Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam kepada Rasullullah berkat limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah bahasa Indonesia serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis, dengan tersusunnya makalah yang berjudul Hubungan Depresi

dengan Tingkat Emosi ini bisa menjadi wacana yang memberikan banyak pengetahuan baru mengenai betapa pentingnya kita menjaga kestabilan emosi dalam diri kita. Tak hanya itu, pembaca dapat mengetahui betapa besar bahaya yang ditimbulkan akibat depresi yang berlebihan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca. Amin..

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................ii BAB I......................................................................................................................1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1 1.1Latar Belakang ........................................................................................................................... 1 1.2Rumusan Masalah..........................................................................................3 1.3Tujuan Penulisan............................................................................................3 BAB II.....................................................................................................................4 PEMBAHASAN.........................................................................................................4 2.1 Definisi Depresi.............................................................................................4

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan. Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.

Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan tetapi lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut yang notabene karena nafsu dari manusia itu sendiri yang tidak pernah puas dengan keadaan yang sudah cukup berlimpah ataupun sebaliknya. Dari ulasan diatas kita dapat sedikit menyimpulkan bahwa untuk menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental yang senantiasa terjaga. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak bersemangat. Baru-baru ini sering kali kita temukan banyak pejabat tinggi negara yang kehilangan akal sehatnya. Bahkan tak sedikit yang menjadi setengah tidak waras hingga benar-benar menjadi gila. Fenomena yang kerap kali muncul di layar kaca tentu menjadi 1

tanda tanya besar bagi kita. Bisa-bisanya para pejabat yang jelas memiliki tingkat intelektual dan kecerdasan lebih tinggi dari kita bisa kehilangan akal sehatnya. Ada banyak sekali faktor penentu hilangnya kestabilan otak kita dan salah satu diantaranya adalah tingkat emosi dalam diri kita. Emosi yang labil, tentu akan menjadikan kondisi fisik kita menjadi labil pula. Bagi mereka yang kurang bisa menjaga dan mengontrol emosi, sering kali mengalami stress dan jika berkelanjutan akan menjadi penyakit kejiwaan salah satunya yaitu depresi.

Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi. Penyakit ini sering kali diabaikan karena dianggap dapat sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan dari ahlinya. Padahal, depresi yang tidak diterapi dengan baik bisa berakhir dengan tindakan-tindakan anarki dan berbahaya oleh penderitanya. Selain hal-hal yang telah penulis bahas diatas, akan dijelaskan pula hubungan depresi akibat labilnya emosi seseorang terhadap kondisi sosial atau lingkungan sekitarnya baik teman sebaya, ataupun pihak keluarga serta terhadap prestasi di bidang akademik dan non akademik.

Meski ada suatu takaran ilmiah, namun batasan depresi mungkin tidak dapat dirumuskan secara pasti. Sebagai bagian dari jiwa atau psikis, depresi dapat didefiniskan sebagai penyertaan komponen psikologis dan komponen somatik. Komponen psikologis dapat disebutkan antara lain rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan, dll. Kehilangan kestabilan otak dan emosi ini tak hanya dipengaruhi faktor luar seperti pergaulan, trauma ataupun hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, kondisi genetik dan riwayat kelainan dari orang tua turut mendukung terciptanya kondisi depresi pada seseorang. Makanan yang merupakan faktor eksternal termasuk juga dalam faktor internal mengingat dampak yang diberikan begitu nyata dan dapat dirasakan. Dalam hal ini makanan yang dimaksud adalah makanan yang mengandung bahan-bahan kimiawi dan membahayakan kesehatan organ vital manusia. Hingga detik ini, kita menjadi sadar betapa pentingnya menjaga agar emosi kita tetap dalam batas normal demi keselamatan jiwa kita bersama.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan depresi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini pembaca dapat lebih memperhatikan kesehatan mental yang didasari emosi dalam diri kita sendiri. Karena kita tahu bahwa mental dan kondisi fisik yang baik menentukan masa depan yang cerah dan menjanjikan. Tak hanya itu, kita dapat lebih berhati-hati dalam bertindak ketika melakukan aktifitas sehari-hari. Perilaku ceroboh dan mengandalkan hawa nafsu kerap kali membawa kita menuju hal buruk yang dapat memicu ketidakstabilan emosi kita yang pada akhirnya menimbulkan depresi berat.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Depresi Dalam psikologi, depresi merupakan salah satu jenis dari sekian banyak jenis gangguan mental. American Psychiatric Association memberi batasan gangguan mental sebagai gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis terjadi pada seseorang yang berhubungan dengan keadaan distres atau gejala yang menyakitkan. Sementara itu, depresi sebagai salah satu bagian dari gangguan jiwa diberi batasan sebagai rasa sakit yang mendalam atas terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga memunculkan perasaan putus asa, tidak ada harapan, sedih, kecewa, dengan ditandai adanya perlambatan gerak dan fungsi tubuh. Secara umum depresi terbagi atas tiga jenis yaitu normal grief reaction, endogenous depression, dan neurotic depression. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai