Anda di halaman 1dari 7

BAB IV KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN STUDI PENATAAN ANGKUTAN KA KELAS EKONOMI (STD.

07) URAIAN PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan kereta api menginginkan pelayanan yang cepat, selamat, aman dan nyaman dengan tariff yang terjangkau. Operator angkutan kereta api yang berorientasi bisnis menginginkan keuntungan yang sebedar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnya sesuai prinsip-prinsip ekonomi. Adanya perbedaan kepentingan antara pengguna jasa dan operator angkutan kereta api harus diselaraaskan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan, tentunya, tentunya hal ini adalah tugas pemerintah sebagai regulator sekaligus Pembina penyelenggaraan perkeretaapian. Upaya untuk menyelaraskan kepentingan pengguna jasa dan operator angkutan kereta api, diantaranya pemerintah telah memberikan subsidi/PSO kepada PT. KA (Persero) untuk penyelengaraan kereta api ekonomi (Penugasan Pemerintah/tariff ditetapkan oleh Pemerintah). Pelayanan kereta api kelas ekonomi saat ini masih dinilai kurangmemadai karena adanya berbagai keterbatasan, oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kereta api ekonomi. Saat ini setidaknya terdapat 3 (tiga) kelas pelayanan KRL wilayah jabodetabek, yaitu kelas ekonomi, ekonimi AC dan ekspres/AC. Sebagai perbandingan pelayanan yang dinilai kurang transparan adalah perbedaan pelayanan antara KRL ekonomi dan ekonomi AC yang memiliki tarif yang hampir sama, namun terjadi perbedaaan pelayanan pada kenyamanan (contoh : AC), sehingga perlu di kaji kembali tariff yang berlaku. Kebijakan pentarifan harus didasarkan pada komponen biaya operasional, daya beli masyarakat (ATP/WTP) dan keuntungan penyelenggaraan jasa angkutan kereta api. Berdasarkan uraian di atas, maka pada tahun anggaran 2008 dilaksanakan studi penataan angkutan kereta api kelas ekonomi, sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam penyelenggaraan perkeretaapian.

2.

Maksud Dan Tujuan Maksud: Melakukan penataan pelayanan angkutan kereta api kelas ekonomi beserta komposisi keseimbangan dengan pelayanan ekonomi dan non ekonomi pada pengoperasian kereta api multioperator. Tujuan: a. Menyiapkan mekanisme penataan angkutan kereta api kelas ekonomi dengan pola operasi yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan masyarakat serta tariff yang terjangkau yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan. b. Menyusun metoda pengawasan dan evaluasi penataan angkutan kereta api kelas ekonomi. c. Menyususn pedoman pentarifan berdasarkan komponen biaya operasi, daya beli masayarakat (ATP/WTP) dan keuntungan penyelengara jasa angkutan kereta api sebagai bahan penyusunan kebijakan pentarifan oleh pemerintah.

3.

Sasaran a. Tersedianya komposisi yang seimbang antara pelayanan kereta api ekonomi dan non ekonomi. b. Tertatanya pelayanan angkutan kereta api kelas ekonomi di wilayah jabodetabek dan sekitarnya.

4.

Lokasi Kegiatan Wilayah pengoperasian sekitarnya. kereta api di wilayah jabodetabek dan

5.

Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN DIPA Tahun Anggaran 2008 Satker Perencanaan teknis dan Pengawasan Perkeretaapian

6.

Nama Dan Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen Nama pejabat Pembuat Komitmen: Ir. ADI HENDRIONO, DESS Satuan Kerja Perencanaan Teknis dan Pengawasan Perkeretaapian

Data Penunjang 7. Data Dasar Survai Instansional (pengenalan medan/situasi/ kondisi yang ada), untuk memperoleh data awal sebagai gambaran umum dan dasar dalam merencanakan lankah-langkah selanjutnya. Survai ini dapat dilakukan di kantor Ditjen Perkeretaapian di Jakarta, Kantor Pusat PT. KA (Persero) I Bandung, Daerah Operasi I Jakarta dan DIvisi Angkutan Penumpang Jabodetabek serta instansi-instansi terkait lainnya. 8. Standar Teknis Survai Teknis Melakukan survai lapangan dan instansional untuk memperoleh data yang lebih rinci: Pendataan ke daerah Operasi I Jakarta dan Divisi Angkutan Penumpang Jabodetabek mengenai rute-rute pelayanan perkeretaapian: - Jaringan KA - Frekwensi KA - Jenis KA yang beroperasi di wilayahnya 9. 10. Studi-Studi Terdahulu Referansi Hukum a. Undang-undang No. 23 Tahun 2008 tentang Perkeretaapian. b. Peraturan Pemerintah yang terkait dengan Perkeretaapian. c. Keputusan Menteri Perhubungan yang terkait dengan Perkeretaapian. d. Peraturan-peraturan lain yang terkait.

Ruang Lingkup 11. Lingkup Kegiatan a. Melakukan kajian terhadap kesesuaian tariff angkutan kereta api penumpang berdasarkan biaya operasional, daya beli masyarakat (ATP/WTP) dan keuntungan penyelenggara jasa angkutan kereta api di wilayah jabodetabek dan sekitarnya. b. Melakukan kajian penataan/alternative pola operasi angkutan kereta api penumpang yang efektif dan efisien di wilayah jabodetabek dan sekitarnya.

c. Melakukan penilaian terhadap kondisi pelayanan kereta api penumpang saat ini yang berada di wilayah jabodetabek dan sekitarnya serta rekomendasi pelayanan angkutan kereta api sesuai kebutuhan masyarakat pada masa mendatang. d. Menyusun formulasi tariff angkutan kereta api penumpang yang ideal sebagai bahan penyusunan kebijakan pentarifan oleh pemerintah. e. Menyusun metoda pengawasan dan evaluasi penataan angkutan kereta api kelas ekonomi di wilayah jabodetabek dan sekitarnya. 12. Keluaran Laporan terbagi dalam: a. Laporan Pendahuluan; b. Laporan Antara; c. Konsep Laporan Akhir d. Laporan Akhir. 13. Peralatan, Material, Personil Dan Fasilitas Pejabat Pembuat Komitmen Peralatan, Dan Material Dari Penyedia Jasa Konstruksi Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan Jangka waktu penyelesaian kegiatan adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak ditandatangainya SPMK. 17. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah Orang Bulan

14. 15. 16.

Tenaga Ahli Project Manager/Pimpinan Tim Ahli sesuai daftar Ahli Ahli Tenaga Pendukung Sekretaris Operator Komputer

Ahli Kepala

18.

Jadual Tahapan Seleksi Dibuat oleh peserta seleksi

Laporan

19.

Laporan 1. Laporan pendahuluan memuat: Rencana kerja dan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sampai saat laporan dibuat, serta data sekunder yang telah di kumpulkan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 1(satu) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

20.

Laporan Antara Laporan Antara memuat: Hasil kegiatan survey, hasil pengolahan data, kesimpulan- kesimpulan sementara dan ketentuan-ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 4 (bulan) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan

21.

Konsep laporan akhir Konsep laporan akhir memuat: Berisikan hasil akhir/kesimpulan pelaksanaan pekerjaan studi, serta laporan data-data hasil survai (hard copy) Hasil akhir dan kesimpulan- kesimpulan tersebut akan dibahas oleh Tim Teknis untuk mendapatkan saran-saran serta penyempurnaan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 5 (lima) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan

22.

Laporan Akhir

Laporan Akhir memuat: Perbaikan koreksi atas konsep Laporan Akhir sesuai dengan hasil pembahasam dengan tim teknis pemberi tugas serta penyerahan 1 (satu) unit lap top. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 6 (enam) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 5 (lima) buku laporan dan 5 (lima) executive summary serta 3 (tiga) CD (compact disc) berisi hasil pekerjaan.

Hal-hal lain 23. Produksi Dalam negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri. Persyaratan Kerjasama Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini, maka persyaratan berikut harus dipatuhi: a. Memiliki USrat Perikatan Pembentukan Kemitraan yang mengatur maksud peserta dan mitranya untuk membentuk Kemitraan; atau b. Surat Perjanjian Kemitraan mengenai Kemitraan yang sedang berlangsung. 25. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan Pengumpulan Data di Lapangan, menyesuaikan kebutuhan. 26. Alih Pengetahuan Konsultan yang dibantu Satker Perencanaan teknis dan Pengawasan Perkeretaapian berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan, pembahasan, kunjungan lapangan dan atau pelatihan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.

24.

27.

KAK

Hal lain yang terkait dengan kegiatan belum tercantum dalam Hal-hal lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum disebut/tercantum dalam pokok-pokok Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, dapat dinegosiasikan kemudian oleh Konsultan dengan Pemberi Tugas/Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Satker Perencanaan teknis dan Pengawasan Perkeretaapian

28.

Perbaikan Laporan dan Kelengkapan Laporan Apabila laporan dan program yang disampaikan, setelah diperiksa oleh Pemberi Tugas ternyata masih diperlukan pekerjan perbaikan atas kekurangan, maka setiap perbaikan/pekerjaan tambahan yang dibutuhkan harus dilaksanakan oleh pihak pelaksana (konsultan) tanpa tuntutan tambahan biaya apapun kepada pemberi tugas.

Anda mungkin juga menyukai