Anda di halaman 1dari 4

PERTAMINA HULU ENERGI

Senin, 17 Januari 2011

SISIPAN

aKUISISI BErWUJUD PrESTaSI


Semenjak diakuisisi PT Pertamina Hulu Energi dari BP Indonesia Juli 2009, kinerja blok ONWJ praktis terus menunjukkan prestasi yang membanggakan. Menutup lembaran tahun 2010, kinerja produksi migas blok ONWJ terus menunjukkan grafik yang meningkat. Sebelum akuisisi, produksi minyak ONWJ sebesar 23.000 BOPD. Kini pasca akuisisi, produksi minyak telah mencapai hingga 32.000 BOPD. Tidak hanya peningkatan produksi migas, sejumlah prestasi lain juga turut diukir blok yang membentang dari Utara Cirebon hingga Kepulauan Seribu. Mulai dari pencapaian HSE hingga keberhasilan sertifikasi ISO14001 terhadap sejumlah anjungan yang dimilikinya.

SISIPAN PERTAMINA HULU ENERGI

Edisi 17 Januari 2011

POTrET SUKSES DEParTEMEN DrILLING & COMPLETION DI TaHUN 2010


Memasuki akhir tahun 2010, Departemen D&C memiliki 2 rig yang beroperasi di daerah ONWJ. Rig pertama yaitu Rig jack-up ENSCO-67 telah berhasil menyelesaikan 11 sumur. Pada awalnya, rig ini direncanakan untuk menyelesaikan 9 sumur, tetapi karena penyelesaian sumur-sumur dapat selesai lebih cepat dari rencana, maka penambahan 2 sumur dilakukan. Rig kedua adalah Rig jack-up ENSCO-56. Rig ini telah berhasil menyelesaikan 9 sumur dari rencana 14 sumur workover. Dapat dilihat pada grafik di samping ini, Key Performance Indicator (KPI) dari sumur-sumur sangat baik. Dibandingkan dengan pencapaian KPI di tahun 2009 (Days/10K: 20.5 dan $/footage: $ 1,828), pencapaian ini merupakan kesuksesan tim drilling yang patut dibanggakan. Kesuksesan ini didasari oleh soliditas tim yang dimiliki. Dari sisi drilling engineer-nya, semua pihak yang terlibat merupakan sumber daya manusia yang sudah lama berkecimpung di bidangnya. Komitmen dan kompetensi yang tinggi dari tim Operasi Pemboran juga merupakan kunci kesuksesan departemen D&C untuk mencapai target yang diberikan oleh perusahaan. Tim D&C juga mengoperasikan satu unit hydraulic workover (EHR-09 HWU), untuk mengganti 12 sumur yang menggunakan ESP (Electiral Submerseable Pump). Sampai saat ini, 9 Sumur ESP sudah berhasil diselesaikan dengan capaian yang memuaskan. Lebih kurang 1500 BOPD dapat diproduksikan dari sumursumur tersebut dan ini merupakan pembuktian bahwa masih banyak potensi minyak dari lapangan Zulu yang siap dituai. Lapangan-lapangan ONWJ yang sudah tua (mature field) membuat pekerjaan drilling dan workover menjadi lebih kompleks. Pencarian reservoir minyak pun semakin jauh dari lokasi platform sehingga lubang sumur pun semakin panjang jangkauannya. Hal ini diatasi dengan menggunakan teknologi Extended Reach Drilling (ERD) agar jangkauan pemboran lebih jauh. Inovasi lain yang dilakukan tim agar memungkinkan melakukan evaluasi formasi secara real time, dengan memakai Measurement While Drilling (MWD) dan Logging While Drilling (LWD) serta aplikasi directional driling untuk mencapai sumber minyak (reservoir) yang dituju secara tepat posisi. Contoh teknologi lain yang kerap diaplikasikan dalam kegiatan drilling adalah penyemenan melalui top drive system. Teknologi ini biasanya dipakai di ONWJ yang memiliki formasi batu gamping yaitu Parigi dan Baturaja yang berongga yang membuat lumpur pemboran sering kali hilang saat dibor. Keuntungan lainnya, dengan teknik ini proses pemboran menjadi lebih cepat dan efisien, baik dari segi waktu dan biaya. Teknologi ini sudah digunakan sejak 2004 sampai sekarang, dan jarang diaplikasikan di tempat lain. Pada akhirnya hal yang paling penting untuk tim D&C adalah dapat berkontribusi dalam mewujudkan impian Pertamina sebagai World Class Oil & Gas Company.

TONGGaK SEJ
1966 IIAPCO dan Pertamina menandatangani Kerjasama Produksi (PSC) untuk konsesi area lepas pantai utara Jawa Barat (ONWJ). Izin pemerintah menyusul kemudian. Sinclair Exploration Company mendapatkan hak beroperasi untuk ONWJ dari IIAPCO. PSC ONWJ antara IIAPCO dan Pertamina disetujui pemerintah Indonesia. Kapal pengebor R&BE Thornton, unit pengeboran lepas pantai pertama yang memasuki perairan Indonesia mengebor sumur eksplorasi E-1. Penemuan lapangan APN di dekat sumur A-1. Perusahaan Eksplorasi Sinclair secara resmi berubah menjadi Atlantic Richfield Indonesia Inc. Presiden Indonesia Soeharto meresmikan lapangan Ardjuna dari Echo Flow Station pada tanggal 1 September. Lapangan Bravo mulai berproduksi dari anjungan BD. Lapangan Kilo mulai produksi minyak mentah dari anjungan KA. Anjungan LA mulai memproduksi minyak amentah Lima. Lima Flow Station selesai mengakumulai minyak mentah Lima. Lapangan Uniform memulai produksi minyak mentah Ardjuna. Perayaan 100 juta barel produksi minyak mentah Ardjuna. Produksi pertama minyak mentah Arimbi diproduksi dari lapangan X-Ray. Pembangkit NGL, pembangkit lepas pantai pertama mulai beroperasi. Pengisian LPG Ardjuna Sakti pertama, terobosan penyimpanan LPG. Perayaan 300 juta barel produksi minyak mentah Ardjuna dan pengangkatan ke-1000 minyak mentah Ardjuna. 1967 1968

1969 1971

1972 1973

1974

1975

1976

1977

1980

Offshore North West Java PSC

Operators:
! ! !

: 1971 2000 : 2000 - mid 2009 : mid 2009 - sekarang

ASSET INFO: Geographic size : ~ 250 km x 100 km Number of structures : 218 Manned flow stations : 11 (37 platforms) NUIs/Remote P/F : >150 Onshore Receiving Facilities : 3 (MK, TP & Cilamaya) SPMs oil export systems :2 Subsea pipelines : 375 (> 1,600 kms) Current production (gross) : ~ 27 mbod, 215 bbtud Age of facilities : 20 35 years

PARTNERSHIP: Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd. (Operator) CNOOC ONWJ Ltd. Pertamina Hulu Energi Jawa Ltd. Talisman Resources (N.W. JAVA) LTD Salamander Energy (Java) Ltd.

SISIPAN PERTAMINA HULU ENERGI

Edisi 17 Januari 2011

JaraH PHE ONWJ


1985 Perayaan 500 juta barel minyak mentah Ardjuna, ZUD-4 dibor, sumur horizontal pertama yang dibor di Indonesia. Pengangkatan ke-2000 minyak mentah Ardjuna dimuat ke penyulingan Cilacap. Produksi pertama minyak mentah Bima dari lapangan Zulu. Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia, Prof. Dr. Soebroto, menyaksikan pemuatan minyak mentah Bima pertama ke Jepang. Perjanjian jual beli untuk pasokan gas ke Muara Karang. Pengiriman gas pertama ke fasilitas pembangkit listrik PLN Muara Karang untuk distribusi area Jakarta. Pengiriman gas pertama ke PLN Tanjung Priok. Perayaan 25 tahun operasi ONWJ di Indonesia. ONWJ mencapai satu juta barel produksi minyak pada bulan Mei. ONWJ menerima Penghargaan Lingkungan dari Pertamina. Pengiriman gas pertama ke Perusahaan Gas Negara (PGN). Terminal ARCO Ardjuna merayakan satu miliar barel pengangkatan minyak mentah Ardjuna. Gabungan antara BP, Arco, Amoco, dan Burmah Castrol. Perayaan 30 tahun perayaan opearsi ONWJ di Indonesia, dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro. Dimulainya pengembangan proyek APN. November 7, menerima ISO 14001 pertama untuk fasilitas lepas pantai pertama di Bravo dan kompleks pembangkit. Menerima ISO 14001 untuk gudang Marunda. 1 juni, menerima ISO 14001 di Area mike-mike, Jawa Barat. 2010 2009 2005 1986 Pengiriman pertama gas APN pada tanggal 17 Agustus. Seluruh sumur (lima sumur di tiga anjungan) aktif pada tanggal 2 September dengan kecepatan total 110 mmscf/hari. Penandatanganan perjanjian jual beli gas untuk pasokan gas ke Pupuk Kujang. Februari 2008, menyelesaikan Onshore Receiving (ORF) dan modifikasi Perencanaan Sentral untuk pasokan gas ke Pupuk Kujang. Peringkat Hijaupada Program Performance Environmental Rating (PROPER) dari Kementerian Lingkungan Hidup. Juli 2009, divestasi BP West Java Ltd. Dari BP menjadi Pertamina, diikuti dengan perubahan nama perusahaan menjadi Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd. Menerima penghargaan dari BPMIGAS untuk prestasi keselamatan tahun 2008 yang luar biasa untuk kategori jam kerja 2.000.000 10.000.000 September 2009, penandatanganan perjanjian untuk tambahan pasokan gas dengan PLN. Penandatanganan perjanjian gas untuk tambahan pasokan ke PGN sampai akhir tahun 2010. Menerima penghargaan di bidang pengembangan masyarakat - Adibakti Mina Bahari tahun 2010 dari Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. Menerima penghargaan di bidang HSE 2010 Zero Accident Award untuk pencapaian 12 juta jam kerja tanpa kecelakaan dari Kementeria Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2006 2008 1987 1992 1993 2008

2009

1993 1994 1995 1996 1996 1997

2010

2010

2000 2001

2010

2001 2002

2002 2004

SISIPAN PERTAMINA HULU ENERGI

Edisi 17 Januari 2011

BErHaSIL LaKUKaN TUrN arOUND, PrODUKSI PHE ONWJ LaMPaUI 30.000 BOPD
Sejak Jumat (8/11), produksi minyak blok ONWJ yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melampaui 30.000 bopd. Bahkan, rata-rata produksi minyak di bulan November mencapai 32.000 BOPD. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produksi ini adalah berhasilnya pelaksanaan Turn Around (perawatan rutin) di beberapa fasilitas Anjungan Produksi Central Plant, Bravo, Echo, Foxtrot dan Uniform. Pada tanggal 27 September 7 Oktober 2010, PHE ONWJ telah telah melakukan pekerjaan perawatan rutin selama 10 hari di fasilitas anjungan produksi tersebut. Perawatan rutin tersebut merupakan hal yang kritikal mengingat fasilitas produksi yang ada telah berusia lebih dari 35 tahun. Dengan Turn Around ini maka reabilitas produksi, keamanan operasi, dan keamanan pasokan gas (security of supply) kepada semua pelanggan bisa tetap terjaga, ungkap Dwi Martono, Dirut PHE. Pelaksanaan perawatan rutin yang melibatkan sekitar 1200 pekerja ini telah berjalan tanpa adanya catatan kecelakaan kerja dimana start up telah dilakukan sesuai rencana, ramping up produksi enam (6) hari lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Produksi minyak telah kembali ke tingkat normal di kisaran 30.000 BOPD, sehingga diharapkan target produksi rata-rata tahunan yang telah ditetapkan sebesar 26.800 BOPD dapat dicapai. Perawatan rutin fasilitas tersebut dilakukan secara bersamaan di enam lokasi meliputi Fasilitas Anjungan Produksi Central Plant, Bravo, Echo, Foxtrot dan Uniform serta Fasilitas Penerima Darat Cilamaya. Hal lain yang lebih membanggakan adalah untuk pertama kali pelaksanaan turn around ini direncanakan dan dilakukan sendiri oleh putra-putri bangsa ini, tambah Dwi dengan mantab. Kenyataan ini tentu saja ini menunjukkan bahwa Pertamina Hulu Energi memiliki kapabilitas untuk mengoperasikan lapangan-lapangan offshore. Sejak melakukan akuisisi saham INPEX JAWA Ltd, maka kontrol Pertamina atas blok ONWJ semakin meningkat karena saat ini Pertamina menjadi pemilik mayoritas dengan kepemilikan Pariticipating Interest sebesar 53,25%. Dengan demikian maka kinerja produksi di blok ONWJ diharapkan dapat terus dioptimalkan. Sejak diakuisisi oleh Pertamina, produksi minyak blok ONWJ terus meningkat dari 22.000 BOPD menjadi hampir 28.000 BOPD pada bulan September lalu dan meningkat lagi bulan ini menjadi 32.000 BOPD di bulan November. Di tahun 2011 produksi ditargetkan mencapai 31.000 BOPD. Sejalan dengan strategi korporat maka PHE akan terus tumbuh dan berkembang untuk mengantarkan Pertamina menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan flag carrier Indonesia di luar negeri harap Dwi dengan optimis.

PAPA & FOXTROT FLOW STATION RAIH ISO 14001

PErBaIKaN YaNG BErKELaNJUTaN PHE ONWJ Ltd.


Komitmen PHE ONWJ dalam perlindungan lingkungan dibuktikan kembali dengan dicapainya ser tifikat ISO 14001:2004 untuk PAPA & FOXTROT Flow Station pada 2010. Sebelumnya, sertifikat yang sama juga telah diperoleh 4 station lain, 3 ORF (Onshore Recieving Facilities) dan 1 shorebase, yaitu Bravo FS, Central Plant FS, Mike-Mike FS, Echo FS, Muara Karang ORF, Tanjung Priok ORF, Cilamaya ORF, dan Marunda shorebase. Audit sertifikasi dari DNV dilakukan dalam dua tahap, yaitu initial visit 24-27 Juli 2010 dan initial audit pada 29 Agustus 1 September 2010. Pada Closing Meeting auditor menyampaikan hasil audit adalah excellent result. Terkait dengan peningkatan kompetensi dalam bidang lingkungan, dilakukan pelatihanpelatihan untuk setiap personil yang terkait dengan aspek dan sistem manajemen lingkungan. PHE ONWJ melakukan identifikasi dan penyelenggarakan berbagai pelatihan baik itu karyawan maupun kontraktor, di antaranya program pelatihan Awareness ISO 14001 (4 batch), Practical Implementation SML ISO 14001 (4 batch), Environmental Regulation and Hazardous Management (3 batch), Internal Auidt SML (1 batch), Leadership for Environmental and Communication (1 batch), Sertifikasi Kompetensi tehnisi refrigerasi (1 batch), dan Practical Implementation Khusus RADOP dan DOS di station (masing-masing 2 batch). Harapannya dengan adanya pelatihan-pelatihan ini, akan meningkatkan kompetensi dan perubahan perilaku kerja yang lebih baik dalam kesadaran menjaga lingkungan. Programs Campaign juga terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan serta berbagai perbaikan dari sisi fasilitas dalam rangka pencegahan pencemaran seperti ketersediaan drip pan, penerapan good housekeeping dan lain-lainnya.

INTEGRATED EMS (IEMS) DI SELURUH PHE ONWJ Setelah penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sejak delapan tahun lalu, PHE ONWJ merasa perlu untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) terhadap SML agar lebih efektif, salah satunya dengan menerapkan SML secara terintegrasi (Integrated Environmental Management System / IEMS). IEMS ini mulai efektif berlaku pada Januari 2010 dengan masa transisi tiga bulan. Tujuan dari integrasi ini selain mengintegrasikan dokumen lingkungan (Manual, Prosedur, dan Instruksi Lingkungan) juga mengintegrasikan penerapan di seluruh station PHE ONWJ melalui menyelarasan program dan pelaksanaannya. Sistem integrasi ini juga diiringi perubahan organisasi/ penanggung jawab, dimana sebagai manajemen puncak dalam SML ISO 14001 adalah Operation Manager(s) dan jajaran diatasnya, sebagai wakil Manajemen / EMR-Environmental Management Representative(s) adalah OIM dan/atau Gas ORF Manager, serta EMS Field Coordinators (EMS FC) sebagai koordinator lapangan dan pengendali dokumen. Untuk memudahkan koordinasi dan pelaksanaannya EMS FC dibagi masing-masing untuk area West & East. Mulai 2010, dalam hal dokumentasi PHE ONWJ juga mengimplementasikan EMS Online System. Tujuan dari program ini selain perbaikan dalam hal pengendalian dokumen juga untuk efektifitas distribusi dan penghematan pemakaian kertas (paperless) sebagai wujud perhatian kita akan penggunaan sumber daya alam. Terkait dengan IEMS beberapa Prosedur Lingkungan (PL) baru yang diterbitkan adalah prosedur Daur Ulang Limbah Berbasis Minyak, Pemakaian Sumber Daya Alam (SDA), Pengelolaan Emisi Udara, dan Good Housekeeping (Tata Apik Kerumahtanggan). Prosedur Daur Ulang Limbah Berbasis Minyak merupakan prosedur yang memperkuat aturan sebelumnya. Menekankan pada penerapan 3R (Reuse-Recycle-Recovery), dan mewajibkan pencatatan setiap kegiatan daur ulang limbah berbasis minyak dengan menggunakan Neraca Limbah B3 (FPL-08-01). Prosedur Pemakaian Sumber Daya Alam (SDA) mengatur penggunaan SDA ke arah yang lebih efisien dan ramah lingkungan di seluruh PHE ONWJ. Di mana setiap station harus memantau penggunaan sumber daya alam (listrik, bahan bakar, air, kertas, sabun, dan lain-lain). Prosedur Pengelolaan Emisi Udara, merupakan wujud penaatan terhadap peraturan yang ada. Dimana diatur didalamnya kewajiban untuk melakukan inventarisasi, pemngelolaan, pemantauan, pelaporan dan penanganan kedaruratan terhadap sumber emisi. Prosedur Good Housekeeping, merupakan prosedur untuk menstandarkan penerapan housekeeping yang sudah berjalan. Dimana didalamnya mengatur tentang identifikasi, pelaksanaan dan pemeriksaan housekeeping.HSE Department - Environmental Team

Anda mungkin juga menyukai