Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Model Sistem Pengendalian Pada Aliansi Strategis Berbasis Syariah

JRAK 1,2

Siti Zubaidah
Program Studi Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang, Jawa Timur ida_hasan96@yahoo.com

107

Abstract
This research aims to develop model-based control system of a strategic alliance of sharia as an effort to increase productivity and revenue. The object of this research is ALKAMIL Alliance. The respondents of this research are the management board Alkamil Alliance. Method of data collection is done by several instruments, including: questionnaires, interviews, and FGD (Focus Group Discussion). The collected data were analyzed with descriptive analysis. Type of data in the form of primary data and secondary data.The second year: preparation of materials and models as well as testing and perfecting the model, revision, dissemination models that would eventually form the final result of operational manuals and compack disk on the model control system on strategic alliances. The existence of the organizational structure splitting responsibilities functional in firm, the system of registration of the authority and procedures provide enough protection against wealth, debt, income, and costs, the practice a healthy in performing tasks and functions each organization unit, employee the quality in accordance with responsibility answer. Keywords: control systems, strategic alliances, sharia

PENDAHULUAN
Jumlah pengusaha kecil dan sangat kecil di Jawa Timur ternyata mengalami perkembangan yang pesat, baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Pengusaha-pengusaha tersebut banyak mengalami kesulitan dalam upaya pengembangan usahanya. Salah satunya adalah kesulitan mendapatkan dana investasi dan modal kerja, mengingat bahwa lembaga keuangan perbankan yang ada belum mampu menjangkau mereka. Upaya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dengan Baitul Maal Wattamwil (BMT) dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan nasional di bidang ekonomi patut mendapatkan dukungan. Usaha untuk mencapai cita-cita itu tidak mudah atau mulus. BMT yang merupakan lembaga pendukung peningkatan kualitas usaha ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha kecil bawah berlandaskan sistem syariah, perlu support atau dukungan dana dari lembaga keuangan/perbankan, perbankan syariah. Lembaga Keuangan Syariah biasa disebut BMT. Untuk itu BMT harus memiliki kinerja yang baik. Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan suatu pengendalian sistem BMT yang baik pula. Berdasarkan hasil penelitian Zubaidah (2010), ditemukan adanya realita bahwa sistem pengendalian pada pengelolaan dana ekonomi produktif masih kurang baik terbukti dengan adanya 50% pembiayaan yang disalurkan terjadi kemacetan. Penyaluran dana dari perbankan syariah ke UKM/UMKM tidak dapat dilakukan secara lang-

Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan ISSN: 2088-0685 Vol.1 No. 2, Oktober 2011 Pp 107-114

Pengembangan Model Sistem Pengendalian....

108

sung melainkan melalui BMT. Oleh karena itu perlu adanya lembaga yang independen yang bertugas mengawasi dan mengendalikan penyaluran dana tersebut. Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat membentuk aliansi ALKAMIL. ALKAMIL merupakan sebuah otoritas lembaga keuangan mikro yang merupakan unit otonom yang bertugas menjaga dan mengatur likuiditas anggota, sebagai pengawas anggota dan regulator di lingkungan anggota dan bertujuan untuk mengembangkan lembaga keuangan mikro Islam yang mandiri, menjadikan lembaga keuangan mikro Islam yang dikelola secara profesional, accountable dan amanah, menjalin kerjasama yang kongkrit di antara anggota aliansi, serta mengatur, mengkoordinir dan menselaraskan kepentingan anggota aliansi. Oleh karena itu dengan adanya aliansi sebagai lembaga yang independen dapat mengendalikan dan mengawasi pengelolaan dana ekonomi produktif yang disalurkan oleh bank. Untuk itu tugas Aliansi ALKAMIL sebagai badan pengawas perlu ditingkatkan terutama kebijakan tentang pengendalian pengelolaan dana. Adanya penelitian atas struktur fungsional ALKAMIL beserta pelaksanaanya akan membentuk dan mengevaluasi kinerja dari ALKAMIL yang kemudian dinilai tingkat kesesuaiannya dengan kriteria dan tujuan dari BMT. Harapannya hasil evaluasi tersebut akan menghasilkan suatu rekomendasi berupa perbaikan serta pengembagan model pengendalian intern ALKAMIL untuk menunjang seluruh proses operasioanal BMT agar berjalan lebih baik.

METODE
Penelitian ini dilakukan pada Aliansi ALKAMIL didasarkan pada masalah yang terdapat di BMT. Peneliti mencoba untuk meneliti Aliansi Alkamil selaku pengawas BMT yang bertujuan menunjang seluruh proses operasioanal BMT agar berjalan lebih baik. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang menggunakan data primer. Survey pada Aliansi ALKAMIL dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyebaran kuisioner dengan tujuan untuk mengetahui potensi-potensi Aliansi ALKAMIL. Melakukan wawancara bertujuan untuk menggali data seputar potensi dan indikator-indikator pengendalian dalam pengelolaan dana ekonomi produktif. Dan yang terakhir Focus Group Discussion dengan tujuan untuk menggali data lebih lengkap dan mendalam dari responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Model sistem pengendalian dipublikasikan dan didesiminasikan berupa buku panduan operasional dan compact disk.

HASIL DAN PEMBAHASAN


ALKAMIL (Aliansi Lembaga Keuangan Mikro Islam) adalah sebuah Lembaga Otoritas Keuangan mikro syariah. AlKAMIL sebagai lembaga aliansi dari beberapa lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah. Lembaga ini bernama aliansi lembaga keuangan mikro islam dengan singkatan ALKAMIL, yang selanjutnya disebut Alkamil. Wilayah keanggotaan Alkamil meliputi wilayah Propinsi Jawa Timur. Sesuai dengan landasan, azas dan tujuan, jangka waktu berdirinya Alkamil ini tidak terbatas. Alkamil berazaskan Islam dan berdasarkan Pancasila serta UUD1945. Aliansi Alkamil merupakan sebuah lembaga yang independent atau otoritas lembaga keuangan mikro syariah yang merupakan unit otonom dari Pusat Koperasi Syariah yang bertugas menjaga dan mengatur likuiditas anggota, sebagai pengawas anggota, dan regulator di lingkungan anggota, yang memiliki struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya, pelaksanaan kerja yang sehat

dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab yang dipikulnya. Dengan tugas tersebut, aliansi harus memiliki pengendalian yang baik, sehingga dapat menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Pengembangan Model Sistem Pengendalian di Aliansi Alkamil 1. Ada nya st r uktur or ga nisasi yang memis ahkan tangg ung ja wab fungsional secara tegas Struktur organisasi yang dimiliki oleh Aliansi Alkamil adalah dewan pengawas yang berfungsi melakukan pengawasan kegiatan BMT dan dewan pengawas syariah, yang mengawasi apakah BMT dalam menghimpun dan menyalurkan dana sesuai dengan syariah, struktur organisasi Aliansi terdiri dari: 1. Direktur Utama Memiliki tugas dan tanggungjawab: a. Merumuskan kebijakan aliansi b. Merumuskan sasaran dalam rangka tujuan yang ditetapkan c. Menetapkan strategi untuk mencapai sasaran aliansi d. Menyusun rencana aliansi jangka panjang aliansi 2. Direktur Pengawas Memiliki tugas dan tanggungjawab: a. Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan b. Melakukan pengawasan penyaluran dana BMT c. Melakukan pengawasan penerimaan dana BMT 3. Direktur hukum Memiliki tugas dan tanggungjawab: a. Merumuskan kebijakan dalam kegiatan aliansi b. Mengambil keputusan secara hukum tentang kegiatan aliansi 4. Direktur keuangan dan administrasi Memiliki tugas dan tanggungjawab: a. Mengumpulkan dan mengelola rancangan anggaran dari bagian-bagian serta melakukan revisi bila diperlukan b. Melakukan pencatatan data akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan c. Merumuskan ketentuan-ketentuan dalam rangka koordinasi kegiatan bagian dan unit-unit 5. Direktur umum dan operasional Memiliki tugas dan tanggungjawab: a. Membantu pengawas dalam mempersiapkan kegiatan yang akan dilakukan b. Melaksanakan kebijakan direksi baik dalam bidang keuangan, penelitian, pengembangan maupun yang lain c. Merumuskan ketentuan-ketentuan dalam rangka koordinasi kegiatan bagian dan unit-unit 6. Direktur penelitian dan pengembangan Memiliki tugas dan tanggungjawab: a. Membantu direksi dalam mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan aliansi b. Memberikan informasi kepada direksi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliansi.

JRAK 1,2

109

Pengembangan Model Sistem Pengendalian....

110

Merumuskan ketentuan-ketentuan dalam rangka koordinasi kegiatan bagian dan unit-unit. 2 . Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi. Di samping itu formulir juga digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Likuiditas : 1. Mengajukan surat permohonan pencairan dana likuiditas kepada pengelola Alkamil disertai dengan : a. Berita acara permasalahan likuiditas. b. Laporan Keuangan bulan terakhir ( Neraca, Laba / Rugi, Cashflow ). c. Data Nasabah Pembiayaan ( proofsheet ) beserta data kolektibiltas. d. Data debitur yang akan dialihkan kepada Alkamil. e. Pengalihan jaminan debitur sesuai poin d kepada Alkamil. Pengelola Alkamil akan melakukan evaluasi maksimal dalam dua kali dua puluh empat jam dan harus diambil keputusan yang dituangkan dalam berita acara keputusan. Pencairan dilakukan setelah ditandatanganinya perjanjiann pengalihan pembiayaan (piutang anggota Alkamil) dengan akad Hiwalah antara anggota Alkamil pemohon dan pengelola Alkamil yang diwakili oleh Satu Orang Direktur Utama dan Direktur Keuangan dan Administrasi atau Tiga orang Direktur Keuangan dan Administrasi; Direktur Pengawas dan satu Direktur sesuai kesepakatan pengelola Alkamil.

c.

2.

3.

Pola Penyaluran Pembiayaan Likuiditas: 1. Penyaluran dana pembiayaan likuiditas dapat dilakukan dengan pola : a. Hiwalah sebesar SWM sesuai saldo yang dimiliki oleh masing masing anggota Alkamil. b. Hiwalah sesuai kebutuhan likuiditas dari masing masing anggota (atau lebuh besar dari SWM yang dimiliki), dan sesuai butir pasal 4 ayat 1 poin e. Khusus pada poin 1.b tersebut diatas dapat diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yaitu : a. Saldo SWM b. Rasio NPL c. Dana likuiditas yang dimilki oleh Alkamil Keputusan pemberian jumlah pembiayaan likuiditas ditetapkan oleh pengelola Alkamil.

2.

3. A.

Adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi Tujuan ALKAMIL : a. Mengembangkan lembaga keuangan mikro Islam mandiri. b. Menjadikan lembaga keuangan mikro Islam yang dikelola secara profesional, accountable dan amanah. c. Menjalin kerjasama yang kongkrit diantara anggota aliansi. d. Mengatur, mengkoordinir dan menyelaraskan kepentingan anggota aliansi. Alkamil merupakan sebuah otoritas lembaga keuangan mikro syariah yang merupakan unit otonom dari Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat yang bertugas : a. Menjaga dan mengatur likuiditas anggota b. Sebagai pengawas anggota c. Regulator di lingkungan anggota Kewajiban dan Hak Pengelola : 1. Melaksanakan pengelolaan lembaga Alkamil demi mencapai maksud dan tujuan lembaga dengan meperhatikan dalam anggaran dasar dan peraturan yang berlaku. 2. Menata dan mengorganisir lembaga Alkamil secara profesional serta berakhlak mulia. 3. Mengatur dan menatalaksana likuiditas diantara anggota Alkamil. 4. Melakukan fungsi pengawasan. 5. Melakukan pertemuan berkala untuk membahas dan mengevaluasi: a. Pertumbuhan dan perkembangan anggota Alkamil b. Membuat peraturan demi terciptanya sebuah lembaga keuangan yang mengedepankan tingkat kehati-hatian sehingga terbentuk tata pengelolaan lembaga keuangan yang baik. c. Mengambil langkah dan tindakan apabila terjadi penyimpangan dan penyelewengan anggota Alkamil 6. Membuat stadar operasional dan prosedur serta tambahan bagi anggota Alkamil. 7. Membuat laporan konsolidasi kondisi keuangan dan tingkat kesehatan anggota Alkamil. Hak pengelola Alkamil : 1. Mengelola dana-dana likuiditas anggota Alkamil dan mengelola pendapatan lainnya untuk kepentingan pengelolaan alkamil secara profesional dan sesuai dengan prinsip syariah. 2. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan operasional Alkamil. 3. Porsi bagi hasil akan ditetapkan berdasarkan kesepakatan para pengelola.

JRAK 1,2

111

B.

C.

Sanksi Pengelola: Pengelola Alkamil diberhentikan oleh usulan dari pengurus Alkamil dan disyahkan oleh Pengurus Pusat Koporasi Syarian BMT Sentral Muamalat apabila melanggar AD/ART dan ketentuan lembaga Alkamil.

Pengembangan Model Sistem Pengendalian....

D.

112

Keanggotaan Anggota Alkamil adalah: a. Koperasi primer yang telah berbadan hukum baik Koperasi Syariah, Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Koperasi Pondok Pesantren, Koperasi Serba Usaha dan Koperasi Simpan Pinjam yang memiliki Unit Jasa Keuangan Syariah (Baitul Maal Wattamwil). b. Anggota diusulkan oleh pengurus Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat dan disetujui oleh seluruh anggota alkamil. c. Anggota Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat secara otomatis menjadi anggota Alkamil. Kewajiban dan Hak Anggota Kewajiban Anggota Alkamil: 1. Mematuhi perraturan dan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan yang ditetapkan pengelola Alkamil. 2. Berperan serta mengembangkan fungsi dan tujuan Alkamil dan memelihara kebersamaan. 3. Menjaga nama baik dan keutuhan lembaga alkamil. Hak anggota Alkamil: 1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat Alkamil 2. Memenfaatkan setiap jasa kegiatan Alkamil dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama anggota Alkamil. 3. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan Alkamil.

E.

F.

Sanksi dan Pemberhentian Anggota Sanksi anggota alkamil : Apabila anggota Alkamil melakukan penyimpangan sesuai peraturan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini serta peraturan yang telah ditetapkan pengelola Alkamil maka akan ditetapkan sanksi melalui proses a. Peringkat tingkat I : keterlambatan laporan, Manipulasi data b. Peringkat tingkat II c. Peringkat III Pemberhentian anggota Alkamil : Apabila mengabaikan peringatan sesuai pasal 15 makan pengelola Alkamil akan mengusulkan kepada pengurus Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat untuk memberhentikan keanggotaannya dalam Alkamil. Pemberhentian ditetapkan berdasarkan rapat anggota Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat yang minimal dihadiri 2 atau 3 jumlah anggota dan disetujui oleh minimal dari anggota yang hadir.

G.

Penyelesaian dan Perselisihan : Apabila terjadi perselisihan antara pengurus dan pengelola akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Apabila tidak diperoleh penyelesaian, maka akan dilimpahkan kepada Badan Arbitrase Syariah Nasional.

Penataan Klasifikasi anggota Alkamil : 1. Alkamil akan menetapkan klasifikasi berdasarkan tingkat kesehatan, aset yang dikelola, earning yang diiperoleh serta jaringan yang dimiliki. Klasifikasi anggota Alkamil ditetapkan dalam tiga kategori yaitu klasifikasi A, B, C. 2. Penetapan klasifikasi dimaksudkan adalah : a. Untuk memberikan kemudahan bagi pengelola Alkamil dalam memberikan fasilitas pinjaman baik likuiditas maupun komersial, sehingga akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anggota Alkamil yang masih belum optimal. b. Dapat memberikan pembinaan optimal bagi anggota Alkamil yang masih dalam klasifikasi terendah. 3. Penetapan Klasifikasi berdasarkan keputusan pengelola Alkamil dan tidak dapat diganggu gugat. Pengaturan Regulasi Penetapan Sistem Operasi dan Prosedur: Dalam rangka memudahkan monitoring dan interkoneksi, maka diperlukan penyesuaian dan penyeragaman sistem operasional dan prosedur, sehubungan dengan hal tersebut ditetapkan halhal berikut: 1. Sistem operasional prosedur akan diatur sendiri dalam buku panduan yang akan diterbitkan oleh Alkamil. 2. Sistem operasional dan prosedur tersebut wajib diikuti secara seragam baik dalam penafsiran maupun implementasinya. 3. Penyimpangan terhadap sistem operasi dan prosedur akan dilakukan sanksi yang diatur dalam bab tersendiri. H. 1. Sanksi Apabila para pihak pelanggar aturan atau ketetapan dalam anggaran dasar dan anggaran rumahtangga dan aturan lainnya (surat edaran) yang akan diterbitkan kemudian akan dikenakan sanksi Sanksi tersebut dibagi dan dikenakan kepada para pihak yaitu: a. Sanksi bagi para pengelola Alkamil Apabila pengelola Alkamil baik sengaja atau tidak sengaja membocorkan rahasia sesuai yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maka akan dikenakan sanksi pemberhentian secara tidak hormat yang ditetapkan pengurus pusat koperasi syariah BMT Sentral Muamalat. Dalam hal terkait dengan permintaan data yang dilakukan oleh pihak lain (misal: pajak, pemerintah/dinas koperasi, dll) maka harus meminta persetujuan dari pengurus Pusat Koperasi Syariah BMT Sentral Muamalat. c. Sanksi bagi pengelola LKMS anggota Alkamil.

JRAK 1,2

113

2.

4.

Kar yawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang sangat penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan, namun karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya tidak cukup untuk menjadi satu-satunya unsur sistem pengendalian intern untuk menjamin tercapainya tujuan sistem pengendalian intern. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi disinilah diperlukan peran dari tiga unsur

Pengembangan Model Sistem Pengendalian....

sistem pengendalian intern yang lain, agar setiap karyawan yang melaksanakan sistem terhindar dari godaan sehingga tujuan sistem pengendalian intern dapat tercapai.

SIMPULAN

114

Pengembangan model sistem pengendalian pada aliansi Alkamil ini difokuskan pada adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas (terutama bagian pengawas syariah dan bagian penelitian dan pengembangan). Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Saran yang peneliti dapat berikan pada Aliansi Alkamil, dapat menjalankan tugasnya dengan baik setelah adanya model sistem pengendalian intern, dan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan data yang lebih luas terutama prosedur penyaluran dengan membuat flowchart.

DAFTAR PUSTAKA
Antonio, S, M. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Gema Insani. Jakarta. Harahap, S, S. 2002. Teori Akuntansi. Bumi Aksara. Jakarta. Latifah. 2000. Penerapan Akuntansi Syariah pada Koperasi BMT Sarana Dakwah Muslim Malang. Laporan Penelitian Unpublish UMM. Malang Muhammad. 1997. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil . Sekolah Tinggi Ilmu Syariah. Yogyakarta. Mulyadi. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. BPFE. Yogyakarta. Mannan, M, A. 1993. Ekonomi Islam, Teori dan Praktek. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta. Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. YKPN. Yogyakarta. Mujiati, R. 2005. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pembiayaan pada Bank Syariah di Malang. Skripsi. Malang Sarif. 1999. Study Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada BNI Syariah. Laporan Penelitian Unpublish UMM. Malang Syafiq dan Mamduh. 2003. Minat Nasabah Terhadap Produk Profit dan Lose Sharing pada Perbankan Syariah. Laporan Penelitian Unpublish UMM . Malang Triyuwono, A. 2001. Akuntansi Syariah. Salemba Empat. Jakarta. Zubaidah, S. 2010. Kendala-kendala Potensial Penerapan Akuntansi Syariah Pada Perbankan Syariah Di Kota Malang. Laporan Penelitian Unpublish UMM. Malang

Anda mungkin juga menyukai