Latar Belakang
Kepala negara menyepakati pembentukan suatu kerangka kerja kerjasama ekonomi dan pendirian suatu kawasan perdagangan bebas Indonesia mengimplementasikan 2 skema FTA: ASEAN Free Trade Area (skema Common Effective Preferential Tariff for AFTA /CEPT-AFTA) dan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Ruang lingkup kerja sama dalam FTA : (1) liberalisasi perdagangan barang, (2) liberalisasi perdagangan jasa, (3) liberalisasi investasi, dan (4) kerja sama dibidang ekonomi lainnya sektor pertanian, teknologi informasi dan komunikasi dan pengembangan sumber daya manusia. Kerjasama-kerjasama tersebut liberalisasi perdagangan barang mengurangi /menghilangkan tarif 2 bea masuk
Tujuan
Skema perdagangan FTA mempengaruhi makroekonomi dan sektoral ekonomi Indonesia tujuan: Menganalisis dampak pelaksanaan FTA yang terkait keragaan makroekonomi dan sektoral Rekomendasi kebijakan dalam skema FTA untuk peningkatan ekspor dan investasi .
Kerangka Penelitian
Ekonomi Indonesia
Makro Ekonomi -Kesejahteraan -GDP Riil dan Deflator -TOT - Volume dan Harga Investasi
REKOMENDASI KEBIJAKAN
Metodologi
2. GTAP Analisis Dampak FTA
model CGE dengan multi region dan multi komoditas. Keterkaitan antar negara ditunjukkan oleh aliran perdagangan dan modal antar negara Data GTAP versi (Global Trade Analysis Project) Purdue University 113 negara dan 57 sektor Agregasi 7 negara/regional dan 57 komoditas
7 ROW
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
ome omf ely gdt wtr cns trd otp wtp atp cmn ofi isr obs ros osg dwe
machinery and equipment manufactures nec electricity gas manufacture, distribution water construction trade transport nec sea transport air transport communication financial services nec insurance business services nec recreation and oth services pubadmin/defence/health/edu dwellings
ome omf ely gdt wtr cns trd otp wtp atp cmn ofi isr obs ros osg dwe
9
Simulasi
Untuk melihat dampak diberlakukannya FTA ASEAN-Cina, maka dalam kajian ini digunakan simulasi kebijakan, yaitu: Skenario : Tarif impor ASEAN dan Cina menjadi 0% untuk semua komoditi perdagangan ASEAN-Cina
10
Penghapusan tarif
tingkat kesejahteraan ASEAN 5 FTA ASEAN-China berpengaruh positif bagi ASEAN 5 (trade creation effect) China tingkat kesejahteraan MENINGKAT LEBIH BESAR GDP riil Indonesia meningkat karena terjadi peningkatan investasi dan konsumsi namun peningkatan karena kenaikan investasi lebih besar daripada karena konsumsi
FTA ASEAN-China tidak serta merta menyebabkan produktivitas meningkat biaya produksi turun ditunjukkan oleh GDP Deflator yang meningkat, dan GDP deflator Indonesia meningkat > Cina Neraca perdagangan Indonesia negatif. Peningkatan TOT yang yang disebabkan perubahan harga ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan harga impor menyebabkan impor Indonesia lebih besar dibandingkan ekspor Implikasinya Indonesia harus meningkatkan daya saing melalui perbaikan iklim investasi yang kondusif (infrastruktur, energi/listrik, menghilangkan high cost economy di jalur distribusi dan biaya pelabuhan dan masalah kelembagaan/birokrasi)
12
FTA ASEAN-China mendorong dunia usaha menyesuaikan dengan lingkungan bisnis bilateral yang tanpa hambatan daya tarik investasi semakin tinggi (investasi ) karena: a. Reformasi regulasi b. Minimisasi resiko ketidakpastian usaha c. Perbaikan iklim investasi Indonesia secara keseluruhan Jika iklim investasi tidak kondusif, tidak terjadi peningkatan investasi dan peningkatan GDP riil tidak seperti yang diharapkan Namun demikian manfaat kenaikan investasi yang dialami Indonesia relatif rendah, hal ini menandakan perbaikan iklim investasi harus terus ditingkatkan.
13
Dampak Free Trade Area dalam Skema ASEAN-China terhadap Ekspor (qxw), Impor (qiw),Output (qo), Harga Domestik (ppd) dan Kesempatan Kerja (persen)
Tenaga Kerja Deskripsi Sektor Paddy rice Wheat Cereal grain nec Vegetables, fruits, nuts Oilseeds Sugar cane, sugar beet Plantbased fibers Crops nec Cattle, sheep, goats,horses Animal products nec Raw milk Wool, silk worm cocoons Forestry Fishing Coal Oil Gas Mineral nec Meat: cattle, sheep, goats, Meat products nec Coding pdr wht gro v_f osd c_b pfb ocr ctl oap rmk wol frs fsh coa oil gas omn cmt omt Ekspor -0,570 -3,586 5,023 3,333 5,421 23,331 -0,148 3,226 -1,515 3,769 -3,738 -3,975 7,330 1,944 -0,620 -0,507 -0,785 0,016 0,221 -6,997 Impor 38,978 -0,160 0,162 5,621 0,899 -22,935 -0,982 5,549 0,896 1,742 0,081 2,059 1,772 3,487 9,327 0,149 25,928 1,410 2,286 5,486 Output -0,390 -2,768 -0,031 -0,055 -0,326 -11,706 -0,777 0,841 -0,077 0,316 -0,110 0,093 -0,459 0,157 -0,460 -0,534 -0,603 -0,671 -0,225 -0,467 Harga Domestik 0,430 0,651 0,583 0,578 0,495 -3,637 0,295 0,890 0,536 0,558 0,480 0,295 1,010 1,302 0,348 0,201 0,074 0,844 0,649 1,079 Tidak Terdidik -0,599 -3,226 -0,202 -0,228 -0,528 -13,095 -1,026 0,761 -0,253 0,181 -0,290 -0,065 -0,511 0,234 -0,666 -0,772 -0,869 -0,752 -0,247 -0,484 Terdidik -0,600 -3,227 -0,203 -0,230 -0,529 -13,097 -1,027 0,760 -0,255 0,179 -0,291 -0,066 -0,512 0,233 -0,667 -0,773 -0,870
14
Vegetable oils and fats Dairy products Processed rice Sugar Food products nec
b_t
tex wap lea
25,252
7,603 -1,433 -3,781
10,301
9,384 8,571 6,678
0,951
0,755 -2,004 -2,960
-0,378
-0,316 0,197 0,760
0,929
0,728 -2,028 -2,982
0,923
0,722 -2,035 -2,988
Wood products
Paper product, publishing Petroleum, coal products Chemical, rubber, plastic prod Mineral prod nec Ferrous metals Metals nec Metal prod Motor vehicles and parts Transport equipment nec Electronic equipment nec machinery and equipment manufactures nec electricity
lum
ppp p_c crp nmm i_s nfm fmp mvh otn ele ome omf ely
-1,735
2,766 2,738 7,596 1,496 1,213 -2,413 0,856 15,187 -2,404 4,403 4,256 -1,357 -3,548
6,001
2,595 2,014 4,627 7,682 1,283 1,308 12,390 2,684 2,991 2,361 2,120 10,066 1,889
-1,352
1,115 -0,339 1,243 0,169 -2,017 -1,961 -0,470 2,115 -1,480 3,552 1,711 -2,674 0,104
0,990
0,675 0,273 0,684 0,896 0,660 0,805 0,406 0,489 0,645 0,250 0,324 0,479 0,640
-1,376
1,083 -0,380 1,219 0,139 -2,054 -1,989 -0,497 2,084 -1,510 3,516 1,682 -2,703 0,063
-1,382
1,077 -0,386 1,213 0,132 -2,061 -1,995 -0,504 2,078 -1,516 3,510 1,676 -2,709 0,056
15
Water
wtr
-4,938
2,420
-0,004
0,913
-0,032
-0,039
Construction
Trade transport nec sea transport air transport
cns
trd otp wtp atp
-2,478
-3,590 -2,742 -1,244 -0,835
2,507
1,757 1,494 1,032 0,566
1,219
0,145 0,063 0,358 0,054
0,620
1,016 0,759 0,392 0,254
1,198
0,122 0,034 0,311 0,012
1,191
0,113 0,025 0,302 0,003
communication
financial services nec insurance
cmn
ofi isr
-4,473
-4,469 -4,138 -3,807
2,232
2,215 1,554 1,083
-0,608
0,063 -0,215 -0,577
1,177
1,153 1,074 1,000
-0,646
0,025 -0,236 -0,604
-0,652
0,018 -0,243 -0,611
business services nec obs recreation and oth services ros pubadmin/defence/health/ edu osg dwellings dwe
-3,941
-3,956 0,084
1,952
1,924 0,084
-0,190
-0,179 0,107
1,029
1,010 1,290
-0,203
-0,182 0,057
-0,209
-0,189 0,050
16
FTA ASEAN-China menimbulkan konsekuensi tidak adanya hambatan tarif sehingga mendorong produsen meningkatkan output, kenaikan output terjadi pada beberapa komoditi, terbesar pada electronic equipment (sebesar 3.552 persen) kedua, motor vehicles and parts (sebesar 2.115 persen), ketiga, machinery equipment (1.711 persen). Selain itu komoditas lain yang mengalami peningkatan output adalah: crops nec; wool silkworm cocoons; beverage and tobacco product; paper product, publishing, chemical, rubber, and plastic product; mineral product; machinery and equipment; electricity; construction; trade; transport nec; sea transport; air transport; Financial service nec.
17
Peningkatan output akan menyebabkan kelebihan penawaran domestik yang selanjutnya mendorong peningkatan ekspor dan sekaligus peningkatan kesempatan kerja (lihat Tabel). Hasil ini konsisten juga bagi komoditas yang mengalami penurunan output maka ekspor maupun kesempatan kerjanya juga mengalami penurunan Peningkatan ekspor dan KK tertinggi sejalan dengan peningkatan output yaitu ketiga tertinggi pada electronic equipment, motor vehicles and part dan machinery and equipment. Peningkatan impor yang terjadi dimungkinkan karena bahan baku yang digunakan untuk memproduksi komoditas tersebut berasal dari impor
18
Dampak FTA ASEAN-China terhadap beberapa industri tidak hanya berhenti sampai pada industri itu sendiri, namun akan berdampak pada industri lain yang terkait baik industri di depannya (forward lingkage) maupun industri di belakangnya (backward lingkage) -----Lihat Keterkaitan ke depan dan belakang serta multiplier output Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa selama ini tidak terdapat perubahan struktural yang cukup berarti pada industri di Indonesia dari tahun 1995 -2005. Adanya FTA dapat memacu indutri meningkatkan penerapan teknologi baru dan meningkatkan produktivitas sehingga dapat bersaing di pasar internasional.
19
1995 1.17 1.16 1.34 1.19 1.03 1.17 1.18 1.00 1.27 1.41 1.20 1.26 1.38 1.35 0.96 1.39 1.11 1.12 1.16 1.24 1.28 1.47 1.30 1.27
Perubahan 1995-2000 0.06 0.01 -0.19 0.01 0.12 0.00 -0.09 -0.06 0.02 -0.12 -0.03 0.04 -0.30 -0.21 -0.10 -0.12 -0.03 2000-2003 -0.03 -0.05 -0.02 0.05 0.02 -0.02 -0.04 0.00 0.03 0.05 -0.08 -0.07 0.25 0.27 -0.01 0.11 -0.05 2003-2005 -0.03 0.11 0.05 0.00 0.01 0.05 0.15 0.00 -0.02 -0.06 0.03 0.05 -0.28 -0.21 -0.04 -0.06 0.02
Industri mesin,
Industri semen
Industri dasar besi dan baja Industri logam dasar bukan besi Industri barang dari logam Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik Industri alat pengangkutan dan perbaikannya Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun
-0.02
0.16 -0.05 0.02 -0.11 -0.11 -0.01
-0.20
-0.07 -0.12 0.23 0.00 0.02 0.00
0.17
0.07 0.17 -0.28 0.01 0.04 0.05
alat2 dan perlengkapan listrik memiliki indeks IKKB terbesar Industri pengilangan minyak memiliki indeks IKKB terkecil 15 dari 24 sektor mengalami penurunan IKKB
Industri
kimia memiliki indeks IKKD terbesar Industri pengolahan dan pengawetan makanan memiliki indeks IKKD terkecil 11 dari 24 sektor mengalami penurunan IKKD.
Industri pengolahan dan pengawetan makanan Industri minyak dan lemak Industri penggilingan padi Industri tepung, segala jenis Industri gula Industri makanan lainnya Industri minuman Industri rokok Industri pemintalan Industri tekstil, pakaian dan kulit Industri bambu, kayu dan rotan Industri kertas, barang dari kertas karton Industri pupuk dan pestisida Industri kimia Pengilangan minyak Industri barang karet dan plastik Industri barang-barang dari mineral bukan logam Industri semen Industri dasar besi dan baja Industri logam dasar bukan besi Industri barang dari logam Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik Industri alat pengangkutan dan perbaikannya Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun
2.06 2.04 2.35 2.08 1.81 2.05 2.07 1.75 2.22 2.47 2.11 2.21 2.41 2.37 1.69 2.44 1.94 1.96 2.04 2.17 2.24 2.57 2.29 2.24
-1.85 -1.27 -1.40 -1.10 -1.20 -1.25 -1.62 -1.33 -1.20 -1.43 -2.05 -1.75 -1.25 -1.26 -1.35 -1.12 -0.84 -0.86 -0.82 -1.25 -1.33 -1.25 -1.24 -1.23
0.31 -0.10 0.09 0.01 0.04 0.01 0.11 0.03 -0.03 -0.02 0.21 0.23 0.02 0.04 0.12 -0.17 -0.29 -0.42 -2.02 -0.43 -0.03 0.00 -0.11 -0.14
0.16 0.29 0.13 0.10 0.07 -0.01 -0.01 -0.08 0.00 0.00 -0.26 -0.23 0.00 -0.08 0.04 0.02 0.00 0.05 0.88 -0.22 -0.06 -0.01 -0.05 0.09
KESIMPULAN
Secara makro, dampak FTA ASEAN-China meningkatkan kesejahteraan, GDP riil, GDP deflator, konsumsi (pemerintah dan swasta), investasi, TOT, volume dan harga investasi namun menyebabkan neraca perdagangan yang negatif. Secara sektoral, dampak FTA ASEAN-China meningkatkan beberapa output dari komoditas tertentu yang hal ini sejalan dengan peningkatan ekspor dan kesempatan kerja. Komoditas yang mengalami penurunan output, kecenderungannya ekspor maupun kesempatan kerjanya juga mengalami penurunan.
23
SARAN KEBIJAKAN
Berdasarkan analisis IO, tidak terjadi perubahan struktural yang cukup berarti pada Industri Indonesia yang menunjukkan stagnasi penguasaan dan penerapan teknologi Dalam menghadapi FTA ASEAN-China Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan daya saing. Peningkatan daya saing mutlak diperlukan untuk memperoleh manfaat dari perdagangan. Tidak cukup hanya mengandalkan keunggulan komparatif FTA ASEAN-China merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor dan investasi di China jika Industri Indonesia mampu meningkatkan daya saing. Strateginya adalah perbaikan iklim investasi di dalam negeri dan memperkuat kemampuan intelejen pasar di pasar internasional untuk menganalisis komoditas yang diminati konsumen luar negeri. Diperlukan respon penawaran yang cepat dengan manajemen rantai pasokan yang efisien untuk memenuhi keinginan konsumen dengan kwalitas, waktu, harga dan jumlah yang tepat. 24
Menarik diri dari perjanjian FTA yang telah disepakati atau menerapkan hambatan non tarif kecil sekali kemungkinannya karena akan terjadi retaliasi (pembalikan) dari negara lain, kecuali Indonesia dapat memberikan argumen ilmiah yang dapat diterima. Contohnya, Negara maju seperti Australia menerapkan Bio-security Act untuk menghambat masuknya produk pertanian dan kebijakan tersebut memerlukan biaya yang besar tapi berhasil menghambat masuknya produk pertanian ke Australia.
25
TERIMA KASIH
26