Anda di halaman 1dari 12

Analisis pada Timbal(Pb)

Timbal adalah suatu unsur kimia yang terdapat pada golongan IV A dan periode ke enam pada tabel periodik. Timbal yang diberi lambang Pb yang merupakan singkatan dari bahasa Latinnya, yaitu plumbum. Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Timbal merupakan logam berwarna abu-abu, mempunyai massa jenis yang sangat tinggi yaitu 11,34 g/cm3, jauh lebih tinggi daripada massa jenis tertinggi bagi logam transisi pertama yaitu 8,92 g/cm3 untuk tembaga. Timbal termasuk dalam deret kimia logam miskin karena terletak pada blok p, terjadi antara metaloid dan logam transisi. Lebih elektropositif dari logam transisi, tetapi kurang dibanding logam alkali dan logam alkali tanah. Titik leleh dan titik didih mereka biasanya lebih rendah dibanding dari logam transisi dan biasanya lebih lunak. Sejak awal, timbal dipergunakan untuk mendongkrak nilai oktan bensin sehingga dikenal dengan bensin bertimbal (premium dan premix). Namun, akhirnya diketahui bahwa timbal sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena unsur ini beracun dan mengganggu kesehatan. Timbal, yang dikenal oleh orang Romawi sebagai plumbum nigrum, dan kita mengenalnya timah hitam mempunyai bilangan oksidasi utama +2 yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan dan +4. Reduksi Pb(IV) menjadi Pb(II) cukup besar (E0 = + 1.5 V).

1. Sifat-Sifat Fisik a.Timbal sebagai logam berat merupakan unsur yang terbanyak di dunia. Istilah logam berat digunakan pada timbal karena mempunyai kerapatan (massa jenis) yang sangat tinggi yaitu 11,34 gram/cm3, jauh lebih tinggi daripada kerapatan tertinggi bagi logam transisi pertama yaitu 8,92 gram/cm3 untuk tembaga. b.Timbal bersifat lembek-lemah dengan titik leburnya 327,460C. Timbal akan nampak mengkilat-berkilauan ketika baru dipotong, tetapi segera menjadi pudar (buram) ketika terjadi kontak dengan udara terbuka; hal ini karena terjadi pembentukan lapisan timbaloksida atau karbonat yang melapisi secara kuat sehingga mencegah terjadinya reaksi lanjut c.Lempengan timbal banyak dipakai sebagai pelindung bahan radioaktif karena sifatnya yang mempunyai kemampuan yang sangat tinggi dalam menahan sinar X dan sinar Y. d.Harga potensial elektroda timbal adalah -0,13V. Kereaktifannya yang rendah ini dapat dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen. Jadi, timbal tidak terlarutkan

oleh H2SO4 encer dan HCl pekat. 2. Sifat-Sifat Kimia a.Timbal dengan konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2, pada umumnya membentuk senyawa-senyawa dengan bilangan oksidasi +2 (lebih stabil) dan +4. b.Timbal mempunyai tiga isotop stabil yaitu 206Pb yang stabil dengan 124 neutron, 207Pb yang stabil dengan 125 neutron, serta 208Pb yang satbil dengan 126 neutron. Selain tiga isotop stabil di atas, timbal juga mempunyai tiga isotop lain yaitu 204Pb dengan waktu paruh >1,4 x 1017 y, 205Pb yang sintesis dengan waktu paruh 1.53 x 107 y, serta 210Pb yang mempunyai waktu paruh 22,3 y. c.Sifat-sifat timbal sangat mirip dengan timah, apalagi timbal dan timah terletak pada golongan yang sama dalam sistem periodik unsur. Satu hal yang berbeda yaitu bahwa peran pasangan inert (6s2) dalam senyawa timbal(II) relatif lebih besar dalam menstabilkan senyawanya daripada peran tersebut dalam senyawa timah(II). Oleh karena itu timbal(II) relatif lebih stabil dan lebih banyak ditemui daripada timbal(IV), dan dengan demikian timbal(II) bukan reduktor yang baik tidak seperti halnya timah(II), melainkan timbal(IV) adalah oksidator yang baik dibanding timah(IV). B.Metode Analisis Timbal Timbal di alam didapat dalam keadaan murni tetapi dalam bentuk senyawa, senyawa timbal terdapat dalam mineral yang dikenal dengan galena (PbS), cerussite (PbCO3), anglesite (PbSO4), pyromorphite Pb4 (PbCl)(PO4)3 dan sebagainya. Metoda analisa timbal dalam mineral antara lain: 1.analisa basah gravimetri, metoda gravimetri sebagai timbal kromat. Pada analisa gravimetri mula-mula timbal diendapkan sebagai timbal sulfat, lalu dilarutkan dan diendapkan kembali sebagai timbal kromat dalam larutan asam asetat, endapan dikeringkan pada temperatur 105-110 0C dan ditimbang sebagai PbCrO4. volumetri, volumetri sebagai kromat iodida. Untuk analisa volumetri timbal diendapkan sebagai timbal kromat dalam larutan asam asetat, dilarutkan dalam Hcl dan direaksikan dengan kalium iodida, iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfat (2 PbCrO4 + 6 Kl + 16 Hcl 2 PbCl2 + 2 CrCl3 + 6 Kcl + 8 H2O + 3 I2). 2. analisa instrumental (spektrofotometri, ASS) Pada metoda fotometri sebagai timbal dithizonat, Pada analisa spektrofotometri, timbal dithizonat diekstrak dari larutan buffer sianida pada pH 8.5-9.5 dengan larutan dithizon

dalam khloroform, kelebihan dithizon dalam khloroform dihilangkan dengan ekstraksi oleh larutan natrium sulfit amoniakal pada pH yang lebih tinggi dan hasilnya diukur pada lambda 515 5 m, 3. Uji Kering Uji pipa tiup. Bila suatu garam timbel dipanaskan dengan karbon alkali di atas arang, diperoleh manic timbel yang dapat ditempa(yang lembut dan akan menodai kertas) dikelilingi oleh kerak kuning timbel monoksida. Uji nyala. Menghasilkan warna biru muda(tak memastikan). Konsentrasi Pb juga dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS). Teknik operasi alat tersebut yaitu dengan mengukur perubahan energy analit dalam bentuk atom. Sampel diuapkan dan diubah menjadi unsure dalam keadaan gas. Atom akan mengalami eksitasi karena adanya radiasi dari lampu cekung katoda (Hallow Cathode Lamp / HCL) dari keadaan dasar (ground state) menjadi keadaan tereksitasi (excited state) dengan menyerap energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang untuk radiasi tersebut yaitu pada 283,3 nm. Penentuan kandungan atau konsentrasi logam Pb dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi atau pembacaan langsung dari alat AAS. Untuk dapat membuat kurva kalibrasi dilakukan dengan mengukur serapan (absorbansi) dari larutan standar yang dibuat dari bahan-bahan yang masuk kategori CRM pada berbagai jenis variasi konsentrasi, sehingga dari kurva kalibrasi akan diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b, dimana: y = absorbansi x = konsentrasi a =slope/kemiringan b =intersep Sampel yang telah diekstrak kemudian diukur absorbansinya, dan nilai dari absorbansi tersebut dikonversi ke dalam persamaan regresi linear untuk memperoleh konsentrasi logam Pb yang ada di udara.

C.Reaksi Kimia pada Timbal dan Perubahannya

1.Asam klorida encer(atau klorida yang larut): endapan putih dalam larutan yang dingin dan tak terlalu encer: Pb2+ + 2ClPbCl2

Endapan larut dalam air panas(33,4gl-1 pada 100C, sedang hanya 9,9gl-1 pada 20C), tetapi memisah lagi sebagai krisyal-kristal yang panjang seperti jarum setengah dingin. Ia juga larut dalam asam klorida pekat atau kalium klorida pekat, pada mana terbentuk ion tetrakloroplumbat(II): PbCl2 + 2Cl- [PbCl4]2Jika endapan dicuci dengan cara dekantasi, dan ammonia encer ditambahkan, tak terjadi yang Nampak[perbedaan dari ion merkurium(I) atau ion perak], meskipun ada terjadi reaksi pertukaran endapan, dan terbentuk timbel hidroksida: PbCl2 + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+ + 2Cl2.Hydrogen sulfide dalam suasana netral atau asam ancer:endapan hitam timbel sulfide: Pb2+ + H2S PbS + 2H+ Pengendapan tidak sempurna, jika ada asam mineral kuat dengan konsentrasi lebih dari 2M. karena terbentuk ion hydrogen dalam reaksi di atas, campuran sebaiknya dibufferkan dengan natrium asetat. Dengan mengalirkan gas hydrogen sulfide ke dalam campuran yang mengandung endapan timbel klorida putih, yang terakhir ini akan diubah menjadi timbel sulfide(hitam) dengan reaksi pertukaran endapan: PbCl2 + H2S PbS + 2H+ + 2ClJika uji ini dilakukan dengan adanya klorida[kalium klorida(jenuh)] dalam jumlah yang banyak, mula-mula terbentuk endapan merah timbel sulfoklorida, bila gas hydrogen sulfide dialirkkan ke dalam larutan: 2Pb2+ + H2S + 2Cl- Pb2SCl2 + 2H+ Tetapi ini terurai setelah diencerkan(a), atau setelah ditambahkan hydrogen sulfide lebih lanjut(b), dan terbentuk endapan timbel sulfide hitam: Pb2SCl2 PbS + PbCl2 ...(a) Pb2SCl2 + H2S 2PbS + 2Cl- + 2H+ ...(b) Endapan timbel sulfide terurai bila ditambahkan asam nitrat pekat, dan unsur belerang yang berbutir halus dan berwarna putih akan mengendap: 3PbS + 8HNO3 3Pb2+ +6NO3- + 3S + 2NO + 4H2O Jika campuran dididihkan, belerang dioksidasikan oleh asam nitrat menjadi sulfat(a), yang langsung membentuk endapan timbel sulfat putih(b) dengan ion timbel yang ada di dalam larutan: S + 2HNO3 SO42- + 2H+ + 2NO (a)

Pb2+ + SO 42- PbSO4 ...(b) Dengan mendidihkan timbel sulfide dengan hydrogen peroksida(3%), endapan hitam ini akan berubah menjadi putih, karena terbentuk timbel sulfat: PbS + 4H2O2 PbSO4 + 4H2O Kelarutan yang sangat kecil dari timbel sulfide dalam air(4,9 x 10-11gl-1), menjelaskan mengapa hydrogen sulfide merupakan reagensia yang begitu peka untuk mendeteksi timbel, dan mengapa timbel dapat dideteksi dalam filtrate yang berasal dari pemisahan timbel klorida yang hanya sedikit sekali larut dalam asam klorida encer itu. 3.Larutan ammonia: endapan putih timbel hidroksida: Pb2+ + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+ Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. 4.Natrium hidroksida: endapan putih timbel hidroksida: Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2 Endapan larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terbentuk ion tetrahidroksoplumbat(II): Pb(OH)2 + 2OH- [Pb(OH)4]2Jadi, timbel hidroksida mempunyai sifat amfoter. Hydrogen peroksida(a) atau ammonium peroksodisulfat(b), bila ditambahkan pada larutan tetrahidroksoplumbat(II), membentuk endapan hitam timbel dioksida dengan mengoksidasikan timbel bivalen menjadi bervalensi empat: [Pb(OH)4]2- + H2O2 PbO2 + 2H2O2 + 2OH- (a) [Pb(OH)4]2- + S2O8- PbO2 + 2H2O2 + 2SO42- (b) 5.Asam sulfat encer(atau sulfat-sulfat yang larut): endapan putih, timbel sulfat: Pb2+ + SO42- PbSO4 Endapan ini tak larut dalam reagensia yang berlebihan. Asam sulfat yang panas, pekat, melarutkan endapan karena terbentuk timbel hydrogen sulfat: PbSO4 + H2SO4 Pb2+ + 2HSO4Kelarutan jauh lebih rendah dengan adanya etanol. Endapan timbel sulfat larut dalam larutan ammonium asetat yang agak pekat(10M)(a) atau ammonium tartat yang agak pekat(6M)(b) dengan adanya ammonia, pada mana akan terbentuk ion-ion tetraasetatoplumbat(II) dan ditartatoplumbat(II): PbSO4 + 4CH3COO- [Pb()CH3COO)4]2- + SO42- (a) PbSO4 + 2C4H4O62- [Pb(C4H4O6)2]2- + SO42- (b)

Kestabilan kompleks-kompleks ini tak terlalu besar, ion kromat, misalnya, dapat mengendapkan timbel kromat dari larutan kompleks-kompleks tersebut. Bila dididihkan dengan natrium karbonat, timbel sulfat diubah menjadi timbel karbonat dalam suatu reaksi pertukaran endapan: PbSO4 + CO32- PbCO3 + SO42Dengan mencuci endapan secara dekantasi dengan air panas, ion-ion sulfat dapat dihilangkan, dan endapan akan larut dalam asam nitrat encer. PbCO3 + 2H+ Pb2+ + H2O + CO2 6.Kalium kromat dalamlarutan netral, asam asetat atau ammonia: endapan kuning,timbel kromat Pb2+ + CrO42- PbCrO4 Asam nitrat(a) atau natrium hidroksida(b) melarutkan endapan: PbCrO4 + 2H+ PbCrO4 + 4OH2Pb2+ + Cr2O72- + 2H2O (a) [Pb(OH)4]2- + CrO42- (b)

Kedua reaksi reversible, dengan membufferkan larutana, masing-masing dengn ammonia dan asam asetat, timbel kromat mengendap lagi. 7.Kalium iodide: endapan kuning, timbel iodide Pb2+ + 2I- PbI2 Endapan larut sedang-sedang saja dalam air mendidih, menghasilkan larutan yang tak berwarna, dari mana endapan memisah lagi sebagai keeping-keping berwarna kuning keemasan setelah mendingin. Larutan reagensia yang agak pekat(6M) dalam jumlah yang berlebihan, melarutkan endapan, dan terbentuk ion tetraiodoplumbat(II): PbI2 + 2I[PbI4]2-

Reaksi ini dapat balik, ketika diencerkan dengan air, endapan akan muncul lagi. 8.Natrium sulfit dalam larutan netral: endapan putih, timbel sulfat Pb2+ + SO32- PbSO3 Endapan kuning kurang larut dibandingkan timbel sulfat, meskipun dapat dilarutkan baik oleh asam nitrat encer(a), maupun oleh natrium hidroksida(b): PbSO3 + 2H+ Pb2+ + H2O + SO2 (a) PbSO3 + 4OH- [Pb(OH)4]2- + SO32- (b) 9.Natrium karbonat: endapan putih campuran timbel karbonat dan timbel hidroksida 2Pb2+ + 2CO32- + H2O Pb(OH)2 + PbCO3 + CO2

Pada pendidihan, tak nampak perubahan [perbedaan dari ion-ion merkurium(I) dan perak(I)]. Endapan larut dalam asam nitrat encer, bahkan dalam asam asetat, dan gas CO2 dibebaskan: Pb(OH)2 + PbCO3 + 4H+ 2Pb2+ + 3H2O + CO2 10.Dinatrium hydrogen fosfat: endapan putih timbel fosfat 3Pb2+ + 2HPO42Pb3(PO4)2 + 2H+

Reaksi ini dapat-balik, asam-asam kuat(asam nitrat) melarutkan endapan. Endapan ini juga larut dalam natrium hidroksida. 11.Kallium sianida(Racun): endapan putih timbel sianida Pb2+ + 2CN- Pb(CN)2 Yang tak larut dalam reagensia berlebihan. Reaksi ini dapat dipakai untuk membedakan ion timbel(II) dari merkurium(I) dan perak(I), yang bereaksi secara berlainan.

D.Senyawa-senyawa Timbal a. Oksida Ada tiga macam oksida timbal yang penting, yaitu PbO (kuning), PbO2 (cokelat), dan Pb3O4 (merah meni). Timbal(II) oksida yang mempunyai struktur sama dengan timah(II) oksida, dapat diperoleh dari pemanasan timbal dengan udara; jadi berbeda dari pemanasan timah dengan udara yang menghasilkan timah(IV) oksida. Tetapi pada pemanasan di atas 500oC akan menghasilkan Pb3O4. 2Pb (s) + O2 (g) 2PbO(s) Namun demikian, timbal(IV) oksida dapat diperoleh dari oksidasi senyawa timbal(II) dalam larutan basa; dengan oksidator larutan natrium hipoklorit, NaClO, timbal(II) dapat diubah menjadi timbal(IV) oksida. Adapun persamaan reaksinya yaitu sebagai berikut: ClO- (aq) + H2O (l) +2e- Cl- (aq) + 2OH- (aq) Pb2+ (aq) + 4OH- (aq) PbO2 (s) + 2H2O (l) + 2e- + Pb2+ (aq) + 2OH- (aq) + ClO- (aq) PbO2 (s) + Cl- (aq) + 2H2O (l) Timbal(IV) oksida merupakan oksidator yang baik (dipakai sebagai katoda pada aki), dapat mengoksidasi asam klorida menjadi gas klor misalnya, PbO2 (s) + 4HCl (aq) PbCl2 (s) + Cl- (aq) + 2H2O (l) Pb3O4 dapat diperoleh dari oksidasi PbO dalam udara terbuka dengan pemanasan pada temperatur sekitar 400oC-500oC. 6PbO (s) + O2 (g) 2Pb3O4 (s) kuning merah

Dengan demikian, Pb3O4 dapat dipandang sebagai hasil oksidasi tak sempurna dari PbO, dan oleh karena itu dapat dipandang tersusun oleh campuran timbal dengan dua macam bilangan oksidasi, +2 dan +4; maka formula oksida ini mungkin dapat dituliskan PbO2.2PbO. Hal ini didukung oleh reaksinya dengan asam nitrat yang menghasilkan timbal(II) nitrat dan endapan timbal(IV) oksida. Pb3O4 (s) + 4HNO3 (aq) PbO2 (s) + 2Pb(NO3)2 + 2H2O (l) b. Hidroksida Seperti halnya oksida-oksida aluminium dan timah, PbO dan PbO2 juga bersifat amfoterik; paralel dengan oksida-oksida timah, reaksinya dengan basa kuat menghasilkan ion plumbat, [Pb(OH)6]2-, dan ion plumbit, [Pb(OH)4]2-. Apabila larutan basa alkali ditambahkan ke dalam larutan timbal(II), diperoleh endapan putih basa Pb(OH)2; basa inipun bersifat amfoterik, oleh karena itu larut kembali dalam basa alkali berlebihan membentuk ion plumbit. c. Garam Timbal(II) klorida, PbCl2, berupa padatan putih yang sukar larut dalam air, tetapi larut dalam air panas. Garam ini dapat diperoleh dari ekstraksi langsung unsur-unsurnya. Berbeda dari logam timah yang menghasilkan timah(IV) klorida; timbal(II) klorida juga dapat diperoleh dari reaksi antara timbal(II) oksida dengan asam klorida, atau pengendapan ion Pb2+ oleh ion Cl-. Ternyata endapan timbal klorida juga larut dalam larutan klorida dengan konsentrasi tinggi (pekat) membentuk ion kompleks tetrakloroplumbat(II). PbCl2 (s) +2Cl- (aq) [PbCl4]2- (aq)

Kristal timbal(II) nitrat, tak berwarna dan mudah larut dalam air, dapat diperoleh dari reaksi timbal(II) oksida dengan asam nitrat; garam ini ternyata mudah terhidrolisis dalam air (kecuali jika larutan dibuat sedikit asam dengan asam nitrat) membentuk endapan putih hidroksinitrat. Pb(NO3)2 (aq) + 2H2O (l) Pb(OH)(NO3) (s) + NO3- (aq) + H3O+ (aq)

Dari persamaan reaksi kesetimbangan di atas, mudah dipahami bahwa penambahan sedikit asam nitrat ke dalam larutan akan mencegah terjadinya hidrolisis. Padatan timbal(II) nitrat juga tidak stabil pada temperatur agak tinggi, dan terurai menjadi oksidanya dengan membebaskan gas cokelat, NO2) seperti halnya dengan nitrat logamlogam berat lainnya. 2Pb(NO3)2 (s) 2PbO (s) + 4NO2 (g) + O2 (g)

Adapun larutan timbal(II) yang paling stabil (dalam air) yaitu sebagai garam asetat, Pb(CH3COO)2. Oleh karena itu, larutan ini sering disediakan untuk uji timbal(II). Sifat khas adanya timbal(II) dalam larutan tidak hanya diendapkan oleh ion klorida, tetapi juga pembentukan endapan putih oleh ion sulfat, SO42-. Demikian juga Pb2+ membentuk endapan kuning dengan ion kromat, CrO42-. Seperti halnya timah(II), timbal(II) juga diendapkan oleh ion sulfide, dengan warna hitam. Padatan timbal(II) nitrat diperoleh dari reaksi timbal dengan pengoksida kuat, seperti HNO3. 3Pb (s) + 8HNO3(aq) 3Pb(NO3)2 (s) + 2NO (aq) +4H2O (l) Sedangkan PbCl2 terbentuk dari reaksi antara Pb dan Cl2, yaitu; Pb (s) + Cl2 (aq) PbCl2 (s) Dalam bumi mengandung timbal sekitar 13 g/L, dan dalam airQppm, dalam tanah antara 2.625 ppm, di perairan sekitar 3 tanah jumlahnya kurang dari 0.1 ppm. Di alam, timbal terdapat sebagai galena (PbS); namun bijih lain yang mungkin terbentuk sebagai akibat pengaruh iklim/cuaca pada galena yaitu sebagai karbonat, cerrusite (PbCO3), dan sebagai sulfat, anglesite (PbSO4). Dalam proses ekstraksi, bijih galena pada mulanya dipekatkan lebih dulu dengan teknik flotasi-buih, kemudian sejumlah kwarsa (SiO2) ditambahkan baru kemudian dilakukan proses pemanggangan terhadap campuran ini. Persamaan reaksi utama pada proses ini yaitu: 2PbS (s) + 3O2 (g) 2PbO (s) +2SO2 (g) Kemudian proses reduksi dilaksanakan dengan batubara (C) dan air kapur, persamaan reaksi utamanya, yaitu: PbO (s) + C (s) Pb (l) + CO (g) PbO (s) + CO (g) Pb (l) + CO2 (g) Pada proses pemanggangan dengan temperatur tinggi ada kemungkinan sebagian galena diubah menjadi Pb SO4; hadirnya kwarsa akan mengubah sulfat ini menjadi silikat, PbSO4 (s) + SiO2 (s) PbSiO3 (s) + SO3 (g) Selanjutnya, silikat ini dalam proses reduksi akan diubah oleh air kapur (CaO) menjadi PbO (yang selanjutnya akan tereduksi oleh batubara) dan kalsium silikat sebagai kerak atau ampas, PbSiO3 (s) + CaO (s) PbO (s) + CaSiO3 (s) Alternatif lain pada proses reduksi yaitu pemakaian reduktor bijih bakar dari galena segar sebagai pengganti batubara:

PbS (s) + 2PbO (s) 3Pb (l) + SO2 (g) Sampai dengan tahap ini logam timbal yang dihasilkan masih belum murni, mengandung banyak unsur pengotor mungkin tembaga, perak, seng, arsen, antimony, dan bismuth. Oleh karena itu, perlu proses pemurnian dengan berbagai tahap yang akan dijelaskan pada reaksi timbal. Selain itu, sumber utamanya adalah TEL (tetraethyllead) yang digunakan dalam bensin sebagai antiknock (antiketuk). Akibatnya pembakaran bensin dalam mesin kendaraan bermotor sehingga timbal masuk ke atmosfir. Sumber timbal yang lainnya terdapat pada cat dasar timbal, meskipun dewasa ini yang digunaka sebagai cat dasar adalah titanium( IV ) oksida karena tidak beracun. Unsur timbal umumnya ditemukan berasosiasi dengan Zn - Cu dalam tubuh bijih. Logam ini penting dalam industri modern yang digunakan untuk pembuatan pipa air karena sifat ketahanannya terhadap korosi dalam segala kondisi dan rentang waktu lama. Pigmen Pb juga digunakan untuk pembuatan cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin (TEL). Bijih logam timbal dapat terbentuk dalam cebakan-cebakan seperti stratabound sulfida massif, replacement, urat, sedimentasi, dan metasomatisma kontak dengan mineralmineral utama terdiri atas: galena (PbS), cerrusite (PbCO3), anglesit (PbSO4), wulfenit (PbMoO4), dan piromorfit [Pb5(PO4,AsO4)3Cl].

E. Kegunaan Timbal Oksida timbal umumnya digunakan dalam industri aki, gelas, pemoles keramik, semen, cat pelindung logam (Pb3O4), korek api (PbO2), bahan peledak, dan bahan baku senyawa timbal lainnya. Selain itu, juga dikenal bensin bertimbal, yaitu TEL sebagai bahan antiknock dalam bahan bakar mesin. Beberapa kegunaan timbal: 1. Aki Aki adalah jenis baterai yang banyak digunakan untuk kendaraan bermotor. Aki menjadi pilihan yang praktis karena dapat menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat diisi kembali. Sel aki terdiri atas anode Pb (timbal=timah hitam) dan katode PbO2 (timbal(IV) oksida), keduanya merupakan zat padat, yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat. Kedua elektrode tersebut, juga hasil reaksinya, tidak larut dalam larutan asam sulfat, sehingga

tidak perlu memisahkan anode dan katode. Dengan demikian tidak diperlukan jembatan garam. Yang perlu dijaga, jangan sampai kedua elektrode tersebut saling bersentuhan. Reaksi pengosongan aki: Anode : Pb (s) +HSO4- (aq) PbSO4 (s) + H+ (aq) +2eKatode : PbO2 (s) + HSO4- (aq) + 3H+ (aq) + 2e- PbSO4 (s) + 2H2O (l) Pb (s) + PbO2 (s) + 2HSO4- (aq) + 2H+ (aq) 2PbSO4 (s) + 2H2O (l) Tiap sel aki mempunyai beda potensial dihubungkan seri. Dua hal yang perlu diperhatikan dari reaksi pengosongan aki: a.Anode dan katode berubah menjadi zat yang sama, yaitu PbSO4. Apabila permukaan kedua elektrode sudah ditutupi zat yang sama, yaitu PbSO4, berarti tidak lagi terdapat selisih potensial, b.Selama reaksi pengosongan aki berlangsung, H2SO4 diikat dan dihasilkan air. Dengan demikian, kadar H2SO4 berkurang dan massa jenis larutan berkurang. Dalam praktik, massa jenis larutan digunakan sebagai patokan untuk pengosongan kembali aki. Aki yang baru diisi, mengandung larutan dengan massa jenis sekitar 1,25 sampai 1,30 g/mL. Apabila massa jenis larutan turun sampai 1,20 g/mL, aki sudah perlu diisi kembali. Massa jenis larutan dapat ditentukan ditentukan dengan suatu alat yang disebut hydrometer. Aki dapat diisi kembali karena hasil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim elektrode pada katode. Sebaliknya pada pengisian aki, elektrode Pb dihubungkan dengan kutub negative sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektrode Pb itu tereduksi. Sementara itu, PbSO4 yang terdapat pada elektrode PbO2 mengalami oksidasi membentuk PbO2. Reaksi pengisian aki: Elektrode Pb (sebagai katode): PbSO4 (s) + H+ (aq) + 2e- Pb (s) + HSO4- (aq) Elektrode PbO2 (sebagai anode): PbSO4 (s) + 2H2O (l) PbO2 (s) + HSO4- (aq) + 3H+ (aq) +2e- + 2PbSO4 (s) + 2H2O (l) Pb (s) + PbO2 (s) + 2HSO4- (aq) + 2H+ (aq) 2. Timbal sering dipakai sebagai bingkai-bingkai kaca-kaca berwarna yang dibentuk sebagai lukisan suatu jendela kaca, sebagai campuran bahan atap, dan pipa saluran air; hal ini karena sifat timbal lembek-lemah, dan Nampak mengkilat berkilauan ketika baru dipotong, tetapi segera menjadi pudar ketika terjadi kontak dengan udara terbuka karena terjadi

2V. Aki 12 V terdiri atas enam sel yang

pembentukan lapisan timbal-oksida atau karbonat yang melapisi secara kuat sehingga mencegah terjadinya reaksi lanjut. 3. Karena timbal merupakan salah satu bahan paduan, maka campuran timbal dan timah digunakan sebagai bahan solder untuk perekat atau pematri barang-barang elektronik. 4. Lempengan timbal banyak dipakai sebagai pelindung bahan radioaktif karena mempunyai kemampuan yang sangat tinggi dalam menahan sinar X dan sinar Y. 5. Dalam industri cat, senyawa timbal banyak digunakan sebagai pigmen (pewarna), misalnya PbCrO4 kuning (untuk pewarna cat jalan atau bahan plastik), PbMoO4 merah oranye, PbO kuning kenari, 2PbCO3.Pb(OH)2 putih. 6. Dalam industri keramik, PbSi2O5 (atau PbO.2SiO2) yang tidak berwarna dipakai untuk pelapis glasir. Agar diperoleh gelas dengan kerapatan tinggi, penghantar panas rendah, indeks bias tinggi, dan stabilitas tinggi dipakai pewarna PbO merah oranye kuning (bergantung metode pembuatannya); demikian juga dapat dipakai senyawa tribasa timbal sulfat, 3PbO.PbSO4.H2O. 7. Untuk melakukan pengecatan dasar yang berwarna merah terhadap baja, besi, ataupun kayu; cat dasar ini tidak lain adalah Pb3O4 meni yang merupakan oksida campuran Pb(II) dan Pb(IV), 2PbO.PbO2, berfungsi terutama untuk menghambat terjadinya korosi. Di samping itu, merah meni juga dipakai untuk pewarnaan pada bahan karet dan plastik. 8. Tetraetiltimbal (tetraethyllead TEL), (C2H5)4Pb, yang telah lama dipakai sebagai antiketuk (antiknock) dalam bahan bakar mesin. Timbal digunakan untuk mendongkrak nilai oktan bensin sejak awal abad ini. bensin bertimbal (premium dan premix) setiap liternya dijual dengan nilai oktana 87 dan bensin super dengan nilai 98 mengandung 0,70-0,84 gram senyawa tetraetil dan tetrametil, hal ini berarti sebanyak 0,56-0,63 gram senyawa timbal akan dilepaskan ke udara setiap liter bensin yang digunakan. 9. Hasil mengejutkan dari studi terbaru dari Campaign for Safe Cosmetic menemukan bahwa terdapat kandungan timbal sebesar 61% dari setiap lipstick yang dites para peneliti. Produk-produk yang telah dites dan dinyatakan terdeteksi mengandung timbal (dan tak satupun lipstick mencatumkan timbal dalam daftar bahan baku) yaitu LOreal Colour Riche True Red, LOreal Colour Riche Classic Wine, Cover Girl Incredifull Lipcolor Maximum Red, dan Dior Addict Positive Red.

Anda mungkin juga menyukai