Mampu mencipta benda-benda baru untuk memenuhi hajat hidupnya; Baik yang bersifat jasmani Maupun rohani
POTENSI BUDAYA
CIPTA
RASA
KARSA
Kehendak untuk hidup sempurna, mulia dan bahagia yang menimbulkan kehidupan beragama dan kesusilaan.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Kebudayaan Berasal Dari Kata Sansekerta BUDDHAYAH , yang merupakan bentuk jamak dari kata BUDDHI yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal
Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Menurut Dr. Moh. Hatta Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
Menurut Mangunsarkoro Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya
Menurut Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi: Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia; kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Memanusiawikan manusia melalui pemahaman konsep keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, pengabdian, pandangan hidup, keindahan dan kegelisahan
Sikap semacam itu pada hakikatnya berdasar pada pendapat-pendapat berikur: Banyak orang melihat masalah cinta ini pertama-tama sebagai masalah dicintai dan bukan masalah mencintai Masalah cinta adalah masalah objek dan bukan masalah bakat Mencampuradukan antara pengalaman mula pertama jatuh cinta dan keadaan tetap berada dalam cinta.
Cinta mempunyai hubungan pengertian dengan kasih sayang, kemesraan (perasaan simpati yang akrab), belas kasihan, dan aktivitas pemujaan (wujud cinta manusia pada Tuhan) .
Kasih Sayang, adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang.
Keindahan dalam arti luas, mengandung pengertian ide kebaikan Keindahan dalam arti estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti yang terbatas, keindahan hanya menyangkut bendabenda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Ciri-ciri keindahan menyangkut kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keseimbangan (balance), keselarasan (harmoni), symetry, dan pertentangan (Kontras). Jadi keindahan adalah tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.
Proses pembudayaan melalui internalisasi, sosialisasi, enkulturasi, difusi, akulturasi dan asimilasi
Perubahan kebudayaan
Realita dalam masyarakat terdapat 2 kekuatan berkenaan dengan perubahan kebudayaan, yaitu konservatisme dan keinginan akan perubahan
Improving invention
2. Difusi kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat. Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat. Difusi mengandung tiga proses yang dibedabedakan:
Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat Penerimaan unsur baru Proses integrasi
3. Akulturasi
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
4. Asimilasi
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan anatar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama. Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
Faktor toleransi Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain. Faktor perkawinan campuran
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut Melville J. Herskovits Alat-alat teknologi Sistim ekonomi Keluarga Kekuasaan Politik
Menurut Bronislaw Malonowski: Sistim norma-norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya Organisasi ekonomi Alat-alat dan lembaga lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan ; perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama Organisasi Kekuasaan
Menurut C. Kluckhohn dalam Universal Categories Of Culture (Ulasan pendapat para sarjana tentang unsurunsur kebudayaan): Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi dll) Mata pencaharian hidup dan sistim ekonomi (pertanian, peternakan, sistim produksi, sistim distribusi) Sistim kemasyarakatan (sistim kekerabatan, organisasi politik, sistim hukum, sistim perkawinan) Bahasa (lisan maupun tertulis) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak) Sistim pengetahuan Religi (sistim kepercayaan)
Fungsi Kebudayaan
Melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia
Wujud Kebudayaan
1. Wujud gagasan 2. Wujud perilaku (aktivitas) 3. Wujud benda hasil budaya
Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.