Anda di halaman 1dari 5

Evi Nur Aili 105040200111083 Kelas B

Budidaya Tanaman Tebu

Gambar 1. Tanaman tebu daerah Joyogrand, Malang Keterangan : Pola tanam yang digunakan pada areal pertanaman tebu di daerah Joyogrand menggunakan sistem monokultur karena dalam satu bedeng hanya terdapat tanaman tebu tanpa adanya tanaman budidaya lain yang ditanam. Jarak tanam yang digunakan adalah 1,5 m dengan kedalaman 70 cm. Di tanam pada lahan kering. Pada lahan pertanaman tebu biasanya kekurangan bahan organik tanah.

Kesesuaian Tebu Terhadap Iklim Berdasarkan kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhannya, curah hujan bulanan ideal untuk pertanaman tebu adalah 200 mm / bulan pada 5-6 bulan berturut - turut, 125 mm/bulan pada 2 bulan transisi dan kurang 75 mm / bulan pada 4 - 5 bulan berturut-turut. Menurut tipe iklim Oldeman, zona yang terbaik untuk tanaman tebu adalah tipe iklim C2 dan C3. Dalam pengembangannya ke lahan kering selain kedua tipe iklim tersebut ada beberapa lahan dengan tipe iklim yang dapat diusahakan untuk tebu dengan masukan-masukan teknologi adalah B2, C2, C3, D2, E3. Lahan yang dapat dikembangkan untuk pertumbuhan tebu dengan tanah cukup ringan dan berdrainase baik B1, C1, D1 dan E1.

Kesesuaian Tebu Terhadap Kesuburan Tanah Tekstur tanah yang sesuai bagi tanaman tebu berdasarkan sifat olah tanah adalah sedang sampai berat atau menurut klasifikasi tekstur tanah (Buckman and Brady, 1960) adalah lempung, lempung berpasir, lempung berdebu, liat berpasir, liat berlempung, liat berdebu dan liat atau yang tergolong bertekstur agak kasar sampai halus. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk tanaman tebu adalah pada kisaran 6,0 7,0 namun masih dapat tumbuh pada kisaran pH 4,5 - 7,5. Kesuburan tanah (status hara), berdasarkan hasil penelitian P3GI untuk menentukan kesesuaian lahan bagi tanaman tebu dengan kriteria N total > 1,5, P2O5 tersedia > 75 ppm, K2O tersedia > 150 ppm dan kejenuhan Al <> 4 bulan, masa tanam yang optimal pada akhir musim kemarau sampai awal musim hujan yaitu pertengahan Oktober sampai dengan masa tanam juga dapat pada akhir musim hujan sampai awal musim kemarau (pola II) dengan kondisi tanah ringan, ngompol dapat diolah sepanjang musim. Pada daerah basah (bulan kering 2 bulan) masa tanam tebu terbaik pada awal musim kemarau. Budidaya Tebu Lahan Kering Persiapan Lahan Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna sehingga kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa sisa batang/perakaran yang

dapat mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun. Pembajakan Pembajakan I bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 30 cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun ( 10 ha) dibutuhkan waktu 8 jam mesin operasi. Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar 450.Pembajakan II dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 4 disc diameter 28 inci dan traktor 80 90 HP. Bakar Sampah Kegiatan bakar sampah bertujuan untuk mempermudah operasional peralatan di areal bekas tebangan Bundled dan Loose Cane. Jika pengolahan tanah pertama menggunakan Rome Harrow, maka kegiatan ini tidak perlu dilakukan. Pembakaran sampah dilaksanakan setelah sampah kering dan arah bakaran harus berlawanan dengan arah angin. Kapasitas kerja tergantung pada ketebalan sampah. Sampah tebal bekas tebangan Bundled Cane (hijau) adalah 0,15 HK/ha dan sampah tipis bekas tebangan Bundled Cane (bakar) adalah 3,00 HK/ha .Penggaruan Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP.Pada areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.

.Pengumpulan Akar Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa sisa kayu yang terangkat akibat pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak 10 15 meter kemudian dibakar di areal tersebut. Pembuatan Alur Tanam Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu. Alur tanam dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak dari pusat ke pusat adalah 1,30 meter.

Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu. Pada daerah miring, arah kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangkun (Contour Bank). Penanaman Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di areal lahan kering sama dengan yang ditanam di sawah. Namun karena kondisi yang terlalu kering kadang dipakai pula bagal mata empat.

Gambar 2. Penanaman Tebu Searah Kontur di Pancursari Malang Selatan

Referensi Anonymous a . 2012. (Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu,diakses 15 maret 2012). Anonymous b . 2012. (Online), (http://www.pgrajawali1.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=43&Itemid=1 ,diakses 15 maret 2012). Anonymous c . 2012. (Online), (http://budidaya-di.blogspot.com/2009/12/budidaya-tebu.html, diakses 15 maret 2012). Anonymous d . 2012. (Online), (http://budidaya-di.blogspot.com/2009/12/budidaya-tebu.html, diakses 15 maret 2012). Anonymous e . 2012. (Online), (http://www.scribd.com/doc/29391636/BUDIDAYA-TEBU, diakses 15 maret 2012). Anonymous f . 2012. (Online), (http://binaukm.com/2010/06/teknik-budidaya-tebu-budidayatebu-lahan-kering/, diakses 15 maret 2012). Anonymous g . 2012. (Online), (http://agrindonesia.wordpress.com/2009/04/15/budidayatanaman-tebu/, diakses 15 maret 2012). Anonymous h . 2012. (Online), (http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/konsepbudidaya-tebu.html, diakses 15 maret 2012).

Anda mungkin juga menyukai