Anda di halaman 1dari 20

Jagalah keluargamu dari Neraka

Jagalah Keluargamu dari Neraka (1)



Banyak orang yang mendambakan kebahagiaan, mencari ketentraman dan ketenangan jiwa
raga sebagaimana usaha menjauhkan diri dari sebab-sebab kesengsaraan, kegoncangan jiwa
dan depresi khususnya dalam rumah dan keluarga.
Urgensi Pembinaan Rumah Tangga Islami
Diantara hal yang terpenting yang mempengaruhi terwujudnya kebahagian pada individu
dan masyarakat adalah pembinaan keluarga yang istiqamah diatas ajaran Rasululloh
shallallahu alaihi wa sallam. Allah telah menjadikan rumah tangga dan keluarga sebagai
tempat yang disiapkan untuk manusia merengkuh ketentraman, ketenangan dan
kebahagiaan sebagai anugerah terhadap hambaNya.
Untuk itulah Allah berfirman,
- - l l l l l
-
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar-Rum [30]:21)
Dalam ayat yang mulia ini Allah firmankan: ( , - - - ' ) bukan ( , - - - ' ). Hal ini
menunjukkan pengertian ketentraman dalam prilaku dan jiwa dan merealisasikan
kelapangan dan ketenangan yang sempurna. Sehingga hubungan pasutri itu demikian dekat
dan dalamnya seakan-akan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Allah jelaskan hal ini
dalam firmanNya,
Mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. (Qs. Al-Baqarah
[2]:187)
Apalagi bila hubungan ini ditambah dengan pembinaan dan pendidikan anak-anak dalam
naungan orang tua yang penuh dengan rasa kasih sayang. Adakah nuansa dan
pemandangan yang lebih indah dari ini? Hal ini menjadi penting karena perintah Allah,
l l l l - l - l J
- - - -
Jagalah keluargamu dari Neraka

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At-Tahrim [66]:6)
Ini semua menjadi tanggung jawab kita semua, sebab kita semua adalah pemimpin yang
akan dimintai pertanggung jawaban sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam,
l l - -l l l l - l
l - ll l )
Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban
atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin,
wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian
adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpin. (Muttafaqun alaihi)
Dalam hadits diatas, jelaslah Allah telah menjadikan setiap orang menjadi pemimpin baik
skala bangsa, umat, istri dan anak-anaknya. Setiap orang akan dimintai pertanggung
jawabannya dihadapan Allah. Ingatlah tanggung jawab anak dan istri adalah tanggung jawab
besar disisi Allah, hal ini dengan menjaga mereka dari api neraka dan berusaha menggapai
kesuksesan didunia dengan mendapatkan sakinah, mawaddah dan rahmat dan di akherat
dengan masuk kedalam syurga. Inilah sesungguhnya target besar yang harus diusahakan
untuk diwujudkan.
Oleh karena itu agama Islam memberikan perhatian khusus dan menetapkan kaedah dan
dasar yang kokoh dalam pembentukan keluarga muslim. Islam memberikan kaedah dan
tatanan utuh dan lengkap sejak dimulai dari proses pemilihan istri hingga memberikan solusi
bila rumah tangga tidak dapat dipertahankan kembali.
Pembinaan keluarga ini semakin mendesak dan darurat sekali bila melihat keluarga sebagai
institusi dan benteng terakhir kaum muslimin yang sangat diperhatikan para musuh. Mereka
berusaha merusak benteng ini dengan aneka ragam serangan dan dengan sekuat
kemampuan mereka. Memang sampai sekarang masih ada yang tetap kokoh bertahan
namun sudah sangat banyak sekali yang gugur dan hancur berantakan. Demikianlah para
musuh islam tetap dan senantiasa menyerang kita dan keluarga kita. Allah berfirman,
l l J- l - - l l l l -
l - - l l l J l - l l - - l
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan
kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
Jagalah keluargamu dari Neraka

yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya. (Qs. Al-baqarah [2]:217)
Hal ini diperparah keadaan kaum muslimin dewasa ini yang telah memberikan perhatian
terlalu besar kepada ilmu-ilmu dunia, namun lupa atau melupakan ilmu agama yang jelas
lebih penting lagi. Ilmu yang menjadi benteng akhlak dan etika seorang muslim dalam hidup,
dan menggunakan kemampuannya dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh
dengan gelombang ujian dan fitnah ini. Mereka lupa membina dirinya, keluarganya dan
anak-anaknya dengan ajaran syariat Islam yang telah membentuk para salaf kita terdahulu
menjadi umat terbaik didunia ini.
Memang muncul satu fenomena bahwa urgensi dan tugas orang tua sekarang hampir-
hampir menjadi sempit hanya sekedar mengurusi masalah pangan dan sandang saja.
Ditambah lagi bapak sibuk dan ibupun tidak kalah sibuknya dalam memenuhi sandang
pangan dan mencapai karier tertinggi. Akhirnya anak-anak terlantar dan tidak jelas arah
pembinaan dan pendidikannya.
Padahal orang tua memiliki pengaruh besar dalam pembentukan dan pembinaan pribadi
anak. Lihatlah sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
. l - - l - l - - -
Lalu kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau Nashrani.
(Muttafaqun Alaihi)
Karena itu diperlukan pembinaan keluarga SAMARA diatas ajaran dan dan contoh para salaf
sholeh terdahulu. bimbingan Rasululloh
Mengapa Harus di Atas Ajaran Rasululloh dan Contoh Para Salaf Sholih?[ 1]
Hal ini karena itu Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam diutus untuk mendidik manusia
menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan lepas dari kesesatan. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman,
Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. ( Qs. al-Baqarah [2]: 151)
Demikianlah Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam membina dan mendidik para
sahabatnya sehingga mereka lepas dari kebodohan dan kesesatan dan menjadi generasi
terbaik, seperti dijelaskan Rasululloh dalam sabda beliau,
- l - l -
Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku kemudian yang menyusul mereka kemudian
yang menyusul mereka. (HR al-Bukhori 5/191 dan Muslim no. 2533)
Jagalah keluargamu dari Neraka

Mereka menjadi manusia terbaik dibawah pembinaan pendidik terbaik Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam, sehingga Muawiyah bin al-Hakam radhiallahu anhu
mengungkapkan kekagumannya terhadap Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam sebagai
seorang pendidik dalam ungkapan indahnya,
- l l - - - -
Aku tidak akan melihat seorang pendidik sebelum beliau dan sesudahnya yang lebih baik
dari beliau. (HR Muslim no. 836)
Demikianlah, beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah teladan terbaik yang Allah
perintahkan kita untuk mencontoh dan mengikutinya dalam firman-Nya,
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah. (Qs. al-Ahzab: 21). Dalam ayat lainnya, Allah memuji beliau dengan
firmanNya.
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Qs al-Qalam[68]: 4)
Sehingga beliau menjadi standar dalam pendidikan dan kehidupan seluruh manusia, oleh
karenanya Sufyaan bin Uyainah al-Makki menyatakan: Sungguh Rasululloh shallallahu
alaihi wa sallamadalah standar terbesar. Segala sesuatu ditimbang diatas akhlak, sirah dan
petunjuk beliau. Semua yang sesuai dengannya maka itu adalah kebenaran dan yang
menyelisihinya adalah kebatilan. [2]
Beliau dengan bimbingan dan taufiq dari Allah berhasil mendidik generasi terbaik yang telah
mencapai kejayaan dan kemulian diatas dunia ini dan akan mendapatkan kebahagian
mendampingi Rasululloh disyurga, yaitu generasi sahabat yang merupakan pemuka-pemuka
para salaf ash-Sholih.
Setelah berlalu masa yang cukup panjang dan kaum muslimin sedikit demi sedikit
melupakan generasi sahabat dan ajaran-ajaran Rasululloh yang pernah direalisasikan
mereka dalam semua aspek kehidupan sehari-hari, maka lambat laum kemulian dan
kejayaan tersebut akhirnya hilang dengan dipenuhinya hati kaum muslimin dengan cinta
dunia. Akibatnya merekapun meninggalkan jihad di jalan Alllah . kemudian tampak pada
mereka kehinaan dan kelemahan sehingga akhirnya kebidahan dan musuh-musuh mereka
berhasil mencabik-cabik mereka sehingga realitanya dapat disaksikan dimasa kiwari ini.
Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengetahui garis besar singkat ketentuan
pendidikan di masa salaf ash-Sholih agar kita teladani di masa kita sekarang ini. Juga agar
kemulian yang telah lalu dan kejayaan yang telah hilang kembali lagi kepada kita. Sebab
tidak ada jalan untuk demikian kecuali dengan kembali kepada ajaran agama yang pernah
difahami dan diamalkan para salaf ash-Sholih. Kembali kepada agama kita yang hanif dan
ajaran-ajarannya. Inilah yang dijelaskan Rasululloh ketika menyampaikan solusi kejayaan
umat ini setelah menderita kehinaan dalam sabda beliau,
Jagalah keluargamu dari Neraka

- - l - l l - -
l - - -
Apabila kamu telah berjual beli dengan Ienah (rekayasa riba), kalian memegangi ekor-ekor
sapi, kalian ridho dengan pertanian dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan
menimpakan kehinaan atas kalian. Dia tidak akan mencabutnya hingga kalian kembali
kepada agama kalian. (HR Abu Daud dan dinilai Syeikh al-Albani sebagai hadits shohih
dengan berkumpulnya jalan-jalan periwayatannya (Shohih Bi Majmu Thuruqihi) dalam
silsilah al-Ahadits ash-Shohihah no. 11)
Kembali kepada agama dalam hadits ini dijabarkan dan dijelaskan Rasululloh dalam hadits
Abu Laits al-Waaqidi yang berbunyi,
l l - - l :
! - - : l l - - l
- - : - - ! : : l .
- - : - -
Sesungguhnya akan terjadi fitnah. Para sahabat bertanya: Lalu bagaimana kami berbuat
wahai Rasululloh? Lalu beliau mengembalikan tangannya ke permadani dan memegangnya
lalu berkata: Berbuatlah demikian!
Pada satu hari Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada mereka, Sungguh
akan terjadi fitnah.
Namun banyak orang yang tidak mendengarnya. Maka Muadz bin Jabal mengatakan,
Tidakkah kalian mendengar perkataan Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam? Mereka
menjawab, Apa sabdanya? Maka beliau berkata, Sesungguhnya akan terjadi fitnah.
Mereka bertanya, Bagaimana dengan kami wahai Rasululloh? Bagaimana kami berbuat?
Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Kalian kembali kepada urusan kalian yang
pertama. (HR Ath-Thobrani dan sanadnya dinilai Shohih oleh Syeikh Ali Hasan dalam at-
Tashfiyah wa at-Tarbiyah)
Alangkah butuhnya kita dizaman ini untuk kembali kepada ajaran Rasululloh dan
pemahaman para sahabat, khususnya dalam pendidikan. Kita juga butuh untuk
menjalankan dan komitmen dengan adab-adabnya dan cara mereka mengajari anak-anak
mereka dan menjadikannya sebagai pedoman dan metode perilaku kita. Hal ini tidak akan
terealisasi kecuali setelah kita bersandar total kepada metode al-Qurani dan metode Nabi n
dalam ilmu, belajar dan mengajar yang telah diamalkan para salaf sholih tersebut dengan
menjadikannya sebagai dasar dan menerapkannya secara benar dan menyeluruh.

Jagalah keluargamu dari Neraka

Pernyataan Salaf Tentang Usaha Menjaga Keluarga dari Neraka
Berikut ini sebagian pernyataan ulama salaf seputar menjaga keluarga dari neraka:
Ad-Dhohaak dan Muqaatil menyatakan, Wajib bagi setiap muslim untuk mengajari
keluarganya dari kerabat, budak wanita dan lelaki semua yang Allah wajibkan pada mereka
dan yang dilarang. (lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Termasuk didalamnya memerintahkan anak-anak kecil untuk sholat. Sehingga dapat
menjadi perisai diri dari neraka karena melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan.
Ajarilah diri kalian kebaikan dan ajarilah keluarga kalian kebaikan dan didiklah mereka.
Ibnu al-Qayyim menyatakan, Berapa banyak orang yang menyengsarakan anak dan buah
hatinya di dunia dan akherat dengan acuh dan tidak mendidiknya serta membantu mereka
menumpahkan syahwatnya. Dengan itu, ia menganggap telah memuliakannya padahal ia
menghinakannya dan telah memberikan kasih sayangnya padahal ia telah menzholiminya.
Sehingga ia kehilangan (kesempatan) memanfaatkan anaknya (untuk bekal akhiran -ed) dan
anaknya pun kehilangan bagiannya di dunia dan akherat. Apabila engkau perhatikan baik-
baik kerusakan pada anak-anak maka engkau dapati umumnya dari pihak bapak (Tuhafatul
Maudud Fi Ahkaam al-Maulud hal 242)
Beliau juga menyatakan, Siapa yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya semua yang
bermanfaat baginya dan meninggalkannya begitu saja, maka ia telah melakukan kejelekan
yang paling besar padanya. Mayoritas anak-anak datangnya kerusakan pada mereka dari
pihak bapak dan tidak perhatiannya mereka terhadap anak-anak serta tidak mengajari anak-
anak kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya. Sehingga mereka telah menelantarkan anak-
anak sejak kecil.
Mereka tidak dapat mengambil manfaat dari diri mereka dan orangtua mereka pun tidak
dapat mengambil manfaatnya ketika telah tua. Sebagaimana ada sebagian orang tua yang
mencela anaknya yang durhaka lalu sang anak menjawab, Wahai bapakku engkau telah
mendurhakaiku ketika aku kecil maka (sekarang) aku mendurhakaimu setelah engkau tua
dan engakau telantarkan aku ketika aku masih kanak-kanak maka (sekarang) aku
menelantarkanmu ketika engkau telah tua. (Tuhfat al-Maudud bi Ahkam al-Maulud 229)
- Bersambung insya Allah -
Penulis: Ust. Kholid Syamhudi
Footnote:
[1]Diambil dari makalah penulis di Majalah Assunnah edisi 3 th XII/ 2008
[2]Tadzkirat as-Saami wa al-Mutakallim, Ibnu Jumaaah al-Kinaani hal. 21
***
Artikel muslimah.or.id
Jagalah keluargamu dari Neraka

Jagalah Keluargamu dari Neraka (2)
Melihat urgensi pembinaan keluarga, maka dapat disimpulkan sebab perlunya kita
membahas masalah ini sebagai berikut:
1. Termasuk ketakwaan kepada Allah dengan menunaikan amanah dan
melaksanakannya.
2. Membina dan mendidik keluarga merupakan bentuk komitmen terhadap firman
Allah,Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka. (Qs. At-Tahrim/66:6)
3. Mewujudkan perintah saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
4. Besarnya peran kedua orang tua dalam merubah, membangun dan menanamkan
aqidah pada anak-anak. Seperti sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
(( - - - , -' - = - , - , + , - , -' = - ' _ ' = - ', , , ', - .))Seluruh yang lahir dilahirkan
diatas fitrah (islam) Lalu kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi
atau Nashrani. (Muttafaqun Alaihi)
5. Tanggung jawab orang tua yang akan ditanyakan dihari kiamat, sebagaimana
dijelaskan Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
- - - l - l l l l - l l l l : - -
Tidak ada seorang hamba yang Allah berikan memimpin yang meninggal pada hari
meninggalnya dalam keadaan berbohong kepada rakyatnya kecuali Allah haramkan
surga atasnya. (HR Muslim)
l l - - l l l l -
l l l - l l l l
Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung
jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki
adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya.
Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpin. (Muttafaqun Alaihi)
Contoh Perhatian dan Pembinaan Anak-Anak
Untuk menjelaskan urgensi permasalahan ini dan memotivasi kita dalam memperhatikannya
maka saya sampaikan beberapa contoh perhatian para nabi dan orang sholih yang
disampaikan dalam al-Qur`an dan sejarah.
1. Nabi Ibrohim alaihissalam berdoa untuk anak keturunannya dengan menyatakan,

Jagalah keluargamu dari Neraka

Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. (Qs Ibrohim: 40)
2. Nabi Nuh mengajak anaknya beriman diakhir kesempatan hidupnya dengan
menyatakan, Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang
laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat
yang jauh terpencil, Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah
kamu berada bersama orang-orang yang kafir. (Qs. Huud 42)
3. Nabi Yaqub alaihissalam berwasiat kepada anak-anaknya hingga ditarikan nafas
terakhirnya sebagaimana dikisahkan Allah dalam firmanNya,Adakah kamu hadir
ketika Yaqub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-
anaknya, Apa yang kamu sembah sepeninggalku? mereka menjawab, Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (Qs. al-
Baqarah: 133)
4. Nabi Ismail alaihissalam dikisahkan Allah dalam firmanNya,Dan Ceritakanlah (hai
Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul
dan Nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat,
dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. (Qs. Maryam: 54-55)
5. Kisah Luqman yang menasehati anaknya dengan beberapa nasehat berharga untuk
kebaikan agama dan dunia mereka yang tertulis dalam firman Allah,Dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Luqman berkata), Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
mengetahui.Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Jagalah keluargamu dari Neraka

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Qs Luqman 13-19).
Marilah kita semua mengikuti petunjuk orang-orang yang bertakwa ini.
- l l l - - -
Hasil dari Pembinaan dan Penjagaan Keluarga
Diantara hasil yang didapatkan darinya adalah:
1. Selamat dari api neraka.
2. Tidak menjadi musuh kita dihari akhir nanti karena Allah berfirman,
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. (Qs. Al-Zukhruf [43]:67)
3. Mendapatkan dua pahala sebagaimana sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa
sallam,
l - - - - l - l
l - l
Tiga orang yang mendapatkan dua pahala lalu beliau menyebutkan mereka,
diantaranya dan seorang yang memiliki budak wanita lalu mendidiknya dengan
pendidikan yang bagus dan mengajarkannya dengan pengajaran yang baik,
kemudian membebaskannya lalu menikahinya maka ia mendapatka dua pahala.
(HR al-Bukhori)
4. Menjadi sumber pahala yang abadi, seperti dijelaskan Rasululloh shallallahu alaihi
wa sallam,
- - l l l - - l
- - l
Apabila manusia mati maka terputus darinya amalannya kecuali tiga: Kecuali dari
shodaqah jariyah atau ilmu yang manfaat atau anak yang sholeh yang
mendoakannya. (HR Muslim).
5. Masuk dalam sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
- - l l - - l - l l -
l l l - - l l l
Jagalah keluargamu dari Neraka

Siapa yang mengajak kepada petunjuk maka ia mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka dan
yang mengajak kepada kesesatan maka mendapatkan dosa seperti dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR Muslim)
6. Keluarga yang baik dan sholih akan menjadi tonggak perbaikan masyarakat.
7. Mendapatkan kebahagian dan ketenangan dalam hubungan rumah tangga.
Bagaimana Membina dan Mmenjaga Keluarga
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membina dan menjaga keluarga,
diantaranya:
I. Peran doa terhadap pembinaan dan penjagaan diri dan keluarga dari neraka.
Lihat saja bagaimana para Nabi banyak mendoakan keturunannya. Sebagai contoh adalah:
Nabi Ibrohim menyatakan, Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-
orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. (Qs.
Ibrohim 40)
Nabi Zakariyaa menyatakan, Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya
berkata, Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (Qs. Al-Imron: 38)
Berhati-hati dari mendoakan kejelekan kepada keluarga, anak-anak dan harta, sebab doa
orang tua termasuk mustajabah sebagaimana dalam sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa
sallam,
l - l l l l l -
Tiga doa yang mustajab secara pasti: Doa orang terzholimi, doa musafir dan doa orang
tua atas anaknya. (Hadits dishohihkan al-Albani dalam silsilah Shohihah 2/147, no. 596)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda,
- l - l - -
- l - l l - l - ).
Janganlah kalian berdoa kejelekan atas diri kalian, Janganlah kalian berdoa kejelekan atas
anak-anak kalian, Janganlah kalian berdoa kejelekan atas pembantu kalian dan Janganlah
kalian berdoa kejelekan atas harta-harta kalian. Jangan sampai kalian mendapatkan dari
Allah satu waktu yang ia diminta satu pemberian lalu mengabulkannya untuk kalian. (HR
Muslim)
Jagalah keluargamu dari Neraka

II. Memilih Istri.
Memilih istri merupakan marhalah pertama dalam tarbiyah keluarga dan menjadi langkah
awal masuk dalam kebahagian rumah tangga bila pas pilihannya. Wajib bagi seorang lelaki
memilih dengan baik calon istrinya lalu memilih yang terbaik agamanya. Karena ia akan
menjadi ibu anak-anaknya dan anak-anak tersebut akan menyusu dari payudaranya dan
akhlaknya.
Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan hal ini dalam sabdanya,
- l l l l l l l l - -
Wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, martabatnya, kecantikannya dan
agamanya, maka pilihlah yang memiliki agama baik niscaya kamu beruntung. (HR al-
Bukhori)
Sepatutnya istri tersebut selain akhlak yang mulia dan ketinggian agamanya juga diambil
dari keluarga yang baik dan sholih. Ini lebih utama dan sempurna. Lihatlah kaum Maryam
menyatakan kepadanya,
Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu
sekali-kali bukanlah seorang pezina. (Qs. Maryam: 28)
- Bersambung insya Allah -
Penulis: Ust. Kholid Syamhudi
***
Artikel muslimah.or.id
Jagalah Keluargamu dari Neraka (3)
III. Mentarbiyah Mereka Dan Memperhatikan Perkara-perkara Keimanan
Memulai dengan menanamkan secara kokoh keimanan kepada jiwa sebelum belajar hukum
syariat. Hal itu dilakukan dengan mengenalkan murid tentang Rabbnya, nama, sifat dan
perbuatan-Nya sehingga tertanam dalam jiwanya pengagungan, penghormatan,
pengharapan dan rasa takut kepada Allah serta kecintaan kepadaNya. Juga ia selalul ingat
kepada kematian, kengerian hari kiamat, surga dan neraka serta hari perhitungan (hisab).
Memulai dengan sisi pendidikan ini akan mempersiapkan jiwa-jiwa untuk dapat
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta istiqamah
diatasnya. Inilah jalan bijak yang disampaikan al-Quran dalam pendidikan generasi pertama
dan kedua. Hal ini dijelaskan secara gamblang oleh Umu al-Mukminin Aisyah dalam
pernyataan beliau,
Jagalah keluargamu dari Neraka

l - l l - l - - l -
- - -
l - - - - - -
- - l - - l - l - J
(4993)
Sungguh yang pertama kali turun daninya adalah satu surat dari al-Mufashshol (surat-surat
pendek) yang berisi penjelasan tentang syurga dan neraka hingga apabila manusia telah
mantap dalam islam maka turunlah halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun
adalah perintah, Jangan minum Khomer (miras)!. Tentulah mereka menjawab, Kami tidak
akan meninggalkan Khomer selama-lamanya. Seandainya yang pertama turun adalah
perintah, Jangan berzina!. Tentulah mereka akan menjawab: Kami tidak akan
meninggalkan zina selama-lamanya. Sungguh telah turun di Makkah kepada Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam dan aku waktu itu masih anak kecil yang bermain-main firman
Allah, Sebenarnya hari kiamat Itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu
lebih dahsyat dan lebih pahit.* Dan belum turun surat al-Baqarah dan an-Nisaa kecuali aku
sudah berada disisinya (HR al-Bukhori no. 4993)
* Qs al-Qamar :46
Demikianlah para sahabat dibina dengan iman sebelum belajar al-Quran sebagaimana
dijelaskan Jundub radhiallahu anhu dalam pernyataan beliau,
, l (
1/ 76
Kami belajar iman sebelum belajar Al Quran kemudian belajar Al Quran sehingga
bertambah dengannya iman. (Syuabil Iman 1/76)
Oleh karena itu anak-anak hendaknya dididik mengetahui iman dan cabang-cabangnya yang
telah dijelaskan dalam sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
- J l - , , l
, l l -
Iman ada enam puluh lebih atau tujuh puluh lebih cabang, yang terendah adalah
menghilangkan gangguan dari jalan dan yang paling utama adalah ucapan syahadat dan
malu cabang dari iman. (HR al-Bukhori)
Jagalah keluargamu dari Neraka

1. Mendidik mereka untuk menjaga dan memperhatikan kewajiban-kewajiban Islam,
contohnya adalah sholat sebagaimana firman Allah,
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Qs Thohaa: 132)
Sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
- l l l l l -- l l
Sholatlah kalian dirumah-rumah kalian, karena sebaik-baik sholat seseorang adalah
dirumahnya kecuali yang wajib. (HR Muslim)
Sabda Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam,
- - - l - l -- l - -

Demikian juga Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
l - l - - l l
l l l - .
Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun malam lalu sholat dan
membangunkan istrinya lalu iapun sholat. Apabila istrinya tidak mau maka ia memercikkan
air diwajahnya dan semoga Allah merahmati wanita yang bangun malam lalu sholat dan
membangunkan suaminya lalu suaminyapun sholat. Apabila suaminya enggan maka ia
memercikkan air kewajahnya. (HR Ahmad, Abu Daud, Al NasaI dan Ibnu Majah dan
dishohihkan Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim dan disetujui Al Dzahabi)
2. Menjauhkan mereka dari orang kafir dan yang menyimpang dan mendidik anak untuk
mencintai orang mukmin.
Sahabat Anas bin Malik radhiallahu anhu menyatakan,
- l l J - - - - - - - .( )
Mereka mengajari anak-anak mereka untuk mencintai Abu Bakar dan Umar sebagaimana
mereka mengajari anak-anak mereka satu surat dari Al Quran. (al-Kholaal dalam
Sunnahnya)
Mengagungkan dan menghormati ilmu dan menjadikannya sebagai ibadah untuk
mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Taala . sebagai konsekuensinya adalah
Jagalah keluargamu dari Neraka

memuliakan dan menghormati para ulama dan para guru serta bersopan santun bersama
mereka; karena mereka adalah pewaris para nabi sebagaimana disabdakan Nabi shallallahu
alaihi wa sallam. Juga merendahkan suara dihadapan mereka, tidak melangkahi mereka,
berlemah lembut dalam berbicara dengan mereka serta baik dalam berbicara kepada
mereka. Dengan itu semua mereka akan dengan senang hati menyerahkan ilmunya dan
memberikan faedah yang dimiliki mereka kepada para muridnya.
3. Mengagungkan larangan Allah dan hal-hal yang diharamkan.
Hal ini dapat dilihat pada riwayat berikut ini,
- l l - -
- - : -- ! l l : -- - -
.(
Dari ibnu Umar beliau berkata bahwasanya Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Janganlah kalian melarang wanita untuk sholat dimasjid. Lalu anaknya
menjawab, Demi Allah, kami pasti akan melarangnya. Maka beliaupun marah besar dan
berkata, Aku sampaikan hadits dari Rasululloh dan kamu bantah dengan menyatakan kami
akan melarang mereka!! (HR Ibnu Majah)
4. Mendidiknya untuk terbiasa dengan doa-doa.
Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam semangat melakukan doa dan dzikir diwaktu pagi
dan petang atau waktu-waktu tertentu dan mengajari para sahabatnya untuk berbuat
demikian. Demikian juga para sahabat semangat mengulangi dzikir dan mengajari anak-anak
mereka.
5. Mendidik mereka untuk sabar dalam ketaatan.
Sebagaimana dalam wasiat Luqman kepada anaknya:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Qs.
Luqman: 17)
6. Mengajari mereka hukum-hukum Islam.
Para ulama mewajibkan seorang belajar tentang kewajiban islam dan mengajarkannya
kepada keluarganya. Apabila suami tidak mampu mengajari istrinya maka berilah
kemudahan pada mereka sebab-sebab talim agar mengetahui semua yang Allah wajibkan
dan larang bagi mereka.
7. Mengajari dan menjadikan mereka hafal Al Quran.
Hendaknya orang tua memperhatikan dan menyemangati anak-anaknya menghafal Al
Quran sejak kecil sehingga ketika remaja hati mereka dipenuhi kecintaan kepada Allah dan
pengagungan Al Quran. Lalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya
Jagalah keluargamu dari Neraka

Dahulu para salaf umat ini pertama kali bertanya, bertanya tentang hafalan Al Quran. Kisah
Umar bin Abi Salamah menjadi dalil cepatnya hafalan anak-anak dan anjuran bersegera
menghafalkan Al Quran pada anak-anak.
Umar bin Salamah berkata,
l l l l
l l l - - l l l l -
l l - - - - -
l - l J l - l -l l -
l
Ketika terjadi penaklukan penduduk kota Makkah maka setiap kaum bersegera masuk
islam dan baoak dan kaumku segera masuk Islam. Ketika datang ia berkata, Demi Allah aku
membawa kepada kalian dari sisi Nabi satu kebenaran. Lalu ia berkata, Lakukanlah sholat
ini pada waktu ini dan sholat itu pada waktu itu. Apabila datang waktu sholat hendaklah
salah seorang kalian beradzan dan yang mengimami sholat kalian adalah yang paling banyak
hafalan Al Qurannya. Lalu mereka melihat dan tidak mendapati seorangpun yang lebih
banyak hafalannya dariku, karena aku sering menemui orang yang datang. Maka mereka
menunjukku sebagai imam sholat padahal usiaku baru enam atau tujuh tahun. (HR Al
Bukhori)
Menghafal Al Quran sejak kecil telah menjadi adat kebiasaan para sahabat, seperti
disampaikan ibnu Abas radhiallahu anhu dalam pernyataan beliau,
- l - l l - - : - - : - !
Aku menghafal Al Muhkam dizaman Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam . Ada yang
bertanya kepadanya, Apa itu al-Muhkam? Beliau menjawab al-Mufashshol (yaitu dari surat
Al Hujurat sampai akhir Al Quran)
Beliaupun berkata,
l - l -
Tanyalah kepadaku tentang tafsir karena aku telah hafal Al Quran ketika masih kecil. (Al-
Adab asy-Syariyah karya Ibnu Muflih 1/244)
8. Mendidik mereka untuk senantiasa merasa terawasi oleh Allah.
Allah menceritakan kisah Luqman ketika menasehati anaknya,
Jagalah keluargamu dari Neraka

l l l l l l - - l
l -
(Luqman berkata), Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji
sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
mengetahui. (Qs. Luqman: 16)
Hal ini dikuatkan dengan perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang mewasiatkan
Ibnu Abas yang masih kecil untuk merasa terawasi oleh Allah dalam hadits yang berbunyi,
- l l : l - -
: l - - - : - - l l
l -
J- J- - l - -
l l - - - - J l -
[ : : - l
l -l l - l l
- - l -l ].
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata, Suatu saat saya
berada dibelakang Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara:
Jagalah Allah 1), niscaya dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada
dihadapanmu 2). Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon
pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah
umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan
dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan
jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan
mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah
diangkat dan lembaran telah kering 3). (Riwayat Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya
hasan shahih)
Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan, Jagalah Allah, niscaya engkau akan
mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan
mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah
akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu,
ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan
kesulitan bersama kemudahan).
Jagalah keluargamu dari Neraka

9. Menanamkan akhlak mulia pada mereka seperti ukhuwah, Ietsar, dll.
10. Menanamkan kecintaan kepada tempat-tempat yang disyariatkan untuk dicintai seperti
masjid, Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis.
11. Menanamkan keimanan dengan kisah-kisah islam seperti kisah-kisah nabi, sahabat,
ulama salaf dan yang lainnya, agar mereka dapat meniru dan mencontohnya, khususnya
siroh Nabi.
12. Mentarbiyah keluarga untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan mengajari
mereka fikihnya.
13. Semangat meminta perlindungan Allah untuk anak-anak dan mengajari serta
membiasakan keluarga melakukan wirid dan dzikir-dzikir yang sudah ada dari Rasululloh
shallallahu alaihi wa sallam,
- - l : - - - l - J
:[ l l l l l - l - -
l ]
Dari ibnu Abas beliau berkata, Nabi memintakan perindungan (dari Allah) untuk al-Hasan
dan al-Husein dan menyatakan, Sesungguhnya bapak kalian berdua memintakan
perlindungan dari Allah untuk Ismail dan Ishaaq dengan kalimat, Aku berlindung dengan
kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaitan dan binatang berbisa serta mata hasad yang
menyebabkan penyakit. (HR al-Bukhori)
Demikian juga disunnahkan untuk mendahulukan prisai anak-anak sebelum lahirnya dan itu
dengan mengikuti contoh nabi dalam hal itu.
Doa ketika menemui istri setelah pernikahan dengan memegang ubun-ubunnya dan
berdoa dengan doa yang ada dari Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam yaitu,
- l - l - - - l
l .
Doa ketika berhubungan intim dengan istri,
- - - l .
14. Membiasakan mereka untuk beradab dan sopan santun seperti adab makan, minum,
izin, salam keluar masuk rumah dll.
Jagalah keluargamu dari Neraka

IV. Memperingatkan dan Menjauhkan Mereka dari Hal-hal Yang Merusak Dan
Memerintahkan Mereka Yang Baik-baik.
1. Menjauhkan mereka dari teman dan sahabat yang buruk
2. Mengontrol istri ketika keluar dari rumah untuk bekerja atau selainnya.
3. Menjauhi mereka dari sarana ghazwul fikri dan memberikan gantinya yang
bermanfaat baik media masa elektronik mauapun non elektronik.
4. Mendidik keluarga dan anak-anak untuk mengerti urgensi menjaga waktu dan
menggunakan waktunya dalam perkara yang bermanfaat nagi dunia dan akheratnya.
Hal ini dapat dengan menyibukkan mereka dan mengarahkan kemampuan mereka
dengan memberikan program edukatif yang ilmiyah atau daurah-daurah yang
bermanfaat dan lain-lainnya
5. Mendidik keluarga untuk tidak menyebarkan rahasia dalam rumah.
6. Terkadang sengaja menyelisihi kemauan mereka
7. Memberi mereka makanan dan minuman yang halal, karena hal itu memiliki
pengaruh besar terhadap kesholihan anak.
V. Menyiapkan Kondisi dan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Pembinaan dan Penjagaan
Keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa hal dibawah ini.
1. Memilih tetangga sebelum membuat rumah.
2. Qudwah yang baik. Para salaf umat telah sadar dengan perkara ini dan urgensinya
sehingga Amru bin Utbah memperingatkan pendidik anaknya akan hal ini, beliau
menyatakan,
l - - -- l l l l l -
- l -
Hendaknya pertama pendidikanmu untuk anakku adalah perbaiki dirimu, karena mata
mereka terikat dengan matamu. Yang baik menurut mereka adalah yang kamu kerjakan dan
yang buruk menurut mereka adalah yang kamu tinggalkan.
Hal inipun telah diisyaratkan Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam dalam kisah Abdullah
bin Amir radhiallahu anhu yang berbunyi,
- l l l : l - l - - l l l
: l - l - l :[ l l - l ]
l - l - l l :[ l l l l - l
l ]
Dari Abdullah bin Amir radhiallahu anhu beliau berkata, Ibuku satu hari memanggilku
sedangkan Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam sedang duduk didalam rumah kami. Lalu
Jagalah keluargamu dari Neraka

ibuku berkata, Mari kesini aku beri kamu sesuatu! Maka Rasululloh shallallahu alaihi wa
sallam berkata kepadanya, Nampaknya kamu tidak ingin memberinya? Ibuku menjawab,
Saya akan memberinya sebuah kurma. Maka Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam
berkata kepadanya, Adapun kamu bila tidak memberinya sesuatu maka ditulis atasmu satu
kedustaan. (HR Abu Daud dan Ahmad dan dinilai shohih oleh al-Albani dalam Silsilah ash-
Shohihah no. 748 hal 2/384)
3. Jadikan rumah sebagai tempat berdzikir. Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
l - - l l - - - l l l l - - - l l
Permisalan rumah yang digunakan untuk berdzikir dan rumah yang tidak digunakan untuk
berdzikir seperti yang hidup dan mati. (Muttafaqun alaihi)
Juga sabda shallallahu alaihi wa sallam beliau,
- - l -- l l - - l l .
Bacalah surat al-Baqarah dirumah-rumah kalian, karena syaitan tidak masuk rumah yang
dibacakan surat al-Baqarah. (HR al-Hakim dan dishohihkan al-Albani dalam Silsilah
Shohihah no.1521)
4. Memilih madrasah yang bagus
5. Membantu mereka memilih teman yang baik.
6. Memilah-milah yang baik dan yang buruk.
7. Menyediakan alat bermain yang edukatif.
8.Keluarga membutuhkan dalam seluruh umur mereka kepada sentuhan kasih sayang dan
ucapan lembut yang menyentuh perasaan dan tabiat mereka. Disamping juga canda dan
gurau yang baik bagi mereka.
VI. Tinggal Bersama Keluarga Dan Tidak Putus Komunikasi.
Sudah seharusnya seorang dekat dengan keluarganya. Rasululloh n pernah berwasiat untuk
orang yang bepergian dengan wasiat,
- - - - - - - l l - l l
Safar (bepergian) adalah sepotong adzab, ia mencegah salah seorang dari kalian dari
makan, minum dan tidur. Apabila selesai keperluannya maka hendaklah segera pulang
kekeluarganya.(Muttafaqun alaihi)
Jagalah keluargamu dari Neraka

VII. Tidak Menjadikan Keluarga Sebagai Penghalang Ketaatan dan Dakwah
Keluarga dapat menjadi musuh dalam selimut yang menghalangi kita melakukan ketaatan.
Allah Taala berfirman,
Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada
yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. at-Taghabun:14)
Allah Subhanahu wa Taala menjelaskan bahwa keluarga menjadi hujjah orang munafikin
untuk meninggalkan jihad seperti dalam firman-Nya,
Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: Harta
dan keluarga Kami telah merintangi Kami, Maka mohonkanlah ampunan untuk kami,
mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah,
Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia
menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu.
sebenarnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. al-Fath: 11)
VIII. Mendamaikan Antar Keluarga Bila Terjadi Perselisihan dengan Ajaran Islam
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang
hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua
orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. An-
Nisaa [4]: 35)
IX. Membangun Pribadi yang Kuat dan Kokoh di Rumahnya Sehingga Dapat Melaksanakan
Kewajiban Dakwah dan Pengarahan Dalam Keluarga,
X. Kecemburuan Kepada Keluarga
XI. Memiliki Pengetahuan Tarbiyah yang Cukup dan Berakhlak Dengannya Dalam
Mengarahkan Anak-Anak Dengan Pengarahan yang Tepat dan Baik
Demikianlah sebagian cara yang dapat dikemukan dalam makalah ini mudah-mudahan
bermanfaat.
Abu al-Abaas Kholid Syamhudi.

Anda mungkin juga menyukai