Konversi Analog ke Digital dan Antarmuka dengan Komputer
Nama : Tubagus Abid Alfarisi NIM : 10210071 E-mail : tubagus.abid@students.itb.ac.id Asisten : Joko Suwardy (10209040) Andri Rahmadhani (10209084) Wisnu Wardhana (10208096) Tanggal Praktikum : 21 Maret 2012 Tanggal Pengumpulan : 24 Maret 2012
Abstrak Pada praktikum modul 5 ini para praktikan akan dikenalkan dengan suatu alat yang disebut dengan converter. Tapi pada praktikum kali ini akan dikhususkan kepada converter yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital atau dengan kata lain disebut dengan Analog to Digital Converter (ADC). Diharapkan pada praktikum ini para praktikan mengerti mengenai konsep dari converter analog ke digital ini. Kata Kunci: ADC, Komputer, Sinyal Analog, Sinyal Digital. 1. Tujuan a. Memahami proses konversi dari sinyal analog ke sinyal digital. b. Memahami metode antarmuka piranti elektronika dengan computer untuk pengambilan dan pengolahan data secara digital.
2. Teori Dasar Analog to Digital Converter ADC atau sering disebut dengan Analog to Digital Converter adalah suatu piranti elektronika yang digunakan untuk mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital. ADC dibutuhkan karena beberapa alat elektronika disekitar kita contohnya computer hanya menerima data dalam bentuk sinyal digital, sedangkan input data dari perangkat-perangkat tambahannya seperti mouse atau keyboard menghasilkan data dalam bentuk sinyal analog. Maka dari itu agar input data dari perangkat-perangkat tersebut bisa diterima oleh computer, dibutuhkan penerjemah agar data analog bisa dibaca oleh computer dalam bentuk data digital. Dan alat tersebut adalah ADC. ADC biasanya terdapat di dalam mikrokontroller. ADC memiliki berbagai macam karakteristik, berikut adalah karakteristik dari ADC: Resolusi Resolusi dari sebuah ADC dapt dinyatan sebagai jumlah bit yang memrepresentasikan tiap-tiap nilai dari sinyal analog. Sebuat ADC n bit mampu menyatakan 2 n nilai yang berbeda dari suatu sinyal analog. Semakin banyak jumlah bit yang mampu ditapung, maka semakin akurat ADC yang dimiliki. Fungsi Transfer Fungsi transfer adalah sebuah fungsi yang dapat menyatakan nilai analog dalam bentuk digital, ataupun sebaliknya. Secara teoritis, fungsi transfer ideal untuk converter analog ke digital berbentuk linear. Bentuk ideal ini hanya akan didapat dengan converter data beresolusi tak hingga, maka secara praktis fungsi transfer ideal tersebut membentuk tangga beragam.
Gambar 1. Fungsi Transfer ADC
Waktu Konversi Proses konversi data dari sinyal analog ke sinyal digital tidak berlangsung seketika, tetapi membutuhkan rentang proses dalam waktu tertentu. Waktu konversi dapat bernilai dalam rentang mikrodetik hingga milidetik bergantung pada jenis ADC yang digunakan.
Antarmuka Antarmuka atau interfacing adalah suatu cara menghubungkan suatu instrument dengan instrument yang lain. Hal yang terpenting dalam proses antarmuka adalah komunikasi data. Secara umum komunikasi data dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi data parallel dan komunikasi data serial. Komunikasi data serial dalah suatu bentuk komunikasi data dimana informasi yang masuk atau keluar dikirim persatu bit dalam satu waktu. Sedangkan pada komunikasi data parallel, proses komunikasi data dimana data dibagi menjadi beberapa bagian kemudian dikirim dalam waktu yang bersamaan.
3. Data a. Kalibrasi ADC Dat a Anal og (V) Dat a Di gi t al 0 0 0.099 4 0.199 9 0.302 19 0.407 20 0.496 24 0.6 29 0.703 34 0.806 39 0.903 44 1.001 49 1.106 54 1.204 59 1.308 64 1.407 70 1.502 74 1.599 79 1.705 83 1.801 88 1.907 94 2.005 99 2.104 104 2.204 108 2.304 113 2.4 118 2.502 123 2.605 128 2.707 133 2.806 138 2.901 143 3.008 148 3.1 153 3.208 158 3.3 163 3.406 168 3.502 172 3.6 177 3.709 183 3.803 188 3.902 193 4.003 198 4.048 200 Tabel 1. Kalibrasi ADC
Percobaan Manual DETIK TEM PERATUR KETERANGAN 0 33 10 33 20 34 30 34 40 34 50 34 60 35 70 35 80 35 90 36 100 36 110 36 120 37 130 37 140 38 150 39 160 39 170 40 180 40 190 40 200 41 210 42 220 42 230 43 240 43 250 44 260 44 270 45 280 45 290 46 300 46 310 47 320 47 330 48 340 48 350 49 360 49 370 49 380 50 390 50 400 51 410 51 420 51 430 52 nyal a 440 53 450 53 460 54 470 54 480 54 490 53 500 53 510 53 mat i 520 53 nyal a 530 53 mat i 540 53 nyal a 550 53 560 53 570 53 mat i 580 53 590 52 nyal a 600 52 mat i 610 52 620 52 630 53 640 53 650 53 nyal a 660 54 670 54 680 54 690 53 700 53 710 53 mat i 720 53 730 53 nyal a 740 53 mat i 750 53 760 53 770 53 780 54 nyal a 790 54 800 54 810 54 820 54 830 54 840 54 mat i 850 54 nyal a 860 53 870 53 mat i 880 53 nyal a 890 53 mat i 900 53 Tabel 5. Kontrol On/Off 2
4. Pengolahan Data a. Kalibrasi ADC
Grafik 1. Kurva Kalibrasi ADC
b. Karakteristik LM 35
Grafik 2. Kurva Karakteristik LM 35
c. Open Loop
Grafik 3. Kurva Open Loop
d. Kontrol On/Off
Grafik 4. Kurva Kontrol On/Off 1
Grafik 5. Kurva Kontrol On/Off 2
5. Analisis Untuk mendapatkan nilai dari Least Bit Signal diperoleh dari persamaan: 1 LSB = 1cgungun SkuIu Pcnuh 2 n - 1 (1) Pada percobaan didapat LSB sebesar 0.00399, sedangkan pada hasil teori LSB yang didapat sebesar 0.00488. Perbedaan yang terjadi diakibatkan karena pada percobaan tegangan sudah melewati beberapa blok seperti yang sudah dijelaskan pada modul sebelumnya jadi tegangan yang didapat adalah sebesar 4.085 V. Sedangkan pada hasil perhitungan tegangan skala penuh didapat dari tegangan referensi yang digunakan, yaitu sebesar 5 V. Hal inilah yang menyebabkan terjadi perbedaan antara LSB percobaan dan LSB teori. Kurva hasil dari karakteristi LM 35 tidak sesuai dengan teori. Teori menyatakan bahwa kurva harus berupa garis lurus. Tetapi pada kenyataannya kurva yang didapat tidak demikian. Hal ini disebabkan karena converter yang digunakan tidak memiliki karakteristik resolusi tak hingga atau bukan converter resolusi tak hingga. Sehingga hasil dari kurva tidak linear. Hasil dari kurva tidak sesuai dengan teori yang ada. Karena pada saat melaksanakan perobaan terjadi salah perhitungan dan mounting ke sumber tegangan mengalami gangguan berupa adanya pergerakan pada kabel sumber daya. Sehingga terjadi perubahan yang tidak diinginkan dan mempengaruhi data hasil percobaan. Pada hasil percobaan kalibrasi ADC, grafik yang didapat kurang mulus. Hal ini terjadi karena adanya error pada saat proses kalibrasi pada penyetingan nilai tegangan oleh potensiometer. Pada percobaan karakteristik LM 35 tidak sesuai dengan teori yang seharusnya berupa garis linear. Hal ini disebabkan karena converter yang digunakan tidak memiliki resolusi tak hingga sehingga terjadi non linear integral error yaitu terjadinya penyimpangan pada kurva. Sama halnya yang terjadi pada kurva open loop. Pada kurva open loop terjadi kesalahan berupa non linear integral error. Karena seharusnya grafik yang didapat berupa fungsi yang awalnya berupa lengkungan dan diakhiri oleh sebuah garis. Tetapi pada kurva yang didapat terdapat lonjakan grafik yang menyebabkan kurva tidak seperti seharusnya. Pada kurva control On/Off sudah berlaku sebagaimana mestinya. Berikut adalah diagram blok control digital:
Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol
Untuk meningkatkan kinerja dari system control dapat dilakukan dengan melakukan manajemen berkala pada system control yang digunakan. Tujuannya agar data yang didapat sesuai dengan teori yang ada. Manajemen ini bisa dilakukan dengan cara melakukan koreksi terhadap kesalahan- kesalahan yang terjadi pada saat proses pengukuran.
Cara kerja dari system instrumentasi adalah sensor menerima input dalam bentuk besaran fisis yang kemudian besaran tersebut berupa sinyal analog. Kemudian sinyal analog tersebut dikondisikan sedemikian rupa oleh signal conditioning. Lalu sinyal analog dikonversi ke digital dengan ADC. Lalu diproses oleh mikrokontroler dan akhirnya ditampilkan ke layar monitor computer.
6. Kesimpulan ADC merupakan suatu rangkaian yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal digital diperlukan karena sebagian besar alat-alat elektronika seperti computer hanya dapat menerima sinyal berupa bentuk digital. Piranti antarmuka adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mempertemukan atau menghubungkan instrument yang satu dengan yang lainnya.
7. Referensi [1] http://syarifhidayat21.blogspot.com/2011/1 2/keamanan-kontrol-sistem-informasi.html [2] http://www.artikelwisata.com/pdf/diagram- blok-sistem-kontrol 1 dan 0 ADC RESET ADC BEKERJA SAR mengel uar kan 8 bi t Tegangan di ubah menj adi anal og Bi t == 1, SAR beker j a Tegangan di bandi ng dengan kompar at or ADC memb er t anda SAR ber hubungan dengan mi kr o Bi t == 0, SAR ber hent i Sel esai M ul ai