Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING LAPORAN WAWANCARA DI SMP N 3 SERIRIT MUNDUK BESTALA Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Manajemen Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Drs. I Wayan Kernu, M.Pd.

Oleh Kelompok 3 Kelas B I Gede Jingga Mas Darsika K. M. Agus Santi Purnama I Putu Edi Sutarjo I Wayan Handika I Made Sumadiyasa Putu Aryawan I Kd. Jeri Sastrawan ( 0911013077 ) ( 1011011082 ) ( 1011011087 ) ( 1011011088 ) ( 1011011103 ) ( 1011011116 ) ( 1011011122 )

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2011

KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan laporan ini. Berdasarkan mata kuliah yang telah diberikan, kami memberi judul laporan ini Manajemen Bimbingan Konseling dengan melaporkan secara khusus Laporan Wawancara Di SMP 3 Seririt Munduk Bestala. Seorang konselor yang memberikan pelayanannya kepada masyarakat atau individu yang membutuhkan bantuannya untuk penyelesaian masalah yang dihadapinya harus melaui serangkaian pendidikan yang diperlukan untuk menunjang profesi yang digelutinya tersebut. Ketika seorang konselor telah terjun ke masyarakat dalam artian sudah menyelesaikan pendidikannya, konselor tersebut dapat memberikan pelayanannya pada instansi pendidikan seperti sekolah. Dalam memberikan pelayanan di sekolah tersebut diperlukan suatu manajemen yang disebut dengan manajemen BK. Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terimakasih kami sampaikan kepada Bapak dosen pembimbing Drs. I Wayan Kernu, M.Pd. yang telah bersedia menuntun dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini serta narasumber dan pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu demi terselesaikannya makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya. Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadari bahwa apa yang kami sampaikan dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kami banggakan yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat lebih menyempurnakan lagi laporan yang kami buat ini. Kami sangat berharap apa yang kami sajikan dan apa yang kami berikan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat-manfaat yang sedianya dapat berguna pagi pembaca pada umumnya dan

ii

para calon konselor pada khususnya sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan Bangsa Indonesia dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Singaraja, 15 Oktober 2011

Kelompok 3,

iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................ BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1.2. Rumusan Masalah................................................................... 1.3. Tujuan..................................................................................... 1.4. Manfaat................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 2.1. Hasil Wawancara Pelaksanaan Manajemen Bimbingan Konseling di SMP N 3 Seririt di Munduk Bestala.................. LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................... 3 29 ii iv 1 1 2 2 2 3

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan agar pelayanan yang diberikan optimal. Persiapan yang dimaksud adalah meliputi perencanaan yang merupakan fungsi dasar atau fundamental. Setelah dilaksanakan perencanaan diperlukan pengorganisasian yang merupakan fungsi organik kedua. Kemudian pengarahan atau penggerak fundamental sebagai tindak lanjut yang merupakan fungsi perencanaan dan

fungsi

pengorganisasian. Terakhir adalah pengawasan yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer dan merupakan fungsi yang terakhir. Dan kesemuanya tersebut terangkum dalam manajemen bimbingan konseling. Manajemen bertujuan untuk mempermudah mencapai tujuan yang dalam hal ini manajemen Bimbingan Konseling bertujuan untuk mempermudah mencapai tujuan bimbingan konseling yang dilaksanakan dalam sekolah atau instansi pendidikan yang dimaksud. Fungsi manajemen Bimbingan konseling yang dilaksanakan adalah untuk memberikan alur aktivitas, penetapan posisi dan peran serta tanggung jawab setiap personel dalam menjalankan aktivitas secara efektif dan efisien. Nah bagaimana pelaksanaan manajemen Bimbingan Konseling yang terdapat di lembaga pendidikan pada jenjang menengah seperti SMP. Atas dasar inilah maka laporan ini dibuat.

1.2.

Rumusan Masalah. Berdasarkan apa yang telah disampaikan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah di sini adalah : Bagaimana pelaksanaan manajemen BK yang dilaksanakan di sekolah tingkat menengah seperti SMP ? 1

1.3.

Tujuan. Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan laporan wawancara ini adalah : Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana manajemen BK yang dilaksanakan di SMP N 3 Seririt di Munduk Bestala.

1.4.

Manfaat. Berdasarkan hal-hal yang terdapat dalam latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan, manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan wawancara ini adalah : Terselesaikannya tugas mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling. Pembaca atau pendengar dapat memperoleh informasi

mengenai bagaimana pelaksanaan manajemen BK di SMP N 3 Seririt di Munduk Bestala.

1.5.

Metode. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi atau data untuk penulisan laporan wawancara ini adalah : Metode wawancara. Metode observasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

Hasil Wawancara Pelaksanaan Manajemen Bimbingan Konseling di SMP N 3 Seririt di Munduk Bestala.

STRUKTUR ORGANISASI PERSONALIA SMP N 3 SERIRIT

KEPALA SEKOLAH

WAKIL KEPSEK

KAUR ADMINISTRASI

KAUR KURIKULUM

KAUR KESISWAAN

KAUR SARANA P.

KAUR HUMAS

LABORAN

PERPUSTAKAAN

GURU BK

WALI-WALI KELAS

SISWA

Rincian tugas masing-masing komponen sekolah : 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah bertugas dan berfungsi sebagai edukator, manajer, administrasi dam supervisor, pemimpin / leader, inovator dan motivator. a. Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan PBM secara efektif dan efisien. b. Kepala sekolah selaku manajer mempunyai tugas : 1. Menyusun perencanaan 2. Mengorganisasikan kegiatan 3. Mengarahkan kegiatan 4. Mengkoordinasikan kegiatan 5. Melaksanakan kegiatan 6. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan 7. Menentukan kegiatan 8. Mengadakan rapat 9. Mengambil keputusan 10. Mengatur PMB 11. Mengatur administrasi, ketatausahaan siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan / RAPBS. 12. Mengatur OSIS 13. Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait. c. Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi : 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pengarahan 4. Pengkoodinasian 5. Pengawasan 6. Kurikulum 7. Kesiswaan 12. Perpustakaan 13. Laboratorium 14. Ruang ketrampilan 15. Bimbingan konseling 16. UKS 17. OSIS 18. Serbaguna

8. Ketatausahaan 9. Ketenagaan 10. Kantor 11. Keuangan

19. Media 20. Gudang 21. 7 K

d. Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai : 1. PBM 2. Kegiatan BK 3. Kegiatan ekstrakurikuler 4. Kegiatan ketatausahaan 5. Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait. e. Kepala sekolah sebagai pemimpin / leader : 1. Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab. 2. Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa. 3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah. 4. Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah. 5. Membuat, mencari dan memilih gagasan baru. f. Kepala sekolah sebagai inovator bertugas melakukan 6. Saran dan prasarana 7. Kegiatan OSIS 8. Kegiatan 7 K

pembaharuan di bidang KBM, BK, Ekstrakurikuler dan Pengadaan. g. Kepala sekolah sebagai motivator 1. Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja. 2. Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk KBM / BK 3. Mengatur ruang laboratorium yang kondusif praktikum. 4. Mengatur ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar. 5. Mengatur halaman / lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur. 6. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan. 7. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan. untuk

8. Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dapat

mendelegasikan dengan wakil kepala sekolah. 2. Wakil Kepala Sekolah Wakasek membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan melaksanakan program. 2. Pengorganisasian 3. Pengarahan 4. Ketenagaan 5. Pengkoordinasian 6. Pengawasan 7. Penilaian 8. Identifikasi dan pengumpulan data 9. Penyusunan laporan

a. Wakasek Kurikulum 1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. 2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran. 3. Mengatur penyusunan program pengajaran (program

semester, program satuan pelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum). 4. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. 5. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembuatan raport dan STTB. 6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran. 7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. 8. Mengatur pengembangan MGMPP dan koordinator mata pelajaran. 9. Mengatur mutasi siswa.

10. Menyusun laporan

b. Wakasek Kesiswaan 1. Mengatur konseling. 2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7 K. 3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi ketrampilan, Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan lainlain. 4. Mengatur program pesantrean kilat. 5. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah. 6. Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi. 7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa. program dan pelaksanaan bimbingan dan

c. Wakasek Prasarana 1. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang PBM. 2. Merencanakan program pengadaannya. 3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana. 4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian. 5. Mengatur pembakuannya. 6. Menyusun laporan. d. Wakasek Humas (hubungan dengan masyarakat) 1. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata. 2. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar pendidikan). 3. Menyusun laporan.

3.

Guru Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab guru, meliputi : a. Membuat perangkat program pengajaran AMP Program tahunan / semester Program satuan pelajaran Program rencana pengajaran Program mingguan guru UKS

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran. c. Melaksanakan kegiatan penilaian, proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir. d. Mengadakan analisis hasil ulangan harian. e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pergayaan. f. Mengisi daftar nilai siswa. g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengembangan

pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar. h. Membuat alat pelajaran / alat peraga. i. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni. j. Mengikuti kurikulum. k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah. l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang kegiatan pengembangan dan pemasyaratan

menjadi tanggung jawabnya. m. Membuat tatanan tentang kemajuan hasil belajar siswa. n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran.

o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum. p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya. 4. Wali Kelas Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : a. Pengelolaan kelas b. Penyelenggaraan administrasi kelas, meliputi : 1. Denah tempat duduk siswa 2. Papan absensi siswa 3. Daftar pelajaran kelas 4. Daftar piket kelas 5. Buku absensi siswa 6. Buku kegiatan pembelajaran / buku kelas 7. Tata tertib siswa c. Penyusunan statistik bulanan siswa. d. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa. e. Pembuatan catatan khusus tentang siswa. f. Pencatatan mutasi siswa. g. Pengisian buku lapangan penilaian hasil belajar. h. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar 5. Kepala Tata Usaha KTU sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah, dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Penyusunan program kerja TU sekolah. b. Pengelolaan keuangan sekolah. c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa. d. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai TU sekolah. e. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah. f. Penyusunan dan penyajian data / statistik sekolah. g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan TK.

h. Penyusunan

laporan

pelaksanaan

kegiatan

pengurusan

ketatausahaan secara berkala. Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan di SMP N 3 Seririt dengan Bapak Suwita, S.Pd. sebagai narasumber. Beliau memberikan informasi yaitu manajemen Bimbingan Konseling yang terdapat di SMP N 3 Seririt diawali dengan adanya Struktur Organisasi Bimbingan Konseling sebagai berikut :

Komite

KEPALA SEKOLAH Wakil Kepala Sekolah

Tenaga Ahli Instansi Lain Tata Usaha

Wali Kelas/ Guru Pembina

Guru Pembimbing dan Konseling

Guru Mata Pelajaran

SISWA
Garis Komando Garis Koordinasi Garis Konsultasi

Dihubungkan dengan rincian tugas masing-masing komponen yang terdapat dalam pembahasan sebelumnya, maka tugas masing-masing komponen dalam Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di SMP N 3 Seririt adalah sebagai berikut :

10

a.

Kepala sekolah memiliki tugas-tugas sebagai berikut : Penentuan staf personel bimbingan dan konseling Di SMP Negeri 3 Seririt, peran kepala sekolah dalam penentuan staf bimbingan dan konseling di sekolah ini sudah terlihat maksimal. Diantaranya karena rasio antara siswa dan guru Bimbingan dan Konseling di sekolah ini dirasakan kurang memenuhi standar, maka kepala sekolah menunjuk salah satu guru mata pelajaran IPS untuk ikut bekerja dalam manajemen Bimbingan dan Konseling. b. Penyusunan program Bimbingan dan Konseling Di dalam penyusunan program-program Bimbingan dan Konseling di sekolah ini, kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan guru BK yang ada. Baik itu mencakup program Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan, dan program-program yang lainnya.

a.

Wakil kepala sekolah memiliki tugas-tugas sebagai berikut : Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. b. Penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas dan prestasi akademik, penyediaan dan kelengkapan sarana prasarana,

kepesertadidikan maupun sumberdaya lain yang diperlukan dan dapat mendukung dalam penyusuna program bimbingan dan konseling. c. Sosialisasi program bimbingan dan konseling kepada seluruh personel dan komponen sekolah sesuai dengan bidang dan kewenangannya. d. Dukungan dan pemantauan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kesemuanya itu telah dilakukan dengan baik oleh wakil kepala sekolah di SMP Negeri 3 Seririt. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena posisi wakil kepala sekolah yang merangkap sebagai guru Bimbingan dan Konseling. Jadi hal-hal yang menyakut tugas

11

dan wewenang sebagai wakil kepala sekolah terutama yang berkaitan dengan manajemen bimbingan dan konseling di sekolah dapat dengan mudah tersosialisasikan.

Wali Kelas Wali kelas merupakan mitra kerja konselor yang sangat berperan dalam : a. Menyediakan informasi tentang karateristik dan kebutuhan para peserta didik di kelasnya. b. Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik di kelasnya terutama yang telah memperoleh layanan bimbingan dan konseling. c. Mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan responsif berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya. d. Melakukan kunjungan rumah. Kesemuanya itu telah dilakukan oleh wali kelas di SMP Negeri 3 Seririt, namun selalu berkoordinasi dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah.

Guru Mata Pelajaran/Bidang Studi Guru mata pelajaran merupakan personel yang sangat penting dalam aktivitas bimbingan dan konseling, karena yang

bersnagkutan bisa berperan sebagai mata dan telinga bimbingan dan konseling di sekolah. Secara rinci peran guru mata pelajaran berperan dalam: a. Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan mata pelajaran yang diampunya. c. Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik terutama yang telah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

12

d.

Melakukan upaya layanan bimbingan belajar terutama pada program perbaikan dan pengayaan mata perlajaran yang diampunya. Keseluruhan tugas-tugas itu telah dilakukan oleh guru-guru di SMP Negeri 3 Seririt terutama upaya layanan bimbingan belajar sudah sangat sering dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran. Apalagi pada saat para siswa dalam rangka persiapan menghadapi ujian nasional. Kegiatan seperti pengayaan, remidial, les-les sore sangat intensif dilakukan. Namun ketika ditemukan ada siswa yang mengalami masalah dalam proses pembelajaran tersebut, guru mata pelajaran selalu berkoordinasi dengan guru bimbingan dan konseling mengenai hal-hal atau langkah-langkah yang perlu diambil dalam menyelesaikan masalah siswa tersebut.

Staf administrasi Didalam pengadministrasian seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, baik itu perencanaan, persiapan, dokumentasi dan lain-lain yang berkaaitan dengan administrasi, SMP N 3 Seririt tidak memiliki staf khusus melainkan langsung dilakukan oleh guru bimbingan dan konselingnya sendiri.

Konselor Konselor merupakan tenaga profesional dalam aktivitas layanan bimbingan dan konseling, karena itu seorang konselor merupakan kunci keberhasilan aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan pengalaman akademik, keterampilan dan kepribadiaanya seorang konselor sekolah memiliki tugas : a. Mengorganisasikan seluruh aktivitas layanan bimbingan dan konseling. b. Melakukan analisis terhadap karateristik dan kebutuhan

perkembangan peserta didik. c. Melakukan analisis terhadap kondisi sekolah akan layanan bimbingan dan konseling.

13

d.

Mengkoordinasikan seluruh personel layanan bimbingan dan konseling, mulai dari penyusunan, pelaksanaan sampai dengan penilaian terhadap layanan bimbingan dan konseling.

e. f.

Memberikan layanan dasar kepada seluruh peserta didik. Melaksanakan layanan responsif kepada peserta didik terutama dalam bentuk konseling.

g. h.

Mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Mengadakan tindak lanjut; terutama berkaitan dengan alih tangan kepada ahli lain.

i.

Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.

Mekanisme kerja atau manajemen Bimbingan Konseling yang terdapat di SMP N 3 Seririt ini di awali dari Struktur Organisasi Bimbingan Konseling seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yang kemudian dilanjutkan dengan Mekanisme Pelayanan Siswa Bermasalah di Sekolah yang dapat digambarkan sebagai berikut : Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Tenaga Ahli Instansi Lain

Komite

Guru Pembina Guru Mata Pelajaran Guru Piket

Wali Kelas

Guru BK

Siswa Guru BK di SMP N 3 Seririt dalam memberikan pelayanan seperti pada diagram diatas selalu berpatokan pada Pola 17+ yang meliputi layanan dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir dengan 9 layanan yang meliputi layanan informasi, orientasi, pembelajaran dan penguasaan konten, penempatan dan penyaluran, konseling individu, bimbingan

14

kelompok, konseling kelompok, layanan mediasi dan layanan konsultasi serta 6 kegiatan pendukung yang meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus dan evaluasi. Tugas Guru Pola 17+ yang terdapat di SMP N 3 Seririt dapat digambarkan sebagai berikut :
Layanan Orientasi Aplikasi Instrumentasi

Bimbingan Pribadi

Layanan Informasi Layanan Penempatan dan Penyaluran

Bimbingan Sosial Bimbingan Konseling Bimbingan Belajar

Himpunan Data

Konferensi Kasus Layanan Pembelajaran

Kunjungan Rumah

Bimbingan Karir Layanan Konseling Perorangan Alih Tangan Kasus

Evaluasi Layanan Konseling Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Konsultasi

Layanan Mediasi

Untuk lebih mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa, guru BK yang tergabung dalam Bimbingan Konseling SMP N 3 Seririt

15

melakukan peningkatan kualitas layanan mereka dengan memenuhi kriteria-kriteria seperti yang terdapat dalam tabel berikut : ( terlampir ) Demikianlah hasil wawancara yang telah kami lakukan di SMP N 3 Seririt dengan Bapak Nyoman Armaja, S.Pd. sebagai narasumber. Sekian dan terimakasih.

16

17

18

19

20

No. 1

Kriteria Program.

Indikator Program Layanan Bimbingan Konseling.

Kegiatan Pelayanan.

Daftar Konseli.

Data Kebutuhan dan Permasalahan Konseli. Aktivitas Pelayanan Bimbingan & Konseling. Sosiometri.

Kunjungan Rumah.

Catatan Anekdot.

Konferensi Kasus.

Pelayanan Langsung.

Konseling Individual.

Konseling Kelompok.

Rincian Program disusun memuat 4 bidang BK, 9 Layanan, 6 Kegiatan Pendukung, tertuang dalam bentuk Silabus, Program tahunan, Semesteran, Bulanan, dan tertuang dalam bentuk jadwal kegiatan mingguan. Dibuat dalam bentuk Daftar, memuat Nama Siswa, Kelas, TTL, Agama, Alamat, Nama orang tua, No.Telepon/HP, Foto Siswa. Dibuat dalam bentuk daftar, terlihat kebutuhan setiap siswa asuh, dihasilkan dari proses aplikasi instrumentasi tes /non tes, dilengkapi dengan grafik. Melakukan analisis sosiometri dalam bentuk tabulasi, hingga menemukan CRS, Rekapitulasi data CRS positif/negatif, tersusun rekomendasi dan tergambar dalam bentuk sosiogram. Terselenggara, dilengkapi dengan surat tugas dari Kepala Sekolah, Ada tanda Bukti kunjungan dari pihak yang dikunjungi, ada laporan hasil kunjungan rumah, ada tindak lanjut pemanfaatan hasil kunjungan. Tercatat dalam bentuk Buku Catatan Anecdot, memuat nama peristiwa, nama pelaku, nama penemu, penanganan awal, tindak lanjut. Terselenggara karena memang dibutuhkan, dilengkapi dengan bukti penyelenggaraan seperti daftar hadir, notulen penyelenggaraan, RPBK, Laporan Hasil Penyelenggaraan, Tindak Lanjut pemanfaatan hasil konferensi kasus. Terselenggara, teradministrasi dalam buku catatan konseling, tercatat hari pelaksanaannya, nama masalahnya, nama klien, penyebab masalah, alternatif pemecahan, keputusan pemecahan masalah, dan tindak lanjut. Terselenggara, teradministrasi dalam buku catatan konseling, tercatat hari pelaksanaannya, nama masalahnya, nama klien, penyebab masalah, alternatif pemecahan, keputusan pemecahan masalah, dan tindak lanjut.

Keterangan

10

Konsultasi.

11

Bimbingan Kelompok.

12

Bimbingan Klasikal ( Layanan Orientasi, Informasi, Layanan Konten ). Referal.

13

14

Pelayanan Tidak Langsung.

Papan Bimbingan.

15

Kotak Masalah.

16

Bibliokonseling.

17

Audio Visual.

Terselenggara, teradministrasi dalam buku catatan konsultasi, tercatat hari pelaksanaannya, topik materi yang dikonsultaskan, nama klien, alasan mendasar sehingga klien berkonsultasi, alternatif pemecahan, keputusan pemecahan masalah, dan tindak lanjut. Terselenggara, teradministrasi dalam buku catatan Bimbingan Kelompok, tercatat hari pelaksanaannya, topik materi pembimbingan, nama klien, alasan mendasar pelaksanaan bimbingan kelompok, hasil evaluasi proses dan tindak lanjut, dilengkapi dengan RPP. Terselenggara, teradministrasi dalam buku catatan Bimbingan Klasikal, tercatat hari pelaksanaannya, topik materi pembimbingan, nama kelas, hasil evaluasi proses dan tindak lanjut, dilengkapi dengan RPP. Terselenggara karena memang dibutuhkan, teradministrasi dalam Buku Catatan Referal, tercatat hari pelaksanaannya, topik masalah, nama klien dan kelas, alasan mendasar penggunaan referal, hasil evaluasi produk tentang bantuan yang pernah dia terima sebelum di referal, dan lembaga penerima klien, dilengkapi dengan berita acara penyerahan klien. Tersedia di sekolah dan ditempatkan di tempat strategis, memuat informasi yang linier dengan urusan ke BK-an, Informasinya bervariasi, Informasi yang pernah dimuat diarsipkan secara baik, diisi secara periodik. Tersedia di sekolah dan ditempatkan di tempat strategis, berfungsi dengan baik, surat pengaduan ter arsip dengan baik, surat pengaduan ditindaklanjuti oleh konselor. Tersedia sarana kepustakaan dalam bentuk cetakan/audio/audiovisual yang dapat difungsikannya sebagai bibliokonseling dalam rangka pemecahan masalah dalam jumlah lebih dari 8 topik. Tersedia beberapa sarana Audio Visual yang dapat berfungsi sebagai materi

18

19

20

Pelaporan.

21

22

Evaluasi.

pelayanan bimbingan konseling untuk bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karir. Serta difungsikan secara maksimal oleh konselor. Audio Tersedia lebih dari 5 buah rekaman Audio yang dapat berfungsi sebagai motivator menumbuhkan kepercayaan klien terhadap pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Media Cetak Tersedia lebih dari 5 buah liflet yang ( liflet, buku saku ). dapat berfungsi sebagai motivator menumbuhkan kepercayaan klien terhadap pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Laporan Bulanan Membuat laporan bulanan yang disyahkan kepala sekolah, rincian laporannya terdiri dari : 1. Rencana Kegiatan Bulan bersangkutan. 2. Realisasi Kegiatan Bulanan, disusun per minggu dalam bentuk Jurnal pelaksanaan. 3. Kendala yang dihadapi. 4. Catatan khusus yang perlu disampaikan kepada Kepala Sekolah Membuat laporan Smt/Tahunan disyahkan Laporan kepala sekolah, rincian laporannya terdiri Semesteran / dari : Tahunan Realisasi Kegiatan 1. Rekapitulasi Pelayanan Bimbingan Konseling yang disusun per bulan dalam hitungan kuantitatif dan dijelaskan ringkas secara kualitatif. Laporan Hasil Tersusun Laporan Hasil Evaluasi Program, Evaluasi Program, yang meliputi Evaluasi Proses, Evaluasi Proses dan Produk Produk dan memprogramkan Tindak BK serta tindak Lanjut atas hasil Evaluasi tersebut. lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai