB PPTI di Jakarta Pusat. Data prevalens HIV dari beberapa tempat sentinel untuk populasi WPS dirataratakan karena modul AEM hanya bisa menampung satu serial data untuk setiap populasi berisiko. Sedangkan data prevalens HIV beberapa populasi seperti homoseksual laki-laki dan penduduk usia 15-49 tahun tidak tersedia atau data yang tersedia tidak cukup untuk membuat sebuah tren prevalens HIV. Data prevalens HIV dalam pemodelan AEM digunakan sebagai parameter penyesuaian (adjustment) hasil perhitungan dari data-data perilaku dan probabilitas infeksi serta progresifitas HIV/AIDS sehingga hasil pemodelan bisa lebih sesuai dengan keadaan di Jakarta. Oleh karena itu kualitas data-data surveilans HIV sangat penting dalam pemodelan epidemi HIV dan menentukan kualitas hasil pemodelan.

11

Gambar 8. Isian pada Lembar Kerja Prev untuk Pemodelan di Provinsi DKI Jakarta Penasun

WPS Langsung

WPS Tidak Langsung

Pria Risiko Tinggi

12

HASIL & DISKUSI PEMODELAN AEM


Seperti diungkapkan diatas bahwa hasil pemodelan epidemi HIV bisa sangat bermanfaat untuk advokasi dan menentukan prioritas kebijakan program. Selain itu juga hasil pemodelan epidemi dengan AEM dapat digunakan sebagai asupan data dalam perhitungan estimasi kebutuhan sumber daya finansial dengan modul Resource Need Model (RNM). Oleh karena itu Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta dengan bantuan tenaga konsultan telah mengembangkan pemodelan epidemi HIV menggunakan modul AEM sebagai upaya dalam pembuatan Rencana Strategis Penanggulangan AIDS di Provinsi Jakarta 2008 -2012 yang berbasis data. Hasil utama pemodelan epidemi dipresentasikan dalam pertemuan konfirmasi data yang dihadiri oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Ada beberapa masukan terkait dengan perbedaan data yang digunakan sebagai isian dalam lembar kerja AEM yang diterima dari pertemuan tersebut dan akan ditindak lanjuti dengan melakukan validasi data serta perhitungan ulang pemodelan. Dibawah ini adalah beberapa hasil pemodelan yang dipresentasikan dalam pertemuan konfirmasi data:
Gambar 9. Estimasi dan Proyeksi Jumlah Beberapa Populasi Berisiko Tinggi Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta

2007 WPS Langsung WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Penasun Homoseksual Lakilaki Pria Penjaja Seks & Waria
1 1,720 2 0,550 24 0,460 3 4,000 4 5,690 2,010

2008
1 1,930 2 0,910 24 2,470 3 4,280 4 6,070 2,020

2009
1 2,130 2 1,280 24 4,430 3 4,560 4 6,450 2,040

2010
1 2,330 2 1,620 24 6,320 3 4,820 4 6,800 2,050

2011
1 2,440 2 1,820 24 6,570 3 4,860 4 6,850 2,050

2012
12,5 60 22,0 30 246,8 20 34,9 00 46,9 00 2,0 50

13

Gambar 10. Estimasi dan Proyeksi Jumlah Infeksi Baru, Kumulatif HIV dan ODHA yang Hidup Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta
9, 0 00 0 8, 0 00 0
7, 3 19 0 8, 6 54 0

7, 0 00 0 6, 0 00 0 5, 0 00 0

I f ki B r HV ne s au I

O H S a in DA at i

K mlaifHV u ut I
6, 5 01 0 5, 1 81 0

6, 4 81 0

Ju lah O m ran g

4, 7 99 0 4, 4 12 0 4, 7 16 0

4, 2 93 0

4, 0 00 0
3, 2 38 0

3, 9 48 0

3, 0 00 0 2, 0 00 0 1, 0 00 0 0

2, 3 90 0

62 0 ,8

74 0 ,2

87 0 ,3

1, 8 01 0

1, 8 17 0

1, 3 35 0

20 07

20 08

20 09

21 00

21 01

21 02

Gambar 11. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru Menurut Populasi Berisiko Tinggi Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta
1 ,0 0 4 0 W n ar s or n a a it e ik e d h 1 ,0 0 2 0 WS P H m s ku l o oe s a 1 ,0 0 0 0 Pns n e au P la g a P e n gn S 8 0 ,0 0
51 3 65 1 1 8 ,7 3 30 1 97 7 70 1 2 9 ,0 1 40 4 1 1 ,0 0 87 1 2 6 ,7 7 96 3

2 1 ,4 9 83 5 67 1 1 4 ,0 8 1 9 ,0 3

Infe s B ru ki a

6 0 ,0 0

47 5 1 4 ,2 0

1 9 ,4 8 25 1 96 4

4 0 ,0 0

18 4 99 1

7 0 ,3 7 4 2 ,7 4 5 4 ,5 0 6 0 ,4 2

2 0 ,0 0

3 1 ,3 2

3 7 ,9 7

0 20 07 20 08 20 09 21 00 21 01 21 02

14

Gambar 12. Estimasi dan Proyeksi Jumlah Infeksi Baru, Kumulatif HIV dan ODHA Anak yang Hidup Asian Epidemic Model di Provinsi DKI Jakarta
2 0 ,5 0
2 4 ,1 1

In k i B ruH p d A a fe s a IV a a n k 2 0 ,0 0 K m la A a d n a H /A S u u tif n k e g n IV ID O H A a S a in D A nk at i
1 1 ,7 3

Ju lah O g m ran

1 0 ,5 0

1 5 ,3 2

1 5 ,0 1

1 0 ,0 0
83 0 62 0 64 3 53 0 33 9 30 0 10 6 21 0 28 4 31 0 31 6 48 2 77 8

94 6

50 0

0 20 07 20 08 20 09 21 00 21 01 21 02

15

Anda mungkin juga menyukai