Anda di halaman 1dari 11

PENGHARGAAN Terlebih dahulu saya bersyukur ke hadrat Allah, kerana dengan limpah kurnia Nya saya dapat menyiapkan

n kerja khusus Sejarah Tingkatan Tiga 2012 ini dengan jaya dan dapat menghantar pada waktu yang telah ditetapkan. Tugasan kerja khusus ini telah memberikan banyak manfaat kepada saya dari segi pengetahuan dan pengalaman semasa saya menjalankan kajian dan pada masa akan datang. Saya ingin merakamkan ucapan jutaan terima kasih amnya kepada Penolong Kanan Sekolah Menengah Guar Chempedak Encik Mohd Yazid bin Mohd Isa dan khususnya guru subjek Sejarah yang saya sayangi Puan Nur Salimi bt Abu Bakar kerana telah memberikan tunjuk ajar dan sumber rujukan yang amat diperlukan untuk menyiapkan folio ini. Dorongan, bimbingan dan motivasi tentang cara cara membuat kajian mengikuti kriteria yang ditetapkan telah banyak membantu saya menjalankan kajian ini. Tidak lupa juga ribuan terima kasih kepada seluruh ahli keluarga saya terutamanya ayah saya Encik Mahd Nazri bin. Shafie dan ibu saya Intan binti Yob @ Ali atas segala bimbingan, kewangan dan dorongan yang diberikan selama saya menyiapkan folio ini. Disamping itu, terima kasih kepada rakan rakan sekelas kerana telah memberikan cadangan, idea dan pengetahuan yang telah dikongsikan bersama saya. Penghargaan terima kasih juga kepada responden responden yang sudi ditemu ramah dan memberikan maklumat yang penting untuk kajian saya. Sekian, terima kasih

OBJEKTIF KAJIAN 1. 2. 3. 4. Membuat perkaitan Kraftangan Batik dengan rakyat Malaysia Mengetahui lebih mendalam tentang Kraftangan Batik yang dikaji Mengenal pasti asal usul Kraftangan Batik yang dikaji Kajian ini dilakukan untuk mengenal pasti sumber sumber sejarah yang sahih. Ini akan dapat membantu saya membuat satu kajian ilmiah dengan tatacara yang betul, jelas dan tepat. 5. Kajian ini dapat menambah pengetahuan saya tentang Kraftangan Batik di kalangan masyarakat. 6. Kajian ini dilakukan untuk memenuhi kehendak sukatan pelajaran Sejarah Tingkatan 3.

KAEDAH KAJIAN Sepanjang kajian ini dijalankan, saya menggunakan 3 kaedah iaitu : 1. 2. 3. 4. Pemerhatian Sumber Soal selidik Menemubual

Berdasarkan kaedah pemerhatian dan pengalaman, saya dapat memberi gambaran secara menyeluruh tentang Kraftangan di Jawa iaitu Kraftangan Batik yang di sambut setiap tahun oleh orang Islam khusunya masyarakat Melayu. Melalui kaedah sumber pula, saya dapat memperoleh banyak bahan melalui internet, perpustakaan, soal selidik dan sebagainya. Di samping, dari segi soal selidik, saya dapat mengetahui lebih mendalam tentang Perayaan Tradisi yang dikaji serta dapat mengeratkan silaturahim di antara individu. Dalam kerja khusus ini saya telah menggunakan kaedah rujukan melalui internet dan buku buku ilmiah yang berkaitan dengan perayaan tradisi untuk mendapatkan maklumat untuk mendapatkan maklumat untuk menyiapkan kajian Sejarah ini. Disamping itu, saya juga telah menemubual jiran jiran di kawasan perumahan serta rakan rakan mengenai perayaan tradisi yang dikaji.

10

HASIL KAJIAN MAKLUMAT ASAS KRAFTANGAN BATIK

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagaiwax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Batik keraton Batik keraton adalah batik dari Surakarta (Solo) dan Yogyakarta (Yogya).

Ceplokan Kasatrian Filosofi : motif ini digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah; orang yang mengenakannya akan terlihat gagah dan kepribadian yang berani.

Parang Rusak Barong Filosofi : Parang berarti senjata ; menunjukkan kekuatan, kekuasaan, dan pergerakan yang gesit. Ksatria yang mengenakan batik ini terlihat gagah dan cekatan.

Kawung Filosofi:: Motif ini digunakan oleh para Raja dan keluarga kerajaan, sebagai sebuah simbol kekuasaan dan keadilan. Empat buah lingkaran dengan sebuah pusat juga menandakan Raja dengan para asistennya.

Truntum Filosofi: Truntum berarti membimbing. Motif ini mengandung makna bahwa diharapkan orang yang memakainya dapat memperoleh dan member kebaikan.

LATAR BELAKANG Batik ialah sejenis produk kraf yang dihasilkan melalui proses menerap lilin dan mencelup kain. Batik terkenal di Gugusan kepulauan Melayu iaitu Indonesia, Singapura, Brunei dan Malaysia. Negeri yang popular dengan batik adalah Kelantan dan Terengganu. Berikut adalah sejarah kraf batik; 2000 tahun dahulu - Telah wujud di Mesir dan Parsi. Abad ke 7 - Digunakan di Jepun dan China. Abad lke 15 - Diperkenalkan di T.Melayu pada zaman pemeerintahan Parameswara di Melaka Abad ke18 - Batik pelangi memulakan perusahaan di Trengganu. 1910an - Perusahaan batik di K.Baharu, Kelantan. 1920an - Teknik terap hitam digunakan utntuk mengecap kain. Blok kayu berukir dengan gaya ukiran timbul dicelup dengan pewarna hitam sebelum diterap pada kain putih. Pewarna kimia dari Eropah diperkenalkan pada tahun 1926. 1930an - Perusahaan batik menggunakan teknik terapan lilin bermula di Terengganu dan Kelantan.Batik skrin diperkenalkan di Kelantan. Selepas perang dunia ke2 - Perusahaan batik berkembang dengan pesat dan menjadi industri kampung yang utama. Sekarang - Industri batik berkembang secara besar-besaran dan pengeluaranya telah menenbusi pasaran dunia. Batik asal-usul sebenarnya masih misteri. Kata 'batik' telah diterjemahkan berarti 'ke titik'. Beberapa diterjemahkan sebagai 'menulis lilin' atau 'menggambar dengan garis patah'. Ini adalah bentuk seni yang sangat tua, sebagai bukti awal batik telah ditemukan di Timur Tengah, Mesir, Peru, Jepang, Turkistan Timur, Eropa, serta Asia Tengah (India dan Cina) sejauh 2000 tahun yang lalu . Meskipun asal tidak pasti, batik telah mencapai ekspresi artistik tertinggi di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Malaysia. Batik pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-17 ketika Belanda, yang menjajah Jawa, Indonesia, memperkenalkan bentuk seni ini ke bagian dunia.

KAEDAH/CARA PENGHASILAN

Cara Membuat Batik

Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :
o o o o o o

Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun) Canting sebagai alat pembentuk motif, Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain) Lilin (malam) yang dicairkan Panci dan kompor kecil untuk memanaskan Larutan pewarna

Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini: 1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motifmotif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. 2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut. 3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. 4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu . 5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. 6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. 7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.

8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku. 9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua. 10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. 11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

PERKEMBANGAN PRODUK

Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita mahupun pria.

Perkembangan Batik di Daerah

1. Banyumas Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikutpengikut Pangeran Diponegero setelah selesa-inya peperangan tahun 1830, mereka kebanyakan menet-ap didaerah Banyumas. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenunan sendiri dan obat pewama dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir abad keXIX berhubungan langsung dengan pembatik didaerah Solo dan Ponorogo. Daerah pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak dahulu dengan motif dan wama khususnya dan sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan batik. 2. Ciamis Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat baru menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya. Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang pada penduduk

sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, dan sebagainya. 3. Pembatikan di Jakarta Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet. Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batikbatik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil. 4. Pembatikan di Luar Jawa Dari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini. Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-batik produksi Pekalongan (saaingnya) dan Solo serta Yogya. Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan yang terkenal tenun Silungkang dan tenun plekat. Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Jepang, dimana sejak putusnya hubungan antara Sumatera dengan Jawa waktu pendudukan Jepang, maka persediaan-persediaan batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagangpedagang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri.

RUMUSAN
Seni batik merupakan salah satu akar budaya yang menjadi identiti bangsa Malaysia dan bidang kraf tangan yang unggul di Malaysia. Sejak dulu lagi batik menjadi busana bagi kaum hawa tetapi kini kerajaan proaktif memartabatkan batik dengan mewajibkan pemakaian batik kepada setiap penjawat awam.Hal ini bertujuan untuk menggerakkan industri batik yang terdapat di negara ini melalui agensi-agensi kerajaan yang sedia ada. Selain itu, Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia telah meningkatkan usaha penyelidikan dan pembangunan (R&D) usahawan kraf danpembangunan tenaga mahir dalam industri batik di Malaysia.

Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia juga telah mengadakan programprogram memajukan batik seperti promosi batik bertema, promosi batik di pusat beli-belah dan promosi batiksebagai destinasi pelancongan.Di peringkat antarabangsa, produk batik dan songket pula dijual dalam pameran perdagangan antarabangsa.Di samping itu juga memperkenalkan teknologi baru seperti penggunaan mesin dan bantuan komputer untuk menghasilkan rekaan batik yang lebih menarik dan berkualiti.Mesin ini mempercepat pengeluaran batik. Pusat inovasi batik dan tenunan Malaysia ditubuhkan di Kelantan dan Terengganu sebagai pusat rujukan pengusaha batik. Antara aktiviti yang dijalankan ialah bengkel pembangunan produkdan lain-lain. Peranan pereka batik tempatan dalam menampilkan idea yang kreatif berteraskan batik juga diberi pujian. Mereka memartabatkan batik Malaysia dengan mengadakan Hari Peragaan BatikKoleksi Persendirian di hotel-hotel atau di tempat-tempat eksklusif yang dikunjungi oleh pelancongtempatan dan pelancong luar negara. Yayasan Budi Penyayang Malaysia yang telah mengadakanMinggu Batik 2005 wajar menerima pujian.Minggu Batik Malaysia 2005 ialah kesinambungan usahayang dijalankan oleh Allahyarhamah Datin Seri Endon ketika hayatnya masih ada. Kesimpulannya,apa yang selama ini menjadi identiti bangsa,sebagai warisan tradisi wajar dipertahankan terutama membabitkan seni dan budaya tempatan.Justeru, sebagai warisan tradisi khazanah bangsa, seni batik perlulah dipelihara agar keindahannya tidak terus dilupakan olehgenerasi akan datang.

Anda mungkin juga menyukai