Jamkesmas sendiri memang ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin. Pengertian dari Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu program ini diselenggarakan secara nasional dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Program ini setahu saya diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2004 yang dahulu dikenal sebagai Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Jamkesmas ini sebenarnya bukan suatu program baru. Program ini melanjutkan program terdahulunya yaitu askeskin dan kartu sehat yang semuanya memiliki tujuan yang sama, untuk menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat miskin. Tujuan Jamkesmas itu sendiri adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal. Dan sasaran Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan
kesehatan lainnya. Nah, penjaminan pelayanan kesehatan utamanya tehadap masyarakat miskin akan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi terwujudnya derajat kesehatan yang lebih baik. Peserta dari program Jamkesmas didata oleh pemerintah setempat sesuai dengan kuota di berbagai daerah di Indonesia, kemudian diserahkan kepada PT Askes, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan setempat dan Departemen Kesehatan RI. Peserta yang dijamin oleh Jamkesmas adalah masyarakat miskin yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati / Walikota.
Gelandangan, pengemis dan anak terlantar, masyarakat miskin penghuni panti, masyarakat miskin penghuni lapas/rutan yang semuanya mengacu pada SK Menkes dan memenuhi Kriteria Miskin dari Badan Pusat Statistik. Dapat kita lihat dari tujuan Jamkesmas adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu tetapi kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya, kita lihat dari sasaran Jamkesmas masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tetapi kenyataannya pemerintah gagal dalam pendataan karena tidak sebanding antara jumlah orang miskin yang seharusnya terlayani Jamkesmas dan jumlah anggaran yang terlokasi Kementerian Kesehatan (Kemkes). Misalnya, tahun 2008 Badan Pusat Statistik (BPS) mendata jumlah orang miskin kurang lebih 36 juta jiwa, sedangkan jumlah anggaran Kemkes teralokasi untuk 76,4 juta jiwa. Sebaiknya pemerintah melakukan perbaikan secara terus menerus karena banyak hal yang perlu dibenahi baik dari segi kepesertaan,
pendanaan, pelayanan dan juga pengorganisasian agar memenuhi kepuasan semua pihak. Diharapkan program Jamkesmas ini semakin mendekati tujuannya yaitu meningkatkan manfaat yang sebesar-besarnya tercapai bagi
tentu akan
melalui
penyelenggaraan program Jamkesmas yang transparan dalam hal dana yang harus dipertanggungjawabkan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, efisien dan efektif. Karena kenyataannya banyak masyarakat miskin yang masih ditolak di Rumah sakit karena persoalan biaya padahal mereka memiliki kartu peserta Jamkesmas. Belum semua pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat bisa memanfaatkan jaminan tersebut. Sebab, akses kesehatan bagi masyarakat belum merata. Jumlah uang untuk Jamkesmas terus meningkat. Namun, ketepatan sasaran dan keakuratan pendataan masih dipertanyakan. Sebaiknya pemerintah segera menyiapkan fasilitas kesehatan dasar agar lebih merata bagi masyarakat miskin. Sayangnya masih banyak penduduk miskin di Indonesia ini yang belum mengerti mengenai Jamkesmas, sehingga masih banyak yang enggan untuk berobat dan juga mereka malas mengurus mengenai kepesertaan Jamkesmas karena mereka takut dimintai biaya pengurusan oleh pemerintah setempat, hal itulah yang selalu menjadi penghambat bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan, padahal sebenarnya untuk berobat mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dengan biaya yang gratis apabila mengikuti program jamkesmas. Banyak pula di suatu wilayah terpencil masyarakat yang sebenarnya tidak dikategorikan sebagai orang miskin tapi mendapatkan kartu Jamkesmas, sementara masyarakat yang sebenarnya miskin malah tidak mendapatkan kartu jamkesmas. Hal ini disebabkan karena ketidakpahaman perangkat desa di wilayah terpencil mengenai jamkesmas, sehingga masyarakat miskin yang berada di wilayahnya tidak terlindungi kesehatannya. Untuk itu, sosialisasi jamkesmas
perlu diteruskan dan ditingkatkan lagi, yaitu dengan melakukan penyuluhanpenyuluhan di desa-desa yang tingkat pendidikannya masih minim mengenai Jamkesmas. Secara sekilas, sistem jamkesmas itu sudah sangat baik, tetapi dalam prakteknya banyak ditemui kendala. Sebagai contoh: penyakit-penyakit tertentu seperti kanker, dimana memerlukan pengobatan kemoterapi, tetapi obat tersebut tidak tertanggung oleh jamkesmas. Dalam hal ini, keluarga pasien tetap harus membayar. Bahkan dalam tingkat pelayanan kesehatan pertama, para dokter sering mengeluhkan tidak dapat memberikan pengobatan secara maksimal terhadap pasien tertanggung jamkesmas, karena obatnya tidak ditanggung, padahal pasien jamkesmas tidak boleh dipungut biaya sepeserpun. Bagaimana mengatasi hal ini? Ya itu merupakan kelemahan jamkesmas saat ini yang masih belum ditemukan solusinya. banyak obat-obat kanker yang tidak ditanggung oleh jamkesmas, dan akibatnya dokterlah yang menanggung biayanya karena tidak tega (dan bila dokter tersebut masih memiliki hati nurani dan memiliki rasa sosialisasi yang tinggi pula), padahal harga obat kanker yang tidak tertanggung jamkesmas itu harganya bisa sampai 3 juta. Tidak hanya obat kanker, namun juga pasang pen untuk patah tulang, hanya biaya operasi saja yang ditanggung Jamkesmas, sementara biaya pen nya ditanggung pasien. Banyak peserta Jamkesmas yang kecewa dengan pelayanan Jamkesmas. Hal-hal seperti ini harusnya tidak boleh terjadi. Namun, karena saking banyaknya pasien kurang mampu yang ada di Indonesia ini, sementara dana jamkesmas belum mampu mencukupi semuanya. Saran saya sih, mungkin harus diperketat lagi pembagian kartu jamkesmas supaya benar-benar dimanfaatkan untuk warga yang tidak mampu, dan memperkuat peranan puskesmas sebagai lini terdepan supaya bisa berupaya preventif dan promotif sehingga masyarakat bisa terhindar dari berbagai penyakit.
Mengenai penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan berupa Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang harus dilaksanakan pemerintah dan jajaranannya. Pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kota) dipersilakan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan berupa Jamkesmas daerah, supaya semua warga negara Indonesia memperoleh layanan kesehatan. Sayangnya, penyediaan fasilitas kesehatan tidak melayani seluruh lapisan masyarakat, baik miskin maupun kaya. Dan pelaksanaan pelayanan kesehatan Jamkesmas masih kacau, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Yang sangat miskin tak punya kartu Jamkesmas, sedangkan yang punya Handphone bagus justru punya kartu Jamkesmas. Bisa dibilang, Jamkesmas kurang berhasil. Program Jamkesmas tidak sepenuhnya gagal, karena ada poin-poin dan celah-celah yang bisa dilakukan untuk
memperbaiki pelaksanaannya. Yang pasti menurut saya, pengelola dari Jamkesmas itu sendiri haruslah memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan tidak membanding-bandingkan masyarakat miskin dan kaya. Sebenarnya masih banyak sekali kendala dan kelemahan jamkesmas. Salah satunya yang dipermasalahkan karena banyak warga miskin yang belum terjangkau Jamkesmas, hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat miskin dan tidak mampu di Indonesia, sementara dana kesehatan yang disediakan untuk masyarakat miskin belum bisa mencukupi semuanya. Kekurangan-kekurangan Jamkesmas ini sebenarnya masih dirundingkan oleh para pakar kesehatan masyarakat di pemerintahan. Yah semoga Jamkesmas kedepannya bisa menjadi lebih baik. Amin.