Anda di halaman 1dari 4

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun

penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia (ps 1 ayat 1) Asas penanaman modal: Kepastian hukum. Keterbukaan. Akuntabilitas. Perlakuan yg sama. Kebersamaan. Efisiensi yg berkeadilan. Berkelanjutan. Berwawasan lingkungan. Kemandirian. Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Penanaman modal terdiri dari 2, yaitu: 1. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Modal dalam neger: Modal yg dimiliki oleh negara RI perseorangan WNI atau badan usaha yg berbentuk badan hukum atau tdk berbadan hukum

2. Penanaman Modal Asing Penanaman modal asing yang dilakukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dan menanggung segala resiko penanaman modal tersebut secara langsung. (Pasal 1 ayat 3) Sedangkan Modal Asing itu sendiri adalah Alat pembayaran luar negeri yang tidak berasal dari kekayaan devisa Indonesia. Termasuk alat-alat perusahaan dan penemuan baru milik orang asing yang diimpor. (Pasal 1 ayat 8)

Tujuan pma: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Menciptakan lapangan kerja. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan tehnologi nasional. Mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan dalam pnm: Pemerintah mendorong terciptanya iklim usaha nasional yg kondusif bagi penanaman modal utk menciptakan daya saing perekomian nasional. Mempercepat peningkatan penanaman modal. Dengan cara: Memberi perlakuan yg sama antara PMA dan PMDN. Menjamin kepastian hukum,kepastian usaha dan keamanan berusaha. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kpd usaha mikro,kecil,menengah dan koperasi.

Bentuk bdn usaha untuk pnm:

PMDN bisa berbentuk badan hukum maupun bukan berbadan hukum. PMA wajib berbentuk PT berbadan hukum dan berkedudukan di wilayah RI. PMA dpt dilakukan dg cara: Mengambil bagian saham pd saat pendirian. Membeli saham. Dengan cara lain yg sesuai dg UU.

Perlakuan thd penanam modal: Pemerintahan memberikan perlakuan yg sama kpd semua penanaman yg berasal dr negara manapun yg melakukan kegiatan penanaman modal di Ind.

Nasionalisasi thd pnm: Pem tdk akan melakukan nasionalisasi atau pengambil alihan kecuali dg UU. Dlm hal Pem melakukan tindakan nasionalisasi,Pem akan memberikan kompensasi sesuai dg harga pasar. Jika kedua belah pihak tdk mencapai kata sepakat ttg kompensasi,penyelesaian dilakukan dg arbitrase.

Penanam modal diberi hak utk melakukan transfer dan repatriasi dlm valuta asing thd: 1. Modal. 2. Keuntungan, bunga bank,deviden dan pendapatan lain. 3. Tambahan dana yg diperlukan bagi pembiayaan modal. 4. Dana utk pembayaran kembali pinjaman. 5. Royalty atau biaya yg hrs dibayar. 6. Pendapatan dr pekerja asing. 7. Hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal. 8. Kompensasi thd kerugian.

9. Pembayaran dlm rangka bantuan teknis,jasa teknis,manajemen dan HKI.

Larangan2: PMDN dan PMA yg berbentuk PT dilarang membuat perjanjian dan/atau pernyataan yg menyatakan bhw kepemilikan saham dlm PT utk dan atas nama orang lain. Apabila hal tsb dilanggar perjanjian pernyataan tsb dinyatakan batal demi hukum. Tujuan larangan ini adl menghindari terjadinya perseroan yg secara normatif dimiliki seseorang,ttp secara materi pemiliknya adl orang lain.

Anda mungkin juga menyukai