Anda di halaman 1dari 8

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

3.1

Tujuan Penataan Ruang Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa
Pengembangan wilayah Jawa Bagian selatan diupayakan dengan mengoptimalkan potensi eksternal yaitu hubungan wilayah tengah dan utara Jawa serta daerah/ wilayah lain yang terkait. Tujuan penataan ruang adalah a. peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal dan kemampuan pengelolaan masing-masing kabupaten dan provinsi di wilayah Jawa bagian selatan dengan wilayah sekiitar yang terkait b. mewujudkan keberlanjutan pembangunan dengan memperhatikan daya dukung lahan dan menjga fungsi lindung pada wilyah pulau jawa bagian selatan. c. Meningkatkan sinergi antar wilayah, antar wilayah barat tengah atau dengan wilayah lain di utara dalam pengembnagan wilayah yang pada akhirnya dapat mendorong perkembnagan kegiatan di pulau jawa bagain selatan

Arahan pengembangan wilayah atau daerah merupakan kebijakan dari masingmasing daerah sebagai upaya membangun wilayah atau daerahnya. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya tumpang tindih kebijakan antar daerah diperlukan suatu perangkat mediasi dan koordinasi pembangunan antara pemerintah propinsi dengan pemerintah kabupaten/kota atau antar kabupaten/kota. Sehingga dalam penyusunan kebijakan pembangunan Pulau Jawa Bagian Selatan perlu memperhatikan hal-hal berikut: Pengembangan wilayah Jawa Bagian Selatan harus memperhatikan dan memanfaatkan faktor internal. Artinya pengembangan yang dilakukan harus memperhatikan potensi lokal setempat (local resources)dan kemampuan alam mendukung perkembangan kegiatan budidaya (development area).

Ringkasan Eksekutif

III - 1

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

Pengembangan wilayah Jawa Bagian Selatan harus memperhatikan dan memanfaatkan faktor eksternal. Artinya pengembangan yang dilakukan harus memperhatikan hubungan antar wilayah melalui : keterkaitan sistem kota-kota, keterkaitan geokultural masyarakat setempat, keterkaitan sistem ekonomi.

Pengembangan wilayah masing-masing Kabupaten memperhatikan sektor terkait di kabupaten tetangganya, sehingga dapat dikembangkan sist em koordinasi dan kerjasama antar daerah.

Pengembangan wilayah ini harus didukung oleh perangkat perundangan maupun kelembagaan yang sesuai.

3.2

Konsep Pengembangan Ekonomi Koridor Pantai Selatan Jawa


Koridor Pantai Selatan Jawa wilayahnya membentang sepanjang pantai Selatan Pulau Jawa, kawasan ini terdiri atas 22 Kabupaten. Berdasarkan sistem ekonomi, geokultural dan keterkaitan sistem kota-kota. Kawasan ini sebenarnya dalam dikelompokkan menjadi 3 koridor utama yaitu koridor barat (Propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat), Koridor Tengah (Propinsi DIY dan Propinsi JawaTengah) dan Koridor Timur (Propinsi Jawa Timur). Selanjutnya berdasarkan karakter hubungannya yang lebih rinci, koridor-koridor tersebut dapat dikelompokkan menjadi : a. Koridor Barat, kawasannya terbagi menjadi : Segmen Pandeglang - Lebak, Segmen Sukabumi - Tasikmalaya, Segmen Ciamis - Cilacap. b. Koridor Tengah, kawasannya terbagi menjadi : Segmen Kebumen - Bantul, Segmen Gunungkidul - Pacitan c. Pansela Koridor Timur, kawasannya terbagi menjadi : Segmen Trenggalek Tulungagung, Segmen Blitar-Malang, Segmen Lumajang Jember, serta Segmen Bunyuwangi Selanjutnya konsep pengembangan Kawasan Koridor Pantai Selatan Jawa diuraikan seperti sebagai berikut: 1. Pengembangan Kawasan Koridor Pansela mengacu pada kebijakan lindung dan budidaya sebagaimana diatur dalam RTR Pulau Jawa Bali. 2. Pengembangan Kawasan Koridor Pansela memanfaatkan sistem kota-kota yang sudah ditetapkan secara internal dan eksternal 3. Mengembangkan Kawasan Koridor Pantai Selatan Jawa menggunakan konsep koridor dengan pengembangan perkotaan secara terbatas, sehingga

Ringkasan Eksekutif

III - 2

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

membatasi pengembangan cluster yang akan mengurangi lahan konservasi seiring menjadi besarnya cluster/kota tersebut. 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi wilayah yang didukung oleh sumber daya lokal sebagai berikut: a. Sub Koridor Pansela Barat: i. Segmen 1, dengan pengembangan ekonomi utama pariwisata dan perkebunan. ii. Segmen 2, dengan pengembangan ekonomi utama

perkebunan iii. Segmen 3, dengan pengembangan ekonomi utama

pariwisata, perikanan dan perdagangan. b. Sub Koridor Pansela Tengah i. Segmen 1, dengan pengembangan ekonomi utama pariwisata dan pertanian ii. Segmen 2, dengan pengembangan ekonomi utama pariwisata dan pertambangan c. Sub Koridor Pansela Timur i. Segmen 1, dengan pengembangan pariwisata, perikanan dan pertambangan ekonomi utama

ii. Segmen 2, dengan pengembangan ekonomi utama pariwisata dan pertanian iii. Segmen 3, dengan pengembangan ekonomi utama pertanian dan perkebunan iv. Segmen 4, perkebunan. dengan pengembangan ekonomi utama

3.2.1. Sub Koridor Pansela Barat A. Segmen Pandeglang - Lebak Segmen ini terdiri atas dua daerah Kabupaten, yaitu Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah Sektor Pariwisata dan Pertanian (perkebunan & kehutanan). Pengembangan produksi. ini dengan memanfaatkan daerah pasar dan daerah

Ringkasan Eksekutif

III - 3

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

Pengembangan kegiatan pariwisata adalah pada kawasan Malingping dan sekitarnya. Hal ini dengan mempertimbangkan keindahan lokasi dan kemudahan jalur malingping Pelabuhan ratu atau Malingping Serang. Pengembangan kegiatan Pertanian/perkebunan didukung dengan kondisi morfologi lahan, namun tetap dengan memperhatikan kawasan lindung di Taman Nasional G Halimun. Kemudahan hubungan dengan kota-kota yang berfungsi sebagai PKN diharapkan akan mendorong pengembangan sektor pertanian ini. Kegiatan pertanian yang diarahkan adalah pertanian tanaman tahunan / hortikultura / perkebunan dan kehutanan. B. Segmen Sukabumi - Tasikmalaya Segmen ini terdiri atas beberapa daerah Kabupaten, yaitu Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertanian, dan perdagangan. Pengembangan pertanian dengan sub sektor tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan. Sub sektor tanaman pangan diarahkan pada wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Perkebunan diarahkan pada keempat wilayah kabupaten, dan kehutanan diarahkan pada wilayah Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. C. Segmen Ciamis - Cilacap Segmen Ciamis - Cilacap terdiri atas Kabupaten Ciamis , dan Kabupaten Cilacap. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertanian, pariwisata, perdagangan, perikanan dan perindustrian. Pengembangan kegiatan pertanian meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan/hortikultura. Kegiatan ini terutama berada pada wilayah Kabupaten Cilacap, tetapi wilayah ini mempunyai kendala berupa genangan / banjir mengingat bahwa daerah ini adalah merupakan dataran rendah yang landai. Kegiatan pariwisata terutama diarahkan pada wilayah Ciamis (Pangandaran dan sekitarnya), namun hal ini dapat dikaitkan dengan potensi wisata di Kabupaten Cilacap (Nusakambangan dan sekitarnya). Sektor perikanan ditunjang oleh pelabuhan pendaratan ikan yang berskala regional dan nasional di Cilacap. Kegiatan perikanan tangkap ini ditunjang pula oleh potensi perikanan di lautan dan Teluk Pangandaran serta Laguna Segara Anakan sebagai tempat pemijahan ikan.

Ringkasan Eksekutif

III - 4

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

Kegiatan perindustrian diarahkan di Kabupaten Cilacap dengan ditunjang oleh Prasarana Transportasi Laut (pelabuhan) dan darat (jalan raya arteri primer dan jalur rel kereta api. Kegiatan ini juga ditunjang oleh kedudukan kota Cilacap yang berada pada simpul arteri primer antara jalur Jogjakarta Bandung dengan Cilacap Cirebon.

3.2.2. Sub Koridor Pansela Tengah A. Segmen Kebumen - Bantul Segmen Kebumen - Bantul terdiri atas beberapa daerah yaitu Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata B. Segmen Gunungkidul - Pacitan Segmen Gunung Kidul Pacitan terdiri atas beberapa daerah yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Wonogiri dan Pacitan. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertanian, pertambangan dan pariwisata. Pengembangan kegiatan pertanian meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan/hortikultura. Kegiatan ini terutama berada pada wilayah Kabupaten Cilacap, salah satu kendala dalam pengembangan sektor ini adalah adanya lahan gambut dan sistem pengairan yang tidak merata terutama di daerah Wonogiri.

3.2.3. Sub Koridor Pansela Timur A. Segmen Trenggalek - Tulungagung Segmen Pacitan-Blitar terdiri atas beberapa daerah yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar. Sektorsektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertambangan, perikanan, dan pertanian. Pengembangan kegiatan pertambangan dengan memanfaatkan pola kegiatan yang sudah terbentuk, namun perlu lebih memperhatikan aspek lingkungan pada lahan yang akan dieksploitasi ataupun pada lahan yang sudah dieksploitasi. Untuk lebih mendorong kegiatan pertambangan, terutama marmer / onix, perlu pengelolaan pemasaran yang lebih baik dengan lebih memanfaatkan jaringan transportasi regional / nasional yang ada atau kegiatan pariwisata.

Ringkasan Eksekutif

III - 5

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

Kegiatan perikanan pada segmen ini berada pada Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung. Kegiatan yang cukup besar berada di Kabupaten Tulungagung. Potensi perikanan di perairan segmen ini cukup besar tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini terlihat dari sumber daya manusia yang menggeluti kegiatan ini banyak yang berasal dari luar wilayah kabupaten tersebut. Kegiatan pertanian terutama diarahkan untuk kegiatan perkebunan / pertanian tanaman tahunan. Salah satu alat untuk mendorong peningkatan kegiatan ini adalah kemudahan prasarana pemasaran. B. Segmen Blitar-Malang Segmen Blitar-Malang terdiri atas wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertanian, dan pariwisata. Pengembangan sektor pertanian meliputi pertanian tanaman pangan yang didukung dengan potensi irigasi yang cukup baik. Sedangkan kegiatan pariwisata meliputi wisata pantai, budaya dan alam pegunungan. C. Segmen Lumajang Jember Segmen Lumajang Jember terdiri atas wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Sektor-sektor yang dikembangkan di segmen ini adalah sektor pertanian, dan perikanan. Pengembangan sektor pertanian meliputi pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Sedangkan kegiatan perikanan terutama berada di Kabupaten Jember. D. Segmen Bunyuwangi Segmen Bunyuwangi terdiri, yaitu Kabupaten Banyuwangi, diarahkan untuk dikembangkan sektor - sektor pertanian, dan pariwisata. Pengembangan sektor pertanian meliputi pertanian perkebun an. Sedangkan kegiatan pariwisata juga berkaitan dengan potensi wisata yang ada dan keterkaitan dengan kegiatan yang ada di Bali.

3.3.

Konsep Pengembangan Sumberdaya Alam


Pengembangan kawasan koridor pantai Selatan Jawa perlu dilakukan dengan hati-hati, karena sebagian wilayahnya merupakan kawasan lindung yang perlu dikendalikan perkembanganya. Untuk itu perlu pembagian yang jelas, dimana

Ringkasan Eksekutif

III - 6

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

kawasan yang difungsikan sebagai kawasan lindung dan dimana kawasan yang diarahkan untuk menampung perkembangan kegiatan yang direncanakan.

3.3.1 Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah kawasan yang karena keadaan fisik wilayahnya mempunyai fungsi lindung terhadap tanah, air, flora dan fauna yang ada di dalamnya. Pengelolaan kawasan lindung adalah suatu pendekatan dalam mengelola kawasan lindung agar kawasan-kawasan yang perlu dilindungi terjamin kelestariannya, serta serasi dan selaras dengan kawasan-kawasan lain dalam kegiatan pemanfaatan ruang wilayah nasional untuk menunjang terwujudnya pembangunan nasional. Kawasan lindung di wilayah wilayah koridor pantai Selatan Jawa, baik dalam konteks internal wilayah maupun regional, harus membentuk suatu kesatuan yang secara sinergis memberikan perlindungan dari daerah hulu hingga hilir/ pesisir, tanpa dibatasi oleh batasan-batasan administratif. Kriteria yang dipergunakan untuk menentukan kawasan lindung ini didasarkan pada Keppres No. 32 Tahun 1990. Berdasarkan kriteria tersebut, maka kawasan lindung yang terdapat di wilayah wilayah koridor pantai Selatan Jawa adalah hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, suaka alam dan cagar budaya, serta kawasan rawan bencana.

3.3.2 Kawasan Budidaya Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah: a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan lingkungan. b. Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kegiatan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek. Untuk mencapai tujuan pemanfaatan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian

Ringkasan Eksekutif

III - 7

Penataan Ruang Wilayah Untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa

ruang yang optimal maka alokasi pemanfaatan ruang memperhatikan asas kelestarian, kesesuaian dan kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan agar pemanfaatan ruang tidak mengurang i nilai manfaat di masa yang akan datang dengan memberikan perlindungan terhadap kualitas ruang. Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan potensi yang dikandungnya sedangkan asas kemanfaatan ditujukan agar nilai manfaat ruang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara optimal. Secara regional dan lokal, pengembangan kawasan budidaya harus mempunyai sinergi yang seimbang, baik secara pengembangan wilayah yaitu dengan penentuan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan maupun dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada sebagai aset dan sumber pengembangan wilayah-wilayah baru terutama untuk perdesaan. Sehingga diharapkan pengembangan wilayah tidak hanya memperhatikan keterkaitan antar wilayah kabupaten (regional) dan antar wilayah kota dalam kabupaten (lokal), tetapi juga memperhatikan harmonisasi antar wilayah perkotaan dan perdesaan.

3.4

Konsep Pengembangan Prasarana Wilayah


Pengembangan prasarana wilayah tidak sekedar untuk mendorong peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat, tetapi perlu memperhatikan daya dukung dan fungsi lindung lahan bagi wilayah itu sendiri atau bagi wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu pengembangan prasarana wilayah harus berdarakan pada halhal sebagai berikut: a. Prasarana wilayah sebagai perangkat pendorong kegiatan ekonomi. Pengembangan ini dengan memperhitungkan keterkaitan kegiatan ekonomi, baik secara kewilayahan, atau keterkaitan dengan sektor lainnya. b. Prasarana wilayah sebagai perangkat menjaga keberlanjutan kegiatan sosial ekonomi. Hal ini berkaitan dengan seberapa besar kegiatan ekonomi ini dapat dikembangkan, yaitu seberapa besar kapasitas atau daya dukung ruang wilayah sehingga sumber daya yang ada dapat mendukung kegiatan sosial ekonomi secara berkelanjutan

Ringkasan Eksekutif

III - 8

Anda mungkin juga menyukai