Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bayi baru lahir biasanya mudah sakit, jika sakit bisa berubah cepat menjadi kondisi yang serius dan berat. Gejala sakit pada bayi baru lahir memang sulit untuk dikenali, untuk itu sudah seharusnya orang tua dapat mengenali tanda-tanda bahaya secara dini pada bayi mereka sebelum keadaan bayi mereka semakin serius karena terlambat membawa ke tempat pelayanan kesehatan dapat berujung kematian. Seorang bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila tidak ditangani segera (Kosim, 2005, hlm. 1). Saat ini masalah yang dihadapi adalah masih tingginya angka kesakitan dan kematian anak terutama pada masa perinatal. Pada hakikatnya angka kesakitan dan kematian ini dapat diupayakan pencegahannya sedini mungkin, diantaranya dengan meningkatkan pendidikan kesehatan keluarga terutama ibu. Menurut karakteristik kesehatan ibu sebelum dan ketika hamil, kematian neonatal banyak terjadi pada kelompok umur ibu 20-39 tahun pada anak pertama dan pada paritas ketiga (Djaja, 2003, 7). Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu sudah seharusnya orang tua mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mengantisipasinya lebih awal. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir yaitu: bayi tidak mau menyusu atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusar kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi kuning (Muslihatun, 2010, hlm. 46).

12 Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegahnya dari kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa meninggal. Bayi baru lahir mempunyai masalah berat yang dapat mengancam kehidupannya dan memerlukan diagnosa dan pengelolaan segera, terlambat dalam pengenalan masalah dan manajemen yang tepat dapat mengakibatkan kematian (Kosim, 2003, hlm. 1). Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Negara ASEAN yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per hari. Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus seperti berat bayi lahir rendah, asfiksia neonatorum, syndrome gawat nafas, hiperbilirubenemia, sepsis neonatorum, trauma lahir dan kelainan kongenital. World Health Organization (WHO) dalam pernyataan tentang neonatus dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain-lain (5%) (Anik&Nurhayati, 2009, hlm.2). Penelitian Djaja (2003) mengatakan menurut karakteristik perawatan bayi baru lahir, sekitar 26,7% bayi neonatal dibawa berobat. Pengobatan terbanyak ke rumah sakit 8,3%, ke puskesmas 5,5%. Sekitar 6% bayi dibawa ke pengobatan tradisional. Sebagian besar bayi neonatal meninggal dirumah yaitu 54,2%. Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan hal yang penting karena tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dapat merupakan gejala dari suatu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Oleh sebab itu, sudah seharusnya ibu mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir terutama pada ibu primigravida agar dapat mencegah kematian pada bayi baru lahir.

Dari hasil survei awal penelitian yang dilakukan pada November 2010 di Klinik Ananda Medan, banyak ibu primigravida yang memeriksakan kehamilan di Klinik tersebut. Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan dan sikap ibu primigravida terhadap tanda-tanda bahaya bayi baru lahir di Klinik Ananda Medan 2010.

B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu primigravida terhadap tanda-tanda bahaya bayi baru lahir di Klinik Ananda Medan.

C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu primigravida terhadap tanda-tanda bahaya bayi baru lahir di Klinik Ananda Medan. 2.Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida terhadap tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. b. Untuk mengetahui sikap ibu primigravida terhadap tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

14 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Pelayanan Kebidanan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi klinik maupun tenaga kesehatan lainnya tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. 2. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ibu tentang perlunya mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. 3. Peneliti Untuk menambah wawasan peneliti tentang pentingnya mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. 4. Peneliti Selanjutnya Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.

Anda mungkin juga menyukai