Anda di halaman 1dari 11

Model-Model Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Web

Dosen Pengajar : Yadi Utama, M.Kom

Oleh: Nama : Dinda Lestarini NIM : 09071003003 Kelas : Sistem Informasi 6A

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010 Daftar Isi

Daftar Isi Pendahuluan Model Pengembangan Sistem Informasi berbasis Web Model SDLC / Waterfall Model Prototype Model Rapid Application Development Model Spiral / Incremental Penutup Daftar Pustaka

2 3

4 5 6 8 9 11

1. Pendahuluan Pada awal berkembangnya sistem informasi, pengembangan sistem informasi dilakukan oleh programmer. Programmer membuat program berdasarkan permintaan dan informasi dari user/manajamen organisasi. Output dari rancangan programmer ternyata tidak dapat memuaskan user. Oleh karena itu diciptakan model pengembangan sistem informasi. Model pengembangan sistem informasi dibuat untuk menjamin bahwa SI yang dikembangkan dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Teknologi Internet di Indonesia dewasa ini telah menjadi alternatif media komunikasi dan pertukaran informasi yang paling efektif. Teknologi perkembangan Web pun semakin berkembang, baik dari sisi teknologi maupun dari sisi user. Transaksi penjualan dan pembelian kini tidak hanya dilakukan secara lansung, seperti bertemu pembeli dan penjual dalam satu tempat, namun dengan adanya Web atau dikenal dengan Web site bisnis transaksi dapat dilakukan secara online. Dalam membangun sistem informasi berbasis Web, yang menjadi kendala dalam metodologi yang akan digunakan adalah tidak diketahui karateristik dari user dan jumlah user yang luas dan tersebar di seluruh dunia. Perbedaan dan pemahaman skill dari user, kemudian teknologi dan bahasa dari user menjadi masalah tersendiri dalam membangun sistem informasi Web. Dalam membangun sistem informasi berbasis Web terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan, yaitu : Scalibility, Visual Desain, Comprehensive, Interactivity dan Change Management. Scalibility berhubungan dengan jumlah user yang tersebar luas dam karateristik dari masingmasing user, dapat berupa dari sisi bahasa, skill dan teknologi yang digunakan. Visual Desain selain dari tampilan Web,

berhubungan pula dengan bagaimana user dapat memahami tampilan yang telah dibuat dan mengerti atau dapat menggunakan sistem yang telah dirancang. Comprhensive (pemahaman) berhubungan dengan bagaimana membuat user memahami informasi dari produk yang ditampilkan dengan kendala tingkat pemahaman user yang beragam. Interactivity berhubungan dengan bagaimana membuat user memahami dan tertarik dengan sistem yang terdapat di aplikasi Web. Sedangkan Change Management, dalam hal ini berhubungan dengan merubah tampilan desain atau sistem dalam Web. Dalam sistem informasi Web yang menjadi kendala adalah bagaimana membuat user yang tidak mengerti atau user yang baru dapat memahami dengan sistem yang telah dibuat dan dirancang.

2. Model Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Web Berikut adalah beberapa model pengembangan informasi berbasis web, yaitu : a. Metode SDLC / Waterfall Model waterfall mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan software yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas aktivitas sebagai berikut : rekayasa dan pemodelan sistem/informasi, analisis kebutuhan, desain, coding, pemeliharaan dan pengujian. Setiap phase pada Waterfall dilakukan secara berurutan namun kurang dalam iterasi pada setiap level. Dalam pengembangan Sistem Informasi berbasis web, Waterfall memiliki kekakuan untuk ke iterasi sebelumnya. Dimana Sistem Informasi berbasis Web selalu berkembang baik teknologi ataupun lingkungannya.

Rkys sse e a aa i t m dnAai i a nlss Aai i kb t hn nl ss e uu a pr n ktl nk ea ga u a Pr na gn ea c n a ( ei n D g) s Pm aa e b tn u Cdn oi g Pn ui n e gj a ( et n ) Tsi g Pr w a ea a n t ( ane a c ) M t nne i

Model Waterfall

b. Model Prototype Model prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan user bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari software, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek aspek software tersebut yang akan nampak bagi user atau pemakai (contohnya pendekatan input dan format output). Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototype. Prototype tersebut dievaluasi oleh pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan software. Iterasi terjadi pada saat prototype disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami apa yang harus dilakukannya. Dalam pengembangan informasi berbasis web, model ini dapat membantu user dalam menilai setiap versi dari sistem. Sangat baik untuk aplikasi yang interaktif, Umumnya user lebih tertarik pada tampilan dari pada proses pada sistem. Namun dalam prosesnya prototype cenderung lambat karena user akan

menambah komponen dari luar sistem. Sehingga kepastian penyelesaian project tidak jelas. Dan target user dalam Web lebih bervariasi.

Model Prototype

c. Model Rapid Aplication Development Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi kecepatan tinggi dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase fase sebagai berikut : bussiness modeling, data modeling, process modeling, application generation dan testing and turnover. Beberapa kategori RAD misalnya Phased Development, Prototyping dan Throw-away Prototyping. Dalam pengembangan sistem informasi bebasis web,

bentuk dari prototipe dengan throw away jika ada modul yang salah maka akan dibuang. Artinya setiap modul tidak akan dikembangkan sampai selesai, karena jika dianalisa salah langsung dibuang. RAD involve building the wrong site multiple times until the right site falls out of the process. Kekurangan model RAD adalah :

Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber daya

manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.

RAD menuntut pengembang dan user memiliki komitmen di dalam

aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal.

Model Rapid Application Development (RAD)

d.

Model Spiral / Incremental

Model spiral (spiral model) adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan software secara cepat. Di dalam model spiral, software dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, di antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu : komunikasi pelanggan yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan, perencanaan yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan, analisis risiko yang dibutuhkan untuk menperhitungkan resiko (manajemen maupun teknis), perekayasaan yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut, konstruksi dan peluncuran yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi dan menguji serta memasang (instal) dan memberikan pelayanan kepada user (contohnya pelatihan dan dokumentasi) dan bagian evaluasi user yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari user dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan. Dalam pengembangan sistem informasi berbasis web, model ini digunakan untuk menyelesaikan sistem secara global terlebih dahulu, kemudian untuk feature dari sistem akan dikembangkan kemudian. Dengan ini mempercepat dalam pengimplementasian project. dan hal ini cocok digunakan dalam sistem informasi Web. Kekurangan model spiral adalah sulitnya untuk meyakinkan konsumen (khusunya dalam situasi kontrak) bahwa pendekatan evolusioner bisa dikontrol. Model spiral memerlukan keahlian penaksiran risiko yang msuk akal , dan sangat

bertumpu pada keakhlian ini untuk mencapai keberhasilan. Jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur, pasti akan terjadi masalah. Akhirnya model itu sendiri masih baru dan belum dipergunakan secara luas seperti paradigma sekuensial dan prototipe.

Model Spiral

3.

Penutup Saat ini, perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Perkembangan

teknologi informasi tersebut turut mendorong adanya perkembangan sistem informasi, khususnya sistem informasi yang berbasis web. Hal ini dapat kita lihat dari semakin menjamurnya website yang ada. Teknologi Internet saat ini telah menjadi alternatif media komunikasi dan pertukaran informasi yang paling efektif Namun untuk mengembangkan sistem informasi, banyak hal yang harus diperhatikan agar sistem informasi yang kita kembangkan tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Salah satu kendala yang harus mendapat perhatian yang serius

adalah dalam pemilihan model pengembangan sistem informasi. Dengan pemilihan model pengembangan sistem yang tepat, maka hasil yang kita capai pun akan lebih baik.

Daftar Pustaka

10

http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id/Artikel/RPL/RPL.pdf
http://research.mercubuana.ac.id/proceeding/Metodologi-SDLC-UntukSistem-Informasi-Web.pdf http://mazirwan.blogspot.com/2009/08/mengenal-metodologipengembangan-sistem.html http://rahmanfirmansyah7.wordpress.com/2008/11/27/metodologipengembangan-sistem-informasi/

11

Anda mungkin juga menyukai