Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PERADABAN ISLAM Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M.

Hum

CORDOVA
Alfian Syahrudin 109017000020

Jur. Pend Matematika, Fakultas Tarbiyah, UIN Jakarta

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa rnenyelesaikan makalah yang berjudul Cordova. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Seiarah Peradaban Islam. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 28 Maret 2011 Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN ISI LETAK GEOGRAFIS SEJARAH PENINGGALAN SEJARAH PENUTUP 1 2 3 4 4 6 11

PENDAHULUAN
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun diatas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibukota Spayol islam itu. rohon-pohon dan kembang nan indah di impor dari Timur. Di seputar ibukota berdiri istana-istana yang megah yang sernakin memperindah pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan dipuncaknya terpancang Istana Damsik. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut Ibnu Al-Dala'i, terdapat 4 91 masjid disana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Disekitarnya berdiri kompleks-komplek perumahan nan Indah. Karena air sungai tak layak untuk dikonsimsi, maka penguasa Muslim mendirikan saluran air dari pengunungan yang panjangnya 80 Km.

ISI
Letak Geografis
Kota ini terletak di tepi sungai Guadalquivir, dan akses mudah ke sumber daya pertambangan dari Sierra Morena (batubara, timah, seng) memenuhi kebutuhan penduduk. Kota ini terletak di depresi dari lembah Guadalquivir. Di utara adalah Sierra Morena, yang mendefinisikan batas-batas wilayah kota. Cordoba adalah salah satu dari sedikit kota di dunia yang memiliki sebuah kota yg bertentangan dekat-persis Hamilton, Selandia Baru.

Sejarah
Cordova yang menjadi ibu kota kekaisaran Andalusia (Spanyol), awalnya ditaklukkan Tariq Ibn Ziyad melalui selat Giblatar (Jabal Tariq) dengan panglima perangnya, Musa bin Nusair. Kedatangan Islam di Spanyol merupakan titik penting bagi penyebaran Islam di Eropa. Karena itu, Spanyol dianggap sebagai gerbang pertama masuknya Islam di Eropa. Kedatangan Islam di Spanyol tidak terlalu banyak "menghabiskan darah" seperti "ekspansi" Islam ke wilayah-wilayah lain. Karena itu, selama memasuki Andalusia (Spanyol), satu-satunya peperangan yang dialami pasukan Islam di bawah Tariq dari tahun 711 sampai 714 M, adalah peperangan dengan pasukan Raja Roderick, raja Kristen yang memaksakan keyakinan Trinitas kepada kaum Nasrani Aria yang lebih meyakini Nabi Isa sebagai utusan Tuhan semata. Ini menjelaskan bahwa perkenalan Islam di Spanyol bukan dengan kekerasan, melainkan secara damai dan toleran. Karena itu, Watt (1992) kemudian mencoba meluruskan Islam yang tisak menakutkan, kejam, dan amanusiawi yang acapkali dipersepsikan oleh para orientalis. Watt juga menuliskan bahwa tidak adanya sekat pembatas antara ilmu pengetahuan, etika dan ajaran agama di Cordova rnenjadikan Islam cepat meraih kejayaan Andalusia (Spanyol). Antara pengalamalan syari'at dan riset ilmiah dapat dibersamakan. Islam Cordova merupakan Islam otentik sekaligus modern. Tidak ada "saling kunci" antara keduanya. Ini mungkin berbeda dengan di Barat saat terkungkung abad kegelapan (dark age). Konon Galileo Galilei dengan heliosentrisme-nya melawan arus geosentrisme Gereja harus mendapatkan hukuman berat (F. Budi Hardiman: 2004). Pengetahuan di Barat begitu "dikungkung" dalam keperkasaan (kuasa) agama. Di Cordova, proses yang terjadi lain. Pencarian ilmu diterima dengan tangan terbuka. Khalifah Abdurrahman adh-Dakhil (756-788 M) merupakan sosok khalifah pertama di Andalusia yang mau menerima tradisi keilmuan dengan baik. Di saat kekhalifahannya, ad-Dakhil membangun masjid Cordova (755 M) yang masih megah hingga kini. Bangunan ini diakui oleh dunia sebagai bukti masa keemasan Cordova di bawah kekhalifahan Islam. Zaman keemasan berlanjut

hingga kekhalifahan Abdul Rahman an-Nashir atau Abdurrahman III (912961 M) . Meskipun menjadi khaiifah di usia belia (23 tahun), namun. Abdurrahman III mampu mengukir sejarah luar bisa. Dia merupakan khalifah yang mampu menjaga stabilitas negerinya dengan baik. Di masanya, di Cordova dibangun sebuah universitas yang megah dengan perpustakaan yang di dalamnya terdapat ratusan ribu buku (Nasution: 1985). Demikianlah Cordova mampu menjadi pusat peradaban. Kondisi kota yang menakjubkan, rumah-rumah yang indah, kesejahteraan rakyatnya, perpustakaan dengan jumlah tidak sedikit, dan keteraturan dalam berbagai hal, termasuk kehidupan sosial multiagama (Islam, Kristen dan Yahudi) yang dapat berjalan beriringan. "Kiblat peradaban" yang dipegang Cordova menjadi pelajaran yang berharga bagi Barat saat itu, khususnya antara kurun waktu abad ke-8 sampai ke-13. Banyak di antara para ilmuwan Cordova laiknya Ibnu Thufail (1107-1185), Ibnu Baitar (1190-1248), Ibnu Arabi (1164-1240), Ibnu Bajjah (1082-1138), dan tentu saja Ibnu Rusyd (1126-1198) yang menjadi guru bagi Barat untuk "melek" pengetahuan. Sehingga, dalam kurun waktu tersebut Barat banyak mengirimkan sarjana untuk belajar di Cordova, meskipun pada akhirnya Cordova sendiri setelah dua setengah abadharus "tenggelam" dihancurkan kekuatan Kristiani (Aragon dan Isabella dari Castile pada tahun 14 92) yang kemudian mengubur kecemerlangan Islam di sana. Sejarah Cordova merupakan saat di mana Islam mampu dipahami sebagai pendorong pengetahuan, bukan mengungkungnya. Teknologi, asalkan itu maslahat, maka kewajiban bagi umat rauslim untuk selalu mengejarnya. Jika ada sebuah hadis Nabi saw, uthlubul ilm walau bi shin (kejarlah ilmu meski ke negeri China), maka itu mencerminkan Nabi saw selalu mengiyakan umat Islam untuk senantiasa mencari pengetahuan dari manapun dan sampai kapanpun, min al mahdi ila lahdi. Proses itu pula yang telah menjadikan Cordova gemilang selama berabad-abad di Spanyol. Karenanya, teladan itulah yang perlu diikuti umat Islam masa kini. Semangat Cordova yang selalu "haus" ilmu pengetahuan perlu menjadi jawaban atas kelemahan-kelemahan yang terjadi di dunia muslim saat ini. Harus dihilangkan asumsi muslim sebagai yang terbelakang, gagap teknologi, dan malas berpikir (rasional dan ilmiah), terlebih di Dunia Ketiga. Di dalam karyanya The Arabs: A Short History (1970), Philip K Hitti dengan jujur menyebut Islam di Spanyol sebagai pemimpin utama dalam budaya dan peradaban di seluruh dunia di antara pertengahan abad ke-8 dan permulaan abad ke-13. Mengejar kembali peradaban Islam bukan berarti harus kembali mengulang sejarah keemasan Cordova masa lampau, karena situasinya memang sudah berbeda.

Peninggalan Sejarah
Masjid Cordova La Mezquita de Cordoba atau the grand mosque of Cordova atau the Cathedral-Mosque of Cordoba adalah masjid agung kekhalifahan Cordoba. Mulai dibangun 785 M, mesjid ini berdiri di lokasi bekas kuil penyembahan Dewa Janus di masa Romawi & bekas Gereja Santo Vincent di kala bangsa Jerman menguasai Hispania. Ada pendapat yang menyatakan bahwa gereja tersebut sudah runtuh saat mesjid mulai dibangun, ada pula yang menyatakan gereja tersebut memang sengaja dibongkar. Tidak ada keterangan pula bagaimana perpindahan hak atas lokasi tersebut terjadi. Luas masjid setelah beberapa kali perluasan adalah kl 23.400 m persegi, cukup untuk menampung sekitar 9,000 jamaah. Ukuran masjid ini mewakili umat muslim yg menjadi mayoritas kala itu; termasuk diantaranya peduduk

asli Spanyol penganut Islam yang jumlahnya cukup signifikan setidaknya sampai dengan tahun akhir abd 17 ketika mereka diminta untuk meinilih agama Katolik atau diusir dari kampong halamannya. Mesjid ini ditopang oleh sekitar 500 tiang dengsr. ornament khas Cordoba yang unik dan ikonik. Di halamar. mesjid terdapat Palatio de los Naranjos atau the Garden of Oranges, sebuah taman tempat berteduh serta mengambil air wudhu sebelum memasuki mesjid. Ada pula sebuah minaret atau menara yg sekarang menjadi menara lonceng katedral. Sebab ukurannya ini, ada yang berpendapat bahwa pada mas a itu masjid Cordoba adalah masjid terbesar kedua setelah Masjidil Haraam di Mekkah. Setalah keruntuhan kekhaliahan Cordoba, mesjid mengalami beberapa perubahan penting. Begitu Cordoba direbut Ferdinan III, Mesjid diubah menjadi gereja. Pada pertengahan abad 16 M, Charles V memerintahkan dibangunnya katedral di tengah-tengah bangunan utama "mesjid". Sampai saat ini tidak kurang 30 kapel dibangun di sekelillng dinding2 dalam mesjid . Perubahan ini menyebabkan tertutupnya jendela-jendela bangunan utama . Ketika masih menjadi mesjid, jendela-jendela ini dibiarkan terbuka demi penerangan dan sirkulasi udara. Saat ini, yang tersisa dari bangunan utama mesjid adalah pilar-pilarnya, bagian mihrab masjed dan sebagian lampu penerang.

Universitas Cordoba Universitas Cordoba, Cordoba, Spanyol. Didirikan pada tahun 1972, memiliki 2 abad sejarah yang membuktikan keberhasilan yang berakar pada Free University of Cordoba di provinsi bekerja di akhir abad kesembilan belas dan telah centenarian studi seperti Fakultas Kedokteran Hewan , unik di Andalusia . Meskipun, untuk menghormati kebenaran, pada saat Emirat dan kekhalifahan dari Bani Umayyah , ke VIII ke X, di Cordoba ada Universitas di mana ia mempelajari disiplin ilmiah dan humanistik utama, yang merupakan salah satu pertama di dunia dan yang pertama di Eropa . Berkat maraknya budaya di Cordoba kekhalifahan, dan untuk menemukan kembali pengetahuan mereka atau kesadaran penemuan dan teknik Cordoba kekhalifahan, adalah salah satu pilar yang memungkinkan Eropa Renaissance dari XV dan XVI. Pewaris warisan kaya, Cordoba adalah sebuah universitas terkenal unruk makanan dan keahlian lingkungan.. Keahlian ini ~eluas ke bidang kimia dan ciologi.. Ikhtisar daerah- mereka Ilmu Kesehatan, terkait Sengan rumah sakit terkemuka di Spanyol, Reina Sofia University Hospital dan ser.ua tradisi dalam Humaniora. Pemuda mereka dan ukuran rata-rata, CCU memiliki 21.000 siswa, sedikit lecih dari 1.200 guru dan 700 karyawan-telah diberkahi dengar. dinamisme perlu disesuaikan dan rnemasuki abad XXI seragai universitas pengajaran berkualitas tinggi dan terbukti iimiah Studi dari Universitas Cordoba mulai dari Humaniora dan Ilmu Hukum dan Sosial di Ilmu Kesehatan dan karir iimiah dan teknis, tiga bidar.g yang sesuai dengan struktur menjadi tiga kampus utama: Hukum sosial, terintegrasi ke dalam pusat perkotaan, Kesehatan, sebelah barat ibukota, dan Agri-Food, Iimiah dan Teknik Rabanales di daerah ini.

Selain itu, CCU memiliki Sekolah Politeknik Belmont , empat puluh mil di luar dari Cordoba Rabanales Kampus adalah bukti terbaik dari proses modernisasi yang menjadi ciri khas universitas. Fasilitasnya membuat ruang untuk infrastruktur yang paling canggih untuk penelitian dan mengajar, sementara mengintegrasikan berbagai layar.ar. pelengkap yang membuat salah satu kompleks pendidikar. terkemuka di Spanyol. Rabanales difokuskan banyak dari produksi iimiah dari Universitas, terletak di garis depan penelitian dalam komunitas otonom Andalusia dan di antara Baik penelitian dan pengajaran dipahami di Cordoba sebagai dua pilar besar lembaga, tujuan yang sama: kualitas. Dalam tujuan ini juga merupakan peran sentral bahwa DCO diputar dalam mengembangkan Pendidikan Tinggi Eropa Area . Penelitian Pengajaran, kualitas dan Eropa , oleh karena itu, maksimum saat ini mengatur kehidupan universitas.

Perpustakaan Cordoba Masa Daulah Bani Umayyah merupakan awal perkembangan kepustakaan Islam. Khizanah al-Kutub, meskipun masih terbatas dalam lingkup istana Daulah Bani Umayyah, telah cukup banyak mengoleksi buku-buku keagamaan, kesusasteraan, filsafat, kimia dan yang lainnya atas jasa Khalid Bin Yazid. Beliau telah membayar para penerjemah buku-buku Yunani dan bukubuku berbahasa asing lainnya ke dalam bahasa Arab. Kepustakaan Islam di Cordova, Andalusia, Spanyol, tidak dapat dilepaskan juga dari perkembangan kepustakaan Islam di Syiria, disebabkan oleh tiga hal berikut. Pertama, karena pendiri kerajaannya, Abdurrahman al-Dakhil, berasal dari keturunan Bani Umayyah juga. Kedua, dalam mengembangkan dan memajukan kepustakaan Islam di Andalusia, Daulah Bani Umayyah II selalu melakukan hubungan dan memiliki jaringan keilmuan dan kebudayaan dengan Daulah Bani Umayyah I di Damaskus, Syiria dan di wilayah Arab (Timur) lainnya, seperti Baghdad, Irak. Ketiga, awal kemunculan dan perkembangan Daulah Bani Umayyah II di Andalusia, Spanyol juga ditandai oleh eksodus masyarakat Arab-Syiria secara massive yang melakukan imigrasi ke Andalusia. Selain itu, dalam kaitan dengan kepustakaan Islam, Andalusia memiliki hubungan lebih erat dengan Syiria dan dunia Timur (Arab) lainnya, seperti Baghdad, Iraq. Banyak sekali buku-buku kepustakaan di Andalusia yang diimpor dan berasal dari Syiria dan Iraq, meskipun Syiria lebih berperan banyak daripada Baghdad, Iraq, dalam pengayaan dan perbendaharaan buku-buku kepustakaan Andalusia. Hubungan Cordova (Spanyol) dengan Dunia Timur (Arab), khususnya Syiria dan Iraq mengalami perkembangan pesat. Pemerintahan Bani Umayyah II banyak mengambil buku-buku, ilmu dan ilmuan dari Timur, demikian pula sebaliknya. Para pengembara dan para pencari ilmu serta para ilmuawan tidak sedikit yang ikut berhijrah dari negeri Timur {khususnya Arab, Syria & Iraq) ke Andalusia dan Cordova. Di Ibu Kota Daulah Bani

Umayyah II, di bawah pemerintahan al-Hakam I, mereka menjadi penyebar ilmu, pengajar, penulis buku (pengarang), penjual (pebisnis) buku (kitab), sehingga hubungan dan jaringan keilmuan antara dunia Arab (Timur) dengan Spanyol, khususnya Cordova, Andalusia terjalin dengan baik dan menghasilkan banyak-karya-karya keilmuan yang banyak menjadi sumber-sumber kepusta.kaan Islam. Jaringan keilmuan melalui difusi kebudayaan, baik dengan cara melakukan imigrasi, pengembaraan, penyebaran ilmu ~elalui pendidikan, pengajaran dan penjualan bukubuku maupun hubungan politik dan diplomas!/ menjadi media transformatif yang dinamis dan efektif dalam proses perkembangan lanjutan dan kemajuan kepustakaan Islam. Fenomena ini menunjukkan bahwa jaringan keilmuan pada masa Daulah Bani Umayyah II di Cordova, Andalusia Spanyol dibangun oleh berbagai segmen dan lapisan (strata) sosial dan multi etnis. Inilah yang kemudian menegaskan tesis bahwa tradisi kepustakaan Islam berkembang seiring dengan terjadinya difusi kebudayaan. Dalam kaitannya dengan dlfusi kebudayaan, tidak dapat diasumsikan satu entitas kebudayaan saja yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan Islam; ia berkembang karena pelbagai kebudayaan yang menyebar dan dinamis, meskipun boleh jadi dalam pelbagai kebudayaan itu ada satu entitas kebudayaan yang paling dominan, seperti budaya Islam atau Yunani atau Persia dan yang lainnya. Difusi kebudayaan itu diperkuat oleh motif kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dari berbagai segmen dan lapisan sosial tersebut, yang tidak hanya menjadikan buku sebagai sebuah industri ekonomi, tetapi aset kebudayaan dan peradaban Islam yang tinggi. Pada masa ini, kepustakaan Islam tidak hanya berada di dalam istana kerajaan (daulah), tetapi juga menjamur di berbagai kota di Cordova, yang men.unjukkan suatu perkembangan yang pesat dan kemajuan dalam kepustakaan Islam. Para ilmuwan Muslim seperti Ibn Hazm, menjadi pemilik perpustakaan pribadi yang mengoleksi banyak buku. Demikian juga para pengembara dan para pebisnis (penjual) buku. Mereka mengoleksi buku-buku kepustakaan yang baru bahkan paling langka dan sulit diperoleh di kepustakaan khalayak (publik) dan membangun bangunan perpustakaan dalam koleksi buku yang sangat banyak. Hanya saja, dalam konteks perpustakaan pribadi ini tidak disebutkan mengenai sistem pengelolaan (mangment system), pengontrolan dan pegawai yang terlibat dalam pengelolaan serta sistem penggajian. Dalam berbagai sumber hanya disebutkan bahwa kolektor kepustakaan dan pemiliknya membangun sendiri perpustakaannya dan mengelola sendiri kepustakaannya, sehingga pemiiik kepustakaan merangkap sebagai pustakawan.

Perpustakaan Cordoba Tokoh-Tokoh Ibnu Rusyd demgam karya Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran), Fasl Al-Maqal fi Ma Bain AlHikmat Wa Asy-Syari'at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat) Alqurtubi. Imam Abu 'Abdullah Al-Qurtubi atau Abu' Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al-Ansari Al-Qurtubi adalah seorang

yang terkenal mufassir , muhaddith dan faqih sarjana dari Cordoba

PENUTUP

cordova nan elok

Layangkanglah pandangan Ajaklah angan melayang Melintasi benua Menyeberangi samudera Agar jiwa dapat berwisata Menuju negri nan jauh Menyusup ke kurun waktu silam Berbilang abad yang tenggelam Di sana ... Satu keajaiban pernah terjadi Dalam kehidupan hakiki Tentang arti kemanusiaan sejati Di sana... Di bumi Andalusia Dimana peradaban tumbuh Keimanan menancap teguh Dan ilmu yang bercahaya Tiada henti-hentinya Membimbing jalan manusia Memberi nafas baru Memberi warna baru Menuju hidup baru Dalam orbit keimanan Untuk satu peradaban Dalam episode kehidupan.,. Di sanalah... Cordova kota dengan segala kesempurnaan Tata letak jalan dan bangunan Taman-taman dan tempat peristirahatan Pabrik dan tanah pertanian Masjid, universitas dan perpustakaan Semua sarana dan fasilitas ada Memberi kehidupan nyaman sentosa Itulah Cordova... Kota dengan taman yang mernesona Taburan bunga aneka warna Hijaunya pepohonan Gemerecik air pancuran Masjid dengan ribuan jamaah Universitas dengan beragam ilmu Perpustakaan dengan jutaan buku Ribuan ulama Ribuan penemuan baru Ribuan karya bermutu Tiada hentinya ... Cordova... Kota cahaya penuh pesona Kerlip lampu malam hari Hangatnya sinar mentari Lantunan azan ' Desah zikir dan tilawah Beragam pembahasan ilmiah

Fatwa-fatwa ulama Produksi senjata Perhiasan juga alat rumah tangga Sungguh amat sempurna Kota dengan keadilan sejati Rakyat damai dalam naungan Ilahi Sejahtera, makmur sentosa. Ooh Cordova... Sungguh elok kau punya rupa Amat sedap dipandang mata Menenteramkan jiwa Melembutkan rasa Karena diri menjadi kaya Dengan pancaran iman, ilmu dan keindahan Sungguh keindahanmu bak sepotong surga Yang terselip di pojok mayapada Anugerah tiada terkira Dari Rabb Sang pencipta.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Mahir Hamadah, al-Maktabat fi al-Islam, S.M. Imamuddin, Some Leading Muslim Libraries http://paramadina . worapress. com http://id. wikipedia . org/'wiki/'Bani_umayyah [History] Al-Andalus ,htm http: //my. opera. com/Masrus/blog/index, dml /Cordoba http://aalmarusy.blogspot.com/2011/03/sinar-islam-dicordova-dan-granatia.ntml http: //translate. google. co. id/trjnslate?hl=idalanqp3 ir=en | i d&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Qurtubi

Anda mungkin juga menyukai