Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemahaman perbuatan dikehendaki diperlukan sadar. tidak sebelum Namun, akan melakukan perbuatan suatu yang sampai

secara mungkin

berlangsung

seseorang mendapatkan petunjuk yang cukup kuat untuk memicu motivasi berbuat berdasarkan pemahaman tersebut. Pemahaman dapat diperoleh melalui informasi yang disampaikan tenaga professional kesehatan, orang tua, guru, buku, media masa, dan sumber lainnya. Pemahaman juga bisa didapat melalui pengalaman. Kadang-kadang

diperlukan pula verifikasi kebenaran pemahaman yang ada dalam populasi. bahwa untuk Contoh, makanan masyarakat merupakan penyakit mungkin sumber diare tidak yang (WHO,

mengetahui potensial 2006).

agens

penyebab

Pemahaman

siswa

tentang

penyakit

diare

merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk mengatasi masalah diare di sekolah, pengetahuan akan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan

perilaku, semakin baik pengetahuan seseorang maka akan

semakin positif sikap seseorang sehingga perilaku yang unsur-unsurnya sangat dipengaruhi oleh sikap akan

semakin positif pula. Perilaku siswa dalam menjaga kebersihan dan

mengkonsumsi makanan sangat dipengaruhi oleh pemahaman siswa tentang cara pemilihan makanan yang higienis dan layak dikonsumsi. Faktor yang penting untuk menentukan prevalensi penyakit dipihak pedulian adalah penjamah kurangnya atau pemahaman dan kesadaran ketidak

konsumen tahu)

makanan

dan

(sekalipun

mereka

terhadap

pengolahan

makanan yang aman. Sejumlah makanan (diare) survei yang terhadap KLB penyakit diseluruh kasus bawaan dunia

terjangkit besar

memperlihatkan bawaan makanan

bahwa

sebagian

penyakit kesalahan

(diare)

terjadi

akibat

penanganan pada saat penyiapan makanan. Sebagian besar kasus penyakit bawaan makanan (diare) sebenarnya dapat dihindari, kendati bahan pangan untuk membuatnya sudah terkontaminasi. Jika penjamah makanan itu telah dilatih dengan baik dalam hal keamanan makanan. Contoh

kesalahan dalam pengolahan makanan yang terbukti dapat menjadi sumber utama KLB penyakit bawaan makanan

(diare)yaitu:1)penggunaan peralatan yang terkontaminasi

2)kontaminasi oleh orang yang terinfeksi 3)penggunaan bahan pangan mentah yang terkontaminasi 4)kontaminasi silang 5)pemanasan yang tidak memadai (WHO, 2006). Penyakit diare disebut sebagai penyakit kematian nomor 2 pada balita. Diare juga menjadi perenggut nyawa nomor 3 pada bayi dan urutan ke-5 pada seluruh kalangan umur. Angka kejadian diare di Indonesia ditemukan

meningkat setiap tahunnya (Dr R Budi Haryanto SKM MKM MSc) Indonesia pernah menetapkan status Kejadian

Luar Biasa Diare di 16 provinsi pada tahun 2006. Data itu dicatat dan dipublikasikan pada tahun 2008 oleh

World Bank - Water and Sanitation Program. Diare yang umum terjadi disebabkan oleh air minum yang tercemar Escherichia manusia dan coli. Bakteri ini berasal Departemen dari tinja

hewan

(ketua

Kesehatan

Lingkungan FKM Universitas Indonesia). Menurut data yang di peroleh dari puskesmas

Martapura pada tanggal 24 Pebruari 2012, bahwa penyakit diare menempati urutan keenam dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas martapura selama Tahun 2011 1.342 205

didapatkan penderita, penderita,

jumlah yaitu: 2)usia

penderita 1)usia 1-4

diare tahun

sebanyak sebanyak 481

0-<1

tahun

sebanyak

penderita,

3)usia 5-14 tahun sebanyak 168 penderita, 4)usia 15-44

tahun sebanyak 268 penderita, 5)usia >45 tahun sebanyak 220 penderita. Sebab terjadinya penyakit diare dikarenakan

sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi, pathogen penyebab diare terdapat dalam tinja manusia dan hewan serta mudah ditularkan kepada balita maupun anak. Patogen diare dapat ditemukan dalam tanah, makanan, air, peralatan makan maupun masak serta

menempel pada tangan sehingga bahan makanan, peralatan masak dn makanan utamanya sampai dengan penyiapan

pengolahan dan penyimpanan makanan harus dijaga agar tetap bersih dan aman (Juwono L, 2003). Dampak yang ditimbulkan dari diare adalah

terjadinya kekurangan cairan atau dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik) yang secara klinis berupa pernapasan kussmaul, gangguan gizi akibat muntah dan gangguan sirkulasi darah yang dapat berupa renjatan hipovolemik (Mansjoer A, 2005). Untuk disarankan mencegah kepada terjadinya sekolah penyakit untuk diare, menjaga

warga

kebersihan makanan serta lingkungan yaitu dengan cara mencuci tangan dengan sabun setelah dari kamar mandi atau kamar kecil, mencuci tangan sebelum makan, serta menjaga kebersihan peralatan makan.

Berdasarkan tertarik Pemahaman untuk dan

masalah melakukan

diatas penelitian SMK

maka

peneliti judul

dengan

sikap

siswa

Darussalam

Martapura

tentang hygiene makanan dalam upaya pencegahan penyakit diare tahun 2012. B. Rumusan Masalah 1.Pernyataan Masalah Pemahaman diperlukan sebelum melakukan suatu perbuatan secara sadar. Pemahaman dapat diperoleh

melalui informasi yang disampaikan tenaga professional kesehatan, sumber orang tua, guru, buku, bisa media masa, dan

lainnya.

Pemahaman

juga

didapat

melalui

pengalaman. Kurangnya pemahaman dan kesadaran dipihak penjamah atau konsumen tahu) makanan dan ketidak pedulian makanan

(sekalipun

mereka

terhadap

pengolahan

yang aman. Sejumlah survei terhadap KLB penyakit bawaan makanan (diare) yang terjangkit besar diseluruh kasus dunia

memperlihatkan bawaan makanan

bahwa

sebagian

penyakit kesalahan

(diare)

terjadi

akibat

penanganan pada saat penyiapan makanan. Penyakit diare disebut sebagai penyakit kematian nomor 2 pada balita. Diare juga menjadi perenggut nyawa nomor 3 pada bayi dan urutan ke-5 pada seluruh kalangan

umur.

Angka

kejadian

diare

di

Indonesia

ditemukan

meningkat setiap tahunnya. Indonesia pernah menetapkan status Kejadian Luar Biasa Diare di 16 provinsi pada tahun 2006. Data itu dicatat dan dipublikasikan pada tahun 2008 oleh World Bank - Water and Sanitation Program. Diare yang umum terjadi disebabkan coli. oleh Bakteri air ini minum yang tercemar tinja

Escherichia

berasal

dari

manusia dan hewan 2.Pertanyaan Masalah Berdasarkan dapat dirumuskan dan masalah tersebut masalah diatas, maka

pertanyaan siswa SMK

Bagaimanakah Martapura

Pemahaman

sikap

Darussalam

tentang hygiene makanan dalam upaya pencegahan penyakit diare tahun 2012. C. Ruang Lingkup Penelitian pemahaman dan sikap ini siswa tentang SMK bagaimanakah Martapura

Darussalam

tentang hygiene makanan dalam upaya pencegahan penyakit diare tahun 2012.

D.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pemahaman dan sikap siswa SMK Darussalam Martapura tentang hygiene makanan dalam upaya pencegahan penyakit diare tahun 2012. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pemahaman dan sikap siswa dalam kebersihan diri sebelum menyantap makanan. b. Mengidentifikasi pemahaman dan sikap siswa dalam menjaga kebersihan makanan. c. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap siswa dalam kebersihan alat-alat makan.

E.

Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Diharapkan siswa dapat meningkatkan

pemahaman dan sikap tentang kebersihan makanan dalam upaya pencegahan penyakit diare 2. Bagi Masyarakat Sebagai untuk meningkatkan bahan masukan terhadap masyarakat upaya

hygiene

makanan

dalam

pencegahan penyakit diare.

3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat

menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti hal yang sama. 4. Bagi Peneliti Untuk penulis mengenai menambah pentingnya pengetahuan kebersihan dan wawasan dalam

makanan

upaya mencegahan penyakit diare. Serta penelitian ini sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu yang didapat selama pendidikan dengan mengaplikasikannya pada

kenyataan yang ada di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai