Anda di halaman 1dari 5

A.

LATAR BELAKANG Optimasi lahan perkebunan bertujuan untuk rehabilitasi lahan dan konservasi tanah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lahan Optimasi lahan perkebunan pada awalnya dilakukan dengan proyek kegiatan penghijauan. Perkembangan penghijauan perkebunan tidak terlepas dari perkembangan penanganan lahan kritis. Program pembangunan Optimasi lahan perkebunan oleh pemerintah merupakan usaha untuk mengatasi masalah kerusakan lahan perkebunan. Optimasi lahan perkebunant merupakan salah satu program Kementrian Kehutanan yang memiliki maksud dan tujuan yang sangat baik untuk memeperbaiki lahan yang rusak dan lahan yang kritis. Disamping itu program Optimasi lahan perkebunan ini diharapkan mendapatkan manfaat ekonomis yang lebih baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Untuk memeperoleh

jeins tanaman yan berkualitas, maka sejak awal perlu dilakukan

treatment yang tepat terhadap bbibt yang akan ditanam, mulai dari pelaksanan seleksi benih, strilisasi benih, jenis media semai dan sapih yang akan dpergunakan, pemeliharaaan selama persemaian hingga pelaksanaan seleksi bibit dan metode pengangkutan ke lapangan. Selain beberapa treatment di atas, maka dip[erlukan pula system pengelolaam yang tepat dan seimbang serta kerjasama dengan berbagai pihak yazng terkait. Selain itu, diperlukan pula upaya serius dalam bentuk pembangunan sarana penanaman bibit secara representative sehingga beberpa tahapan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan bibit dapat berjalan secara optimal.

Mengingat pentingnya ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik guna mendukung pelaksanaan program rehabilitasi lahan, maka diperlukan pembibitan tanaman perkebunan dan tanaman serbaguna (MPTS) yang lebih baik melalui program Optimasi lahan perkebunan. Sehinga melalui program ini, Kami Kelompok Tani sebagai pelaku pertanian

perkebunan diharapkan mampu membangun dan mewujudkan kembali lingkungan yang sehat dan terpeliharanya lahan serta tegakan pohon secara baik dan lestari.

B. TUJUAN Secara umum tujuan Program adalah terbangunannya kesadaran msyarakat untuk menanam tanaman pada lahan kosong atau memperbaiki lahan kritis serta lahan yang tidak produktif dengan jenis tanaman perkebunan dan tanaman serbaguna lainnya, sehingga akan mengurangi volume degradai lahan rusak dan kritis.

Sedangkan beberapa tujuan khusus dari program optimasi lahan perkebunan antara lain : Menyediakan bibit tanaman yang bermutu baik dalam jumlah yang memadai Mengurangi tingkat kematian bibit selama proses distribusi bibit Membantu dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, khsusus petani perkebunan. Memberikan pengetahuan pada masyarakat (transfer teknologi) tentang cara penanaman bibit yang baik.

C. SASARAN PROGRAM Sasaran lokasi optimasi lahan perkebunan sebagai berikut : 1. Berada pada lokasi daerah aliran sungai prioritas 2. Berada di dalam dan di sekitar kawasan perkebunan 3. Berada pada laha kritis, lahan kosong, dan lahan tidak produktif 4. Mata pencaharian penduduk yang bergantung pada sektor pertanian secara umum 5. Kelompok Pengelola

D. LINGKUP PROGRAM Komponen kegiatan optimasi lahan perkebunan meliputi : 1. Penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok 2. Pembuatan dan penyediaan sarana dan prasarana penanaman

3. Pengadaan swadaya 4. Produksi dan pemeliharaan bibit

Bebarapa hal yang dapat dijabarkan dari lingkup kegiatan di atas, diantaranya : D.1 Pengadaan Bibit Jenis bibit yang akan dikemabngkan dalam program ini keseluruhannya tergolong jenis tanaman keras yakni jenis pohon kelapa dan bakau. Beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pengadaan bibit meliputi : a. Seleksi bibit Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi. Bibit yang bermutu baik memeiliki beberapa karakter, antara lain : 1) 2) 3) Berdaya kecambah/daun >70% Persentase kemurnian tinggi, dan Bersertifikat (teruji dan diketahui asal bibit) dan sebagainya.

b. Pemeliharaan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemeliharaan antara lain : penyiraman, pemupukan atau penggulmaan, pemberantasan hama dan penyakit, dan lain-lain.

E. WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM Waktu pelaksanaan program ini didesain selama kurang lebih 6 (enam) bulan, dimulai sebelum musim penghujan tiba. Adapun rincian alokasi waktu tersebut adalah sebagai berikut : 1. 1 hari sosialisasi dan pelatihan 2. 15 hari persiapan lahan/penggalian 3. 5 hari penyiapan bibit 4. 7 hari penanaman bibit

F. PELAKSANA PROGRAM Pelaksanan program adalah Kelompok Tani Yang beralamat di : Jl. Pemuteran dusun Peresak Barat Desa Karang Bayan Kecmatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Dengan struktur Kepengurusan sebagai berikut : Ketua Sekretaris Bendahara : Muliadi : H. Yandi Sabri : H.M. Sukisman Azmi

G. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap bulan oleh penanggung jawab program. Hal ini dulakukan untuk mengetahui perkembangan program secara kongkrit. Sedangkan monitoring dan evaluasi kepada pihak supporting program (pihak donator) dialakukan setahun sekali atau sesuai kesepakatan antara lembaga pelaksana dengan lembaga pemberi dana.

H. BIAYA PROGRAM Biaya program yang akan dipergunakan dalam Optimasi Lahan Perkebunan ini sejumlah

Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).

I. PENUTUP Demikian proposal pengajuan program Optimasi lahan perkebunan ini kami buat dengan sangat sederhana. Semoga tidak mengurangi maksud dan tujuan kami. Adapun pengajuan ini ditunjang oleh kondisi alam yang sangat cocok di daerah kami untuk diberdayakan melalui program optimasi lahan. Semoga Bapak / ibu merespon kegiatan ini, dengan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan Proposal ini jauh dari sempurna. Atas perhatiannya kami haturkan banyak terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai