Anda di halaman 1dari 1

Plasmid Fingerprinting Dengan berkembangnya teknologi asam nukleat, saat ini dalam laboratorium dapat digunakan DNA klinis

sebagai alat diagnostik untuk mengidentifikasi bakteri patogen yang belum diketahui identitasnya. Plasmid fingerprinting termasuk karakterisasi plasmid yang dibutuhkan dari sel bakteri patogen yang dicurigai. Sebagian besar bakteri mengandung satu plasmid atau lebih dan banyak dalam tipe bakteri enterik. Setiap plasmid merupakan ikatan kovalen lingkaran DNA dan memiliki karakteristik berat molekul. Plasmid yang berbeda ukuran dapat dipisahkan dengan cara elektroforesis di atas gel agarosa. Untuk mengerjakan plasmid fingerprint, mula-mula sel dihancurkan dan DNA plasmid dipisahkan dari DNA kromosom melalui suatu prosedur ekstraksi spesifik. DNA merupakan bahan pokok untuk elektroforesis di atas gel agarosa , kemudian gel diwarnai dengan etidium bromida untuk visualisasi DNA. Jarak perpindahan DNA plasmid pada gel berbanding terbalik dengan berat molekul. Plasmid yang berukuran kecil berpindah lebih cepat dibanding plasmid besar. Posisi dan jumlah pita plasmid pada gel (plasmid fingerprint) adalah karakteristik yang diberikan suatu spesies, adanya jumlah plasmid terbesar , menjadikan spesies paling mudah dibedakan.

Anda mungkin juga menyukai