SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (STMIK) TEKNOKRAT BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmatNya, saya dapat menyusun makalah yang berjudul JIHAD DAN IJTIHAD tepat pada waktunya. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rozi,S.Ag yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini. Saya menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................... Kata Pengantar .......................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................... BAB I Pengantar .................................................................................................... Definisi dan Pengertian ......................................................................... Latar Belakang ...................................................................................... Dalil Al-Quran & Hadist ..................................................................... Metode Penyusunan .............................................................................. BAB II Pembahasan ................................................................................................ Konsideran (Alur berfikir/Dasar pemikiran) ......................................... Fokus Tematik ....................................................................................... a) Dasar pemahan ...................................................................... b) Pembahasan tema .................................................................. BAB III Penutup ....................................................................................................... Kesimpulan ............................................................................................. Rekomendasi ........................................................................................... Referensi ................................................................................................. Daftar Pustaka ...........................................................................................
BAB I
PENGANTAR
BAB II PEMBAHASAN
Jihad Adalah : adalah bersungguh-sungguh mencapai sesuatu yang Allah cintai berupa iman dan amal sholeh dan menolak sesuatu yang dibenci Allah. Jihad menjadi dua bagian Yaitu : 1 Jihad Thalabi 2 Jihad difai Kedua jihad ini mempunyai maksud yaitu mengajak manusia kepada Allah dan mengeluarkan mereka dari Zhulumat illanur (kegelapan kepada cahaya) untuk meninggikan Dien-Nya dipersada bumi ini, sehingga Dien semua milik Allah semata sebagaimana Allah firmankan dalam kitab-Nya : Dan perangilah mereka itu, sehingga tak ada fitnah, dan adalah dien bagi Allah semata-mata. (QS Al-Baqarah : 193) Firmannya lagi : Perangilah mereka itu sehingga tak ada fitnah dan adalah dien semua hanya milik Allah. (QS Al-Anfal : 39) Dalam surat yang lain Allah berfirman : Maka apabila telah habis bulan suci, hendaklah perangi orang-orang musyrik dimana saja kamu jumpai dan hendaklah ambil mereka itu menjadi tawanan dan kepunglah mereka yang dilaluinya. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat serta mengeluarkan zakat, maka bebaskanlah jalan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS At-Taubah : 5)
1 Jihad Menahan Nafsu : Yaitu memiliki empat tingkatan: 1. Jihad memeranginya untuk belajar petunjuk ilahi dan agama yang lurus yang menjadi sumber keberuntungan dan kebahagian dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Siapa yang kehilangan ilmu petunjuk ini maka akan sengsara di dunia dan akhirat. 2. Jihad memeranginya untuk mengamalkannya setelah mengilmuinya. Kalau tidak demikian, maka sekadar hanya mengilmuinya tanpa amal, jika tidak membahayakannya, maka tidak akan memberi manfaat. 3. Jihad memeranginya untuk berdakwah dan mengajarkan ilmu tersebut kepada yang tidak mengetahuinya. Kalau tidak demikian, ia termasuk orang yang menyembunyikan petunjuk dan penjelasan yang telah Allah turunkan. Dan ilmunya tersebut tidak bermanfaat dan tidak menyelamatkannya dari adzab Allah. 4. Jihad memeranginya untuk tabah menghadapi kesulitan dakwah, gangguan orang dan sabar memanggulnya karena Allah. 2 Jihad Memerangi Syetan : Yaitu memiliki dua tingkatan : 1. Memeranginya untuk menolak syubhat dan keraguan yang merusak iman yang syetan arahkan kepada hamba. 2. Memeranginya untuk menolak keingininan buruk dan syahwat yang syetan lemparkan kepadanya. 3 Jihad Memerangi Orang Kafir dan Munafik : Memiliki 4 tingkatan Yaitu
dengan hati, lisan, harta dan jiwa. Jihad memerangi orang kafir lebih khusus dengan tangan sedangkan jihad memerangi orang munafiq lebih khusus dengan lisan. 4 Jihad Memerangi Pelaku Kezholiman, Kebidahan dan Kemungkaran memiliki 3 tingkatan yaitu (1) dengan tangan bila mampu, (2) apabila tidak mampu, berpindah pada lisan, (3) bila juga tidak mampu maka diingkari dengan hati.
3.
Ijtihad adalah : sebuah usaha dengan sungguh-sungguh untuk memutuskan hukum suatu
masalah atau perkara yang belum atau tidak ada dasar hukumnya atau tidak dibahas dalam Al-Quran dan Hadist dengan menggunakan akal sehat serta pertimbangan yang sangat matang. Tujuannya agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al Quran dan As Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam. Dasar Ijtihad Ijtihad bisa sumber hukumnya dari al-qur'an dan alhadis yang menghendaki digunakannya ijtihad. 1. Firman Allah dalam Surat An-Nisa' Ayat 59 Artinya: Hai orang-orang yang beriman taatilah allah dan taatilah rosul dan orngorang yang memegang kekuasaan diantara kamu kemudian jika kamu berselisih pendapt tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada allah(alqur'an dan sunnah nabi) 2. Sabda Rosullullah Saw: 3. Artinya dari mu'adz bin jabal ketika nabi muhammad saw mengutusnya ke yaman untuk bertindak sebagai hakim beliau bertanya kepda mu'adz apa yang kamu lakukan jika kepadamu diajukan suatu perkara yang harus di putuskan? Mua'dz menjawab, "aku akan memutuskan berdasarkan ketentuan yang termaktuk dalam kitabullah" nabi bertanya lagi "bagaimana jika dalam kitab allah tidak terdapat ketentuan tersebut?" mu'adz menjawab, " dengan berdasarkan sunnah rosulullah". Nabi bertanya lagi, "bagaimana jika ketenyuan tersebut tidak terdapat pula dalam sunnah rosullullah?" mu'adz menjawab, "aku akan menjawab dengan fikiranku, aku tidak akan membiarkan suatu perkara tanpa putusan" , lalu mu'adz mengatakan, " rosullulah kemudian menepuk dadaku seraya mengatakan, segala puji bagi Allah yang telah memberikan pertolongan kepada utusanku untuk hal yang melegakan". 4. Sabda Rosulullah SAW yang artinya: "bila seorang hakim akan memutuskan masalah atau suatu perkara, lalu ia melakukan ijtihad, kemudian hasilnya benar, maka ia memperoleh pahala dua (pahala ijtihad dan pahala kebenaran hasilnya). Dan bila hasilnya salah maka ia memperoleh satu pahala (pahala melakukan ijtihad) 5. Ijtihad seorang sahabat Rosulullah SAW, Sa'adz bin Mu'adz ketika membuat keputusan hukum kepada bani khuroidhoh dan rosulullah membenarkan hasilnya, beliau bersabda "Sesungguhnya engkau telah memutuskan suatu terhadap mereka menurut hukum Allah dari atas tujuh langit".
Artinya hadist ini menunjukkan bahwa ijtihad sahabat tersebut mempunyai manfaat dan dihargai oleh rosulullah 6. Firman Allah yang artinya : "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang. Katakanlah, hanya rampasan perang itu keputusan Allah dan rosul sebab itu bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu, dan taatilah kepada Allah dan Rosulnya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (Al-Anfal:1) 7. fiman Allah yang artinya : "Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampaan perang maka sesungguhnya setengah untuk Allah, Rosul, Kerabat rosul, anak-anak yatim, orang-oarang miskan dan ibnu sabil. Jika kamu beriamn kepada Allah dan kepada apa yang kami terunkan kepada hamba kami muhammad dari hari furqon yaitu bertemunya dua pasukan. Dan Allah maha kuasa ata segala sesuatu". (Al-Anfal:41) Ruang Lingkup Ijtihad Ruang lingkup ijtihad ialah furu' dan dhoniah yaitu masalah-masalah yang tidak ditentukan secara pasti oleh nash Al-Qur'an dan Hadist. Hukum islam tentang sesuatu yang ditunjukkan oleh dalil Dhoni atau ayat-ayat Al-qur'an dan hadis yang statusnya dhoni dan mengandung penafsiran serta hukum islam tentang sesuatu yang sama sekali belum ditegaskan atau disinggung oleh Al-qur'an, hadist, maupan ijma' para ulama' serta yang dikenal dengan masail fiqhiah dan waqhiyah berijtihad dalam bidang-bidang yang tak disebutkan dalam Al-qur'an dan hadist dapat ditempuh dengan berbagai cara : 8. Qiyas atau analogi adalah salah satu metode ijtihad, telah dilakukan sendiri oleh rosulullah SAW. Meskipun sabda nabi merupakan sunah yang dapat menentukan hukum sendiri 9. Memelihara kepentingan hidup manusia yaitu menarik manfaat dan menolak madlarat dalam kehidupan manusia. Menurut Dr. Yusuf qordhowi mencakup tiga tingkatan: 1. Dharuriyat yaitu hal-hal yang penting yang harus dipenuhi untuk kelangsung hidup manusia. 2. Hajjiyat yaitu hal-hal yang dibutuhkan oleh manusia dalam hidupnya. 3. Tahsinat yaitu hal-hal pelengkap yang terdiri atas kebisaan dan akal yang baik
Contoh Ijtihad
Salah satu contoh ijtihad yang sering dilakukan untuk saat ini adalah tentang penentuan I Syawal, disini para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumen masingmasing untuk menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Masing-masing ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, bila telah ketemu kesepakatan ditentukanlah 1 Syawal itu.