SIFAT TOKSISITASNYA
Toksisitas
Toksikan
NIOSH : The National Institute for Occupational Safety and Health Suatu substansi bersifat racun bila secara demonstratif mempunyai kemampuan untuk :
- menimbulkan kanker, tumor, atau pengaruh
neoplastik pada manusia, atau pada hewan percobaan - menyebabkan terjadinya perubahan permanen dari satu keturunan atau perubahan genetis yang permanen - cacat fisik hingga menimbulkan kematian dan dapat mengakibatkan perubahan atau kelainan seksual pada manusia
Toksisitas kimia
Kerusakan akibat reaksi kimia lebih luas. Persenyawaan kimia dapat menyebabkan rusaknya jaringan dan bahkan kematian pada sel-sel. Bahan kimia anorganik seperti Hg dapat menyebabkan terhalangnya proses metabolisme tubuh, sehingga mempengaruhi sistem faal yang berlanjut dapat menyebabkan kematian.
Toksisitas fisiologis
keberadaan suatu toksikan dapat mempengaruhi kerja enzim-enzim fisiologis tubuh, malahan akan memutus kerja enzim sehingga reaksi metabolisme tubuh akan gagal . Hal ini merupakan dasar tumbulnya berbagai penyakit.
semua bahan KIMIA harus dianggap berbahaya (beracun, mudah terbakar) sampai diketahui sifatsifatnya dengan jelas.
LIMBAH B3 (MENGANDUNG BAHAN KIMIA TERTENTU) MENJADI BEGITU PENTING LIMBAH B3 MEMBERIKAN EFEK TOKSIK KEPADA MANUSIA
TIDAK TIMBUL BEGITU SAJA DALAM WAKTU SINGKAT, MELAINKAN DAPAT MENEMPUH WAKTU YANG LAMA
DIPERLUKAN WAKTU BERPULUH PULUH TAHUN UNTU MEMAHAMI AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH LIMBAH B3 TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
EPIDEMIOLOGI KIMIA ANALITIK TOKSIKOLOGI
DAPAT DIKETAHUI KETERKAITAN ANTARA KEHIDUPAN MAHLUK HIDUP DENGAN PAPARAN BAHAN KIMIA BERACUN
TOKSISITAS KRONIK
(PENGARUH PEMAPARAN DLM. JANGKA PANJANG
LD50 : DOSIS TOKSIKAN YANG MENGHASILKAN 50% RESPONS KEMATIAN PADA POPULASI ORGANISME UJI
Logam / metaloid
Pb (TEL, PbCO3) Hg Cd Cr As P
Hidrokarbon alifatik (bensin, kerosin) Hidrokarbon terhalogenasi (CCl4, CHCl3) Alkohol
- Syaraf, ginjal, dan darah - Syaraf, ginjal - Hati, ginjal, darah - Kanker - Iritasi, kanker - Metabaolisme karbohidrat, lemak, protein
Pusing dan koma
Bahan pelarut
Jenis bahan
Aspiksian sederhana (N2,Ar,He) Aspiksian kimia - HCN - H2S - CO
Pusing, sesak napas Sesak napas, kejang, hilang kesadaran Sesak napas, otak, jantung, syaraf, hilang kesadaran Leukeumia Paru-paru Kandung kencing Paru-paru Paru-paru Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
Karsinogen
Target Organs
Brain CNS
Lungs
Heart
Kidney Intestines
Liver
Skin
a. Saluran Pencemaan
Zat kimia yang tertelan masuk ke kerongkongan kemudian kelambung terus ke usus dan diserap masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya tersebar ke seluruh tubuh. Kerusakan dapat terjadi pada setiap bagian dari saluran pencenaan serta organ-organ dalam tubuh tergantung dari jenis
Kulit yang tidak normal lebih mudah menyerap bahan kimia dari pada kulit yang sehat. Selaput mata lebih sensitif terhadap bahan kimia dibandingkan dengan kulit yang lain.
Saluran Pernafasan
Saluran pemafasan dapat dibedakan menjadi saluran konduksi (sebagai penghantar udara pemafasan) dan saluran respirasi yang berfungsi untuk pertukaran udara (022 dan 002). Keracunan bahan kimia di industri sebagian besar disebabkan oleh penghirupan zat kimia di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan paru yang sangat luas dan kemampuan menyerap zat kimia lebih banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat dalam jaringan paru yang berbatasan dengan alveoli. Bahan kimia yang masuk melalui pernafasan dapat berupa gas uap mist fume dan debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata. Bahaya bahan kimia yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada mukosa hidung dan saluran pernafasan dan dapat pula merusak jaringan paru. Apabila zat kimia tersebut masuk ke dalam aliran darah akan menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.
Tingkat bahaya menunjukkan besar kecilnya resiko yang timbul pada pamaparan kimia dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut diatas.
Uji toksisitas selain LC50 juga digunakan LD50 (lethal dose fifty) yg diawali pada tahun 1927 untuk menentukan toksisitas akut Response yang ditunjukkan organisme uji :
- tidak menunjukkan kematian
Nilai LD50 tidaklah ekuivalen dengan toksisitas tetapi nilai ini dapat diinterpretasikan ke dalam nilai TD, ED.
Toxic Dose (TD) : merupakan dosis dari suatu bahan yang dipaparkan pada suatu populasi dan pada tingkat dosis tersebut sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh hewan percobaan Effective Dose (ED) : merupakan dosis dari suatu bahan dan pada tingkat dosis tersebut sudah dapat menimbulkan efek biologis yang ringan untuk pertama kalinya pada hewan percobaan
Toxicity rating 1
2
3 4 5
Highly toxic
Moderately Toxic Slightly Toxic Practically non-toxic
1 - 50
51 - 500 500 5,000 5,000 15,000
10 - 100
100 1,000 1,000 10,000 10,000 100,000
Relatively Harmless
> 15,000
> 100,000
b. Dosis
Dosis untuk pemaparan tunggal dan berulang tergantung dari lamanya pemaparan. Pada dosis rendah dan pemaparan berulang beberapa zat tertentu mempunyai sifat akumulatif di dalam tubuh. Gejala-gejala baru kelihatan setelah beberapa lama. Sedangkan untuk dosis tinggi pemaparan tunggal saja sudah dapat menimbulkan gejalagejala.
c. Respon individu
Respon individu terhadap suatu zatkimia berbeda-beda dan ada berbagai faktor yang mempengaruhi kerentanan individu terhadap efek suatu zat kimia.
3. Kelainan Genetik
Beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi kerentanan individu terhadap suatu zat kimia al : - status atopi - defisiensi enzim glucose phosphate dehydrogenase (GPD) defisiensi alfa antitriosin yang terdapat dalam serum.
4. Status gizi
Defisiensi protein zat besi atau kalsium akan menyebabkan absorbsi timah hitamoleh tubuh meningkat, Intereksi Beberapa Zat kimia. Pemaparan dua zat kimia atau lebih akan menimbulkan efek yang lebih berbahaya dari pada efek masing-masing zat kimia.
5. Aktivitas fisik
Kerja beratakan menyebabkan seseorang bemafas lebih dalam dan lebih cepat. Keadaan ini akan menyebabkan lebih banyak udara yang terkontaminasi masuk kedalam paru sehingga dosis yang terpapar akan meningkat.
Routes of Exposure
Ingestion Absorption/ Penetration
Inhalation
Target Organs
Brain CNS
Lungs
Heart
Kidney Intestines
Liver
Skin
Toxicity Rating
LD50 in mg compound/kg body weight of test animal
Chemical
Sucrose NaCl Vanillin Chloroform Caffeine DDT Nicotine Sodium cyanide
LD50
29,700 3,000 1,580 800 192 113 53 6.4
Chemical
Ethyl Alcohol Vitamin A Aspirin Copper Sulfate Phenobarbital Sodium nitrite Aflatoxin B1 Strychnine
LD50
14,000 2,000 1,000 300 162 85 7 2.5
KARAKTERISTIK LIMBAH B3 :
1. MUDAH MELEDAK:
LIMBAH YANG PADA SUHU DAN TEKANAN STANDAR (25C, 760 mmHg) DAPAT MELEDAK ATAU MELALUI REAKSI KIMIA ATAU FISIKA DAPAT MENGHASILKAN GAS DENGAN SUHU DAN TEKANAN TINGGI, YANG DENGAN CEPAT DAPAT MERUSAK LINGKUNGAN SEKITARNYA
Bukan berupa cairan, yang pada suhu dan tekanan standar dapat menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan, dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
3. BERSIFAT REAKTIF :
Pada keadaan normal tidak stabil, dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan Dapat bereaksi hebat dengan air
Bila bercampur dengan air, berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yg. membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
Limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada pH 2.0 12.5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen
4. Beracun :
menyebabkan kematian atau sakit yg serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan sifat racun menggunakan baku mutu TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). Bila nilainya < dari nilai ambang batas , maka perlu dilakukan uji toksikologi.
5. MENYEBABKAN INFEKSI :
limbah laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular
6. KOROSIF : menyebabkan iritasi atau terbakar pada kulit menyebabkan proses pengkaratan dan korosi lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi > 6.35 mm/tahun pada suhu pengujian 55C pH 2 untuk limbah bersifat asam pH 12.5 untuk limbah bersifat basa
PEMAPARAN :
TOKSIKAN YANG MASUK KEDALAM MAHLUK HIDUP DAPAT MENGALAMI PROSES SBB:
1. EKSKRESI 2. BIOTRANSFORMASI : METABOLISME TOKSIKAN MENJADI MOLEKUL YG BERSIFAT LEBIH POLAR SHG. LEBIH MUDAH DIEKSKRESIKAN 3. DIAKUMULASI DALAM SEL
TOKSIKOLOGI LIMBAH B3
KARENA EFEK TOKSIK SULIT DIDETEKSI DALAM EKOSISTEM, MAKA DIGUNAKAN PENDEKATAN DENGAN BIOMARKER