Alif Mahbub Zainal Fajeri (4401409064) Ida Astuti Yulian Favorita (4401409071) (4401409080)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah. Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: 1. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis 2. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.
Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel silindris berlapis semu dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris
bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil. Trakea, atau tenggorokan, adalah tulang berbentuk c yang
menghubungkan mulut dan hidung ke paru-paru, dan merupakan bagian penting dari sistem pernapasan vertebrata. Ketika individu bernafas, udara respirasi mengalir ke paru-paru melalui tenggorokan. Karena fungsi utamanya tersebut, segala kerusakan yang terjadi pada trakea berpotensi mengancam nyawa.
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana struktur jaringan epitel pada trakhea? 2. Bagaimana struktur kelenjar pada trakhea? 3. Bagaimana struktur jaringan otot pada trakhea? 4. Bagaimana struktur jarinagan tulang rawan pada trakhea? 5. Bagaimana struktur jaringan ikat pada trakhea?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui struktur jaringan epitel pada trakhea. 2. Untuk mengetahui struktur kelenjar pada trakhea. 3. Untuk mengetahui struktur jaringan otot pada trakhea. 4. Untuk mengetahui struktur jaringan tulang rawan pada trakhea. 5. Untuk mengetahui struktur jaringan ikat pada trakhea.
BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur Jaringan Epitel pada Trakhea Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran. Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi : 1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan. 2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel lainnya (misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah. Jaringan epitel umumnya mencakup dan melindungi berbagai bagian tubuh. Jenis jaringan ini dapat memiliki bentuk yang berbeda, dapat berlapis dan bahkan dapat mengeluarkan lendir. Beberapa jaringan epitel mempunyai silia tertanam di dalamnya. Penamaan jaringan epitel menggambarkan karakteristik dan memberikan petunjuk tentang letaknya di dalam tubuh.
Epitel silindris berlapis semu adalah jenis jaringan epitel yang melapisi bagian
dari sistem pernapasan, seperti rongga hidung dan tenggorokan termasuk trakhea. Epitel silindris berlapis semu juga disebut dengan epitel pseudostratified. Kata "bersilia" berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rambut kecil yang berada permukaan. Epitel silindris berlapis semu memiliki bentuk mirip rambut kecil yang tertanam dalam membran. Silia digunakan untuk menyapu kotoran yang dapat membahayakan jaringan di bawahnya. Pseudo dalam bahasa Latin berarti "palsu" dan stratify berarti "layer atau lapisan. Pseudostratified jaringan epitel terlihat seperti ada beberapa lapisan, tapi kenyataannya hanya ada satu lapisan. Epitel silindris berlapis semu terdiri atas sel-sel epitelium batang yang berekatan satu sama lain dan tidak semua selnya mencapai permukaan sehingga menyerupai epitelium berlapis. Pada jenis epitel ini, semua sel yang menyusunnya mencapai membran basalis. Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong. Fungsi jaringan epitel silindris berlapis secara kesuluruhan adalah untuk proteksi, sekresi dan gerakan zat melalui permukaan. . B. Struktur Kelenjar pada Trakhea
Struktur histologi trakea terdiri atas : (1).Tunika mukosa terdiri atas epitel pseudo-komplek bersilia dengan membrana basalis, lamina propria, lapisan serabut elastis longitudinal. (2). Sub mukosa dengan glandula, membrana fibro-elastis dengan cincin kartilago. Banyak ditemukan sel piala diantara epithelium, demikian juga dengan leukosit. Gerak silia kearah hidung berguna untuk mengusir partikel debu. Banyak hewan mempunyai membrana basalis rudimenter. Lamina propria terdiri atas serabut halus dengan banyak limfosit. Pembatas sub-mukosa adalah membrana fibroelastis yang mengambil tempat seperti membrana muskularis mukosa, sub-mukosa kaya akan serabut elastis dan lemak dan melekat pada perikhondrium cincin kartilago. Bagian provundal dari lamina propria dan submukosa mengandung banyak glandula tubuler campuran terutama banyak ditemukan dibagian ventral dan lateral. Pada biri-biri, nodulus limfatikus ditemukan pada mukosa. Sel goblet yang ditemukan pada epitel berfungsi untuk mengeluarkan lendir yang membantu melindungi trakhea. Lendir adalah zat tebal dan lengket yang dapat menjebak partikel berbahaya seperti debu dan bakteri. Hal ini terutama penting pada lapisan hidung dan saluran pernapasan bagian atas. Lendir dan sel-sel epitel silindris berlapis semu berfungsi melindungi tubuh dengan menyaring atau menjebak zat pada saluran pernapasan atas yang dapat menyebabkan kerusakan jika memasuki paru-paru. Jumlah sel goblet bervariasi dan tergantung pada tingkat iritasi fisik atau kimia dari epitel yang dapat meningkatkan jumlah sel piala. iritasi berkepanjangan intens pada epitel dapat menyebabkan transformasi ke epitel skuamosa berlapis (metaplasia skuamosa). Selain pokok sel basal, sel-sel bersilia dan sel goblet, epitel pernapasan juga mengandung sel-sel sikat, sel-sel endokrin (atau sel granula kecil, fungsi tidak jelas), sel yang memproduksi surfaktan (atau Clara sel), dan sel serosa. Epitel dan lamina propria yang mendasari lapisan trakhea disebut mukosa. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastis, yang mengembun di perbatasan yang mendalam dari lamina propria untuk
membentuk membran elastis. Membran elastis ini membentuk perbatasan antara mukosa dan jaringan ikat di bawahnya, yang disebut submucosa tersebut. Muco-kelenjar serosa di submucosa (kelenjar submukosa) menambah sekresi sel dalam epitelium. Submucosa berakhir dengan perichondrium dari kartilago trakea.
C. Struktur Jaringan Otot pada Trakhea Lapisan otot yang hanya ditemukan di bagian dorsal. Tunika muskularis disusun atas muskulus transversus trakhea berupa otot polos dengan arah melintang pada bagian dorsal. Pada kuda ruminansia dan babi terletak sebelah medial ujung cincin.
D. Struktur Jaringan Kartilago pada Trakhea Trakea disusun oleh 16-20 kartilago berbentuk C yang berupa tulang rawan hialin. Kartilago hialin matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok. Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas. Cincin kartilago dibungkus oleh membran fibrosa, cincin ini menjaga agar trakhea jangan kolap, terutama saat esofagus dilalui bolus makanan. Dibentuk oleh kartilago hialin yang pada hewan tua sering mengalami kalsifikasi atau ossifikasi, cincin ini tidak sempurna menutup pada bagian dorsal. Bagian dorsal yang bebas ujung kartilago dihubungkan otot polos (otot trachealis) dan serat jaringan ikat. serat kolagen longitudinal dan jaringan penghubung elastis (ligamen annulus) memungkinkan kedua pemanjangan dan pemendekan
trakea misalnya pada saat menelan atau gerakan leher. Kartilago, ligamen annular dan bentuk otot trachealis merupakan kerangka dari trakea yang kadang-kadang disebut sebagai tunika fibromusculocartilaginea. Bentuk kartilago trakea yang berbeda adalah kartilago yang pertama dan terakhir.
Bentuk tulang rawan pertama adalah lebih luas daripada yang lain, dan sering dibagi pada salah satu ujungnya, dihubungkan oleh ligamen cricotracheal dengan tulang rawan krikoid yang ada di bawahnya. Tulang rawan yang terakhir berbentuk tebal dan luas di bagian tengah. Tulang rawan di atas yang terakhir agak lebih luas daripada yang lain di pusatnya.
E. Struktur Jaringan Ikat pada pada Trakhea Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks.Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh. Pada trakea terdapat jaringan ikat padat.Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia, ligamen dan tendon. Ligamen pada trakea berperan sebagai penghubung antar tulang rawan penyusunnya. Epitel dan lamina propria yang mendasari pada trakea disebut mukosa. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastis, yang mengembun di perbatasan yang mendalam dari lamina propria untuk membentuk membran elastis. Membran elastis ini membentuk perbatasan antara mukosa dan jaringan ikat di bawahnya, yang disebut submucosa
tersebut. Muco-kelenjar serosa di submucosa (kelenjar submukosa) menambah sekresi sel dalam epitelium. submucosa berakhir dengan perichondrium dari kartilago trakhea.
A. Simpulan 1. Jaringan epitel yang terdapat pada trakhea adalah jaringan epitel silindris berlapis semu. Pada jenis epitel ini, semua sel yang menyusunnya mencapai membran basalis. Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. Memiliki modifikasi berupa adanya silia. 2. Ditemukan sel goblet diantara jaringan epitelnya yang merupakan kelenjar multiseluler. Sel goblet ini berfungsi untuk mengeluarkan lendir yang membantu melindungi trakhea. 3. Trakhea hanya memiliki lapisan otot polos yang berada di bagian dorsal. 4. Trakea disusun oleh 16-20 kartilago berbentuk C yang berupa tulang rawan hialin. Cincin kartilago dibungkus oleh membran fibrosa, cincin ini menjaga agar trakhea jangan kolap, terutama saat esofagus dilalui bolus makanan. 5. Jaringan ikat pada trakhea berupa jaringan ikat longgar yang terdiri dari mukosa dan submukosa.
B. Saran Trakea merupakan salah satu organ yang penting bagi tubuh,karena menjadi salah satu dari sistem pernapasan manusia. Trakea tersusun dari jaringan-jaringan yang fungsinya saling mendukung satu sama lain. Kerusakan pada salah satu jaringan tersebut bisa menjadi bahaya besar bagi kelangsungan hidup individu yang terkait. Sehingga diperlukan pemahaman dasar dan penanggulangan yang tepat untuk mengatasi kerusakan jaringan yang ada.