Anda di halaman 1dari 34

Pendahuluan

risan merupakan jenis tanaman hias yang cukup penting di Indonesia. Khusus di Kota Tomohon Sulawesi Utara, tanaman ini cukup mendapat perhatian dari pengusaha bunga, karena memiliki daya tarik tersendiri, sebab

selain sebagai penghias, juga sebagai tanaman pengusir nyamuk dan penyerap polutan. Saat ini permintaan bunga potong krisan cenderung meningkat pada hari-hari besar keagamaan seperti Natal, Idul Fitri, Tahun Baru, hari kasih sayang. Bahkan pada hari-hari khusus seperti; perayaan ulang tahun, pesta perkawinan, atau acara penyambutan-tamutamu, ibadah hari minggu dan hari-hari siarah ke tempat pemakaman dan lain-lain, orang mulai menggunakan bunga potong krisan. Tanaman krisan termasuk dalam tanaman hari pendek (16 jam siang), yang berasal dari daerah sub tropis. Menurut penggunaannya krisan dapat dikelompokkan : krisan sebagai bunga potong dan krisan bunga pot/ pot plant, sedangkan menurut tipenya krisan dapat digolongkan sebagai krisan standard dan krisan sprey. Indonesia termasuk negara beriklim tropis, dimana panjang hari siangnya selama 12 jam, sedangkan daerah sub tropis panjang hari siangnya selama 16 jam. Untuk membudidayakan bunga krisan di Indonesia, diperlukan penambahan cahaya, sebanyak 70 lux selama 4 jam pada malam hari. Tujuan penambahan cahaya adalah untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman.
1

Deskripsi Tanaman
Tanaman Krisan termasuk ke dalam : Kingdom Divisio Sub-Divisio Kelas Ordo Famili (suku) : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asterales : Asterales : Asteraceae

Genus (marga) : Chrysanthenum Specis (jenis) : Chrysanthemum morifolium

Tanaman Krisan dengan nama Internasional Chrysanthemum atau disebut mum, terdiri dari banyak specis. Dari banyaknya species inilah kemudian mulai dikembangkan/ disilangkan oleh para pemulia, sehingga menghasilkan banyak cultivar yang baru dan hibrida. Dalam penggunaannya krisan di kategorikan dalam tiga jenis, yaitu: cut mum (krisan potong), pot mum (krisan pot), dan garden mum (krisan kebun).

Beberapa Jenis Krisan


Keluarga tanaman krisan relatif banyak, seperti yang asli di Sulawesi Utara, yang dikenal seruni Walanda (Crysantenum indicum) ada yang Seruni Walanda Beureum (merah), Seruni Walanda Bodas (putih), Seruni Walanda Tambaga (coklat) dan Seruni Walanda (Kuning) Clereg.F.S.A, (1871). Setiap anggota keluarga memiliki kelebihan. Jenis-jenis tanaman krisan selain yang digunakan sebagai bunga potong, juga ada yang dapat digunakan sebagai bumbu, lalapan dan sebagai penangkal nyamuk. Beberapa jenis krisan seperti : 1. Chrysanthemum frutescens (marguerite) ; tinggi tanaman 0.5 m. Krisan bunnganya kecildengan jenis ini kecilmahkota

hanya selapis, berwarna putih dengan kuntum

banyak diameter bunga antara 4-6 cm. 2. Chrysanthemum indicum Terkenal dengan sebutan Chinese chrysantemum. Sementara di Cina terkenal dengan nama dendranthema indicum. Krisan ini memiliki
3

stolon, sehingga dapat merambat di permukaan tanah. Tinggi tanaman antara 50-90 cm. Lebar daun sekitar 3 cm. Mahkota bunga berwarna kuning dan bagian benang sari berwarna kuning tua. Dinegeri 4 musim, berbunga pada musim semi. 3. Chrysanthemum argenteum Nama lainnya Tanacetum

argenteum dan nama umumnya Asia minor. Tinggi tanaman 10-15 cm. Daunnya tertutup dengan rambut halus berwarna perak. Bunganya soliter berwarna putih. 4. Chrysanthemum balsamita Krisan jenis ini menjadi indukan untuk menghasilkan krisan hibrid beraroma wangi. Bahkan wangi. daunnya Selain juga untuk

Mother Plant, tanaman ini juga digunakan sebagai campuran untuk teh, salad dan sup. Bahkan ada yang menyebut krisan ini sebagai lavender dan juga dikenal sebagai geranium mint. Diameter bunganya hanya 1 cm. Tanaman ini berasal dari Asia Barat.
4

Proses Penyerapan Polutan


Menurut peneliti dari Urban Horticulture unit, University of technology Sydney (Ronald Wood), penelitian tentang evektivitas tanaman menyerap polutan, Krisan merupakan tanaman penyerap formaldehid dan xylene.dalam penelitian itu, Wood, berpijak pada fakta bahwa tanaman mampu mendaur ulang oksigen, sehingga Wood menduga bahwa tanaman juga mampu mengurai senyawa lain. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan aneka senyawa polutan konsentrasi tinggi kedalam ruangan tertutup, dimana tanaman dimasukkan didalamnya. Hasilnya mengejutkan, dalam waktu 24 jam, Krisan mampu menyerap 90% senyawa polutan dari udara. Senyawa itu meliputi formaldehid, benzena dan trichloroethylen. Dalam percobaan itu selain tanaman krisan, juga ada paku Boston, beringin dan dracaena. Secara sederhana dijelaskan, penyerapan polutan melalui stomata daun. Bekerjasama dengan bakteri di zona perakaran, tanaman menguraikan senyawa polutan tersebut. Hasilnya polutan menjadi senyawa nutrisi yang bermanfaat bagi bakteri pengurai dan juga bagi tanaman.

Syarat Tumbuh
Krisan dapat tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian tempat diatas permukaan laut sekitar 700- 1200 m. dan dapat tumbuh juga hampir semua tanah, dengan persyaratan mengandung banyak hara dalam tanah itu. sedangkan derajat keasaman (pH) yang baik untuk tanaman krisan adalah 5,5 6,5 dengan kelembaban 90 95% pada awal pertumbuhan akar dan 70-85% pada tanaman dewasa. Pada fase vegetatif, krisan membutuhkan kisaran suhu optimal 22o C 28oC pada siang hari dan tidak melebihi 26oC pada malam hari. Sedangkan untuk fase generatif adalah 16oC- 18oC.

Teknik Budidaya
Krisan (Chrysanthemum morifolium) dapat diperbanyak secara vegetatif maupun secara generatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan stek pucuk, sedangkan perbanyakan secara generatif dilakukan dengan biji. Stek yang telah diambil dari tanaman induk (mother plant ) terlebih dahulu diakarkan pada tempat pengakaran dalam kondisi hari panjang (pemberian lampu selama 4 jam pada malam hari). Setelah 1420 hari dari tempat pengakaran stek sudah dapat ditanam diareal tanam atau pot. Untuk membudidayakan krisan potong diperlukan rumah lindung, berupa rumah plastik yang bertujuan untuk menghindari tanaman dari curahan hujan secara langsung, yang dapat memicu serangan hama dan penyakit dan kerusakan fisik oleh air hujan.
6

Pembuatan Rumah Naungan


Ada beberapa aspek yang harus disesuaikan dalam pemilihan bentuk dan ukuran rumah naungan tanaman. Aspek tanaman itu sendiri yaitu jenis tanaman yang akan dikembangkan lokasi yang meliputi suhu udara dan kekuatan angin. Bentuk dan ukuran rumah naungan sangat mempengaruhi mikro klimat di dalam rumah tanaman. Tujuan dari pembuatan rumah naungan agar memberikan kesesuaian untuk hidup pada tanaman yang akan dinaungi. Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan rumah naungan, ditinjau dari segi teknis dan keuangan. Pembuatan rumah naungan yang paling penting adalah manfaat dari naungan untuk tanaman yang akan dilindungi. 1). Murah, 2). Kuat dan 3). Mudah pemeliharaanya.

Tinggi rumah naungan tanaman sangat berpengaruh terhadap perbedaan suhu didalam dan diluar. Sedangkan lebar dan panjang sangat terpergantung dari jenis bahan yang akan digunakan. Pemasangan tiang penyangga dan kerangka rumah naungan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara : 1. Langsung mendirikan tiang penyangga diatas pondasi yang telah dibuat sesuai ukuran rumah naungan yang akan dibangun. Untuk menguatkan tiang-tiang dipasang skor/ bajang sebagai penguat sementara. Juga dapat dengan cara sederhana yaitu setelah diukur buat lobang untuk tiang jika menggunakan bambu. Kemudian bambu dilapisi dengan plastik lalu ditanamkan pada lobang yang telah diukur. 2. Menyetel terlebih dahulu sebelum tiang penyangga dipasang. Setelah struktur kerangka telah siap maka kerangka

ditegakkan diatas titik pondasi atau lobang yang telah dibuat lalu dilanjutkan dengan pemasangan plastik ultraviolet (UV).

a)

a.Pemasangan Plastik
Bahan yang digunakan sebagai penutuprumah lindung adalah plastik Ultraviolet dengan ketebalan plastik 150-200 mikron. Plastik ini memiliki dayatahan lebih dari 2 tahun. Bila bukan plastik UV, kekuatan plastik hanya beberapa bulan saja. Kegunaan dari plastik ini adalah untuk menahan curah hujan, dan meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman. Teknik pemasangan plastik rumah naungan disesuaikan dengan keterampilan tenaga yang akan memasang. Usahakan agar tidak memberatkan kerja dan merusak plastik. Disarankan agar pemasangan mengikuti lebar naungan, agar tidak terlalu panjang memotong plastik. Karena bila mengikuti panjang lokasi, akan memberatkan kerja, dan pekerjaan repot dan kurang rapi. Usahakan setiap satu bagian yang terpasang, ditarik kencang agar plastik tidak banyak bergerak, kemudian dijepit dengan bambu. Begitu selanjutnya pada setiap bagian yang akan dipasang, agar pekerjaan tidak menyita banyak orang dan tenaga kerja, agar biaya lebih murah.

b) Dinding Rumah Naungan


Dinding rumah naungan adalah berfungsi sebagai penangkal serangga yang dapat menyerang tanaman. Sebagai penahan serangan angin yang kencang dan menahan percikan air hujan dan cipratan hujan yang jatuh ketanah. Fungsi yang lain adalah menjadi pagar tanaman, dan tanda bahwa tanaman didalamnya dirawat sehingga mengurungkan niat pencuri untuk mencuri. Bahan yang dapat digunakan adalah jenis insec screen dari nilon.

Gambar. Dinding dan pintu masuk rumah Lindung memakai kasa plastik (Insec screen)

10

Teknik perawatan Sumber Bibit (Mother Plant)


Mother plant sebagai sumber bibit untuk budidaya bunga potong krisan. Dalam perawatannya tidak sama dengan produksi bunga potong. Penyinaran dilakukan setiap 4 jam di malam hari selama 5 bulan. Setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, dilakukan pemangkasan pucuk (pincing). Pemanenan stek, dilakukan setiap 14 hari, dengan panjang stek 5-10 cm (3 ketiak daun). Akarkan stek pada media pengakaran dengan diberi cahaya malam hari selama 4 jam. Setelah 14 hari di pengakaran stek sudah dapat di tapinkan ke lokasi budidaya.

Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami krisan diolah sempurna, artinya dicangkul/ bajak semua rumput bekas tanaman, kemudian dibenamkan dalam tanah. Setelah seminggu, lakukan kembali pengolahan kedua, dengan menaburkan pupuk kandang yang telah masak ke hamparan sebanyak 2-3 kg/m2, dan pupuk buatan (NPK) dengan dosis 50 g permeter persegi. Saat menaburkan pupuk kandang, sebaiknya sudah dicampur dengan furadan, untuk menekan perkembangan hama dan penyakit dalam tanah. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bedengan, dengan lebar 1 meter dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, kedalaman 20-25 cm dan lebar saluran 40 cm.
11

Setelah bedeng siap maka penyangga tanaman berupa jaring dengan ukuran 12,5 cm x 12,5 cm dipasang mengikuti lebar dan panjang bedeng. Jaring diikatkan pada penyangga bambu, kemudian ditarik mengikuti panjang bedeng. Agar jaring lurus, maka dengan menggunakan tali ditarik sambil masuk selang-seling pada mata jaring sepanjang jaring, kemudian ditarik kencang kedua ujung.

Penanaman
Penanaman, dilakukan pada pagi atau sore hari. Jarak tanam 12,5 x 12,5 cm atau mengikuti jarak pada jaring penyangga, sehingga dalam 1 meter terdapat 8 tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal,

atau jika sudah trampil, dapat langsung dengan tangandiusahakan batang tanaman jangan sampai patah. Tanaman yang tidak tumbuh dilakukan penyulaman.

12

Selesai penanaman dilanjutkan dengan penyiraman tanaman, yang disesuaikan dengan kondisi tanah. Penyiraman harus merata dan sampai basah penuh, dilakukan pagi dan sore hari.

Pencahayaan
Mengingat tanaman krisan adalah tanaman hari panjang, maka untuk mendapatkan bunga yang diharapkan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, maka perlu dilakukan penambahan cahaya pada tanaman. Penambahan cahaya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan cahaya matahari, untuk memacu pertumbuhan organ vegetatif. Untuk tujuan bunga potong, maka penambahan cahaya selama 4 jam sejak tanam, sampai umur 1 bulan. Setelah sebulan penambahan cahaya dihentikan. Teknik meletakan lampu yaitu dengan mengatur setiap titik lampu 3 m, dengan asumsi jangkauan setiap titik lampu 1,5 m. gunakan lampu pijar 75 watt atau lampu mengandung ultra violet 15 watt. Pengaturan nyala lampu untuk penyinaran di malam hari, menggunakan timer. Matikan timer setelah tanaman memasuki vase generatif yaitu pada umur tanaman dilapangan 1 bulan dengan tinggi tanaman berkisar 35-45 cm. Jika tinggi tanaman belum tercapai yaitu kurang dari 35-45 cm, maka perlu ditambah waktu penerangan selama 1 minggu.
13

Pemeliharaan tanaman
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka hal penting yang harus dilakukan adalah pemeliharaan tanaman selama fase siap produksi. Pada fase ini umur tanaman 1 bulan, perlu dilakukan penambahan pupuk. Penambahan pupuk disesuaikan keadaan tanaman, jika

pertumbuhan baik tidak perlu pemupukan, tapi bila kurang baik disarankan menggunakan pupuk Growmore Pospat tinggi. Jika ada gulma, maka lakukan penyiangan gulma disekitar tanaman. Setelah umur 60 hari setelah tanam, harus dilakukan pinching (membuang tunas samping untuk bunga krisan tujuan standart) dan tipe sprey lakukan toping (membuang bunga pertama.)

14

- Aplikasi Pupuk Susulan


Setelah tanaman memasuki vase generatif, yaitu tanaman telah berumur 30 hari, maka perlu diaplikasikan pupuk NPK dengan dosis 50 gram per meter persegi, dengan cara pupuk dimasukkan pada larikan antar barisan tanaman.

- Pengendalian Hama
Untuk dapat menanggulangi hama, penyakit dan gulma yang mengganggu tanaman, secara garis besar dapat ditempuh dengan dua cara yaitu: dengan cara preventif dan kuratif. 1. Cara preventif, yaitu tindakan yang dilakukan sebelum tanaman diserang hama dan penyakit dan gulma. Diantaranya yaitu dengan : a). Pengolahan tanah sempurna, c). Menanam kultivar yang resisten, c). Mendesinfeksi bibit/benih dalam larutan kimia d). Mengadakan rotasi tanam dan e). Menanam tepat waktunya. 2. Cara kuratif, dengan cara biologis, dengan menggunakan musuh alami yaitu predator, parasit dan patogen serangga. Cara kimia yaitu cara pemberantasan hama, penyakit, gulma dengan menggunakan pestisida. Organ penggangu tanaman adalah jamur, bakteri, serangga lave, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur menggunakan fungisida, bakteri menggunakan bakterisida, insekta gunakan insektisida.

Sementara untuk memberantas virus masih dilakukan dengan cara pencabutan kemudian dimusnahkan dan gulma digunakan herbisida.
15

Untuk tanaman krisan hama yang umum menyerang tanaman adalah : Trip, karat daun (aphid) dan penggorok daun (leaf mainer) yang bila serangan berat dapat digunakan insektisida Confidor/ Agrimec sesuai dosis. Sedangkan penyakit yang sering menyerang pada tanaman krisan adalah Karat daun (Pucinia chrysanthenum ), Layu bakteri dan Layu fusarium, yang dapat dikendalikan dengan fungisida Daconil/ Dithane, Antracol, Scor sesuai anjuran dan dosis, yang diaplikasikan 1 kali seminggu. Selain pengendalian secara kimiawi untuk mencegah serangan penyakit karat perlu dilakukan dengan cara fisik, yaitu dengan membuang/ memangkas daun yang terserang karat dan dibuang atau dibakar diluar areal pertanaman.

16

Panen dan Pasca Panen


Tahapan akhir dari budidaya bunga potong Krisan adalah pemanenan, dimana pada tahap ini tingkat kematangan produk yanng Panen Kriisan Olleh WalliikottaTomohon Tomohon Panen Kr san O eh Wa ko aTomohon Tomohon

akan dihasilkan telah optimum. Waktu pencapaian kematangan ini tidaklah sama meskipun pada jenis tanaman yang sama. Karena hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah , intensitas matahari, iklim makro setempat, seperti tempratur dan kelembaban dan teknik budidaya. Panen dapat dilakukan pada umur tanaman 90-100 hari sesudah tanam. Bunga siap dipanen setelah petal bunga membuka 75-100% (sesuai dengan permintaan konsumen). Panen dengan cara dipotong, menggunakan gunting pemotongan agar tidak merusak jaringan tanaman. Karena diharapkan setelah panen, induk dapat dikembangkan lagi untuk potmum.
17

Hasil panen dikelompokkan sesuai tinggi tanaman, dikumpulkan pada wadah yang telah disiapkan. Wadah diberikan sedikit air dan kalau perlu ditambahkan sedikit gula putih, agar dapat mempertahankan kesegaran tanaman hasil panenan. Tanaman dikelompokkn pada setiap ikatan sebanyak 10 tangkai, sesuaikan keadaan tanaman, untuk memudahkan dalam penghitungan kelak. Teknik panen, potong agak miring agar penyerapan air relatif besar. Panen dan Pasca panen merupakan tahapan penting dalam usahatani karena tanpa penanganan yang baik akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Kerugian yang dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penanganan panen di Indonesia mencapai rata-rata 21% dari produk yang dihasilkan. Penanganan pasca panen untuk bunga potong sebagai salah satu produk hortikultura yang sangat mudah rusak, sangatlah penting karena meskipun vase life atau daya tahan kesegaran suatu bunga ditentukan dari jenis atau varietas tanaman, cara budidaya dan faktor-faktor klimat (iklim) dari lokasi budidaya sangat menentukan. Penanganan pasca panen pada produksi bunga potong adalah hal yang sangat penting, karena untuk mempertahankan kesegaran bunga yang dihasilkan agar kelak sampai pada konsumen, bunga tetap segar dan menarik. Meskipun penanganan ini hanya memakan waktu singkat dibandingkan dengan bagaimana produk ini dihasilkan, tapi sangat menentukan kualitas bunga potong yang dihasilkan sebelum produk ini sampai kepada pengguna.
18

Hal hal penting yang harus diperhatikan dalam tahapan pasca panen adalah: 1). Penentuan waktu yang tepat, 2). Teknik panen, 3). Transportasi hasil panen, 4). Penempatan hasilpanen, 5). Sortasi, 6). Packing, 7). Penyimpanan, 8). Transportasi dari kebun ke rumah/ kios dan 9). Distribusi ke konsumen. Tahapan-tahapan ini tidak begitu lama, tapi membutuhkan perhatian dan kerja yang teliti, sesuai produk yang dihasilkan. Untuk itu sebelum mengerjakan perlu diketahui sifat dan karakter dari produk yang dihasilkan, dan tujuan pasar yang akan dituju. Karena pengetahuan tentang karakter prouk inilah yang akan menentukan cara-cara dalam penanganan panen dan pasca panen, sehingga produk yang dihasilkan tetap prima. Dan tujuan pasar juga harus diketahui untuk penentuan grading dan packing produk tersebut. Jadi tahapan panen dan pasca panen merupakan tahapan penting dan anding dari produksi bunga potong, karena meski telah melewati tahapan budidaya yang baik dan benar, tapi penanganan panen dan pasca panen tidak baik akan menurunkan nilai jual dari produk yang dihasilkan.

19

Penanganan Hasil Panen


Hasil panen dilapangan, diusahakan agar secepatnya diletakan pada tempat yang teduh dengan wadah tanpung yang baik, sesuai produk yang dihasilkan, seperti menggunakan ember yang berisi air, keranjang plastik atau kain terpal yang dapat dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan dilapang. Tempat penampungan yang baru dipanen harus teduh dan sejuk serta dilengkapi dengan bak-bak perendaman bunga yang selalu dijaga kebersihannya. Tempat penyimpanan harus sebaiknya menyatu dengan tempat grading, packing dan cold storage (bila ada). Produk yang telah terkumpul ditempat penampungan ini kemudian akan dilakukan proses pemilahan berdasarkan mutu tiap-tiap produk yang disebut proses penyortiran (grading).

20

Sortasi (grading) dan Packing


Tidak semua hasil panenan dapat dipasarkan, namun harus disortir dari produk yang kurang baik atau diluar standart. Kriteria standart mutu produk hortikultura di Indonesia termasuk bunga potong belum baku, walau ada beberapa jenis yang telah di bakukan dalam standar nasional Indonesia seperti Krisan, Mawar, Gladiol, Anyelir, Anggrekdan Helikonia. Namun karena sistem pemasaran belum melalui pasar lelang, maka aturan ini relatif belum banyak digunakan oleh produsen. Satandar mutu yang digunakan adalah secara umum saja seperti: tangkai bunga tidak bengkok, besar tangkai proporsional dengan panjang tangkainya bersih dari bekas serangan hama dan penyakit. Kemudian untuk krisan pengemasan dalam kemasan 10 tangkai dengan pembungkus kertas polos, kertas berloga nama produsen atau dengan plastik.

21

Teknik penanganan saat di pedagang retail


Setelah bunga sampai pada pedagang retail atau pedagang penjual, sebelum bunga di pajang konsumen dirumah, segerah setelah bunga tiba di kios atau tempat penjualan bunga-bunga ini dilepas dari kemasannya, kemudian periksa dari hama dan penyakit serta kerusakan fisik. Bunga yang baik selanjutnya potong sedikit tangkai bunganya dan direndam dalam air hangat sekitar 380C yang agak asam dengan pH 3.04.0 untuk beberapa menit. Akan lebih baik pemotongan tangkai dalam air untuk menghindari terjadinya embolisme atau gelembung udara dalam tangkai bunga.

Kemudian bunga tersebut dipindahkan dalam bak lain. Perendaman dalam air sebaiknya telah diberikan larutan makanan dan zat pengawet atau bioksida. Tempatkan bunga yang disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah dan tidak terkena sinar matahari langsung.
22

Teknik Penyimpanan
Dalam penyimpanan bunga potong, harus diperhatikan permasalahan yang sering terjadi adalah tidak diperhatikannya suhu berakibat pada bunga cepat kering bukannya segar. Oleh karena itu untuk ruangan yang bersuhi rendah yang memiliki kelembaban rendah, cara penyimpanannya harus dikemas rapat sehingga tidak banyak mengalami penguapan. Suhu penyimpanan untuk setiap jenis bunga berbeda-beda setiap jenisnya Tabel 2. Tabel 2. Daya Simpan beberapa Jenis Bunga Komoditi Umur Simpan Chrysanthemum 3 Minggu Alstromeria 1 minggu Anthurium 2 Minggu Snapdragon 2 Minggu Cattleya 2 Minggu Carnation 2-4 Minggu Lisianthus 2-3 Minggu Gerbera 5-7 Minggu Gladiol 6-8 Minggu Gypshophilla 3 Minggu Lilium 4 Minggu Statice 4 hari Rose 4-5 hari Sumber : John N Sacalis, 1993 Suhu (0C) 0-2 2 13 -1 15 0 2-5 2 2-5 2 3-5 2 0-2 Rh 90-95 90-95 90-95 90-95 90-95 90 90-95 90-95 90-95 90-95 90-95 90-95 90-95

23

Formula untuk pengawetan Bunga


Dipakai untuk penyimpanan lama; 11 gr asam nitrat 7 gr (8 ml)HQC Hydroquinoline Citrat atau HQS 560 gr gula 38 ltr air dibuat pH 3,5

Larutan sederhana untuk perendaman bunga potong untuk 1 liter air : 15 gram gula pasir 0,3 gram asam sitrat 2 cc pemutih pakaian

Untuk konversi : - 1 sendok makan gula pasir = 14,5 gram - 1 sendok teh peres asam sitrat = 3 gram - 1 sendok teh air = 5 cc

24

Indeks Panen beberapa jenis Bunga Potong


No 1 Nama Chrysanthemum Ciri Fisik Bunga mekar 60-80%, untuk jenis spray minimal 5 bunga dalam 1 tangkai sudah mekar. Jenis standar, bunga sudah seperempat , setengah mekar, 2-3 bunga sudah mekar penuh untuk spray Ujung bunga mulai pecah 2 baris mahkota terluar (florest) sudah menunjukan tua Beberapa kuncup bunga sudah tanpak besar dan sudah menunjukan warna terang 2/3 bagian tongkol bunga sudah menjadi putih Bunga-bunga yang besar sudah mekar 60-80% sudah mekar Bunga sudah mekar penuh 60-80% sudah mekar Bunga masih kuncup dan sudah berwarna putih terang 2-3 bunga sudah mekar Warna daun sudah hijau tua, kaku dan keras Warna daun sudah lebih hiajau tua, bentuk sudah kaku Ujung daun sudah tua

Anyelir

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Mawar Gerbera Lilium Anthurium Phalaenopsis Caspea Statice Gyphsophila Sedap Malam Gladiolus Leather Leaf Fern Daun Ruskus Daun Silver Dollar

25

Analisa Usaha Krisan


Luas : (50 x 10 m2) Komponen
A. Biaya Produksi (Input) 1. Biaya Variabel - bibit - Pupuk Nitrogen Phospat Kalium Gandasil B Kandang Petrovita Bayfolan - Pestisida Antrakol Decis Growmore Total Saprodi Tenaga kerja Olah tanah/ bedeng Pembibitan Tanam Pemupukan Kendali hama Panen/ angkut Total TK 2. Biaya Tetap Sewa Lahan Rumah Lindung Total Biaya Tetap Total Biaya Produksi B. Produksi/ Pendapatan 1. Produksi 2. Keuntungan C. Output/Input Ratio

Jumlah/ Satuan (Kg/krg/ltr)


20.000 15 15 2 0,5 250 1000

Harga Satuan (Rp)


350 2.500 3.500 10.000 28.000 50.000 20.000

Total

7.000.000 37.500 52.500 20.000 28.000 50.000 20.000 7.208.000 90.000 240.000 150.000 150.000 180.000 90.000 900.000 500.000 5.500.000 6.000.000 14.108.000

3 8 5 5 6 3

30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

1 1

500.000 5.500.000

19.200

3.500 67.200.000 67.200.000 - 14.108.000 = 53.092.000 4,76

Keterangan:
Harga ditingkat petani saat perhitungan Rp.3500 dan Harga Kios Rp. 6000-7000
26

Bahan Bacaan
Ade S., 2002. Bahan kuliah Botani, Fakultas Pertanian Unpad, Bandung. Clereg, F. 1871.Woordenboek, Alphabetisch gerangschikt naar de latijnsch plantennamen. Flora Serial, 2006. Herba dan Tanaman Hias, Penangkal Nyamuk dan Polusi Udara. Penerbit PT. Samidra Utama, Jakarta. Harjoko, B. 2007. Membuat Rumah Naungan Tanaman. Makalah pelatihan penanganan bunga potong di kota Tomohon. Merai , dan Makal, J. 2007. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian Unsrat Manado.

Steenis,CGGJ.,1980. Flora, PT.Pradya Paramita. Jakarta. Syarif, K. 2007. Budidaya Tanaman Hias. Makalah pelatihan penanganan bunga potong di kota Tomohon. Turang,A.2007. Mimpi Kota Tomohon Sebagai Kota Bunga. Komentar Edisi Juni 2007.

27

Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Deskripsi Tanaman Beberapa Jenis Krisan Chrysanthemum frutescens........... ................. Chrysanthemum indicum................................. Chrysanthemum argenteum............................. Chrysanthemum balsamita............................... Proses Penyerapan Polutan Syarat Tumbuh.. Teknik Budidaya.. Pembuatan Rumah Naung. a. Pemasangan Plastik b. Dinding Rumah naung Teknik Perawatan Sumber Bibit.
28

Persiapan Lahan Pemasangan Jaring Penyangga. Penanaman Pencahayaan.. Pemeliharaan Tanaman Aplikasi Pupuk Susulan Pengendalian Hama & Penyakit.

i ii 1 2 3 3 3 4 4 5 6 6 7 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 4 1 5 1 5

Panen dan Pasca Panen. Penanganan Hasil Panen. Sortasi Grading dan Parking Teknik penanganan saat di perdagangan. Teknik Penyimpanan. Formula Untuk Pengawetan Bunga..

Indeks Panen Beberapa Jenis Bunga Potong.. Analisa Usahatani Krisan.

1 7 1 9 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6

29

Kata Pengantar

K
dan polutan.

risan (Chrysanthenum morifolium) merupakan tanaman hias yang berasal dari bangsa Asteraceae yang sedang dikembangkan untuk cut mum (krisan potong), pot mum (krisan pot), dan garden mum (krisan kebun). Selain

untuk pemberi keindahan. Tanaman ini juga sebagai penangkal nyamuk

Kota Tomohon salah satu lokasi Program Rintisan dan

Akselerasi

Pemasyarakatan

Inovasi

Teknologi

Pertanian

(PRIMATANI) di Sulawesi Utara. Sesuai dengan tujuan Primatani


maka salah satu komoditas yang dikembangkan oleh petani di kawasan primatani adalah bunga Krisan, untuk mendukung kota Tomohon sebagai kota bunga. Diharapkan brosur ini dapat bermanfaat bagi

pengembang florikultur di kota Tomohon. Terima kasih kepada kelompok-kelompok tani mitra, pada kegiatan prima tani di Kota Tomohon, terlebih kusus kepada bapak Soleman Mandagi, satu-satunya petani penakar bunga Krisan Lokal di kota Tomohon, disampaikan terima kasih atas keterlibatan data dan informasi dalam penyusunan buku ini. Kalasey, 2007 Kepala Balai DR. Ir. Luice A. Taulu, MS Nip. 080 057 314
30

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium)

Oleh:

Arnold C. Turang Luice A. Taulu Louise A. Matindas Eddy Taslan

31

32

Catatan;
..Alfatur design-07
33

34

Anda mungkin juga menyukai