Anda di halaman 1dari 4

SEBUAH PERADABAN PERALIHAN ISLAMISASI NAN DAMAI

(BUKAN ISLAM MILITER)

Sejarah peradaban Islam, diartikan sebagai perkembangan


atau kemajuan peradaban Islam dalam perspektif sejarahnya.
Berawal dari tersentuhnya masyarakat jahiliyah, yang berada
dikawasan Timur Tengah Jazirah Arab. Maka karena semua
peradaban yang lebih dulu eksis dikawasan belahan lain misalnya,
peradaban Romawi, peradaban Persia, peradaban Bizantium. Akan
tetapi bagi seorang Nabi Muhammad, justru peradaban masyarakat
jahiliyah tersebut disentuh oleh Nabi, dengan sentuhan halus
proses akhlaqisasi (Islam) hingga memunculkan istilah peradaban
Islam dalam bukunya (Benturan antar Peradaban) Samuel P.
Huntington.
Masa proses perkembangan peradaban Islam di Jazirah Arab
zaman jahiliyah, dengan perjalanan serta penyebaran yang sampai
meluas ke berbagai benua, diawali Asia terus menyeberang
melalui laut Merah menuju benua hitam (Afrika), terus melangkah
maju melewati selat Jabal Thoriq (Gibraltar), melalui Spanyol
menuju benua Eropa. Untuk membangun nilai-nilai peradaban
Islam.
Perkembangan peradaban Islam diberbagai tempat didunia.
Peradaban Islam Timur tengah, peradaban Islam Asia, dan
peradaban Islam Spanyol (Cordoba). Perkembangan dan kemajuan
serta pertumbuhan peradaban Islam yang didasari oleh, olah
maupun pola berfikir (intelektual) sedikit lebih maju dari
masyarakat Islam. Sehingga dapat mempengaruhi cara berfikir
(pencerahan) terhadap peradaban (negara) lain.
Demi pengembangan disiplin keilmuan untuk pembangunan
pengetahuan adalah kekuatan ditengah arus globalisasi peradaban
dan universalisasi nilai-nilai, adalah suatu keharusan bila
sejarawan menyumbangkan ilmunya kepada bangsanya dalam
usaha mengenal diri sendiri agar supaya rekayasa masa depan
tetap berpijak pada jati diri bangsa. Dalam kaitan inilah sejarah
peradaban mempunyai peranan yang penting, karena hanya
dengan melihat ke masa lalu, kita akan dapat membangun masa
depan yang lebih baik. Selebihnya, sejarah juga menawarkan cara
pandang yang kritis mengenai masa lalu, sehingga tidak akan
terjebak pada archaisme dan anakronisme, sekalipun kita berpijak
pada jati diri yang terbentuk di masa lampau sejarah kita.
Peradaban, sebuah peran kehidupan manusia yang lebih
menekankan pada aspek ekspresi akhlaqisasi yang telah teratur
serta terstruktur, punya model, maupun berwujud nyata melalui
kecerdasan nalar dengan sifat religinya.
Peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran.
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan
dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang
dalam masyarakat (yaitu social position) merupakan unsur statis
yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.
Peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi
dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran.
Karena gerak perkembangan masyarakat banyak dipengaruhi
oleh peran-peran dari sebuah sistem kedudukan dengan fungsi
dan penyesuaian diri, dari suatu proses sejarah.
Proses peradaban dagang di Gresik
Proses peradaban Islam yang dilakukan oleh beliau-beliau
tersebut adalah melalui proses dagang dengan penduduk asli
Gresik ketika itu. Kedua pejuang muslimah dan muslim tersebut
datang dengan kapal-kapal dagangnya yang besar dengan
membawa barang dagangannya untuk ditawarkan dengan cara-
cara ajaran Islam.
Meskipun proses Islamisasi di kota Santri masih penuh
tantangan perjuangan, akan tetapi semuanya itu demi terwujudnya
akhlaq rachmatan lil alamin (Gresik). Bagi para pemimpin
(pedagang) seperti Fatimah binti Maimun maupun Syech Maulana
Malik Ibrahim, kata perjuangan untuk tegaknya agama Islam.
Merupakan harga mati untuk memperjuangkannya dengan di iringi
oleh prinsip-prinsip pengertian dan pemahaman terhadap budaya
masyarakat Gresik pada waktu itu.
Berperan sebagai pedagang, menyebarkan Agama Islam
sambil berdagang agar tidak terlalu kelihatan vulgar dan agar
orang Gresik tidak menjadi kaget, menjadikan Syech Maulana
Malik Ibrahim diberi wewenang sebagai “subandar ing Gersik”
(syahbandar di Gresik), serta di perbolehkan menyebarkan Agama
Islam kepada orang di Gresik yang bersedia masuk Islam.
Seorang ulama’ pedagang, pejuang dalam proses penyesuaian
bagi perkembangan peradaban Islam di pulau Jawa secara umum
dan di Gresik secara khusus, perjuangan memang penuh dengan
tantangan, hambatan, dan kesadaran waktu (rahmat Tuhan).
Syech maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai ulama’ ahli
pengobatan selain pedagang, dan banyak memberikan
pertolongan kepada penduduk sekitar apabila ada yang sakit.
Keahliannya yang lain adalah ahli dalam bidang strategi politik
untuk misi akhlaqisasi (Islam) elite politik kerajaan Majapahit yang
pada waktu itu di pimpin oleh rezim penguasa yang bernama
Wikrama Wardhana (1369 – 1428 Masehi).
Itulah proses akhlaqisasi di salah satu pulau nusantara,
Jawa pada zaman itu sudah terjadi interaksi sosial yang bersifat
global, dan bahwa juga masyarakat Gresik telah mengenal
pedagang-pedagang Islam yang penuh dengan sifat sopan santun
dan akhlaq yang mulia. Sehingga menimbulkan rasa simpati dari
penduduk sekitar dan disitulah sebuah proses akhlaqisasi bukan
Islamisasi yang kita kenal selama ini, melestarikan budaya lama
yang baik, mengikuti budaya baru yang lebih baik tanpa harus
terhanyut, Disamping itu pula. Ini adalah sikap melestarikan dan
membuang, yang biasa dilakukan orang, dalam sejarah manusia,
bukan?
Wallahu a’lam bi shawab.
nur achmad fathoni
Anggota IKASA IAIN Sunan Ampel 2005
Sekarang pekerja sosial di GP ANSOR GRESIK
Alamat : Jl KH Abdul Karim IV/14, 61116 Gresik
No telp/Hp : (031) 3970144, 081330569375
No rek : 150-0100709 (BCA Gresik) atas nama nur achmad fathoni

Anda mungkin juga menyukai