Anda di halaman 1dari 3

Konsep Sepsis

Sepsis adalah respon inflamasi sistemik terhadap infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau protozoa/patogen parasitik. Pasien dengan infeksi memiliki tanda dan gejala seperti peningkatan jumlah sel darah putih lebih dari 12.000/mm3, atau kurang dari 4000/mm3. Infeksi yang disebabkan oleh virus ditandai dengan adanya penurunan jumlah sel darah putih. Sepsis terdiri dari severe sepsis dan syok sepsis. Pada pasien dengan severe sepsis, pasien mengalami hipotensi atau ada perubahan pada status mental, hipoksemia, oliguri, dan peningkatan serum laktat. Sedangkan pada pasien dengan syok sepsis, adanya penyebaran organisme ke dalam sistem vaskuler, sehingga menyebabkan terjadi hipotensi yang tidak membaik dengan resusitasi cairan, kegagalan pada mikrosirkulasi, penurunan perfusi jaringan dan gangguan metabolisme seluler.

Gejala Klinik Sepsis harus dicurigai bila terjadi perubahan kondisi pasien secara tiba-tiba. Pasien mengalami demam, bisa lebih dari 39oC. Gejala lain berupa menggigil. Sebelumna biasanya pasien mengalami letargi atau kelelahan yang tidak jelas penyebabnya dan kesadaran berkabut. Takipnea dengan alkalosis respiratorik, dapat juga merupakan gejala awal. Kemudian akan terjadi hipotensi karena adanya shunting darah melalui anastomisis arteri vena, yang menyebabkan terjadinya warm-shock (curah jantung meningkat dan tahanan perifer menurun). Kemudian akan terjadi masuknya kembali darah ke pembuluh kapiler. Karena ada kebocoran plasma, hematokrit akan meningkat dan lumen kapiler akan tertutup oleh gumpalan eritrosit, sehingga aliran darah tertutup, pasien pucat, dingin dengan kulit basah. Terjadi cold-shock jika tahanan perifer meningkat atau tetap turun, sehingga tekanan darah lebih turun lagi karena curah jantung akan menurun pada syok fase lanjut. Tahanan kapiler paru tinggi, sehingga tekanan oksigen akan menurun. Terjadi pembentukan mikrotrombi dan kebocoran kapiler paru, sehingga akan menyebabkan hipoksemia, hiperventilasi, infiltrat paru dan gambaran ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome). Dapat terjadi perdarahan, trombositopenia dan leukositosis. Perfusi yang inadekuat pada organ-organ lain akan berakibat terjadinya kerusakan organ dan gangguan fungsinya. Bila terjadi pada ginjal maka akan terjadi oliguri atau anuria. Kelainan pada hati menyebabkan ikterus. Pada jantung dapat menimbulkan kegagalan jantung.

Kriteria Diagnosa Sepsis Karakteristik Umum : Suhu > 38o C atau < 36oC HR > 90 x/mnt Takipnea Perubahan status mental Edema atau gangguan keseimbang cairan Hiperglikemia (> 120 mg/dl) Karakteristik Peradangan : Sel darah putih > 12.000, < 4.000 mm3, atau > 10% tidak matang Peningkatan protein C-reactive plasma Peningkatan prokalsitonin plasma Karekteristik pada hematologi : Tekanan darah sistolik < 90 mmHg Svo2 > 70% Cl > 3.5 L/m/m3 Karakteristik pada disfungsi organ : PaO2/FiO2 < 300 Keluaran urin < 0,5 ml/kg/jam Hiperbilirubin (total plasma bilirubin > 4 mg/dl) Penatalaksanaan Terapi-terapi definitif Identifikasi dan singkirkan sumber infeksi Multipel antibiotik spektrum luas Terapi-terapi suportif Pulihkan volume intravaskular Pertahankan curah jantung yang adekuat Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Berikan lingkungan metabolik yang sesuai Terapi-terapi penelitian Antihistamin Antibodi monoklonal untuk : Endotoksin dan eksotosin Faktor nektrosis tumor Faktor komplemen Nalokson Inhibitor netrofil Inhibitor prostaglandin Steroid

Komplikasi ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) Koagulasi intravaskular diseminata Kegagalan banyak organ Kelemahan dan keterbatasan mobilitas

Sumber : Hudak, Carolyn M. dan Gallo, Barbara M. 2010. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik Edisi 6 volume 2. Jakarta : EGC. Urden, Stacy and Lough. 2006. Critical Care Nurse : Diagnosis and Management. St. Louis Missoury : Mosby Elsevier. Bakta, I Made dan Suastika, I Ketut. 1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai