Metode Terjemahan Tata Bahasa metode MTTB hasil karya sarjana Jerman oleh Johann Seidenstrucker, Karl Plots, H.S. Ollendorff, dan Johann Meidinger.
2.
3.
4.
5.
Para siswa petama-tama mempelajari kaidah tata bahasa dan daftar kosakata dwibahasa yang berkaitan erat dengan bahan bacaan pada pelajaran yang bersangkutan. Sekalipun kaidah dan kosakata dipelajari, petunjuk bagi penerjemah latihan yang mengikuti penjelasan ketatabahsaan pun diberikan. Pemahaman akan kaidah dan bahan bacaan pun diujikan melalui terjemahan (dari bahasa sasaran ke bahasa ibu atau bahasa asli, dan sebaliknya) Bajasa asli atau bahasa ibu dan bahasa sasaran dibandingkan secara konstan. Memang sangat sedikit kesimpatan bagi praktik atau latihan menyimak dan berbicara (dengan pengecualian pada kegiatan membaca pragraf atau kalimat-kalimat secara nyaring).
Bahasa disajikan dalam pelajaran ketatabahasaan singkat, yang masing-masing memuat beberapa kaidah yang disusun serta diilustrasikan dengan contoh-contoh. Lebih jelas lihat pada contoh rencana pelajaran
Metode Langsung Pembaharuan pengajaran bahasa yang terjadi dari tahun 1850 khususnya di Eropa. Karya Govin yang berjudul lart ensiengner des langues (1880).
2.
3.
4. 5. 6.
7. 8.
Pengajaran kelas secara eksklusif dilaksanakan dalam bahasa sasaran. Hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan. Keterampilan berkomunikasi lisan dibangun secara bertahap dan teratur dengan pertukaran tanya jawab antara guru dan siswa dalam kelas kecil dan intensif. Tata bahasa diajarkan secara induktif. Butir-butir pengajaran baru diperkenalkan secara lisan. Kosakata konkret diajarakan melalui demonstrasi, objek-objek atau gambar-gambar; kosakata abstrak diajarkan dengan asosiasi ide-ide. Baik pemahaman berbicara maupun menyimak diajarkan. Ucapan dan tata bahasa yang tepat sangat diperhatikan.
Metode Audiolingual Metode ini di ciptakan oleh Prof. Nelson Brooks pada tahun1964, yang menuntut pengajaran perubahan pengajaran dari satu seni menjadi suatu ilmu.
Dalam MAL, penekanan utuma diletakkan pada keterampilan fundamental, yaitu menyimak dan berbicara. Walaupun membaca dan menulis tidak diabaikan, namun menyimak dan berbicara mendapat prioritas utama dan dalam urutan pengajaran, keduanya mendahului membaca dan menulis.
Lebih jelas lihat pada contoh pembelajaran
Audiolingual
Guru yang terampil dan cekatan sangat dibutuhkan. Ulangan acapkali membosankan serta menghambat penghipotesisan kaidah-kaidah bahasa. Kurang sekali memberikan perhatian pada ujaran atau tuturan yang spontan (Steinberg, 1986:1992; Tarigan, 1988:236).