Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUGAS INDIVIDU mengenai INTERNET dan WEB CLOUD COMPUTING DAN WEB OS Dosen : Anief Fauzan Rozi,

S. Kom. Mata Kuliah : Pemrograman Web

Disusun Oleh: Ahmad Zaky Ghozali 10523409

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2012

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam proses penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna, karena tak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT. Namun atas bimbingan, arahan, koreksi dan saran yang telah kami dapatkan, saya sampaikan rasa terima kasih yang dalam kepada : Bapak Anief Fauzan Rozi, S. Kom. selaku dosen mata kuliah Pemrograman WEB Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk ini. Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat untuk kedepannya,

Yogyakarta, 21 Februari 2012

Penulis

Daftar Isi Kata Pengantar............................................................................... i Daftar Isi........................................................................................ ii Pembahasan : A. Sejarah Cloud Computing........................................................1 B. Pengertian Cloud Computing...................................................4 C. Pengertian Web OS..................................................................7 D. Implementasi Cloud Computing dan Web OS.........................8 Daftar Pustaka..............................................................................10

ii

A. Sejarah Cloud Computing Ide awal dari cloud computing bisa ditarik ke tahun 1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa "suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik--seperti listrik dan telpon". Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle , memunculkan ide "Network Computing" sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya. Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna. Ide "Network Computing" ini sempat menghangat dengan munculnya beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop. Namun akhirnya, gaung Network Computing ini lenyap dengan sendirinya, terutama disebabkan kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai, sehingga akses NC ini menjadi sangat lambat, sehingga orang-orang akhirnya kembali memilih kenyamanan PC Desktop, seiring dengan semakin murahnya harga PC. Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep ASP (Application Service Provider) di akhir era 90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat. Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah pemilik data center untuk menawarkan fasilitasnya sebagai tempat hosting aplikasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui jaringan komputer.

Dengan demikian pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center. Hanya saja ASP ini masih bersifat "privat", di mana layanan hanya dikastemisasi khusus untuk satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu itu umumnya masih bersifat client-server. Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks. Dan seperti sudah sedikit disinggung sebelumnya, popularitas Cloud Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software as a Service, Salesforce.com, yang mendapatkan sambutan gegap gempita. Dengan misinya yang terkenal yaitu "The End of Software", Benioff bisa dikatakan berhasil mewujudkan visi bos-nya di Oracle, Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian. Selanjutnya jargon Cloud Computing bergulir seperti bola salju menyapu dunia teknologi informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain sebagainya. Semua inisiatif ini masih terus bergerak, dan bentuk Cloud Computing pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini hal ini baru bermunculan di tiga tahun belakangan. Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang, seluruh nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan Dell, pernah mencoba mempatenkan istilah "Cloud Computing", namun ditolak oleh otoritas paten Amerika. Walaupun di luaran perebutan kapling awan ini begitu ingar-bingar, tidak demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta ini. Pemain yang benar-benar mencoba masuk di area ini masih sangat sedikit, bahkan jumlahnya bisa dibilang belum sebanyak jari sebelah tangan.

Salah satu yang cukup serius bermain di area ini adalah PT Telkom, yang setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as a Service. Salah satunya melalui anak usahanya, Sigma Cipta Caraka, yang menawarkan layanan aplikasi core banking bagi bank kecil-menengah. Kemudian bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT Codephile, Telkom menawarkan layanan e-Office on Demand untuk kebutuhan kolaborasi/korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sepinya sambutan dunia teknologi informasi dalam negeri terhadap Cloud Computing ini, mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya: 1. Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas. 2. Tingkat kematangan pengguna internet, yang masih menjadikan media internet utamanya sebagai media hiburan atau sosialisasi. 3. Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena harus merupakan kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware dan software sekaligus. Namun demikian, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 di dunia--yang berarti juga pasar terbesar ke-5 di dunia--para pelaku teknologi informasi dalam negeri harus sesegera mungkin mempersiapkan diri dalam arti mulai mengembangkan layanan-layanan yang siap di-cloud-kan. Sehingga saat gelombang besar Cloud Computing ini sampai di sini, tidak hanya pemain asing besar saja yang akan menangguk keuntungan. Tentu saja peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator sangat diperlukan di sini, karena sekali lagi: Everybody wants to be in the Cloud!

B. Pengertian Cloud Computing Istilah Cloud Computing akhir-akhir ini semakin sering terdengar.Namun sebenarnya implementasi konsepnya sendiri sudah ada sejak puluhan tahun lalu, sebelum internet berkembang seperti sekarang. Saat ini memang Cloud Computing identik dengan internet. Apakah anda tahu dengan apa yang disebut Cloud Computing? Jika diartikan perkata, cloud berarti awan, computing sendiri berarti komputer, apakah yang dimaksud dari kata tersebut adalah komputer awan? Mungkinkah dalam benak anda terlintas ilustrasi komputer anda berarti harus berada di atas awan agar bisa bekerja, namun bukan itu yang disebut komputer awan atau dengan bahasa asing disebut Cloud Computing. Dengan mengetikkan kata kunci "Cloud Computing Definition" di search engine atau wikipedia, dalam sekejap ratusan definisi tentang "Cloud Computing" akan muncul. Dari mulai yang sangat teknis, sampai yang sangat simplistis. Namun semuanya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Cloud Computing" secara sederhana adalah "layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet". Kata-kata "Cloud" sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud). Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi : 1. Layanan bersifat "On Demand", pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja. Misalkan sebuah layanan menyediakan 10 fitur, user dapat berlangganan 5 fitur saja dan hanya membayar untuk 5 fitur tersebut. 2. Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut.

3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi internet.

Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS). Sementara dari sifat jangkauan layanan, terbagi menjadi Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud. Intinya, Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar secukupnya pula. Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi besar-besaran. Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja. Seperti kecenderungan beberapa tahun terakhir dimana banyak perusahaan telah melakukan outsourcing terhadap pekerjaan non-core mereka. Demikian juga dengan kebutuhan layanan TI, kecenderungan untuk "menyewa" sumber daya TI melalui mekanisme Cloud Computing ini, menunjukan peningkatan signifikan dalam 3 tahun terakhir. Makanya tidak heran, jika nama-nama besar itu sudah memulai memukul genderang perang menjadi penguasa awan. Everybody wants to be in the Cloud! Sebenarnya Cloud Computing adalah teknologi yang menggunakan jaringan internet dan server terpusat untuk mengelola data dan menjalankan aplikasi. Cloud Computing membantu user untuk menggunakan aplikasi tanpa melakukan instalasi, mengakses file pribadi mereka di komputer manapun dengan akses internet. Teknologi ini memungkinkan efisiensi lebih dengan memusatkan penyimpanan data, memory, pemrosesan aplikasi, dan resource lainnya di Internet (server). Dengan Cloud Computing, seorang user hanya membutuhkan komputer dengan web browser dan akses Internet untuk menjalankan berbagai aplikasi seperti game, office application, Web Desktop/Web Operating System, dan sebagainya.

Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lainlain. Manfaat dari Cloud Computing yang dirasakan oleh user yakni user tidak perlu menginstal program di komputernya semua nya bisa dilakukan secara online contohnya banyak web yang menyediakan penggunaan adobe photoshop dengan gratis yang bisa dimanfaatkan oleh user namun dengan catatan user hanya sebatas menggunakan tanpa harus memiliki. nah begitulah nantinya teknologi cloud komputing bekerja. untuk saat ini pengusa internet yakni google telah mengembangkan google apps nya untuk menjadi layanan komputer awan.

C. Pengertian Web OS Secara teknis, Web OS atau juga disebut Web Desktop (webtop) adalah sebuah desktop environment yang berjalan di atas web. Web OS dapat diartikan sebagai sistem operasi yang berjalan di atas web browser. Tentunya, Web OS bukanlah sebuah sistem operasi yang sebenarnya. Web OS hanyalah meniru tampilan, lookand-feel, dan beberapa fitur yang biasanya ditemukan pada sebuah sistem operasi seperti Windows, Linux, atau Mac OS. Dengan kata lain, Web OS bisa juga disebut sebagai virtual desktop yang berjalan di dalam web browser. Semua aplikasi, data, file, dan konfigurasi berada di server (cloud) dan diakses secara remote dari client melalui jaringan. Fungsi web browser hanya sebagai media penampil dan input. Salah satu contoh dari Web OS adalah EyeOS (www.eyeos.org). EyeOS adalah sebuah aplikasi web yang menampilkan desktop ke dalam web browser. Dalam aplikasi tersebut sudah terdapat office dan beberapa aplikasi default dalam windows. Sama halnya sebuah frame work yang dikembangkan untuk web aplikasi dimana aplikasi tersebut memiliki aplikasi desktop. Aplikasi ini bersifat open source, jadi dapat didapat dengan mudah. Web aplikasi berbasis PHP, XML, dan JavaScript. Tiga hal tersebut merupakan platform utama dari pembuatan web aplikasi tersebut. Dalam aplikasi tersebut sudah terdapat office dan beberapa aplikasi (67 aplikasi). Teknologi yang digunakan dalam membangun aplikasi Web desktop sangat beragam tergantung dari masing-masing penyedia layanan. Secara umum Web desktop menggunakan teknologi Client-server dan menggunakan engine berbasis PHP, Ajax, Java, Flash, Silverlight (Microsoft), atau kombinasinya.

D. Implementasi Cloud Computing dan Web OS

Ada 3 point utama yang diperlukan dalam implementasi Cloud Computing, yaitu komputer front end, komputer back end dan yang terakhir penghubung antara keduanya. Komputer front end biasanya merupakan komputer desktop biasa, sedangkan komputer back end dalam skala besar bisa berupa server komputer yang dilengkapi dengan data center dalam rak-rak besar. Pada umumnya komputer back end harus mempunyai kinerja yang tinggi, karena d harus melayani, mungkin hingga ribuan permintaan data. Penghubung keduanya bisa berupa jaringan LAN atau internet. Semua pengguna komputer yang pernah mengakses internet, secara sadar atau tidak sadar pasti pernah melakukan cloud computing. Siapa yang tidak pernah mengakses Google? Pasti hampir semua pengguna internet pernah mengaksesnya. Ketika pengguna mengakses Google, sebenarnya dia sedang melakukan cloud computing! Mesin pencari Google atau mesin pencari lainnya, merupakan aplikasi web. Dimana data-data pendukung mereka berada di server masing-masing. Selain itu implementasinya masih banyak lagi. Karena website yang ada sekarang rata-rata sudah berupa aplikasi web, layanan seperti Gmail, Yahoo!Mail dan Google Docs merupakan contoh aplikasi web. Bukankah dengan itu aplikasi web seperti Outlook dan MS Word bisa digantikan?

Software yang bisa dijalankan dalam sistem cloud computing meliputi semua software yang ada saat ini. Word Processing, Image editor, Spreadsheet, Media player, dan jenis software lain yang sudah ada padanannya di aplikasi desktop. Bahkan Sistem Operasi bisa diimplementasikan dalam sistem cloud computing. Saat ini sistem operasi berbasis web yang sudah dikembangkan adalah EyeOS . EyeOS merupakan sistem operasi berbasis web yang dibuat dengan bahasa PHP dan berjalan diatas browser biasa. Jadi bisa dibayangkan menjalankan sistem operasi dengan browser yang dijalankan oleh sistem operasi juga dan Eye Os merupakan contoh implementasi sistem operasi berbasis cloud. Saat ini kendala yang dihadapi dalam implementasi total cloud computing adalah masalah kecepatan transfer data dari back end ke front end. Karena diantara keduanya terjadi pertukaran data. Saat ini infrastruktur internet kebanyakan belum ada yang bisa menyamai harddisk dalam hal kecepatan transfer data. Transfer data harddisk berkisar 50 MB/s, sedangkan internet rata-rata mungkin hanya 50 KB/s. Jauh sekali bukan? Oleh karena itu, aplikasi-aplikasi cloud computing saat ini masih terbatas dalam hal ukuran aplikasinya. Apabila ukurannya terlalu besar, tentu saja waktu loading aplikasinya akan sangat lama. Meski bisa diakali dengan caching dan AJAX, tetap saja sebelumnya harus mendownload file-file yang dibutuhkan lebih dahulu. Karena itulah saat ini interaktifitas aplikasi web masih kalah dengan aplikasi desktop. Dan itu salah satu sebab mengapa aplikasi web selalu kalah dalam hal fiturnya, misalnya aplikasi Google Docs tentu saja fiturnya tidak selengkap MS Word. Sistem operasi berbasis web juga isinya tidak selengkap Distro Linux yang paling hemat. Apabila fitur yang ditanamkan terlalu berat, yang ada hanya waktu loading yang sangat lambat. Namun apabila masalah koneksi tidak menjadi masalah lagi, dalam artian kecepatannya sudah sesuai untuk lalu lintas data yang besar seperti yang saat ini dimiliki oleh harddisk. Bukan tidak mungkin pengguna komputer tidak lagi perlu menginstal banyak sekali software di komputernya, tapi cukup mengandalkan koneksi internet.

Daftar Pustaka
http://febripuguhpermana.blogspot.com/2011/03/cloud-computing-web-operatingsystem.html?showComment=1300893673848#c6242882645822179183

http://heldinisafitri.blogspot.com/2010/06/implementasi-cloud-computing-padasuatu.html www.wilsarbali.co.cc http://pusteka.depkominfo.go.id http://linux.blog.gunadarma.ac.id/2010/11/30/cloud-computing/ http://bayanu.wordpress.com/2010/10/26/cloud-computing-atau-komputer-awan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=74783&page=1

10

Anda mungkin juga menyukai