Anda di halaman 1dari 10

DEMAND IN TELCO (INDONESIA DAN CHINA)

I. PENDAHULUAN Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki berkembang pesat. Jangkauan telepon seluler sudah mencapai seluruh propinsi di Indonesia dan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia. Dengan semakin banyaknya penyelenggara jasa telekomunikasi maka semakin banyak pula jenis jasa telekomunikasi yang disediakan dari mulai telepon tetap, telepon bergerak, wireless telepon dan sebagainya. Komunikasi seluler saat ini bukan hanya komunikasi suara melainkan tersedia komunikasi data. Saat ini semakin sulit memisahkan antara kegiatan jasa telekomunikasi dengan aplikasi telekomunikasi. Untuk itu pertumbuhan pengguna jasa telekomunikasi dan pelanggan telepon khususnya untuk telepon bergerak juga semakin tinggi. Dalam kehidupan masyarakat maupun perekonomian nasional industri telekomunikasi telah memiliki peran yang sangat penting. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat tidak dapat dipungkiri telah memberikan perubahan yang sangat mendasar dalam pengelolaan aktifitas bisnis. Jarak dan batas teritorial suatu negara tidak menjadi hambatan lagi dengan adanya teknologi telekomunikasi. Sejak kehadiran era informasi, kesadaran masyarakat akan pentingnya informasj terns meningkat, dan mendorong fungsi jasa telekomunikasi berubah menjadi sarana untuk mendapatkan informasi. Bentuk-bentuk informasi yang ingin diperoleh semakin hari semakin beragam, mulai dari informasi bisnis, pendidikan, komersial, hingga hiburan. Sejumlah kegiatan sehad-had yang biasa dilakukan secara manual! tatap muka, mulai beralih untuk dilakukan melalui jasa telekomunikasi, seperti transaksi bisnis, proses pengajaran jarak jauh, belanja jarak jauh, dan beberapa proses perkantoran yang sudah beralih dengan memanfaatkan jasa telekomunikasi. Maka belakangan mi sedng kita dengar istilah e-commerce, tele-shopping, distance learning, e-banking, e-business, EDI, video conference, video on demand, multimedia dan e-govemment. Di negaranegara maju, peralihan proses ini telah memberikan nilai tambah yang begitu besar bagi pernsahaan, dalam bentuk peningkatan efisiensi dan keuntungan yang semakin besar. Lahir dan berkembangnya Internet telah memberikan nuansa lain dad jasa telekomunikasi konvensional yang sudah Iama dikenal masyarakat sebelumnya, yaitu POTS. Industri-industri teknologi inforrnasi yang berkecimpung di Internet terns berusaha mengembangkan IayananIayanan barn melalui Internet. Bahkan sejumlah pernsahaan jasa telah menjadikan Internet sebagai salah satu tulang punggung bisnisnya. Internet memang membedkan akselerasi yang Iuar biasa terhadap pergeseran jasa telekomunikasi menjadi jasa teknologi informasi atau IT services.

Perusahaan telekomunikasi di Indonesia telah menyediakan produk berupa jasa jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional. Jasa jasa telekomunikasi yang ditawarkan meliputi sambungan tetap dan bergerak, komunikasi data dan sewa sambungan, dan berbagai jasa bernilai tambah.

I. DATA PELANGGAN JASA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA Pertumbuhan pelanggan juga menjadi salah satu indikator potensi pasar yang masih terbuka pada industri telekomunikasi. Demikian pula dengan pertumbuhan pelanggan jaringan telekomunikasi Indonesia yang untuk jenis jaringan tertentu menunjukkan pertumbuhan yang masih tinggi dan pasar yang masih sangat prospektif seperti ditunjukan pada tabel 6.5.

Tabel 1 Perkembangan Pelanggan Jaringan Tetap Lokal 2005 Semester I 2010 No A 1 2 3 B 1 2 3 4 Jenis Infrastruktur Kabel PT. Telkom PT Indosat I-Phone PT. BBT Nir Kabel (wireless) PT Telkom Flexi Prabayar Pasca bayar PT. Indosat StarOne Prabayar Pasca bayar PT. Bakrie Tel- Esia Prabayar Pasca bayar PT. Mobile-8** Prabayar Pasca bayar Jumlah 2006 8.738.343 8.709.211 26.632 2.500 6.014.031 4.175.853 3.381.426 794.427 358.980 338.435 20.545 1.479.198 1.414.920 64.278 N.A N.A N.A 14.752.374 2007 8.717.872 8.685.000 30.479 2.393 10.811.635 6.363.000 5.535.000 828.000 627.934 594.203 33.731 3.820.701 3.695.817 124.884 N.A N.A N.A 19.529.507 2008 8.674.228 8.629.783 42.145 2.300 21.703.843 13.305.181 12.568.620 736.561 761.589 681.362 80.227 7.304.543 7.196.518 108.025 332.530 N.A N.A 30.378.071 2009 8.423.973 8.376.793 44.973 2.207 26.672.621 15.139.057 14.490.010 649.047 594.133 525.391 68.742 10.585.701 2010* 8.429.180 8.382.000 44.973 2.207 27.481.564

15.948.000 15.354.000 594.000 679.045 631.082 66.323 10.606.901 10.515.715 91.186 332.530 66.763 66.526 66.526 237 237 35.096.594 35.910.744

*) Sampai Kuartal I Tahun 2010 **) Mulai beroperasi tahun 2008 Untuk jenis telepon tetap kabel, perkembangan jumlah pelanggan tidak menunjukkan penambahan signifikan. Bahkan dalam lima tahun terakhir, total jumlah pelanggan untuk jenis telepon tetap kabel ini berada dalam kisaran 8 juta pelanggan dengan kecenderungan jumlah yang semakin menurun. PT. Telkom masih menjadi pemain utama pada industri di jaringan telepon tetap kabel. Penyebab penurunan jumlah pelanggan ini antara lain beralihnya pelanggan telepon kabel ke layanan lainnya yang mempunyai fasilitas mobilitas, selain itu berkurangnya pelanggan rumah tangga akibat kawasan pemukiman yang tergusur untuk pembangunan sarana publik atau infrastruktur atau beberapa rumah yang dibangun menjadi satu bangunan sehingga penggunaan

telepon kabel berkurang. Akibatnya jumlah pelanggan telepon tetap kabel hanya mengandalkan pelanggan dari kelompok bisnis atau daerah perumahan yang belum terjangkau sinyal telepon bergerak atau nirkabel. Sementara untuk jenis telepon tetap nirkabel, seperti sudah diduga memiliki pertumbuhan jumlah pelanggan yang sangat pesat. Pertumbuhan yang besar terutama terjadi pada tahun 2007 dan 2008 dimana jumlah pelanggan meningkat lebih dari 4 juta pada 2007 dan lebih dari 11 juta pada 2008 seperti ditunjukan gambar 6.7. Pada tahun 2010, sampai dengan semeter I, jumlah pelanggan telepon tetap nirkabel telah bertambah hampir 1 juta pelanggan dari tahun sebelumnya. PT Telkom melalui produk Telkom Flexy dan PT. Bakrie Telekom melalui produk Esia menjadi operator utama dengan jumlah pelanggan terbanyak. Peningkatan jumlah pelanggan yang besar pada kedua operator ini juga terjadi pada tahun 2008 Jika dilihat dari pertumbuhan jumlah pelanggan, gambar 6.8 menunjukkan perbedaan yang sangat kontras antara pertumbuhan pelanggan telepon tetap kabel dan telepon tetap nirkabel. Pertumbuhan pelanggan telepon tetap kabel menunjukkan grafik yang sangat rendah, bahkan pada periode 2007-2009 menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Sementara pertumbuhan pelanggan telepon tetap nirkabel menunjukkan grafik yang tinggi terutama Bakrie (Esia). Meskipun sejak 2008 menunjukkan pertumbuhan yang menurun, namun jumlah pelanggan telepon tetap nirkabel masih menunjukkan pertumbuhan yang positif sampai dengan semester I tahun 2010. Penurunan ini lebih disebabkan oleh pertumbuhan yang sangat tinggi pada periode sebelumnya sehingga ketika mencapai puncaknya, pertumbuhan pelanggan mulai menurun. Hanya Indosat (Starone) yang menunjukkan pertumbuhan negatif pada tahun 2009 yang lebih disebabkan karena sulit bersaing dengan operator lain. Namun pada semester I 2010 pertumbuhan pelanggan Indosat (Starone) mulai kembali positif. Pangsa pasar untuk indutri telepon tetap nirkabel ini masih didominasi oleh dua operator utama yaitu Telkom (Flexy) dan Bakrie (Esia). Tabel 6.6 dan gambar 6.8 menunjukkan dalam tiga tahun terakhir kedua operator ini menguasai lebih dari 90% pangsa pasar pelanggan telepon tetap nirkabel. Bahkan sampai dengan kuartal I tahun 2010, kedua operator ini menguasai 97,2% dari total pelanggan telepon bergerak seluler. Sementara dua operator lain yaitu Indosat (StarOne) dan Mobile-8 (Hepi) masing-masing hanya memiliki pangsa 2,6% dan 0,2%. Pangsa pelanggan terbesar dikuasai oleh Telkom Flexy yang sampai kuartal I 2010 menguasai pangsa 58,4%, sementara Bakrie-Esia menguasai 38,8%. Jika dilihat perkembangan dari 2009-kuartal I 2010, terjadi sedikit pergeseran pada tahun 2009 dimana Telkom Flexy mengalami sedikit penurunan dan Esia mengalami sedikit peningkatan. No Operator 1 Telkomsel Prabayar Pasca bayar 2006 2007 2008 2009 81.643.532 79.608.839 2.034.693 2010* 88.950.000

35.597.000 47.890.000 65.299.991 33.935.000 45.977.000 63.359.619 1.662.000 1.913.000 1.940.372

2 3 4 5 6 7 8

Indosat Prabayar Pasca bayar XL-Axiata Prabayar Pasca bayar Mobile 8 Prabayar Pasca bayar STI Prabayar Pasca bayar Natrindo Prabayar Pasca bayar Hutchison Prabayar Pasca bayar Smart Telecom Prabayar Pasca bayar Jumlah

16.704.729 15.878.870 825.859 9.527.970 9.141.331 386.639 1.825.888 1.778.200 47.688 134.713 133.746 967 12.715 10.155 2.560 N.A N.A N.A N.A N.A N.A 63.803.015

24.545.422 23.945.431 599.991 15.469.000 14.988.000 481.000 3.012.801 2.920.213 92.588 310.464 310.176 288 4.788 4.788 N.A 2.039.406 2.036.202 3.204 115.000 N.A N.A 93.386.881

36.510.246 35.591.033 919.213 26.015.517 25.599.297 416.220 2.701.914 2.552.975 148.939 784.343 784.129 214 3.234.800 3.234.800 N.A 4.500.609 4.490.202 10.407 1.530.823 1.456.372 74.451 140.578.243

33.136.521 31.333.173 1.803.348 31.438.377 31.101.047 337.330 2.805.842 2.683.776 122.066 636.868 636.566 302 4.105.156 4.105.156 N.A 7.311.000 7.295.000 16.000 2.599.665 2.528.026 71.639 163.676.961

39.100.000 32.924.000 32.600.000 324.000 2.805.842 2.683.776 122.066 636.868 636.566 302 4.105.156 4.105.156 7.311.000 7.295.000 16.000 2.599.665 2.528.026 71.639 178.432.531

*) Sampai kuartal I tahun 2010 menunjukkan tiga operator utama yang memiliki jumlah pelanggan terbesar adalah Telkomsel, Indosat dan XL-Axiata. Jumlah pelanggan untuk ketiga operator ini juga menunjukkan peningkatan secara proporsional. Sementara jumlah pelanggan untuk operator yang relatif baru, masih jauh dibawa tiga operator utama tersebut. Promosi yang gencar dengan berbagai fasilitas yang diberikan belum mampu menarik pelanggan untuk dengan mudah beralih ke operator kecil. Namun untuk beberapa operator tertentu yaitu Hutchinson CTP dan Natrindo mulai menunjukkan peringkatan jumlah pelanggan yang cukup signifikan sejak tahun 2008 meskipun masih jauh lebih rendah dari tiga operator utama yang lebih dulu muncul. Jika dilihat dari pertumbuhan pelanggan antar operator, pelanggan pada operator kecil seperti STI, Hucthinson CTP dan Smart Telecom menunjukkan pertumbuhan yang paling tinggi dengan rata-rata pertumbuhan beskisar antara 80%90% per tahun. Namun tingginya pertumbuhan ini diduga karena jumlah pelanggan yang relarif masih lebih sedikit. Meskipun demikian, tiga operator besar juga menunjukkan pertumbuhan pelanggan yang tinggi meskipun jumlah pelanggan juga sudah cukup banyak. Telkomsel yang memiliki jumlah pelanggan terbanyak, jumlah pelanggannya masih tumbuh 32% per tahun dalam periode 2006-2009 meskipun pada 2010, sampai kuartal I pertumbuhannya baru mencapai 8,9% . Indosat dan XL-Axiata yang memiliki jumlah pelanggan terbanyak berikutnya juga menunjukkan pertumbuhan jumlah pelanggan yang cukup besar. Pada periode 2006-2009 pertumbuhan pelanggan pada kedua operator ini masing masing adalah 28,8% (Indosat) dan 50,5% (Excel). Namun pada tahun 2010, sampai kuartal I pertumbuhan pelanggan Indosat justru lebih 5

tinggi yaitu 18% sementara pelanggan Excel baru tumbuh sebesar 4,7%. Secara total, pelanggan telepon bergerak seluler tumbuh rata-rata 37,8% per tahun pada periode 2006-2009 dan trend pertumbuhan positif ini berlanjut pada 2010 dimana sampai kuartal I jumlah pelanggan telah tumbuh 9% dari tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan internet melalui ISP juga menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Secara total jumlah pelanggan meningkat sebesar 12% dibanding tahun sebelumnya. Jika dilihat sebarannya, pelanggan ISP paling banyak juga terdapat di DKI Jakarta dengan jumlah pelanggan hampir 600 ribu pelangggan. Propinsi-propinsi di Jawa cenderung memiliki jumlah pelanggan ISP yang lebih banyak dibanding propinsi lain. Namun beberapa propinsi di luar Jawa juga memiliki jumlah pelanggan yang cukup besar seperti di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Jumlah pelanggan di Jakarta ini justru menurun dibanding tahun sebelumnya dengan penurunan sebesar 3,7% meskipun secara nasional jumlah pelanggan justru meningkat. Penurunan jumlah pelanggan juga terjadi di Banten, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua dengan penurunan terbesar terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 84%. Sebaliknya peningkatan jumlah pelanggan ISP terbesar terjadi di propinsi Sulawesi Selatan yang lebih dari 160%. Jumlah pelanggan untuk tiap ISP juga berbeda-beda antar daerah dan antar ISP. Gambar 6.30 yang memperlihatkan jumlah pelanggan ISP menurut propinsi menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan per ISP paling tinggi justru terdapat di propinsi Maluku. Dengan jumlah 24.276. Hal yang menarik adalah bahwa propinsi-propinsi di Kawasan Timur dan tengah Indonesia menunjukkan jumlah pelanggan per ISP yang tinggi seperti Papua, Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah dan Irian Jaya Barat. Jumlah pelanggan per ISP di daerah-daerah tersebut bahkan lebih besar dari jumlah pelanggan per ISP di DKI Jakarta. Secara implisit hal ini menunjukkan cukup tingginya pengguna ISP di daerah-daerah tersebut dan masih terbukanya pendirian ISP di daerah tersebut untuk meraih pelanggan. Namun jika dilihat dari perkembangan ISP yang ada, besarnya rata-rata jumlah pelanggan per ISP ini juga disebabkan oleh berkurangnya ISP pada jumlah dearah-daerah tersebut. Berdasarkan jenis teknologi akses yang digunakan oleh pelanggan internet, penggunaan teknologi DSL dan dial up menjadi yang paling banyak digunakan. Secara total, 65% pengguna internet di Indonesia menggunakan teknologi DSL dalam mengakses internet. Sementara penggunaan teknologi akses dial up dilakukan oleh 30,8% pelanggan. Penggunaan teknologi broadband lainnya hanya dilakukan oleh 3,8% responden. Namun terjadi perbedaan yang menarik dalam penggunaan teknologi akses internet jika dilihat menurut propinsi. Pada propinsi di kawasan Timur Indonesia, penggunaan teknologi dial up lebih dominan digunakan dibanding DSL. Daerah lain yang juga dominan menggunakan dial up adalah Gorontalo dan Banten. Namun pada proponsi lainnya, penggunaan teknologi DSL lebih dominan digunakan seperti diperlihatkan pada gambar 6.32. Hal ini diduga terkait dengan ketersediaan teknologi dan infrastruktur pendukung pada daerah tersebut untuk teknologi DSL yang belum banyak tersedia sehingga lebih banyak menggunakan teknologi akses dial up. Penggunaan teknologi akses broad band lainnya hanya signifikan di propinsi Bangka Belitung.

II. PERMINTAAN TELEKOMUNIKASI DI CHINA China telah mengembangkan sektor telekomunikasi yang besar. Saat ini China merupakan salah satu pelanggan telekomunikasi terbesar di pasar telekomunikasi dunia. Industri telekomunikasi China mulai berkembang selama awal 1990-an akibat pertumbuhan ekonomi, peningkatan teknologi, tarif pajak yang rendah, dan perubahan kelembagaan, yang memungkinkan persaingan.

Laju pertumbuhan sektor telekomunikasi China adalah sekitar 20% antara tahun 1997 dan 2002. Jaringan tetap China dan operator seluler telah melakukan investasi rata-rata US$25 miliar pada infrastruktur jaringan dalam beberapa tahun terakhir, yang lebih dari gabungan semua operator Eropa barat. Akibatnya, dengan 1,3 miliar penduduk, China tetap memiliki terbesar di dunia-line dan mobile jaringan baik dari segi kapasitas jaringan dan jumlah pelanggan. Hanya satu dari sepuluh warga China punya telepon di tahun 2000. Saat ini lebih dari sepertiga memiliki kepelangganan telepon tetap dan lebih dari 1,25 juta pelanggan selular mendaftar di China setiap minggu. Masuknya China ke World Trade Organization (WTO) pada 11 Desember 2001 mengakibatkan pembukaan bertahap pasar telekomunikasi layanan kepada perusahaan asing. Dua operator selular China, yaitu China Mobile dan China Unicom, akan terus memperluas jaringan mobile mereka di tahun 2005 dengan cara yang tidak hanya meningkatkan jangkauan jaringan tapi juga memberikan fleksibilitas untuk menawarkan layanan data yang lebih kepada pelanggan mereka. Mereka akan terus memiliki permintaan yang besar untuk base station, switch dan solusi jaringan optimasi. Cina melampaui Jepang di tahun 2004 sebagai pasar broadband terbesar kedua setelah US. Pada pertengahan tahun 2008 Cina menjadi pasar boadband terbesar di dunia melampaui US. Memasuki tahun 2009, populasi pelanggan broadband Cina melebihi 80 juta. Cina juga menjadi pasar DSL terbesar di dunia. Dengan sekor mobile yang masih berkembang di atas 15% di tahun 2009 dan dengan keluarnya lisensi layanan 3G, pasar diperkirakan akan mengalami kemajuan dan peningkatan.Walaupun memiliki basis pelanggan yang besar, tetapi penetrasi telekomunikasi di Cina termasuk lambat sehingga memungkinkan adanya lebih banyak pertumbuhan di bisnis telekomunikasi. 8

China menempati peringkat pertama dalam jumlah pengguna telepon seluler dengan jumlah total pengguna sebanyak 1,1 miliar pada tahun 2010 yaitu 800 juta pengguna telepon bergerak dan 300 juta pengguna telepon tetap. Sedangkan pelanggan ponsel generasi ketiga atau 3G tercatat 25,2 juta pada akhir Juni 2010. Pemerintah China akan menanamkan investasi senilai 120 miliar yuan (atau 17,73 miliar dollar AS) dalam teknologi 3G tahun 2010. Layanan 3G mengizinkan panggilan video antara sesama pelanggan 3G dan juga akses internet dan TV. .Perusahaan telkomunikasi yang dominan di China adalah China Telecom. Di antara pesaing China Telecom pertama adalah China Unicom, didirikan pada tahun 1994. Ini adalah perusahaan bersama Ministry of Railways, Ministry of Power Industry, dan Ministry of Electronics Industry. Pesaing lainnya adalah China Satelit Communications Corporation (China satcom), didirikan pada tahun 2001. Ini dibentuk oleh China Telecommunications Broadcast Satellite Corporation, China Orient Telecom Satellite Company Limited, China Space Mobile satellite Telecommunications Company Limited, dan ChinaSat dari China Telecom.

KESIMPULAN Perusahaan telekomunikasi di Indonesia telah menyediakan produk berupa jasa jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional. Jasa jasa telekomunikasi yang ditawarkan meliputi sambungan tetap dan bergerak, komunikasi data dan sewa sambungan, dan berbagai jasa bernilai tambah China mengalami banyak perubahan untuk menjadi salah satu industri telekomunikasi terbesar. Persaingan tetap menjadi salah satu aspek yang paling penting di pasar telekomunikasi. Persaingan akan membantu perusahaan untuk muncul di industri telekomunikasi. Untuk terus mengembangkan sektor telekomunikasi, pemerintah China perlu untuk mengikuti norma-norma dan standar internasional. Indonesia dan China merupakan negara yang memiliki jumlah pelanggan telekomunikasi yang besar dibandingkan negara-negara lain pada tahun 2010. Berdasarkan data yang didapatkan, dapat dibandingkan permintaan telekomunikasi di Indonesia dan di China. Persamaan permintaan telekomunikasi di Indonesia dan di China adalah basis jumlah penduduk kedua negara yang samasama besar dan kebutuhan masyarakat akan layanan telekomunikasi yang meningkat di kedua negara dari tahun ke tahun.. Perbedaannya adalah walaupun penduduknya sama-sama padat, namun penduduk di China jumlahnya lebih dari satu miliar penduduk lebih banyak daripada jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah sekitar 200 juta jiwa, hal itu mengakibatkan jumlah kebutuhan komunikasi di China lebih banyak sehingga jumlah perusahaan Telekomunikasi yang dominan di China lebih banyak dari pada jumlah perusahaan yang dominan di Indonesia, yaitu ada enam perusahaan (China Telecom, China Mobile, Unicom, Railcom, China Netcom, dan Satcom), sedangkan di Indonesia ada tiga (Telkomsel, Indosat, dan XL).

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Telecommunications_industry_in_China www.business.unr.edu/faculty/parker/.../davenport.doc https://ccnet.stanford.edu/cgi-bin/course.cgi?cc=ee244&action... http://www.ntt.com/china_e/data/info_china.html http://www.postel.go.id/webupdate/Dastik/Download/Bab%206.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai