SISIPAN
TONGGaK SEJ
1966 IIAPCO dan Pertamina menandatangani Kerjasama Produksi (PSC) untuk konsesi area lepas pantai utara Jawa Barat (ONWJ). Izin pemerintah menyusul kemudian. Sinclair Exploration Company mendapatkan hak beroperasi untuk ONWJ dari IIAPCO. PSC ONWJ antara IIAPCO dan Pertamina disetujui pemerintah Indonesia. Kapal pengebor R&BE Thornton, unit pengeboran lepas pantai pertama yang memasuki perairan Indonesia mengebor sumur eksplorasi E-1. Penemuan lapangan APN di dekat sumur A-1. Perusahaan Eksplorasi Sinclair secara resmi berubah menjadi Atlantic Richfield Indonesia Inc. Presiden Indonesia Soeharto meresmikan lapangan Ardjuna dari Echo Flow Station pada tanggal 1 September. Lapangan Bravo mulai berproduksi dari anjungan BD. Lapangan Kilo mulai produksi minyak mentah dari anjungan KA. Anjungan LA mulai memproduksi minyak amentah Lima. Lima Flow Station selesai mengakumulai minyak mentah Lima. Lapangan Uniform memulai produksi minyak mentah Ardjuna. Perayaan 100 juta barel produksi minyak mentah Ardjuna. Produksi pertama minyak mentah Arimbi diproduksi dari lapangan X-Ray. Pembangkit NGL, pembangkit lepas pantai pertama mulai beroperasi. Pengisian LPG Ardjuna Sakti pertama, terobosan penyimpanan LPG. Perayaan 300 juta barel produksi minyak mentah Ardjuna dan pengangkatan ke-1000 minyak mentah Ardjuna. 1967 1968
1969 1971
1972 1973
1974
1975
1976
1977
1980
Operators:
! ! !
ASSET INFO: Geographic size : ~ 250 km x 100 km Number of structures : 218 Manned flow stations : 11 (37 platforms) NUIs/Remote P/F : >150 Onshore Receiving Facilities : 3 (MK, TP & Cilamaya) SPMs oil export systems :2 Subsea pipelines : 375 (> 1,600 kms) Current production (gross) : ~ 27 mbod, 215 bbtud Age of facilities : 20 35 years
PARTNERSHIP: Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd. (Operator) CNOOC ONWJ Ltd. Pertamina Hulu Energi Jawa Ltd. Talisman Resources (N.W. JAVA) LTD Salamander Energy (Java) Ltd.
2009
2010
2010
2000 2001
2010
2001 2002
2002 2004
BErHaSIL LaKUKaN TUrN arOUND, PrODUKSI PHE ONWJ LaMPaUI 30.000 BOPD
Sejak Jumat (8/11), produksi minyak blok ONWJ yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melampaui 30.000 bopd. Bahkan, rata-rata produksi minyak di bulan November mencapai 32.000 BOPD. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produksi ini adalah berhasilnya pelaksanaan Turn Around (perawatan rutin) di beberapa fasilitas Anjungan Produksi Central Plant, Bravo, Echo, Foxtrot dan Uniform. Pada tanggal 27 September 7 Oktober 2010, PHE ONWJ telah telah melakukan pekerjaan perawatan rutin selama 10 hari di fasilitas anjungan produksi tersebut. Perawatan rutin tersebut merupakan hal yang kritikal mengingat fasilitas produksi yang ada telah berusia lebih dari 35 tahun. Dengan Turn Around ini maka reabilitas produksi, keamanan operasi, dan keamanan pasokan gas (security of supply) kepada semua pelanggan bisa tetap terjaga, ungkap Dwi Martono, Dirut PHE. Pelaksanaan perawatan rutin yang melibatkan sekitar 1200 pekerja ini telah berjalan tanpa adanya catatan kecelakaan kerja dimana start up telah dilakukan sesuai rencana, ramping up produksi enam (6) hari lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Produksi minyak telah kembali ke tingkat normal di kisaran 30.000 BOPD, sehingga diharapkan target produksi rata-rata tahunan yang telah ditetapkan sebesar 26.800 BOPD dapat dicapai. Perawatan rutin fasilitas tersebut dilakukan secara bersamaan di enam lokasi meliputi Fasilitas Anjungan Produksi Central Plant, Bravo, Echo, Foxtrot dan Uniform serta Fasilitas Penerima Darat Cilamaya. Hal lain yang lebih membanggakan adalah untuk pertama kali pelaksanaan turn around ini direncanakan dan dilakukan sendiri oleh putra-putri bangsa ini, tambah Dwi dengan mantab. Kenyataan ini tentu saja ini menunjukkan bahwa Pertamina Hulu Energi memiliki kapabilitas untuk mengoperasikan lapangan-lapangan offshore. Sejak melakukan akuisisi saham INPEX JAWA Ltd, maka kontrol Pertamina atas blok ONWJ semakin meningkat karena saat ini Pertamina menjadi pemilik mayoritas dengan kepemilikan Pariticipating Interest sebesar 53,25%. Dengan demikian maka kinerja produksi di blok ONWJ diharapkan dapat terus dioptimalkan. Sejak diakuisisi oleh Pertamina, produksi minyak blok ONWJ terus meningkat dari 22.000 BOPD menjadi hampir 28.000 BOPD pada bulan September lalu dan meningkat lagi bulan ini menjadi 32.000 BOPD di bulan November. Di tahun 2011 produksi ditargetkan mencapai 31.000 BOPD. Sejalan dengan strategi korporat maka PHE akan terus tumbuh dan berkembang untuk mengantarkan Pertamina menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan flag carrier Indonesia di luar negeri harap Dwi dengan optimis.
INTEGRATED EMS (IEMS) DI SELURUH PHE ONWJ Setelah penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sejak delapan tahun lalu, PHE ONWJ merasa perlu untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) terhadap SML agar lebih efektif, salah satunya dengan menerapkan SML secara terintegrasi (Integrated Environmental Management System / IEMS). IEMS ini mulai efektif berlaku pada Januari 2010 dengan masa transisi tiga bulan. Tujuan dari integrasi ini selain mengintegrasikan dokumen lingkungan (Manual, Prosedur, dan Instruksi Lingkungan) juga mengintegrasikan penerapan di seluruh station PHE ONWJ melalui menyelarasan program dan pelaksanaannya. Sistem integrasi ini juga diiringi perubahan organisasi/ penanggung jawab, dimana sebagai manajemen puncak dalam SML ISO 14001 adalah Operation Manager(s) dan jajaran diatasnya, sebagai wakil Manajemen / EMR-Environmental Management Representative(s) adalah OIM dan/atau Gas ORF Manager, serta EMS Field Coordinators (EMS FC) sebagai koordinator lapangan dan pengendali dokumen. Untuk memudahkan koordinasi dan pelaksanaannya EMS FC dibagi masing-masing untuk area West & East. Mulai 2010, dalam hal dokumentasi PHE ONWJ juga mengimplementasikan EMS Online System. Tujuan dari program ini selain perbaikan dalam hal pengendalian dokumen juga untuk efektifitas distribusi dan penghematan pemakaian kertas (paperless) sebagai wujud perhatian kita akan penggunaan sumber daya alam. Terkait dengan IEMS beberapa Prosedur Lingkungan (PL) baru yang diterbitkan adalah prosedur Daur Ulang Limbah Berbasis Minyak, Pemakaian Sumber Daya Alam (SDA), Pengelolaan Emisi Udara, dan Good Housekeeping (Tata Apik Kerumahtanggan). Prosedur Daur Ulang Limbah Berbasis Minyak merupakan prosedur yang memperkuat aturan sebelumnya. Menekankan pada penerapan 3R (Reuse-Recycle-Recovery), dan mewajibkan pencatatan setiap kegiatan daur ulang limbah berbasis minyak dengan menggunakan Neraca Limbah B3 (FPL-08-01). Prosedur Pemakaian Sumber Daya Alam (SDA) mengatur penggunaan SDA ke arah yang lebih efisien dan ramah lingkungan di seluruh PHE ONWJ. Di mana setiap station harus memantau penggunaan sumber daya alam (listrik, bahan bakar, air, kertas, sabun, dan lain-lain). Prosedur Pengelolaan Emisi Udara, merupakan wujud penaatan terhadap peraturan yang ada. Dimana diatur didalamnya kewajiban untuk melakukan inventarisasi, pemngelolaan, pemantauan, pelaporan dan penanganan kedaruratan terhadap sumber emisi. Prosedur Good Housekeeping, merupakan prosedur untuk menstandarkan penerapan housekeeping yang sudah berjalan. Dimana didalamnya mengatur tentang identifikasi, pelaksanaan dan pemeriksaan housekeeping.HSE Department - Environmental Team