Anda di halaman 1dari 1

EPILEPSI

Kata epilepsi berasal dari bahasa Yunani. epi berarti atas, dan lepsia berasal dari kata lembenein yang berarti menyerang. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada mulanya epilepsia itu berarti suatu serangan dari atas, suatu kutukan dari surga. Penyakit ini juga dinamai Morbus Sacer, yang berarti penyakit suci. Epilepsi adalah : Manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi, namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala dan reversibel, yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan.

Gejala-gejala Epilepsi/Ayan : 1.Bengong 2.Kelainan perilaku sesaat 3.Hiperkinetik 4.Kejang. Ada 2 Jenis Epilepsi : Epilepsi umum Berupa hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga mengeluarkan air liur berbusa dan napas mengorok, serta terjadi kontraksi otot yang mengakibatkan pasien mendadak jatuh atau melemparkan benda yang tengah dipegangnya. Kejadian seperti ini jangan dibiarkan saja, harus segera mendaoatkan penanganan terbaik untuk mengatasinya . Epilepsi parsial Ditunjukkan oleh rasa kesemutan atau rasa kenal pada satu tempat yang berlangsung beberapa menit atau jam. Bisa juga, rasa seperti bermimpi, daya ingat terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan. Sebagian besar penderita epilepsi terjadi karena faktor keturunan. Anak yang lahir dari keluarga penderita epilepsi, cenderung menderita epilepsi juga. Selain itu, epilepsi juga bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang mengganggu fungsi otak.
Walaupun penyakit ini telah lama dikenal dalam masyarakat, terbukti dengan adanya istilah-istilah bahasa daerah untuk penyakit ini seperti sawan, ayan, sekalor, dan celengan, tapi pengertian akan penyakit ini masih kurang bahkan salah sehingga penderita digolongkan dalam penyakit gila, kutukan dan turunan sehingga penderita tidak diobati atau bahkan disembunyikan. Akibatnya banyak penderita epilepsi yang tak terdiagnosis dan mendapat pengobatan yang tidak tepat sehingga menimbulkan dampak klinik dan psikososial yang merugikan baik bagi penderita maupun keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai