Anda di halaman 1dari 3

ESSAY PERAN SARJANA TEKNIK KIMIA ATAU TEKNOLOGI BIOPROSES DALAM MENGHADAPI KRISIS ENERGI DAN PERALIHAN ENERGI

ALTERNATIF DI INDONESIA

Setiap wilayah di Indonesia memerlukan energi dalam setiap proses kegiatannya, seperti transportasi, industri, komersial, infrastruktur, permukiman, dll. Konsumsi energi cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, kegiatan, dan luasnya kawasan perkotaan. Dengan semakin menurunnya produksi minyak dalam negeri dan tingginya harga minyak dunia, Indonesia kini mengalami kondisi yang disebut sebagai krisis energi. Bahkan setiap saat itu bisa meroket karena cadangan Indonesia dan dunia terus berkurang. Minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis sebelum 2025. Setelah itu, tantangan lebih berat akan datang pada saat kondisi buruk produksi batu bara tidak bisa naik dan malah berkurang. Untuk mengatasi hal ini, jauh sebelum kondisi buruk terjadi, pemerintah perlu melakukan penelitian, pengembangan, dan demonstrasi (PPD) energi nuklir dan energi terbarukan (ET). Pasalnya pada masa mendatang diperlukan pembangkit listrik ET dalam jumlah besar sehingga strategi PPD perlu segera dipastikan untuk mengatasi masalah ketersediaan energi listrik nasional dalam mendukung usaha peningkatan perekonomian nasional. Dari situlah peran penting dari generasi muda diperlukan, khususnya para lulusan sarjana Teknik Kimia untuk ikut berkontribusi dalam menemukan dan mengembangkan energy terbarukan sebagai alternative penunjang ketahanan sumber daya nasional terutama dalam menggantikan ketergantungan terhadap sumber daya bahan bakar fosil. Berbagai potensi Energi Baru Terbarukan yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai target bauran Energi 25 % pada tahun 2025, adalah sebagai berikut : 1. Energi Panas Bumi (geothermal) : Menurut Nenny Miryani Saptadji (pengajar ITB ;LPPM ITB), Indonesia mempunyai potensi panas bumi sangat besar, 30-40 %

potensi sumberdaya panas bumi dunia, tersebar di kepulauan Indonesia. Potensi sumberdaya dan cadangan panas bumi Indonesia diperkirakan sebesar 28.170 MW. Cadangan diperkirakan setara dengan 14.730 MW terdiri dari cadangan terbukti 2.288 MW, cadangan mungkin 1.050 MW dan cadangan terduga 11.392 MW. Pada tahun 2025 ditargetkan pemanfaatan energy panas bumi sebesar 9.500 MW. 2. Energi surya: Menurut data ESDM , potensi energy surya di Indonesia adalah 4,8 kWh/hari. Sedangkan menurut penelitian BBPT yang dilakukan di Sulawesi

Tenggara, didapat energy harian antara 2 sampai 7 kWh per meter persegi per hari dengan rata-rata harian 5,16kWh per meter persegi per harinya. Jika diproyeksikan 10 % dari luas daratan Indonesia (sekitar 192.257 kilometer persegi) dipasang sel surya yang memiliki efisiensi 15 %, maka daya yang dapat dibangkitkan adalah 30.000 GWh per hari. Merupakan 30 % dari kebutuhan energy nasional pada tahun 2010 (100.000 GWh) atau 6 % proyeksi kebutuhan tahun 2025 yaitu sebesar 500.000 GWh. 3. Energi hidro : Menurut data ESDM, potensi hidro yang ada di Indonesia untuk skala besar teridentifikasi 75 GW dengan kapasitas terpasang 57 GW atau hanya termanfaatkan 7,54 %. Sedangkan untuk energy hidro skala kecil, Indonesia mempunyai potensi sebesar 769,7 MW dan baru dimanfaatkan sebesar 217,7 MW atau sekitar 28,31 %. Direncanakan pada tahun 2025 pemanfaatan mikrohidro sebesar 950 MW. 4. Energi angin : Lokasi yang paling potensial adalah Indonesia bagian timur dengan rata-rata kecepatan angin sebesar 7 m/s. Diproyeksikan pada tahun 2025 pemanfaatan energy angin sebesar 275 MWp. 5. Energi laut : Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, khususnya Indonesia bagian timur yaitu sekitar 1.650 MW. 6. Energi Nuklir : Diantara pro dan kontra, energy nuklir dinilai merupakan salah satu solusi karena tingkat emisi CO2nya yang rendah yaitu sebesar 25 gram CO2/kwh. Menurut skenario EBTKE, pada tahun 2025 energi nuklir menyumbangkan energy sebesar 55,8 juta SBM (Setara Barrel Minyak)

Dalam persiapan menuju suatu energy baru dan terbarukan sarjana teknik kimia dapat berperan dengan melakukan berbagai hal, misalnya: penelitian dan pengembangan dalam EBT, hal ini sangat penting untuk menunjang tercapainya EBT yakni sebagai suatu langkah awal dalam perencanaan peralihan kita menuju suatu energy alternatif yang baru dan terbarukan. Selanjutnya adalah dengan melalui perancangan proses dan alat proses, hal ini merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang sarjana teknik kimia, untuk menciptakan suatu proses yang efektif, efisien ekonomis dan ramah lingkungan. Selain itu kita dapat berperan dalam proses produksi dan operasi pabrik, Sarjana teknik kimia harus mampu menyiapkan bagaimana proses produksi dan operasi pabrik yang baik dan tepat sehingga nantinya energy sebagai hal utama yang kita cari dan butuhkan dapat kita dapatkan secara optimal. Selanjutnya seorang sarjana teknik kimia juga dapat berperan dalam management proyek dan konstruksi pabrik, management lembaga swasta

dan pemerintah, konsultan dalam bidang keteknikan, pendidikan dan pelatihan, pemasaran bahan kimia dan peralatan proses, dll. Selain dalam proses produksinya seperti yang disampaikan diatas sarjana teknik kimia juga dapat berperan dalam menganalisis masalah energy alternatif ini dari segi sosial dan ekonomi masyarakat, menyiapkan pengelolaan lingkungan yang tepat, bahkan mengkampanyekan penggunaan energy alternative dengan berbagai cara. Sehingga pada akhirnya, sarjana teknik kimia dapat memiliki peran yang sangat penting dalam membantu bangsa ini dalam menghadapi ancaman krisis energy yang melanda bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai