Anda di halaman 1dari 5

INFRASTRUKTUR ARSITEKTUR MULTIMEDIA PADA SISTEM INTERACTIVE DISTANCE LEARNING

I Putu Agung Bayupati, bayupati@telkom.net Yusep Rosmansyah, yusep@lss.ee.itb.ac.id

Jaka Sembiring, jaka@itb.ac.id


Okki Mahendra, mahendraokki@yahoo.com Kelompok Keahlian Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Jl.Ganesha 10 Bandung
ABSTRAK Interactive distance learning (IDL) merupakan metode pembelajaran jarak jauh yang melibatkan teknologi informasi sebagai salah satu kunci keberhasilannya. Ketergantungan yang kuat terhadap teknologi yang berkembang sangat mempengaruhi cara perancangan arsitekturnya agar mampu menghasilkan jaringan interactive distance learning yang handal. Dalam paper ini dianalisa suatu model arsitektur dimana pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, melibatkan banyak peserta (N-way synchronized distance learning) dengan menggunakan teknologi video conference. Juga digunakan jaringan broadband internet serta teknik multicast sebagai metode pemecahan masalah agar pemakaian bandwidth bisa efisien. KATA KUNCI : IDL, N-way synchronized distance learning, video conference, Multicast.

1.

INTERACTIVE DISTANCE LEARNING

Distance learning adalah proses pendidikan yang melibatkan teknologi yang bebas dari batasan jarak, tempat, dan bahkan bebas sinkronisasi waktu (Daniel Minoli, 1996). Dalam perkembangannya, sudah banyak metode yang digunakan dalam distance learning. Metode asynchronized berarti pengajar dan siswa tidak terlibat secara interaktif dan tidak real time. Jadi partisipasi antar mereka tidak dilakukan secara serentak atau simultan. Saat ini metode yang berkembang adalah N-way synchronized distance learning dengan menerapkan teknologi video conference atau interactive distance learning (IDL). 2. SISTEM JARINGAN

dikirimkan ke masing- masing penerima secara langsung, namun hanya dikirimkan ke satu alamat multicast saja. Hanya satu copy data saja yang dikirim oleh sumber, selanjutnya perbanyakan/duplikasi data sesuai jumlah penerima dilakukan oleh setiap router yang berada pada jalur antara sumber penerima dalam satu grup multicast. Penyampaian datagram multicast dari suatu jaringan ke jaringan lain (tree) akan membentuk jaringan multicast yang disebut dengan multicast backbone. Setiap cabang hanya menerima satu copy dari multicast datagram untuk suatu group tertentu. Dalam penggunaan datagram multicast harus terhubung ke multicast backbone.

Perancangan arsitektur IDL ini berbasis TCP/IP atau Internet sehingga diharapkan menghasilkan kualitas yang baik dan low bandwidth packet. 2.1. Metode Multicast Multicast merupakan suatu teknik penyebaran data dari suatu pengirim ke sekumpulan penerima secara efisien. Data yang ditujukan kepada sekumpulan penerima yang tergabung dalam grup multicast tidak

Gambar 2.1. Metode multicast

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

301

3.

VIDEOCONFERENCE DENGAN H.323

Dengan kemajuan jaringan IP saat ini maka memungkinkan untuk melakukan interactive distance learning dengan jaringan IP. Standar H.323 menyediakan dasar bagi komunikasi audio, video dan data melalui jaringan Internet Protocol (IP). Spesifikasi H.323 terdiri dari beberapa protokol yaitu:
Tabel 3.1: Protokol yang didukung oleh H.323 Standar Fungsi H.225 RAS (registration, admission, and status), Call Setup dan Tear Down (Q.931 call establishment) H.245 Call Control Messaging H.261 Video Format H.263 G.711 Audio Format G.722 G.723 G.728

Gatekeeper Gatekeeper merupakan salah satu komponen terpenting dalam jaringan video conference H.323. Walaupun standar H.323 menempatkan gatekeeper sebagai optional device, namun tidak bisa membangun jaringan video tanpa aplikasi kontrol dari gatekeeper. Masing-masing komponen infrastruktur video dicatat oleh gatekeeper. Gatekeeper melakukan semua pemecahan alamat (address resolution), manajemen bandwidth, admission control, zone management, dan intra-zone and inter-zone call routing. Gateway Gateway menyediakan interoperability antara element. Misalnya Gateway H.323 mengijinkan terminal video H.323 untuk berkomunikasi dengan terminal video H.32x yang lain. seperti H.320 dan H.321. Gateway video melakukan translation antara protokol, format audio encoding dan format video encoding yang berbeda yang mungkin digunakan oleh berbagai standar H.32x. Multipoint Conference Unit (MCU) Secara umum terminal video adalah piranti point to point yang hanya mengijinkan dua peserta setiap conversation. Sebuah MCU mengijinkan video conference untuk diperluas sampai tiga atau lebih peserta. Sebuah MCU terdiri dari multipoint controller (MC) dan multipoint processor (MP). MC mengatur semua call setup control functions dan conference resources sekaligus pembukaan dan penutupan media stream. MP hanya memproses media stream audio dan video. Proxy Sebuah proxy merupakan agen yang memproses panggilan untuk menghentikan panggilan H.323 dari LAN dan membuat session dengan endpoint H.323 yang lokasinya di LAN dan zone yang lain. Proxy menyediakan network administrator dengan kemampuan mengatur Quality of Service (QoS) pada segmen antar zone. Proxy juga menyediakan metode identifikasi hubungan videoconferencing H.323 untuk tunneling melalui firewall dan Network Address Translation (NAT). 4. MEMILIH SISTEM VIDEO CONFERENCE Dalam memilih teknologi video conference harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari penggunaan teknologi tersebut, dengan hati-hati. Untuk mendapatkan sistem terbaik maka harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

3.1. Komponen Videoconference H.323 Lima komponen dalam jaringan videoconference H.323 meliputi: Video Terminal Gatekeeper Gateway Multipoint Conference Unit (MCU) Proxy

Video Terminal Video terminal ada dalam berbagai bentuk termasuk dalam sistem yang diinstal di PC sebagai terminal desktop standalone dan piranti yang group-focused shared conference room.

Gambar 3.1. Komponen fungsional dalam Video Terminal

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

302

4.1. Sistem yang diharapkan Pemilihan sistem merupakan hal yang sangat penting dibahas untuk mendapatkan tingkat sistem yang diharapkan. Seperti frame rate dan window size yang realistis pada bandwidth yang tersedia yang mungkin jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Tingkat sistem yang diharapkan harus disesuaikan dengan sistem yang tersedia. 4.2. Ketersediaan Bandwidth Beban jaringan (bandwidth) yang dibutuhkan perlu dipertimbangkan. Bandwidth merupakan sumber daya dari suatu jaringan, istilah yang diberikan untuk menggambarkan kemampuan transfer informasi (bit/detik). Ketersedian bandwidth merupakan faktor pembatas (limiting factor) dalam sistem video conference untuk menghindari bottleneck. Dua metode yang digunakan untuk menghindari bottleneck adalah dengan meningkatkan ketersediaan bandwidth dan dengan mengurangi jumlah data yang ditransmisikan dengan menggunakan sistem yang mendukung kompresi contohnya H.264. 4.3. Kualitas sistem Ada beberapa langkah yang digunakan untuk mengurangi jumlah data yang harus ditransmisikan ketika melakukan video conference. Kombinasi yang nyata menggunakan window size paling kecil agar dapat diterima dengan frame rate yang minimum. Sistem video conference menggunakan kompresi metode lossy. Penggunaan algoritma lossy membuat kompromi antara kualitas gambar yang diharapkan dan volume data. Pertimbangan penting lain dalam pemilihan teknik kompresi adalah interoperabilitas antara sistem yang digunakan dalam video conference. 4.4. Penerapan kompresi H.261 merupakan standar orisinil yang dibentuk oleh ITU-T yang digunakan dalam video conference. Perkembangan secara cepat menjadi H.263 pada tahun 1995 yang menawarkan metode video kompresi yang lebih tinggi secara efisien dan dengan kualitas yang lebih tinggi pada bitrate yang rendah. Setelah itu ITU menghasilkan H.264 yang menawarkan kualitas dua kali lebih bagus dibanding H.263 pada bandwidth yang sama atau kualitas sama hanya dengan setengah bandwidth H.263. 4.5. Jumlah Peserta Yang utama dalam hubungan point to multipoint adalah MCU (Multipoint Control Unit) untuk menghubungkan dan mengatur komunikasi yang lebih dari dua peserta.

Gambar 4.1. Multipoint Control Unit

H.323 MCU selalu merupakan bagian hardware yang terpisah untuk menghubungkan semua media transmisi yang digunakan dari masing masing peserta. Sebagian besar sistem H.323 mendukung IP multicast. Fungsi dasar H.323 MCU adalah untuk mengatur semua audio, video, data dan mengontrol stream antara semua peserta dalam conference via IP. 4.6. Sistem Manajemen Walaupun standar H.323 menggambarkan gatekeeper sebagai komponen optional, namun dalam penerapannya hal ini merupakan tool yang sangat penting untuk mendefinisikan dan mengontrol bagaimana komunikasi suara dan video diatur melaului jaringan IP. Tanggung jawab gatekeeper adalah: penyediaan penerjemahan address antara LAN alias dan IP address mengontrol panggilan dan layanan routing ke H.323 end user mengatur sistem (management system) kebijakan security (security policies) 4.7. Lokasi Peserta Sistem H.323 dapat beroperasi secara simultan dengan menggunakan gateway. Gateway menyediakan penerjemahan dan transcoding antara jaringan circuit-switched yang berbeda dan jaringan packet-based yang berbeda sehingga end user bisa berkomunikasi. Sebagian besar gateway bekerja saling berhubungan dan memasukkan fungsi dasar gatekeeper. Pertanyaan pertama untuk hal ini adalah bagaimana memulai proses identifikasi sistem video conference; dengan siapa dan dimana orang-orang yang ingin conference. Hal ini merupakan persoalan jaringan yang menentukan bagaimana bentuk partisipasi yang akan dibentuk dan untuk mempertimbangkan standar yang mampu diaplikasikan (applicable).

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

303

4.8. Konsep yang digunakan Ada perbedaan utama dalam penggunaan konsep antara desktop dan sistem group video conference. Sistem group selalu dalam suatu ruangan khusus. Lebih jauh sistem group selalu mempunyai remote keyboard, kamera PTZ (Pan, Tile and Zoom) dengan pengontrolan jarak jauh. Pada sisi lain, sistem desktop video conference merupakan PC based yang menggunakan GUI yang familiar. 5. DESAIN SISTEM INTERACTIVE DISTANCE LEARNING

Loudspeaker. Satu atau lebih loudspeaker pada masing-masing ruangan teleconference adalah dibutuhkan oleh semua peserta agar dapat mendengar secara jernih dan bersih suara dari peserta di remote location. Sub-sistem audio: diperlukan untuk mengatasi masalah dengan acoustic echo dan electronic echo. Electronic echo biasanya terjadi bila sinyal diterima tercampur saat transmisi sinyal. Dalam sub-sistem audio, multiple audio mixer digunakan untuk memisahkan received signal dengan transmitting signal. 5.1.2 Sistem Audiographic Istilah ini berhubungan dengan fungsi yang meliputi document conferencing, whiteboard conferencing dan freeze frame video teleconferencing. Audiographic teleconference dapat menyediakan layanan pertukaran dokumen secara interactive (interactive exchange of printed documents), informasi yang ditulis tangan (hand-drawn information), grafik (chart), bahan transparan(slides), viewgraphs dan still-frame video images. Walaupun porsi audio dari audiographic teleconference adalah identik dengan audio teleconference, penambahan peralatan diperlukan untuk mendukung kemampuan graphic. Berikut beberapa jenis perbedaan dari interaksi audiographic dan jenis peralatan yang diperlukan untuk mendukung satu dengan yang lainnya: Interactive writing. Peralatan ini sering juga disebut electronic whiteboard, memungkinkan instruktur untuk menggambarkan poin-poin yang dibuat dalam presentasinya. Diagram dan gambar termasuk gambar yang multicolored dapat digambar pada salah satu lokasi dan diterima pada lokasi lainnya, dimana mereka dapat dimodifikasi dan dihapus oleh peserta pada remote site. Document conferencing. Kemajuan pada PC dan kemampuan komputer graphic telah menciptakan sistem document conferencing yang sangat canggih. Peralatan ini memungkinkan peserta pada beberapa lokasi untuk melakukan kolaborasi dengan membagi dokumen atau grafis (shared document or graphic) yang kemudian secara otomatis bisa di update pada semua lokasi Still video images. Objek, dokumen dan bantuan visual lainnya bahkan gambar peserta dapat diambil (capture) oleh kamera dan ditransmisikan sebagai bagian dari audiographic teleconferencing. Gambargambar ini direkam dalam bentuk electronic snapshot pada PC dan kemudian
304

Dalam proses interactive distance learning ini diperlukan suatu ruangan khusus layaknya studio yang disebut virtual classroom interactive atau ruangan video conference, terdiri dari peralatan elektronik seperti video camera, electronic whiteboard, audio, projection dan teaching material synchronizing. 5.1. Sistem Peralatan (Equipment) Audio, audiographic, video dan internet untuk distance learning semuanya memerlukan peralatan yang berbeda. Apapun yang dipilih untuk sistem distance learning akan tergantung pada keperluan end user. 5.1.1 Sistem Audio Peralatan audio (voice) teleconferencing adalah terminal, telephone, microphone, dan loudspeaker. Dalam pemilihan masing-masing komponen diatas akan ditemukan berbagai produk untuk dipilih dan ditetapkan yang akan menggambarkan secara garis besar kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan kemampuan alat. Berikut adalah gambaran secara ringkas kebutuhan komponen audio diatas: Terminal. Peralatan terminal adalah jantung dari sistem audio. Peralatan ini menyediakan kemampuan untuk mendukung microphone dan loudspeaker. Telephone Set. Telephone set mengijinkan peserta untuk melakukan pemanggilan ke lokasi lain dan menerima panggilan yang berasal dari lokasi lain juga. Pada beberapa sistem hal ini juga menyediakan fungsi kontrol seperti fungsi kontrol volume dan microphone muting. Microphone. Setiap ruangan conference seharusnya dipasang dengan microphone. Jumlah microphone yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor seperti: sensitivitas dari microphone, ukuran ruangan, dan jumlah peserta.

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

ditransmisikan melalui saluran telekomunikasi ke lokasi lainnya dimana mereka dapat melihatnya pada video monitor. Teaching material synchronizing: tujuannya untuk menampilkan material elektronik ke semua virtual classroom interactive secara simultan. 5.1.3 Video Equipment Sistem video conference meliputi peralatan yang diperlukan untuk transmisi dan penerimaan gerakan video (motion video). Hal ini juga meliputi peralatan audiovisual untuk meningkatkan kemampuan presentasi. Kategori peralatan video meliputi coderdecoder (CODEC) signal processor, ruang kontrol (room controllers), kamera, monitor, microphone dan loudspeaker. CODEC. Sebuah signal processor. Fungsinya untuk mengkonversi sinyal analog yang dibangkitkan kedalam bentuk digital dan mengkompres sinyal tersebut untuk ditransmisikan pada saluran transmisi digital. Pada sisi penerimaan, fungsi CODEC adalah mengkonversi kembali sinyal digital menjadi sinyal analog agar bisa diterima dan ditampilkan di studio. Room Controller. Sebuah ruangan pengontrol yang memungkinkan instruktor atau peserta untuk mengoperasikan studio dari satu tempat. Sebagian besar unit-unit ini dalam bentuk keypad dengan urutan tombol yang didesain untuk fungsi khusus. Unit ini juga mungkin dalam bentuk touch sensitive video monitor yang berisi simbol-simbol untuk berbagi macam fungsi. Komponen Video. Peralatan video dalam ruangan video conference terdiri dari kamera dan monitor khusus. Sistem ini yang akan menampilkan informasi visual pada layar video. Semua peserta (dosen dan mahasiswa) akan tampil pada layar tersebut. Jumlah dan jenis unit-unit ini tergantung pada seberapa besar ruangan, jumlah peserta dan jenis kegiatan yang paling mungkin untuk dilakukan. 5.1.4 Peralatan bantu tambahan (auxiliary equipment). Pentransmisian dan penerimaan gambar dan suara dari teleconferencing, banyak ruangan video conference yang dipasang peralatan untuk berbagi (sharing) material pendukung. Peralatan ini sangat mirip dengan peralatan yang ditemukan pada audiographic di ruangan video conference yang meliputi sebagi berikut: Mesin Faksimili untuk mentransmisikan dokumen kertas

PC (komputer) untuk mempresentasikan grafis yang banyak dan diagram yang digunakan dalam video presentasi. Sebagian besar gambar-gambar grafis dibuat pada PC, sehingga hal ini membuat meminimilisasi pengeluaran dalam pembuatan media perantara seperti slide dan transparan ketika hal ini bisa ditransmisikan secara elektronik langsung ke sistem video teleconference Scan converter untuk mengijinkan user menampilkan grafis dari sebuah komputer pada suatu monitor televisi. Scan converter akan mengkonversi sebuah sinyal digital dari Video Graphic Array (VGA) atau Super Video Graphic Array (SVGA) sebuah PC menjadi sinyal analog standar National Television System Committee (NTSC) sehingga semua peserta yang jauh (remote participant) dapat melihat grafis tersebut di monitor televisi mereka Videocasette recorders (VCRs) untuk membuat sebuah rekaman yang permanen dari proses pembelajaran. VCRs juga digunakan untuk menggabungkan segmen-segmen video dari teleconference di lokasi yang lain.

6.

KESIMPULAN

Dalam membangun infrastruktur sistem interactive distance learning (IDL) diharapkan mempertimbangkan sistem desain peralatan yang mempunyai standar sehingga mampu diterapkan dengan pemakaian bandwidth yang ekonomis untuk meningkatkan performance dan untuk mencapai QoS. 7. REFERENSI [1].M. Daniel, Distance Learning Technology and Application, Norword, Artec House, 1996 [2].H. Fred, Multimedia Communication, England, 2001 [3].B.Bjorn and H. Olafur Ragnar, Distance Learning Using IP Multicast, netlab.ru.is/docs/multicast. and.distance.learning.fin.pdf [4].Distance Learning Technologies for Basic Education in Disadvantaged Areas, www.cs.princeton.edu/~mzhang/papers/gccce.pdf [5].Creating Building Blocks For Voice & Video Over IP, www.h323forum.org/papers/polycom/ BuildingBlocksforVoice&VideoOverIP.pdf [6].Multimedia Architecture offering open distance learning services over internet, ouranos.ceid.upatras.gr/Publications/482.pdf

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

305

Anda mungkin juga menyukai