Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Alat dan Bahan : Jangka Sorong, 1 buah Balok kecil, 1 buah Cincin Silindris, 1 buah : Mempelajari cara kerja jangka sorong. : Pengukuran Panjang dengan Jangka
4. Teori Sigkat. Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan bahkan ada yang memiliki skala nonius sebanyak 50 skala. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika nilai skala terkecilnya (NST) telah diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan : NST dengan Nonius = Atau : 1 x NST tan pa Nonius N NST SU N
NST alat =
Dengan N = jumlah skala nonius. Contoh : Jika sebuah jangka sorong memiliki NST skala utama = 1 mm dan jumlah skala nonius = 20 skala, maka NST jangka sorong 1 mm = 0,05 mm = 0,005 cm. 20 skala Hasil pengukuran dari sebuah jangka sorong dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan angka nol pada skala nonius terhadap skala utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris dengan skala utama. tersebut =
4 cm 0
Pada
di
skala cm atau
berada antara 3,1 cm dan 3,2 Sedangkan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama adalah skala ke 8, maka hasil pengukurannya adalah :
3,10 cm + (8 x 0,005) cm = 3,140 cm 5. Kegiatan Pengukuran a. b. c. d. Ambil sebuah jangka sorong kemudian tentukan nilai Tentunkan NST jangka sorong yag anda gunakan. Ukurlah dimensi balok kecil yang telah disiapkan Selanjutnya ukur diameter dalam dan luar dari cincin skala utama dan hitung jumlah skala noniusnya.
masing-masing sebayak tiga kali dan catat hasilnya dalam tabel. silindris yang ada masing-masing sebanyak tiga kali serta catat hasilya dalam tabel. 6. Hasil Pengamatan. Nilai Skala Utama NST jangka sorong Tabel Pengamatan : Benda Balok Kecil Cincin Silindris Panjang (cm) 1. 2. 3. p= Diameter dalam (cm) 1. 2. 3. Lebar (cm) 1. 2. 3. l= Diameter luar (cm) 1. 2. 3. Tebal (cm) 1. 2. 3. t= = . = . Jumlah Skala Nonius = .
Dd =
Dl =
7. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran : a. p = 1 = 2 = 3 = p = max. = .. max. = .. Panjang balok (p) ; balok ; P = p p = b. Dd = 1 = 2 = 3 = D d = max. = .. ; Diameter dalam (Dd ) ; Dd = Dd Dd = 8. Kesimpulan dan Saran Diameter luar (Dl ) ; Dl = Dl Dl = Cincin Silindris ; ; ; ; ; Dl = . 1 = 2 = 3 = D l = max. = .. ; ; ; ; l = l l = t = t t = Lebar balok (l) ; Tebal ; l = max. = .. ; t = ; 3 = ; 3 = ; 2 = ; 2 = Balok Kecil ; l = . ; ; t = .... ; 1 =
1 =
Pengukuran
Panjang
dengan
4. Teori Sigkat. Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST micrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya dengan jagka sorong, yaitu :
NST SU N
Dengan N = jumlah skala nonius. Pada umumya micrometer sekrup memiliki NST skala mendatar (skala utama) 0,5 mm dan jumlah skala putar (nonius) sebanyak 50 skala. Hasil pengukuran dari suatu micrometer dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan garis horisontal (yag membagi dua skala utama menjadi skala bagian atas dan bawah) terhadap skala putar. Penunjukan
Ujung skala putar
skala pada
gambar di samping adalah 6 skala, atau 5 x 0,5 mm = 2,5 skala putar mm. Penunjukan
30 Garis horizontal SU
terhadap garis horizontal skala utama adalah : 32,5 skala, atau 32,5 x 0,01 mm. Sehingga hasil pengukurannya adalah : 2,5 mm + (32,5 x 0,01 mm) = 2,825 mm
5. Kegiatan Pengukuran a. b. Ambil sebuah mikrometer kemudian tentukan nilai skala utama dan hitung jumlah skala noniusnya. Tentunkan NST mikrometer yang anda gunakan.
c.
Ukurlah ketebalan lempeng logam / koin yang telah disiapkan sebayak tiga kali dan catat hasilnya dalam tabel.
6. Hasil Pengamatan. Nilai Skala Utama NST mikrometer Tabel Pengamatan : Penunjukan SU 1. 2. 3. Penunjukan SN 1. 2. 3. Tebal benda (mm) 1. 2. 3. = . = . Jumlah Skala Nonius = .
1 2 Basic meter. 3
Pengukuran
Tegangan dan Kuat Arus dengan Basic meter : Mempelajari cara kerja
a. Basic meter, 2 buah b. Hambatan, 1 buah c. Baterai, 2 buah d. Reostat, 1 buah e. Kabel penghubung 4 Teori Sigkat. Basic meter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan tegangan dalam suatu rangkaian listrik. Umumnya basic meter memiliki batas ukur arus dari 100 A sampai dengan 5 A dan batas ukur tegangan dari 100 mV sampai dengan 50 V. Jika alat ini akan digunakan untuk melakukan pegukuran arus, maka terminal-termial untuk tegangan ditutup dan begitu pula sebaliknya. Sebelum menggunakan alat ini, usahakan agar jarum menunjuk tepat dititik nol dengan mengatur sekrup yang ada pada bagian atas panel meternya. Selanjutnya, gunakan batas ukur terbesar lebih dahulu untuk menghindari kelebihan beban (over load) pada alat yang dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal. Untuk menentukan nilai skala terkecil (NST) dari besaic meter, dapat dilakukan dengan membagi batas ukur yang digunakan dengan banyaknya skala pada basic meter.
Contoh : Jika batas ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran kuat arus listrik adalah 100 mA dan diketahui banyaknya jumlah skala kecil pada Batas Ukur 100 mA = = 2 mA Jumlah Skala 50 skala basic meter adalah 50 skala, maka : NST basic meter =
Jika jarum menunjukkan 15 skala, maka kuat arus yang terukur adalah : 15 x 2 mA = 30,0 mA 5. Kegiatan Pengukuran a. Rakitlah skema percobaan seperti pada gambar berikut. R V
RV b. c. d.
Tentukan batas ukur yang tepat untuk anda gunakan pada Atur rheostat (RV) pada posisi terendah, baca penunjukan Lanjutkan pengukuran dengan meggeser rheostat pada posisi
masing-masing alat ukur serta tentukan nilai skala terkecil. amperemeter dan voltmeter. Catat pada table pengamatan. yang lebih tinggi hingga 5 kali. 6. Hasil Pengamatan NST amperemeter NST voltmeter = .. = .. Kuat arus (ampere)
No.
Tegangan (volt)
1. 2. 3. 4. 5.
7. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran. a. b. c. Ketidakpastian Pengukuran tegangan. V1 = V1 V = .. V2 = V2 V = .. V3 = V3 V = .. V4 = V4 V = .. V5 = V5 V = .. Ketidakpastian Pengukuran kuat arus. I 1 = I 1 I = .. I 2 = I 2 I = .. I 3 = I 3 I = .. I 4 = I 4 I = .. I 5 = I 5 I = .. Faktor-faktor peyebab timbulnya kesalahan dalam
: :
Pengukuran Mempelajari
Temperatur cara
dengan
menggunakan
termometer untuk mengukur temperature. Termometer batang, 1 buah Gelas ukur, 1 buah Pembakar Spiritus legkap, 1 set Air
4. Teori Singkat Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature suatu zat. Ada dua jenis thermometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu thermometer air raksa dan thermometer alcohol. Keduanya adalah thermometer jenis batang gelas dengan batas ukur minimum 10 oC dan batas ukur maksimum +110 oC. Nilai skala terkecil untuk kedua jenis thermometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambil tersebut. 5. Kegiatan Pengukuran
a. b. c. d. e.
Siapkan gelas ukur, bunsen pembakar legkap dengan kaki Isi gelas ukur dengan air higga bagian dan letakkan di atas ukur temperaturnya sebagai temperature mula-mula (To). Nyalakan Bunsen pembakar dan tunggu beberapa saat Letakkan Bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas kimia
tiga dan lapisan asbesnya dan sebuah thermometer. kaki tiga tanpa ada pembakar.
hingga nyalanya terlihat normal. bersamaan dengan menjalankan alat pengukur waktu (jam tangan misalnya). f. data. Catat perubahan temperature yang terbaca pada thermometer tiap selang waktu 1 menit sampai diperoleh 5 atau 6
6. Hasil Pengamatan NST thermometer Tabel Pengamatan : N o. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menit ke 1 2 3 4 5 6 Temperatur (Ti) Perubahan Temperatur (T) = . = . Temperatur mula-mula (To)
Penjelasan hubungan antara lamanya pemanasan dengan perubahan temperature zat cair :