Persaingan para elite politik yang lebih berorientasi kepada kepentingan kelompok masing-masing dengan berusaha melemahkan atau menjatuhkan kelompok lainnya, tanpa menghiraukan nilai-nilai etika dan moral politik. Bahwa kekerasan-kekerasan masyarakat yang terjadi untuk mencoba mengganggu terwujudnya civil society yang ideal di Indonesia. Gerakan feminisme sejalan dengan cita-cita penguatan civil society yang kini menjadi ikon demokratisasi global. Civil Society yang kuat tidak bisa tidak harus disangga oleh tatanan sosial yang bersifat partisipatoris.
BAB II ISI
Public sphere adalah adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat. Dengan adanya ruang publik yang bebas dalam tatanan civil society, maka akan memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh penguasa. 2) Demokratis
Adanya kehidupan demokratis, merupakan hal yang penting yang pada hakekatnya mempunyai arti pemerintahan dan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.. Bidang kehidupan bangsa baik didalam penyelenggaraan pemerintah maupun pembangunan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang harus melibatkan partisipasi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Dalam kehidupan demokratis antara laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam melaksanakan perannya didalam masyarakat, terutama di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. 3) Toleransi
Toleransi merupakan sikap yang memungkinkan akan adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh kelompok masyarakat lain ynag berbeda. Civilitas meniscayakan toleransi, yakni kesediaan individuindividu untuk menerima pandanngan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. 4) Pluralisme
Pluralisme harus dipahami secara mengakar dengan menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang menghargai dan menerima kemajemukan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Bahkan
pluralisme adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lian melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan (check and balance). 5) Keadilan sosial
Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian secara proporsional terhadap kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada satu kelompok masyarakat. Secara esensial masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (penguasa). Selain memiliki karakteristik sebagai nilai universal dalam penegakan civil society, dalam civil society juga memiliki pilar penegak. Pilar penegak disini maksudnya adalah institusi-institusi yang menjadi bagian dari system control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Pilar-pilar tersebut antara lain adalah: 1) LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) adalah institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya
masyarakat yang tugas esensinya adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang tertindas. 2) Pers merupakan institusi yang memungkinkannya dapat mengkritisi dan menjadi bagian
dari system control yang dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan denagn warga negaranya. 3) Supremasi Hukum memberikan jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk
penindasan individu dan kelompok yang melanggar norma-norma hukum dan segala bentuk penindasan hak asasi manusia, sehingga terpola bentuk kehidupan yang civilized. 4) Perguruan Tinggi memiliki tugas utama mencari dan menciptakan ide-ide alternatif dan
Menurut pengamatan A. Syafii Maarif, masyarakat sipil civil society yang berkembang dalam masyarakat Barat secara teoritis bercorak egilitarian, toleran, dan terbukanilai-nilai yang juga dimiliki oleh masyarakat Madinah hasil bentukan Rasulullah. Masyarakat sipil lahir dan berkembang dalam asuhan liberalisme sehingga hasil masyarakat yang dihasilkannya pun lebih menekankan peranan dan kebebasan individu, persoalan keadilan sosial dan ekonomi masih tanda tanya. Sedangkan dalam masyarakat madani, keadilan adalah satu pilar utamanya. Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah.
dalamnya, termasuk kaum perempuan yang sadar akan hak-hak mereka sebagai warga dan anggota masyarakat. Ketidak adilan yang dibenarkan dengan mengutip teks suci dianggap kaum feminis sebagai pangkal penindasan terhadap perempuan. Karena itu rekonstruksi atas pemahan tradisional terhadap ajaan agama dianggap sesuatu yang imperatif untuk menghapus perbedaan status antara laki-laki dan perempuan. Kalangan feminis muslim berusaha memperlihatkan implikasi langsung dari tafsir bias gender terhadap jargon keadilan islam. Dalam hal hukum waris kalangan feminis muslim tidak terutam mempermasalahkan pembagian, namun konteks keadilan.