Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum 2011 Biokimia Umum

Hari/Tanggal : Selasa/27 September Waktu : 08.00 11.00 WIB PJP : Waras Nurcholis, S.Si, M.Si Asisten: 1. Arena Yogi P 2. Andi Kosasih 3. Fahry Irawan 4. Rizky Ayu K

BIOFISIK (Koloid, Buffer, dan Tekanan Osmotik)


Kelompok 12 1. 2. 3. Efah Fitramala G34100078 Ulil Albab Nurlatiefah G34100119 G34100123

DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

PENDAHULUAN Koloid merupakan dispersi partikel kecil dari suatu material ke dalam material lain. Ukuran koloid terbesar antara 1-100 nm. Koloid terletak diantara larutan dan suspensi. Ciri-ciri koloid antara lain mempunyai dua fase, distribusi partikel heterogen, tidak dapat disaring kecuali penyaring ultra, dan stabil. Secara garis besar ada tiga macam koloid berdasarkan fase terdispersinya yaitu, sol, emulsi, dan buih. Sifat-sifat koloid meliputi Efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, muatan sejenis, koagulasi, dan koloid pelindung. Koloid pelindung ada dua yaitu, liofil dan lifob. Percobaan yang dilakukan adalah pengendapan koloid dengan larutan garam. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Larutan yang mempunyai tekanan osmotic lebih rendah dari pada yang lain disebut larutan hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari pada yang lain disebut larutan hipertonis. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonis. Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau ketika diencerkan. Buffer terdiri dari asam lemah dan garamnya/basa konjugasinya atau basa lemah dan garamnya/asam konjugasinya. Salah satu contoh larutan buffer adalah darah. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat larutan koloid dan memahami sifat-sifat koloid, membuat larutan buffer, serta memahami tekanan osmotik cairan sel darah merah. BAHAN DAN ALAT

Koloid Alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini yaitu: gelas piala, dan pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu: akuades, larutan NaCl 10%, MgSO4, gelatin 2%, pati 2%, larutan biru berlin, larutan ferihidroksida, larutan koloid CuSO4 5%, larutan koloid biru berlin, larutan koloid eosin, dan larutan koloid giemsa. Buffer Alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini yaitu: gelas piala, pipet, dan kertas pH. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu: larutan 0,1 N asam asetat, larutan Na asetat 0,1 N, larutan 1/15 M Na2HPO4, dan larutan 1/15 M KH2PO4. Tekanan Osmotik Alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini yaitu: tabung reaksi, pipet tetes, dan mikroskop. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu: larutan NaCl 0,3%, larutan NaCl 0,9%, larutan NaCl 5%, dan darah sapi. PROSEDUR PERCOBAAN Koloid Beberapa macam koloid yaitu koloid gelatin 2%, koloid pati 2%, koloid biru berlin dan koloid ferihidroksida disiapkan terlebih dahulu. Setelah itu, satu persatu koloid dimasukan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 2 mL. Lalu koloid dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL larutan NaCl 10% hingga terbentuk endapan. Jika endapan jenuh, maka diberi akuades. Jika tidak terbentuk endapan, maka ditambahkan garam MgSO4 sampai jenuh. Setelah itu diamati apakah terjadi endapan pada koloid-koloid tersebut. Bufer Pembuatan larutan buffer standar asetat (Walpole) dengan cara, larutan 0,1 N asam asetat dan Na-asetat dicampur dengan perbandingan yang tertera pada tabel. Setelah dicampur homogen, pH diukur masing-masing larutan dengan kertas pH dan hasilnya dicatat. Pembuatan larutan buffer fosfat (Sorensen) dengan cara, larutan 1/15 M Na2HPO4 dan KH2PO4 dicampur dengan perbandingan yang tertera

pada tabel. Setelah dicampur homogen, pH diukur masing-masing larutan dengan kertas pH dan hasilnya dicatat. Tekanan Osmotik Cairan Sel Darah Merah Kurang lebih 5 ml larutan NaCl 0,3%, NaCl 0,9%, dan NaCl 5% masingmasing dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berbeda. Kemudian masing-masing tabung reaksi ditetesi 1-2 tetes darah segar. Lalu diamati apakah ditemukan endapan pada masing-masing tabung reaksi? Ketiga suspensi yang telah dibuat diamati di bawah mikroskop, dan perhatikan butir darah merahnya, digambar, dan dijelaskan apa yang terjadi. HASIL PERCOBAAN Tabel 1. Pengendapan koloid dengan garam
Koloid Gelatin 2% Pati 2% Biru Berlin Ferihidroksida Jenis Koloid Liofil Liofil Liofob Liofob Pengamatan + ++ ++

Keterangan: : tidak mengendap + : sedikit mengendap ++ : mengendap banyak Tabel 2. Pengamatan sifat-sifat larutan koloid Koloid Pengamatan

Difusi

CuSO4

Rembes

Biru Berlin

Difusi

Eosin

Difusi

Giemsa

Tabel.3 Data pH buffer standar asetat Volume CH3COOH 0,1 N (mL) 9,25 8,2 6,3 4 2,1 Volume CH3COONa 0,1 N (mL) 0,75 1,8 3,7 6 7,9 pH terukur 4 4 5 6 7

Contoh perhitungan: [H+] = Ka x Ca/Cg = Ka CH3COOH x (V.N) CH3COOH/(V.N) CH3COONa pKa = 7,6 x 10-5 x (4 mL x 0,1 N) CH3COOH/(6 mL x 0,1 N) CH3COONa [H+] = 5,066 x 10-5

pH = - log [H+] = - log (5,066 x 10-5) = 5 - log (5,066) = 5 0,7 = 4,3 pKa = - log Ka = - log (7,6 x 10-5) = 5 log 7,6 = 4,12 Kualitas buffer = pH/pKa = 4,3/4,12 = 1,04 Tabel.4 Data pH buffer standar fosfat Volume Na2HPO4 0,1 N (mL) 0,5 1,2 2,65 5 7,15 Volume KH2HPO4 0,1 N (mL) 9,5 8,8 7,35 5 2,85 pH terukur 6 6 7 7 7

Contoh perhitungan: [H+] = Ka x Ca/Cg = Ka Na2HPO4 x (V.N) Na2HPO4/(V.N) KH2HPO4 pKa = 6,23 x 10-8 x (5 mL x 0,1 N) Na2HPO4/(5 mL x 0,1 N) KH2HPO4 [H+] = 6,23 x 10-8 pH = - log [H+] = - log (6,23 x 10-8) = 8 log (6,23) = 8 0,79 = 7,21 pKa = - log Ka = - log (6,23 x 10-8) = 8 log 6,23 = 8 - 0,79 = 7,21 Kualitas buffer = pH/pKa = 7,21/7,21 = 1 Tabel 5. Pengamatan tekanan osmotik Darah + NaCl Gambar Pengamatan

0,3%

mengembang

0,9%

utuh

5%

mengkerut

PEMBAHASAN Pada percobaan koloid yang pertama, digunakan dua jenis koloid yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil yang digunakan adalah gelatin 2% dan pati 2%. Hasil pencampuran antara koloid liofil dengan NaCl 10% adalah terbentuknya endapan pada pati 2%, sedangkan pada gelatin 2% tidak terbentuk endapan. Elektrolit yang terkandung pada NaCl 10% memiliki konsentrasi yang tinggi bagi koloid pati 2%, sehingga elektrolit dari NaCl 10% memecah lapisan medium pendispersi yang melindungi pati dan menyebabkan gumpalan. Selain ditambahkan NaCl 10% juga ditambahkan garam MgSO4 untuk menambah kejenuhan endapan. Koloid liofil sukar mengendap karena mempunyai muatan ion yang kecil sehingga kurang kuat menarik ion pada garam. Pada koloid liofob yaitu biru berlin dan ferihidroksida, keduanya menghasilkan endapan saat ditambahkan NaCl 10%. Sifat dari koloid liofob adalah mudah menggumpal jika ditambahkan elektrolit walaupun dengan penambahan elektrolit yang konsentrasinya rendah. Hal ini disebabkan koloid liofob tidak memiliki lapisan pelindung seperti pada liofil. Koloid liofob juga mudah mengendap karena mempunyai muatan ion yang besar sehingga lebih kuat menarik ion garam. Percobaan kedua adalah mengamati proses difusi pada larutan CuSo4 5%, biru berlin, eosin, dan giemsa yang yang masing-masing telah dicampur dengan 5ml

larutan gelatin 15% pada tabung reaksi dan telah didinginkan selama satu malam. Hasil pengamatan tersebut adalah larutan koloid CuSo4 5%, eosin dan giemsa berdifusi dengan gelatin. Sedangkan pada larutan koloid biru berlin tidak terjadi difusi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh sifat dari masing-masing larutan yang berbeda. Larutan CuSo4 5%, eosin dan giemsa merupakan jenis koloid liofil. Sedangkan larutan biru berlin merupakan jenis koloid liofob. Sifat dari koloid liofob adalah sulit untuk berdifusi, sebaliknya koloid liofil memiliki sifat yang mudah berdifusi. Percobaan ketiga dan keempat adalah mencari kapasitas buffer dari asetat dan fosfat dengan jumlah kapasitas asam dan garam (CH3COOH 0,1 N dan CH3COONa 0,1 N, juga Na2HPO4 0,1 N dan KH2PO4 0,1 N) yang berbeda-beda. Larutan buffer (penyangga) yaitu larutan yang terbentuk dari asam lemah atau basa lemah dengan garam pembentuknya. Larutan ini berfungsi untuk menyangga atau mempertahankan pH suatu larutan yang ditambahkan sedikit asam atau basa kuat. Kapasitas buffer adalah perbandingan antara pH dan pKa-nya. Semakin tinggi pH, maka kapasitas buffernya semakin tinggi. Pada buffer asetat, pH terukur pada kertas pH antara 4-7. Pada buffer asetat pH terukur antara 6-7. Hasil pH yang diukur menggunakan kertas pH dengan menggunakan perhitungan manual berbeda. Pada buffer asetat semakin tinggi volume CH3COONa, maka semakin tinggi pula pH nya. Kegunaan dari CH3COONa adalah untuk meningkatkan pH. Pada buffer fosfat semakin rendah volume KH2HPO4 maka pH semakin seimbang. Pada percobaan kelima adalah pengamatan tekanan osmotik pada larutan NaCl 0,3%, 0,9%, dan 5% yang masing-masing ditambahkan dua tetes darah sapi. Dari percobaan di atas diketahui bahwa NaCl 0,3% yang telah ditambahkan 2 tetes darah merupakan larutan hipotonik, yaitu larutan dimana tekanan osmotik di luar lebih tinggi dari tekanan osmotik di dalam, dengan kata lain NaCl 0,3 % memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi dibanding darah. Maka sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Kejadian ini disebut hemolisis. Untuk NaCl 0,9% yang telah ditetesi darah merupakan larutan isotonik, yaitu larutan dimana Pos di luar sama dengan Pos di dalam atau tekanan osmotik darah dan NaCl 0,9% sama. Sehingga bentuk sel darah tetap. Sedangkan NaCl 5% ditambah 2 tetes darah merupakan

larutan hipertonik, yaitu larutan yang tekanan osmotik di dalam lebih besar daripada tekanan osmotik di luar. Pada percobaan ini berarti NaCl 5% memiliki tekanan osmotik yang lebih kecil dibanding tekanan osmotik pada darah, menyebabkan sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air. Perbedaan antara koloid liofil dan liofob adalah pada koloid liofil adalah pada liofil dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya, mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan sama sekali, partikel-pertikel liofil mengadsorpsi medium pendispersinya, viskositas liofil lebih besar dari medium pendispersi, tidak mudah menggumpal bila ditambahkan elektrolit, reversibel. Sedangkan pada koloid liofob tidak dapat dibuat hanya dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya, memiliki muatan positif atau negatif, partikel-pertikel liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya, viskositas liofil hampir sama dengan medium pendispersi, mudah menggumpal jika ditambahkan elektrolit karena memiliki muatan, irreversibel. Volume CH3COONa sangat berpengaruh pada pH dan kualitas buffer. Semakin besar volume CH3COONa maka semakin meningkat pH nya. Karena fungsi dari CH3COONa adalah untuk meningkatkan pH. Semakin tinggi pH nya maka semakin meningkat kualitas buffernya. Pada buffer fosfat, semakin rendah volume KH2HPO4 maka semakin meningkat pH nya. Semakin meningkat pH nya maka semakin meningkat juga kualitas buffernya. Kapasitas buffer asetat paling baik adalah saat volume CH3COOH 0,1 N 2,1 mL dan CH3COONa 0,1 N 7,9 mL. Kapasitas buffer fosfat paling baik adalah saat volume Na2HPO4 0,1 N 7,15 dan KH2HPO4 0,1 N 2,85. Karena semakin besar kapasitas buffernya, semakin kuat menahan keseimbangan pH saat ditambahkan asam atau basa. Hipotonik adalah keadaan dimana tekanan osmotik di luar lebih tinggi dari tekanan osmotik di dalam, sehingga sel akan pecah. Isotonik adalah dimana tekanan osmotik di luar sama dengan di dalam. Hipertonik adalah keadaan dimana tekanan osmotik di luar lebih rendah dari tekanan osmotik di dalam, sehingga sel akan mengkerut. Salah satu contoh cairan fisiologis adalah NaCl 0,9%. Fungsi pemberian NaCl 0,9% dalam proses rawat luka digunakan sebagai pembersih, pembasuh atau untuk mengompres luka . Karena komposisi dan konsentrasinya yang mirip cairan

tubuh, jadi tidak mengiritasi jaringan dan karena konsentrasi sama, tidak ada efek perbedaan konsentrasi atau penarikan cairan.

SIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, koloid gelatin 2% yang telah dicampurkan NaCl 10% tidak terbentuk endapan, sedangkan pada pati 2%, biru berlin, dan ferihidroksida terbentuk endapan. Pada larutan CuSO4, biru berlin, eosin, dan giemsa yang telah dicampurkan dengan 5ml larutan gelatin pada tabung reaksi yang telah didinginkan semalaman. Diketahui bahwa larutan CuSO4, dan eosin merupakan koloid liofil sedangkan larutan biru berlin dan giemsa termasuk ke dalam koloid liofob. Untuk percobaan pembuatan buffer dalam berbagai pH diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi pH suatu larutan, maka semakin besar pula kapasitas buffernya. Larutan NaCl 0,3% yang ditambah dua tetes darah merupakan larutan hipotonik, larutan NaCl 0,9% dan dua tetes darah merupakan larutan isotonik, sedangkan larutan NaCl 5% dan dua tetes darah termasuk ke dalam larutan hipertonik. DAFTAR PUSTAKA Atkins PW.1999.kimia fisika. Jakarta: Erlangga Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga Alexander, Johnson. 1947. Cholloid Science. London : Oxford at The Clarendon Press. Ucko DA.1982.Basic For Chemistry.New York : Academic Press Girindra Aisjah. 1986. Biokimia 1 . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai