Anda di halaman 1dari 9

Judul film Cerita/scenario

: FIRASAT : Eka

SCENE 1 EXT. JALAN RAYA DI DEPAN UNJ - PAGI HARI - ADIPUTRA. Jalan raya terlihat lengang, hanya beberapa motor dan mobil yang lewat. Sebuah bus metromini dengan suara derumannya yang berisik, berhenti di depan trotoar. Sepasang kaki bersepatu putih setengah melompat turun dari pintu belakang bus. Setelah ia turun, bus itu pun pergi. Adi, mahasiswa psikologi pemilik sepasang kaki itu, melangkah lesu menyusuri trotoar jalan yang sepi, masuk ke dalam komplek universitas. Setelah beberapa langkah, ia berhenti untuk mengambil sepucuk kertas dari dalam laci tas nya. CUT IN (KERTAS SURAT LAPORAN MEDICAL CHECK UP) Setelah membacanya, Adi meremas kertas tersebut, lalu mencampakkannya ke tanah dengan kesal.

ADI Hhraaah!

Adi meneruskan perjalanannya menuju Fakultas Ilmu Pendidikan dengan gontai.

ADI (V.O) (NARASI PENGENALAN KARAKTER)

Penderita positif menderita glioblastoma. Glioblastoma. Mungkin gak banyak orang yang tau tentang penyakit ini. Tapi, gak seperti orang-orang lainnya, penyakit ini udah lama banget menemani hari-hari gue. menyita waktu gue, sampai-sampai gue gak bisa kuliah kayak teman-teman lainnya. Gw merasa asing. Misalnya aja............hari ini. Hari ini hari pertama gw masuk kuliah lagi, setelah beberapa minggu absen karena sakit gue itu. Ya, gue ngerasa asing!)

Adi memasuki pintu gerbang kampus.

SCENE 2 EXT. DEPAN GEDUNG BAAK - PAGI HARI ADIPUTRA, FARIS, GALIH, OLA. Di depan gedung BAAK, Galih dan Faris tengah duduk di salah satu bangku. Dari kejauhan, Faris melihat sosok Adi yang ia ingat sebagai teman sekelasnya.

FARIS Lih! Lih! (menepuk pundak Galih dengan antusias) Itu kan...si adi! inget gak lo?

GALIH (sedang menunduk, lalu menoleh sekilas ke Faris di sebelahnya.) Mana? (menoleh ke arah pintu gerbang yang ditunjuk Faris) Eh, iya! Panggil!

FARIS dan GALIH ADI! ADI! KESINI! (melambai-lambaikan tangan)

Perlahan, Adi mulai mendekati keduanya. ADI Hai Ris, Lih. Apa kabar lo berdua? (menyalami keduanya) GALIH Mestinya kita kali yang nanya begitu.. Lo apa kabar? Kemana aja, udah berapa minggu kuliah kok gak pernah masuk? FARIS

Iya Di.. gw denger lo sakit ya? Lo... pucat banget deh Di.. Adi duduk di sebelah mereka berdua.

ADI Ah? Enggak Gw sehat-sehat aja kok sekarang.. (tertunduk lesu) Pada saat itu, beberapa orang gadis berjalan di trotoar kecil di depan mereka. Salah seorang dari mereka, gadis cantik berambut panjang, berhenti untuk menyapa Faris dan Galih. CUT IN OLA Faris! Galih! Kelas reguler ada kuliah pagi ya? FARIS Eh Ola.. Iya nih, kuliah pagi.. nonreg juga pagi? Biasanya siang? OLA Iya ada jam tambahan.. (mengangguk sambil tersenyum) (melirik ke arah Adi yang sedang memandanginya) (kembali menatap Faris dan Galih) Eh... aku duluan ya! (melangkah pergi)

Ola yang tidak mengenali Adi, hanya mengerling sedikit sambil tersenyum tipis. Melihat Ola, Adi yang semula tertunduk lesu menjadi duduk tegak dan terperangah ketika melihat gadis berparas cantik itu. ECU mata Adi yang mengikuti Ola. ADI (V.O) Bener kan. Gara-gara gue jarang masuk, temen satu jurusan yang secantik dia aja, gw gak tau! ADI (menoleh ke arah Galih) Namanya siapa? Ola ya? GALIH

Iya. Kenapa? Naksir? (tertawa meledek)

ECU mata Adi yang memandangi Ola di kejauhan. SCENE 3 INT. PERPUSTAKAAN UNJ - SIANG HARI ADIPUTRA, FARIS, OLA. Adi dan Faris masuk ke dalam perpustakaan lantai tiga.

FARIS Di, (menepuk pundak Adi) lo cari buku Psikologi Perkembangan ya! Gw cari buku Psikologi Dasar! Cepetan, bentar lagi tutup nih perpus.. Faris meninggalkan Adi. Adi tidak memperhatikan kata-kata Faris, karena pada saat itu, pandangan matanya tertuju kepada seseorang yang sedang membaca di salah satu meja. Ola.

ADI (V.O) Eh? Dia lagi Adi mendekati sosok gadis yang sedang membaca itu. Ia duduk di meja yang sama, lalu mengambil buku yang ada di atas meja dengan kasar dan terburu-buru, agar tidak terlihat aneh di depan gadis itu. Ola masih sibuk dengan kegiatan membacanya. Tiba-tiba, Faris datang menghampiri Adi dari belakang. FARIS (Menepuk pundak Adi) Mana bukunya? Udah dapet? Adi yang terkejut, menjadi salah tingkah. Tanpa sengaja,siku tangannya menyikut tumpukan buku di tepi meja. Alhasil, buku-buku itu terjatuh dengan suara yang keras. Ola yang sedang membaca, menoleh ke arah mereka berdua. OLA (muka penasaran, tersenyum tipis)

SCENE 4 EXT. DEPAN GEDUNG FIP SORE HARI ADIPUTRA, FARIS, GALIH, OLA. Setelah semua perkuliahan hari itu selesai, Adi beranjak pulang dengan langkah gontai dan lesu. FARIS Lo kok pucet banget sih? Sakit lo ya? ADI haha.. iya nih gw lagi enggak enak badan.. kayanya gw mau check-up ke rumah sakit deh GALIH oh yaudah kalo gitu Hati-hati di jalan bro!

Adi berjalan beberapa langkah sambil menahan rasa sakit di kepalanya. Tiba-tiba saja, ia membalikkan badannya ke arah kawan-kawannya, sambil berseru nyaring.

ADI SEMUANYA! DOAIN GW YA, BIAR BISA CEPET PULANG! (tangan kanannya melambai-lambai antusias, sementara tangan kirinya memegang kepalanya yang terasa sakit)

Kerumunan teman-teman Adi hanya diam saja; beberapa membalas lambaian tangannya dari jauh. Tanpa Adi sadari, di dekatnya ia berseru, Ola sedang berdiri memperhatikannya. Sekilas Adi menoleh, ingin berbalik badan. Tiba-tiba pandangan matanya menatap sesosok gadis cantik yang berdiri tidak jauh di sampingnya. Wajah Ola sedang menatapnya. Sekilas, wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

Adi masih ingin menatap wajah itu, namun ia merasa semakin lemah. Rasa sakit di kepalanya semakin tak tertahankan. Pelan-pelan, ia mulai membungkuk karena tidak sanggup menahan rasa sakitnya; kedua tangannya memegang kepalanya erat-erat. (ECU mata Adi, posisi membungkuk) Matanya semakin sulit menangkap cahaya, semakin lama semakin gelap Ia berusaha menengadahkan kepalanya, untuk memandangi wajah cantik yang mempesona di depannya itu. Namun pandangan matanya semakin buram. Tidak berapa lama, Adi pun kehilangan kesadaran. Adi terjatuh pingsan. Pandangan matanya yang terakhir sebelum dia terjatuh, menangkap wajah Ola yang mendekatinya. (CU wajah Ola, lalu fade to black)

SCENE 5 INT. KAMAR ADI DINI HARI ADIPUTRA, IBU ADIPUTRA. Dalam tidurnya, Adi memimpikan wajah terakhir yang dilihatnya sebelum ia jatuh pingsan. Wajah itu adalah wajah Ola. Ia kemudian tersadar di dalam kamar tidurnya. INTERCUT OLA Ola terbangun tiba-tiba dari tidurnya, akibat mimpi buruk yang ia alami. Ia bermimpi melihat seorang lelaki yang terjatuh pingsan. Ola terbangun lalu merasa gelisah.

ADI (ECU mata Adi) ADI (V.O) Kok gue tiba-tiba disini? Gue pingsan? Adi merasa gelisah. Kepalanya sangat sakit. Ia kemudian bangkit dari tempat tidurnya, lalu mengambil kertas dan pena di dalam laci meja. Kemudian, dengan sedih, ia mulai melukis wajah cantik yang ada di dalam mimpinya itu. OLA

Ola bangkit dari tempat tidurnya. Lalu mengambil segelas air minum di atas meja kamarnya. Ola merasa gelisah, entah kenapa. ADI Selesai menggambar, jam dinding menunjukkan pukul 3 dini hari. Selesai menulis, ia merasakan tubuhnya semakin lemah. Dan akhirnya, Ia pun pergi ke hadirat Tuhan. Pintu kamar terbuka mendadak, lalu masuk Ibunya Adi yang membawa nampan dengan segelas air. Segera Ibu terperangah ketika mengetahui Adiputra telah tiada. OLA Jam beker di atas meja kamar Ola menunjukkan pukul 4 pagi. Sebuah SMS masuk ke dalam ponselnya. SMS : Innalillahi Wa Innaillaihi Rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Sahabat kita, ADIPUTRA, Jurusan Psikologi angkatan 2011, pada pukul 3 dini hari tadi. Semoga amal ibadahnya dapat diterima di sisiNya. Amin. OLA (V.O) Adiputra? Yang mana ya? Jangan-jangan (FLASHBACK Adi di depan gedung BAAK, Adi di perpustakaan, dan kejadian Adi yang terjatuh pingsan dan teman-temannya berseru ADI!)7 Ola lantas terburu-buru mengambil laptop di mejanya untuk mengakses situs jejaring sosial Facebook. Di kolom search, ia mengetik nama ADIPUTRA. Laman facebook menunjukkan akun seseoraang bernama Adi Putra, dengan foto yang mengingatkan Ola dengan sosok lelaki di kampusnya hari itu. Adi. (CU layar notebook) OLA (V.O) oh...ini kan.. (sedih, lalu menangis) innalillahi wainna ilaihi rojiuun..

SCENE 7 INT. LOBI FIP PAGI HARI OLA. Pagi harinya, Ola berjalan lesu di koridor fakultas. OLA (V.O) Kematian datang gak bisa diduga... aku bener-bener gak nyangka.. walaupun aku gak kenal siapa cowo itu... tapi, semalam aku bangun tiba-tiba, apa itu.... firasat? Di depan ruangan jurusannya, seorang pria tengah menempelkan selembar kertas di dinding, yang dikerumuni oleh beberapa orang. Orang-orang itu berbisik-bisik sedih. Ola menoleh ingin tahu dengan selebaran itu, lalu menyeruak kerumunan untuk melihat lebih jelas. Selebaran itu adalah selebaran pemberitahuan meninggalnya Adiputra. Dua orang gadis berdiri di samping kertas pengumuman. Mereka membicarakan Adi, lalu tanpa sengaja terdengar oleh Ola yang berada di depan selebaran. Teman Adi 1 Eh lo inget gak sih kata-kata terakhir yang diucapin sama Adi kemaren sebelum dia pingsan? Teman Adi 2 Iya.. sedih banget deh.. (pergi meninggalkan Ola)

(FLASHBACK Adi melambaikan tangan dan berteriak SEMUANYA! DOAIN GW YA, BIAR BISA CEPET PULANG!) Ola menatap nanar selebaran kertas itu. OLA (V.O) (sedih) sekarang doa kamu udah terkabul ya Di Semoga kamu tenang di sana..

Seandainya aku bisa kenal kamu lebih lama lagi.

INTERCUT KAMAR ADI Selembar kertas berlukiskan gadis cantik. Di bawah gambar itu bertuliskan sebaris kata Seandainya aku bisa kenal kamu lebih lama lagi.

galiehatidumarp@gmail.com

ekayuliantisalim@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai