Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Suatu negara yang akan berdiri dan berdaulat harus terlebih dahulu mampu memenuhi persyaratan konstitutif dan deklaratif. Persyaratan konstitusi yang ada dan harus dipenuhi, yaitu: memiliki wwilayah atau daerah dengan batas-batass tertentu,

adanya rakyat yang bersatu, dan pemerintah yang berdaulat. Suatu negara yangakan memprolamirkan kemerdekaannya sudah passti telah mempersiapkan kelengkapan negara untuk direncanakan. Salah satu persyaratan mendasar adalah dibuatnya konstitusi negara yang akan dijadikan sebaga pedoman atau aturan main dalam penyelenggaraan kehidupan negara, yakni dasar negara. Dasar negara merupakan filsafat negara (political philosophy) yang berkedudukan sebagai sumber segala sumber hukum atau sumber tata tertib dalam negara. Filsafat negara merupakan sikap hidup, pandangan hidup , dan suatu sistem nilai yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahannya. Dasar negara dan sekaligus filsafat hidup negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara, ,mempunyai makna sebagai pedoman dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sebagai dasar negara , Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua peraturan hukum/ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut. Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bentuk peraturan perundang undangan bersifat imeperatif (mengikat) bagi, yakni: kepentingan pengaturan kehidupan negara sesuai dengan yang

penyelenggaran negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, warga negara Indonesia dimana pun berada, dan penduduk diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. TUJUAN C. MANFAAT

HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI

A. Pengertian, Substansi, dan Fungsinya 1. Pengertian Dasar Negara Istilah dasar negara memiliki padanan kata philosophische grondslag (Belanda) dan weltanscchauuung (Jerman). Istilah philosophische grondslag yang bersifat filsafat (philosophische).

berarti norma (lag) dasar (gronds)

Sedangkan istilah weltanscchauuung berarti pandangan mendasar (anschauuung) tentang dunia (welt). Jadi, kedua istilah itu mempunyai kesamaan makna, yaitu: ajaran atau teori yang merupakan hasil pemikiran mendalam (pemikiran filsafat) mengenai dunia dan kehidupan di dunia, termasuk kehidupan bernegara di dalamnya, yang dijadikan pedoman dasar dalam mengatur dan memelihara kehidupan bersama dalam satu negara.

2. Substansi Dasar Negara Sebuah dasar negara umumnya dikembangkan berdasarkan keyakinan tertentu tentang hakikat manusia. Pada umumnya diakui bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dimiliki dua dimensi, yaitu sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi manusia memiliki kebebasan individual, sementara sebagai makhluk sosial manusia terikat kedalam

kebersamaan. Ada pemikir dasar negara yang mengutamakan salah satu dari dimensi manusia itu. Namun ada juga yang melihat keduanya sebagai sesuatu yang padu, tidak bisa dipisah-pisahkan.

3. Fungsi dasar negara Pada umumnya dasar negara dipergunakan oleh bangsa pendukungnya sebagai beriku: a. Dasar berdiri dan tegaknya negara Pemikiran yang mendalam tentang dasar negara lazimnya muncul ketika suatu bangsa hendak mendirikan negara. Oleh karena itu, dasar negara berfungsi sebagai dasar berdiri, dasar negara diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengelolaan negara yang bersangkutan.

b. Dasar kegiatan penyelenggaran negara Negara didirikan untuk mewujudkan cita-cita tujuan nasional bangsa yang bersangkutan, dibawah pimpinan para penyelenggaran negara. Agar para penyelenggaran negara benar-benar dapat mewujudkan tujuan nasional mereka harus mendasar semua kegiatan pemerintahan pada negara. c. Dasar partisipasi warga negara Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban sama untuk mempertahankan negara dalam berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunakan hak dan menunaikan kewajibannya itu seluruh warga negara harus berpedoman kepada dasar negara. d. Dasar pergaulan antara warga negara Dasar negara tidak hanya menjadi dasar perhubungan antara warga negara dengan negara, melainkan juga dasar bagi perhubungan antarawarga negara. e. Dasar dan sumber hukum nasional Seluruh aktivitas penyelenggaran negara dan warga negara dan warga negara dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara haruslah didasarkan pada hukum yang berlaku.

B. Pengertian, Kedudukan, Sifat, dan Fungsinya 1. Pengertian Konstitusi Istilah konstitusi (Inggris : constitution; Belanda : constitutie) mempunyai tiga pengertian, yaitu konstitusi dalam arti luas, arti tengah, dan konstitusi dalam arti sempit. a. Dalam arti yang paling luas, konstitusi berarti hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. b. Dalam arti tengah, konstitusi berati hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur bagaimana suatu negara. c. Dalam arti sempit, konstitusi berarti undang-undang dasar, yaitu suatu beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok atau dasar dari ketatanegraaan suatu negara

2. Kedudukan konstitusi Hampir semua negara di dunia memiliki konstituusi, kecuali Inggris yang tidak memiliki konstitusi atau undang-undang dasar. Tentu saja masing-masing konstitusi itu dibuatdengan tujuan, bentuk, dan isi yang berbeda-beda. Walaupun demikian setiap konstitusi mempunyai kedudukan resmi/formal yang relatif sama, yaitu sebagai berikut: a. Konstitusi sebagai hukum dasar Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar negara karena berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. b. Konstitusi sebagai hukum tertinggi Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum yang bersangkutan.

3. Sifat konstitusi Menurut C.F Strong, kaku atau supelnya sebuah konstitusi ditentukan oleh: prosedur mengubah konstitusi sama dengan prosedur membuat undang-undang dinegara yang yang bersangkutan. Konstitusi disebut supel jika dapat diubah dengan prosedur pembuatan undangundang (jadi dapat dilakukan oleh badan legislatif sehari-hari). Konstitusi itu disebut rigid atau kaku jika konstitusi itu dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur pembuatan undang-undang biasa (jadi tidak dapat dilakukan oleh badan lelgislati dalam kehidupan sehari-hari). Contoh UUD 1945 adalah konstitusi yang kaku, karena hanya dapat diubah oleh MPR, bukan oleh lembaga legislatif sehari-hari di Indonesia, yaitu DPR bersama Presiden. Konstitusi RIS adalah konstitusi yang suupel karena dapat diubah oleh pembentuk Undang-Undang Federal, yaitu Presiden bersama dan Senat.

4. Fungsi Konstitusi Menurut paham konstitusionalisme, konstitusi adalah suatu dokumen kenegaraan yang mempunyai fungsi khusus yaitu: a. Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah, dan b. Menjamin hak-hak asasi warga negara.

Dalam setiap konstitusi lazimnya diatur tentang pembagian kekuasaan negara, lembaga-lembaga negara(pemerintah) memegang masing-masing kekuasaan itu, serta batas-batas kekuasaan dan saling berhubungan dengan antarlembaga negara. Pemerintah suatu negara memang harus diberi kekuasaan yang cukup agar dapar berfungsi mewujudkan kesajahteraan rakyat. Namun di lain pihak kekuasaan pemirintah juga harus dibatassi sedemikian rupa sehingga pemirinta tidak memungkinkan untuk menyalahgunakan kekuasaannya, bertindak wewenang dan menyengsarakan rakyat. Dalam konstitusi lazim dicantumkan ketentuan-ketentuan yang mengakui yang menjamin hak-hak azasi manusia warga negara suatu negara. Jaminan hak azasi itu harus diwujudkan oleh penguasa negara dengan cara melindungi setiap hak-hak azasi warga negara. Sebagai hukum yang berkedudukan tinggi dalam sebuah negara, konstitusi harus dipatuhi oleh semua pihak termasuk negara dan pejabat-pejabat pemerintah.

5. Substansi/isi konstitusi Struktur, jumlah pasal, dan isi jumlah konstitusi berbeda-beda. Namun,

secara garis besar konstitusi-konstitusi yang ada di dunia ini pada umumnya memuat: memuat: a. Pernyataan tentang gagasan-gagasan politik, moral, dan keagamaan yang menjiwai konstitusi . b. Ketentuan tentang struktural organisasi negara. c. Ketentuan tentang hak-hak asasi manusia. d. Ketentuan tentang prosedur mengubah-undang-undang e. Larangan mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar.

C. Hubungan Dasar, Negara dan Konstitusi Dasar negara berisi ajaran tentang prinsip-prinsip hidup bernegara. Prinsipprinsip dasar negara harus dipedomani dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, agar menjadi lebih operasional prinsip-prinsip itu harus dijabarkan ke dalam berbagai aturan hukum pertama-tama dilakukan melalui konstitusi. Dalam konstitusi dimuat aturan-aturan pokok tentang kehidupan bernegara yang bersumber dari dasar negara. Tidak semua merumuskan dasar negaranya secara jelas dan tegas/eksplesit dalam bagian pembukaan konstitusi seperti bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia

merumuskan dasar negaranya ke dalam lima prinsip yang dimuat dalam pembukaan UUD 1945. Ke lima prinsip itu kemudian dikenal dengan sebutan Pancassila.

1. Hubungan antara dasar negara dan konstitusi di Indonesia Di Indonesia hubungan antara dasar negara Pancasila dengan konstitusi dapat dilihat dari hubungan antara sila-sila Pancasia yang memuat dalam pembukaan UUD 1945. Prof. Soepomo melukiskan hubungan itu dengan kata-kata: undang-undang dasar harus menciptakan pokok-pokok pemikiran tentang (dalam pembukaan) dalam pasal-pasalnya. Sebagai pengaturan lebih lanjut prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, pasal 29 UUD 1945 menentukan a. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu. Selain menegaskan ulang kedudukan sila pertama Pancasila dalam kehidupan negara Indonesia, ketentuan pasal 29 UUD 1945 itu mengatur jaminan hak kebebasan beragama bagi semua penduduk Indonesia.

D. Tanggung Jawab Warga Negara Indonesia terhadap Konstitusi dan Dasar Negara Konstitusi negara Indonesia dijabarkan dari dasar negara negara sekaligus landasan konstitusional hidup bernegara memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan suatu negara. Di Indonesia , sampai sejauh ini kita telah berhasil mempertahankan pancasila sebagai dasar negara. UUD 1945 yang merupakan penjabaran dari dasar negara pancasila melalui empat kali amandemen yang berlangsung pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Kekuasaan para pemangku kekuasan di lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, Presiden dan wakil Presiden, Kementrian Negara, Mahkamah Agung, mahkamah Konstitusi, dan BPK ataupun pemerinhtah Daerah dan DPRD, untuk menjalankan kekuasaannya sesuai dengan rambu-rambu yang ada adalam konstitusi /UUD 1945 dan peraturan perundang-undang lainnya.

Sebagai warga negara, kita, seluruh warga negara Indonesia bertanggung jawab untuk membangun kesadaran hidup berdasarkan Pancasila maupun UUD 1945. Hal itu dapat kita lakukan antara lain melalui hal-hal berikut ini.

1. Memahami pancasila dan UUD 1945 Kesadaran hidup berdasar negara dan berkonstitusi hanya dapat dibangun apa bila masing-masing warga negara mempunyai pemahaman yang akurat dan baik mengenai dasar negara Pancasila maupuun UUD 1945.

2. Berperan serta aktif dalam menegakkan dasar negara dan konstitusi Dengan pemahaman yang tepat dan akurat mengenai pancasila dan UUD 1945 diharapkan setiap warga negara menjalankan jalannya pemerintahan negara atau kinerja setiap lembaga negara baik dalam menjalankan fungsi masing-masing maupun dalam menjamin dan menegakkan hak-hak asasi manusia. Pengawasan oleh warga negara itu diharapkan dapat mendorong para penyelenggara negara untuk benar-benar melaksanakan dasar negara Pancasila dan UUD 1945, sehingga terwujud kehidupan negara berkonstitusi.

3. Mengembangkan pola hidup taat pada aturan yang berlaku Lebih dari sekedar mendorong agar para penyelenggara negara taat pada Pancasila dan UUD 1945, setiap warga negara sesungguhnya juga bertanggung jawab untuk menaati Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

E.

Anda mungkin juga menyukai