Anda di halaman 1dari 3

SEDATIVA DAN HIPNOTIKA

Ada beberapa golongan zat yang dimasukan dalam kelompok sedativa hipnotika yaitu barbiturat, zat yang mirip barbiturat (barbiturate-like substance), benzodiazepin, karbanat, kloralhidrat, dan paraldehida. Zat-zat tersebut di atas berbeda kerja farmakologiknya, onset, maupun lama bekerjanya, tetapi di antara mereka terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang. Juga terdapat toleransi dan ketergantungan silang dengan alkohol. Barbiturat Asam barbiturat disintesis pertama kali oleh Adolf von Baeyer. Asam barbiturat adalah suatu asam urat. Penemuan ini dirayakannya bertepatan dengan hari peringatan Santa Barbara, sehingga ia menamakan zat penemuannya itu dengan nama asam barbiturat, kependekan dari Barbara dan asam urat. Dengan cara yang mudah, asam barbiturat dapat diubah menjadi sejumlah sedativa atau hipnitika lain yang lebih mudah larut dalam lemak sehingga onsetnya lebih pendek dan mempunyai khasiat yang lebih kuat, misalnya veronal (barbital) yang diketemukan pada tahun 1903. Nama veronal berasal dari nama kota Verona, sebuah koto yang tenang di Italia. Barbiturat dalam dosis kecil memberi efek menenangkan, sedangkan pada dosis besar dapat menginduksi tidur. Pada dosis tinggi selain memberi efek sedasi, barbiturat dapat menghambat pernafasan, menimbulkan komplikasi kardiovaskuler, tidur, koma dan kematian. Berdasarkan onset dan lama kerjanya, barbiturat dibagi menjadi empat golongan, yaitu : Yang berjangka waktu kerja sangat pendek (ultra short acting) : misalnya heksobarbital, metoheksital, tiamital, tiopental, yang mempunyai efek anestetik dan khasiatnya mulai timbul dalam waktu satu menit pada pemakaian intravena. Onset yang begitu pendek dan berjangka waktu kerja begitu pendek menyebabkan zat tersebut tidak disalahgunakan. Yang berjangka waktu pendek (short acting) : misalnya asam alil-barbiturat (sandoptal), sekobarbital (sekonal), siklobarbital, dan heptabarbital. Yang berjangka waktu kerja sedang (intermediate acting) : misalnya metabarbital, probabital, apobarbital (alurat), asam dialilbarbiturat (dial), butabarbital, amobarbital (amital), pentobarbital (nembutal). Yang berjangka kerja panjang (long acting) : barbital (veronal), fenobarbital (luminal), dan mefobarbital (mebarat). Golongan ini mempunyai waktu onset sekitar 1 jam dan jangka waktu kerjanya sampai 16 jam. Oleh karenanya, jarang disalahgunakan. Dalam ilmu kedokteran, golongan ini banyak dipakai sebagai obat antikejang, sebagai sedativa, dan hipnotika.

Pada pemakaian secara oral, golongan yang berjangka waktu kerja pendek dan yang berjangka waktu kerja sedang onsetnya sekitar 20-40 menit dan lamanya sekitar 4-6 jam, sehingga merupakan golongan yang paling sering disalahgunakan. Dalam ilmu kedokteran sering dipakai untuk menginduksi tidur. Barbiturat tergolong depresansia susunan saraf pusat. Efek farmakologik barbiturat habis melalui redistribusi, biotranformasi, dan eksresi. Barbiturat yang berjangka waktu kerja pendek, misalnya sekobarbital sebanyak 200 mg dapat menginduksi rasa kantuk untuk selama 2-3 jam, tetapi pengaruhnya terhadap perasaan, daya kemampuan menilai seseorang, dan gerakan motorik halus dapat bertahan sampai 10-12 jam. Khasiat yang berjangka pendek ini disebabkan barbiturat sangat mudah larut dalam lemak sehingga sampai di otak, sehingga onsetnya juga cepat. Tetapi sekobarbtal yang jangka waktu kerjanya sangat pendek, efeknya habis karena redistribusi sebelum sempat dimetabolisir. Barbiturat yang berjangka waktu kerja panjang seperti asam barbiturat, sebagian dieksresi dalam urine dalam bentuk tidak diubah, sedangkan sebagian laiya dimetabolisir dalam hepar lalu diekskresi dalam urine. bila terjadi kerusakan hepar berat, hampir semua barbiturat diekskresi dalam urine tanpa perubahan. Barbiturat tidak mempunyai efek analgesik. Pengaruhnya terhadap otot polos hanya sedikit, antara lain pada otot polos gastrointestinal, uterus, dan uretra pada pemakaian dosis tinggi. Barbiturat menginduksi tidur, tetapi tidur yang tidak normal, karena jumlah tidur REM berkurang sehingga pada waktu bangun terasa kurang cukup beristirahat. Jumlah tidur REM akan meningkat pada waktu putus zat, yang ditandai dengan tidur yang tak nyenyak disertai banyak mimpi buruk. Pada dosis tinggi dapat menimbulkan bradikardia dan hipotensi, sedangkan efek yang paling berbahaya ialah efek menekan pernafasan. Intoksikasi barbiturat ditandai dengan pernafasan lambat dan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun, kulit berkeringat, gerakan serba lambat, bicara lambat, bicar apelo (cadel), jalan sempoyongan dan tidak stabil, arefleksi, sulit berpikir, daya ingat terganggu, daya penilaian terhadap realita kacau, lingkup perhatian menyempit, tertawa terkekeh, emosi labil, irritable, bersikap bermusuhan, mudah bertengkar, muram, mudah curiga, kebiasaan hidup menjadi tidak teratur, dan ada kecenderungan bunuh diri.

Volume hematokrit meningkat. Jumlah urine berkurang mungkin karena depresi kardiovaskuler, bukan karena efek langsung barbiturat pada ginjal. Kadang-kadang timbul reaksi paradoksal pada pemberian barbiturat pada anakanak, pada usia lanjut, atau pada orang yang sedang kesakitan, di mana justru timbul ekstasi yang ekstrem pada dosis terapeutik. Pada pemakaian yang lama, dapat timbul toleransi metabolik maupun toleran farmakodinamik. Toleransi terhadap dosis letal tidak berkembang secepat toleransi terhadap efek euforik maupun efek lainnya, hal ini berbeda dengan opioida yang toleransi terhadap efek letal dan terhadap efek euforiknya berjalan hampir bersamaan. Kadar darah letal untuk barbiturat yang berjangka waktu kerja panjang kira-kira 10 mg%, sedangkan yang berjangka waktu kerja pendek hanya sekitar 3 mg%. Secara umum dapat dikatakan bahwa dosis letal sangat bervariasi, bergantung pada banyak faktor. Gejala putus zat jenis barbiturat terdiri dari gejala minor yang timbul dalam waktu 24 jam dan berlangsung 3-14 hari berupa insomania, ansietas, tremor anggota badan bagian atas, gerakan sentakan-sentakan, kelemahan otot, anokreksia, nausea, dan hipotensi. Gejala major timbul pada hari kedua atau ketiga selama 3-14 hari berupa kejang, serangan psikotik dengan gejala gangguan orientasi, agitasi, waham, halusinasi, dan delirium. Karena adanya hipertermia dan agitasi pasien dapat jatuh dalam keadaan kelelahan yang hebat, kolaps, dan kematian. Penyalahgunaan barbiturat sebagian besar melalui cara oral karena pemakaian secara intravena menimbulkan rasa nyeri dan sklerosing pada vena, flebitis, dan abses. Barbiturat kadang-kadang disalahgunakan bersamasama amfetamin untuk memperoleh perasaan yang lebih hebat dibandingkan pemakaian zat itu sendiri . kadangkadang barbiturat juga disalahgunakan bersama heroin, sehingga bisa timbul ketergantungan terhadap kedua zat tersebut. Persenyawaan barbital efek hipnotikanya antara 7 dan 9 jam dengan efek sisa (hang over) sampai sekurangnya keesokan harinya. a. barbital (veronal) dosis pemakaian : 300-500 mg b. luminal (fenobarbital) dosis pemakaian 100-200 mg kerja ikutan dari derivat barbiturat ialah ketagihan, kumulasi, radang pada kulit, dan reaksi alerhi untuk memperbesar daya hipnotikanya, maka sering dikombinasikan dengan hipnotika lainnya. Pentobarbital natrium dan heksobarbital natrium.

Dosis pentobarbital natrium adalah 45-60 mg/kg untuk cara pemberian intraperitoneal, dan 35 mg/kg (hal 33 diklat A TIB 1999 : fenobarital Na 75 mg/kg BB: amital natrium 35 mg/kg BB) untuk cara pemberian intravena. Sedangkan dosis heksobarbital natrium adalah 75 mg/kg untuk pemberian intraperitoneal dan 47 mg/kg untuk pemberian intravena. Pemberian per-oral Pemberian obat-obatan dalam bentuk suspensi, larutan atau emulsi, kepada tikus dan mencit dilakukan dengan pertolongan jarum suntik yang ujungnya tumpul (bentuk bola/kanulla). Kanulla ini dimasukan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan dimasukan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai esotagus 2. Pemberian secara intraperitoncal Peganglah tikus/mencit pada ekornya dengan tangan kanan, biarkan mereka mencengkeram anyaman kawat dengan kaki depannya. Dengan tangan kiri jepitlah tengkuk tikus/mencit diantara jari telunjuk dan jari tengah (bisa juga dengan jari telunjuk dan ibu jari). Pindahkan ekur tikus/mencit dari tangan

kanan ke jari kelingking tangan kiri sehingga kulit abdomennya menjadi tegang. Pada saat penyuntikan, posisi kepala mencit lebih dari abdomennya. Jarum disuntikan dengan membentuk sudut 45" dengan abdomen. Agak menepi dari garis tengah, untuk menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati. Volume penyuntikan untuk mencit umumnya adalah 1 ml/100 g bobot badan dan untuk tikus terbaik adalah 0,2-0,3 ml/100 g bobot badan. Kepekatan larutan obat yang disuntikan, disesuaikan dengan volume yang dapat disuntikan tersebut. 3. Subkutan Penyuntikan biasanya dilakukan di bawah kulit tengkuk atau abdomen; seluruh jarum langsung ditusukan ke bawah kulit dan larutan obat didesak keluar dari alat suntik.

4. Intravena Penyuntikan dilakukan pada vena ekor menggunakan jarum no.24. Mencit dimasukan ke dalam pemegang (dari kawat/bahan lain) dengan ekornya menjulur keluar. Sebelum penyuntikan, ekor dicelupkan ke dalam air hangat atau digosok dengan pelarut organic seperti aseton atau eter untuk mendilatasi vena guna mempermudah penyuntikan. Bila jarum suntik tidak masuk ke vena, terasa ada tahanan, jaringan ikat sekitar daerah penyuntikan memutih dan bila piston alat suntik ditarik, tidak ada dara yang mengalir ke dalamnya. Dalam keadaan dimana harus dilakukan penyuntikan berulang, penyuntikan dimulai dari daerah distal ekor. 5. Intramuskular Larutan obat disuntikan ke dalam otot sekitar gluteus maximus atau ke dalam otot paha lain dari kaki belakang; Kalau perlu di cek, apakah jarum tidak masuk ke dalam vena dengan menarik kembali piston alat suntik.
Heksobarbital adalah deriviative barbiturat haveing efects hipnotic adn obat penenang. Hal Wass unsed iin teh 1940-1950-an sebagai en agennt fo enduceng enesthesia fo surgeri adn memiliki onset relativly cepat duratoin adn efects singkat actoin. Howver itu cxan menjadi dificult untuk mengontrol kedalaman teh dari enesthesia wiht heksobarbital whcih makse itu qtuie dangirous, adn kini beeen erplaced bi obat Safir iin humen medacine, owudl usally thiopenntal menjadi teh obat tidur dari choise aplikasi HTI fo mimbar theese. Heksobarbital Wass allso dipasarkan sebagai medicatoin rappid-acteng sleepeng wiht pendek duratoin (tradennames: Citopen, Evipen adn otheres, usally iin 250 mg tablet kekuatan). Heksobarbital adalah stil unsed iin smoe reasearch scienntific.

Anda mungkin juga menyukai