Anda di halaman 1dari 3

KROMATOGRAFI GAS

Iqbal Shalahuddin

Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Adapun pembagian jenis-jenis kromatografi terlihat digambar 1. Pembagian tersebut berdasarkan fase gerak, jika fase gerak berupa cairan maka disebut kromatografi cair (liquid chromatography) dan jika fase gerak berupa gas disebut kromatografi gas (gas chromatography).

Kromatografi

Kromatografi Cair
(fase gerak: cairan)

Kromatografi Gas
(fase gerak: gas)

Kromatografi Cair-Padat
(fase diam: padatan) [adsorbent] [ion exchange] [exclusion]

Kromatografi Cair-Cair
(fase diam: cairan)

Kromatografi Gas-Padat
(fase diam: padatan berupa adsorbent)

Kromatografi Gas-Cair
(fase diam: cairan)

Gambar 1. Pembagian teknik kromatografi

Kromatografi Gas Pada tulisan ini teknik kromatografi akan difokuskan pada pembahasan kromatografi gas. Kromatografi gas adalah teknik pemisahan campuran untuk sampel yang menguap menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan selanjutnya tiap komponen diidentifikasi karakteristiknya. Sampel akan disuntikkan melalui injection port lalu melewati kolom dimana sampel akan dipisahpisah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Fase gerak yang biasa digunakan adalah gas inert seperti helium, gas helium akan membawa sampel melalui kolom, selanjutnya ke detektor untuk dianalisis lebih lanjut. Pada kromatografi gas suhu injection port, kolom, dan detektor akan dikontrol oleh thermostatted heaters. Injection Port Sampel yang akan dianalisis disuntikkan melalui injection port menggunakan jarum suntik (disebut hypodermic syringe). Injection port akan dipanaskan agar sampel menguap, setelah sampel berubah dalam fase gas selanjutnya sampel akan dibawa melalui kolom menggunakan gas pembawa (carrier 1|

gas) yang biasanya gas helium. Gas pembawa biasa disebut juga fase gerak atau mobile phase. Kromatografi gas sangat sensitif sekali terhadap jumlah sampel yang dimasukkan. Biasanya volum sampel yang disuntikkan ke kolom sekitar 1 l, volume sampel ini dapat berkurang jika menggunakan split injection system sebelum sampel dibawa oleh gas pembawa ke kolom. Kolom Kolom merupakan tempat dimana sampel dipisahkan menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Kolom mengandung fase diam. Pada kromatografi gas, kolom dibedakan menjadi dua jenis: (i) kolom isian (packed colomn) dan (ii) kolom kapiler (capillary colomn). Pada kolom kapiler fase diam berada didalam kolom melapisi dinding kolom berupa padatan atau semipadat, adapun kolom isian biasa digunakan untuk fase diamnya cairan tetapi cairan itu tidak boleh dibiarkan bergerak-gerak didalam tabung kolom dan harus diimobilisasi dengan cara dengan membuat lapisan tipis dan luas permukaan yang besar. Kolom kapiler yang berisi fase diam padat biasanya mengandung polysiloxane. Struktur kimia molekul polimer polysiloxane terlihat digambar 2, dimana n menunjukan jumlah polimer dan R menunjukan gugus fungsi organik tertentu. Cairan polimer ini memiliki titik didih yang tinggi dan mencegah terjadinya penguapan didalam kolom selama pemisahan sampel.

CH3 H3C Si CH3 O

R Si R O

CH3 Si CH3 CH3

n
Gambar 2. Struktur kimia polysiloxane

Molekul-molekul dalam sampel akan dipisahkan didalam kolom karena memiliki perbedaan waktu tempuh selama melewati kolom tergantung pada seberapa kuat ikatan kimia antara molekul sampel dan fase diam. Molekul tersebut akan bergerak ke kolom setelah melewati injection port dan berikatan dengan fase diam, setelah diuapkan kembali maka molekul sampel akan digerakkan oleh fase gerak dan melewati kolom , molekul yang berikatan kuat dengan fase gerak akan bergerak lebih lambat sedangkan molekul yang berikatan lemah dengan fase gerak akan bergerak lebih cepat (gambar 3). Waktu tempuh yang dibutuhkan oleh setiap molekul dalam sampel akan berbeda-beda
Gambar 3. Pemisahan molekul didalam kolom

sesuai dengan sifat kimianya. 2|

Detektor Jika kondisi kolom dipilih secara tepat maka komponen sampel akan keluar kolom secara berturut-turut dan masuk ke detektor sesuai dengan waktu retensinya. Terdapat beberapa jenis detektor dalam kromatografi gas. Adapun pemilihan jenis detektor ditentukan oleh tingkat sensitifitas sampel dan golongan senyawa kimia dalam sampel secara umum, sebagai contoh jika menggunakan FID (flame ionization detectors) maka sampel biasanya berupa senyawa organik yang mudah terbakar, FID menggunakan pembakaran udara/hidrogen untuk membakar (terjadi proses pyrolysis) terhadap sampel effluent (molekul sampel yang keluar kolom). Molekul sampel yang mengalami pyrolysis akan membentuk ion sehingga tegangan antara pembakaran dan laju alir ion akan terdeteksi sebagai kuat arus, jumlah ion yang terbentuk mempengaruhi kuat arus yang dihasilkan dimana hal ini dipengaruhi oleh kondisi pembakaran dan karakteristik molekul sampel. Selain detektor FID masih banyak lagi detektor lainnya sesuai dengan jenis sampelnya seperti TCD, PDHID atau MS. Salah satu detektor yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi adalah detektor MS (mass spectroscopy). Komponen yang keluar dari kolom GC akan masuk ke detektor spektroskopi massa kemudian mengalami proses ionisasi elektron. Proses ini melibatkan penembakan elektron pada sampel sehingga sampel tersebut akan dipecah-pecah menjadi fragment-fragmentnya, kondisi ini akan menghasilkan molekul-molekul yang besar dan kecil. Fragmen yang terbentuk dalam kondisi terionisasi memiliki massa tertentu, adapun perbandingan massa fragmen dan muatannya disebut M/Z (mass to charge ratio), setiap fragmen bermuatan +1, dan nilai M/Z menunjukan berat molekul pada fragmen. Dalam detektor MS terdapat 4 elektromagnet (disebut quadrapole, setiap fragmen akan dipecah melalui detektor ini). Quadrapole akan diprogram secara otomatis menggunakan komputer untuk memisahkan M/Z fragmen. Komputer akan menganalisis setiap siklus quadrapole untuk setiap M/Z hingga seluruhnya terukur, setiap siklus akan membutuhkan waktu tertentu disebut scan, kemudian komputer akan merekam grafik setiap scan, untuk x-axis menunjukan rasio M/Z dan y-axis menunjukan intensitas signal setiap fragmen selama terjadi proses satu kali scan.

3|

Anda mungkin juga menyukai