Anda di halaman 1dari 24

DERMATOLOGIC INDICATORS OF EATING DISORDERS

Pembimbing: dr. Natanael Shem, Dip. Derm., DDsc.,M.Sc

Akhmad Irawan

Pendahuluan

manifestasi klinis dari penderita gangguan pola makan (Eating Disorders = ED) sulit untuk dideteksi sulit untuk diobati. temuan klinis di kulit dan mukosa dapat menjadi tanda khas. Intervensi dini adalah kunci untuk tingkat pemulihan yang lebih tinggi dan hasil pengobatan yang lebih baik.

Gejala khas ED yaitu ketidakpuasan terhadap tampilan tubuh terutama kulit. Sekitar 79,2 81% wanita dengan ED memiliki ketidakpuasan dengan penampilan kulit dibandingkan kontrol non-klinis sebesar 52 56%.1,2 kekeringan dan kekasaran kulit, kantung dan lingkar hitam di bawah mata, bintik-bintik, keriput halus dan hiperpigmentasi.1

Temuan kulit dari pasien ED, merupakan manisfestasi dari:


kebiasaan

diet, gangguan elektrolit, malnutrisi, starvasi, purging behaviors (emesis self-induced), penyalahgunaan obat (pencahar dan diuretik), gangguan psikogenik dan komplikasi medis sistemik.

Anorexia Nervosa

Anorexia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan pola makan yang ditandai dengan penolakan terhadap makanan untuk mempertahankan berat badan yang diharapkan (kriteria DSM IV) prevalensi :
: 0,3 2,2%,5-7 dan tingkat mortalitas sebesar 4%.8 laki-laki : 0,3%,6 tetapi jumlah laki-laki yang menjalani pengobatan ED terus meningkat.9
Wanita

Temuan kutaneus pada AN meliputi:


hipertrikosis,

xeroderma, akne, dermatitis, hiperpigmentasi, alopesia dan psikokutaneus.11 Xerosis paling sering didapatkan pada AN, hypertrichosis lanuginosa (languno), onychophagia, factitial dermatitis, dermatitis seboroik (distribusi tersering di naso-labial), intertrigo interdigital, hand dermatitis dan onychoschizia, dermatitis artefacta serta tanda Russell's.12

Russell's sign patognomonik untuk ED

Temuan yang sering didapatkan pada mukosa dan rongga mulut adalah
karies

dentis, depapillated tongue, aphthae dan cheilitis serta angular cheilitis. Perimylolysis, tongue papillae hypertrophy, geographic tongue dan subconjunctival hemorrhage juga biasa ditemukan pada AN. sementara pellagra, scurvy, enteropathica acrodermatitis, prurigo pigmentosa, pompholyx, erupsi neurofibromatosis, ulkus dekubitus, folikulitis dan linear erythema craquele juga pernah dilaporkan.3,12,14

Tabel 1: DSM IV-TR Kriteria untuk Anorexia Nervosa Kriteria

Penolakan untuk mempertahankan berat badan lebih atau sama dengan berat badan minimal yang normal untuk usia dan tinggi badan: kegagalan untuk membuat berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85 % dari yang diharapkan. Ketakutan yang berlebihan terhadap bertambahnya berat badan atau menjadi gemuk, meskipun berat badan berada di bawah normal. Membanding-bandingkan berat badan dan bentuk tubuh orang lain dengan diri sendiri, tidak mengakui berat badan yang kurang dari diri sendiri. Amenore sekunder (minimal tiga siklus berturut-turut). Tipe restriksi: Selama episode AN ini penderita tidak ingin terlibat dalam jamuan makan dan belum menampakkan perilaku purging (self-induced vomiting atau penyalahgunaan obat pencahar, diuretik atau enema). Tipe Binge-eatingpurging: Selama episode AN ini penderita sering mengikuti jamuan makan dan melakukan perilaku purging.

Jenis

Bulimia Nervosa

Diagnosis klinis Bulimia Nervosa (BN) ditandai dengan episode binge eating dengan hilangnya kontrol disertai dengan perilaku kompensasi. Prevalensinya
1,5% pada wanita, sedangkan angka mortalitas sebesarnya 3,9%. Sementara insiden pada laki-laki antara 0,1 0,5%.6,18,16,42
1

Manifestasi kutaneus yang tersering adalah :

xerosis, akne, alopesia, opaque hair, hypertrichosis lanuginosa, tanda Russell's, onychophagia, carotenoderma, dermatitis seboroik, onychoschizia, intertrigo interdigital dan dermatitis faktisial, dermatitis artefakta dan dermatitis tangan. Tanda lainnya hipertrofi parotis, lichen simplex chronicus, livedo reticularis, dermatitis kontak, herpes simpleks, jaringan parut, hirsutisme, pitting, leukonychia, onychocryptosis dan striae ungula longitudinal, intertrigo, pigmentasi stasis dan hiperkeratosis plantaris.

Temuan pada mukosa oral : karies dentis, diikuti oleh aphthae, chelitis angularis, erosi enamel gigi, perimyolysis, tidak adanya gigi dan lidah depapillated. Xerostomia dan gingivitis.

Tabel 2: DSM IV-TR Kriteria untuk Bulimia Nervosa Kriteria Episode berulang yang ditandai dengan dua binge eating Makan dalam periode waktu yang singkat (misalnya setiap 2 jam) dengan jumlah makanan yang lebih banyak dari kebanyakan orang selama periode waktu yang sama dan dalam kondisi yang sama. Kehilangan kontrol nafsu makan. Perilaku kompensasi yang tidak tepat dan berulang-ulang untuk mencegah kenaikan berat badan. Emesis self-induced. Penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, enema, atau obat lain. Puasa. Latihan berlebihan. Binge eating dan kompensasi yang tidak tepat terjadi bersamaan rata-rata 2 kali seminggu selama 3 bulan. Penilaian diri terkonsentrasi pada bentuk tubuh dan berat badan. Gangguan tidak terjadi secara khusus selama episode anoreksia nervosa. Jenis Tipe purging: secara teratur melakukan emesis self-induced atau penyalahgunaan obat pencahar, diuretik atau enema. Tipe non-purging: melakukan perilaku kompensasi yang tidak tepat tetapi tidak melakukan emesis self-induced atau penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, atau enema.

Eating Disorder Not Otherwise Specified

ED not otherwise specified (ED-NOS) diklasifikasikan sebagai perilaku pola makan yang abnormal yang tidak memenuhi kriteria AN maupun BN (Tabel 3). Angka kejadian :
wanita sekitar 3 5% antara usia 15 30 yahun dengan tingkat mortalitas 5,2%.8,16 tidak ada data yang akurat pada laki-laki.8,16

xerosis, diikuti oleh akne, alopesia, dermatitis seboroik intertrigo interdigital dan karotenoderma. Temuan yang tersering pada mukosa adalah karies dentis.3,14

Tabel 3: DSM IV-TR Kriteria untuk Eating Disorder Not Otherwise Specified ED-NOS mencakup gangguan makan yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan makan tertentu. Untuk pasien wanita, semua kriteria untuk AN terpenuhi kecuali bahwa pasien telah menstruasi biasa. Semua kriteria untuk AN terpenuhi kecuali berat badan pasien masih dalam kisaran normal. Semua kriteria untuk BN terpenuhi kecuali bahwa binge eating dan mekanisme kompensasi yang tidak tepat terjadi kurang dari 2 kali seminggu atau kurang dari 3 bulan. Penderita memiliki berat badan normal tetapi teratur melakukan perilaku kompensasi yang tidak tepat setelah makan sejumlah kecil makanan. Berulang kali mengunyah dan meludah, namun tidak menelan, sejumlah besar makanan. Gangguan binge-eating adalah episode berulang dari jamuan makan tanpa karakteristik perilaku kompensasi dari BN.

ED pada Populasi Pediatri

Sebuah studi pada populasi anak dan remaja usia 8 17 tahun dengan AN dan BN paling sering ditemukan xerosis, diikuti oleh white dermographism, hipertrikosis difusa, acrocyanosis, jaringan parut, effluvium difusa, artefak, kuku rapuh dan onychophagia. Temuan spesifik dalam populasi ini meliputi perilaku diri yang agresif dan lanugo.17

ED pada Pria

ED pada laki-laki tidak banyak dilaporkan karena kurang banyak diteliti dan sering tidak terdiagnosis. Dari penelitian diketahui bahwa laki-laki penderita ED tidak aktif mencari pengobatan. manifestasi yang ditemukan terbatas pada tanda xerosis, striae distensae, hiperpigmentasi, purpura, edema tungkai, pucat and alopesia.18 Tanda-tanda khas seperti tanda Russell's dan perimylolysis sering tidak ditemukan

dengan Kebiasaan Makan, Metabolisme dan Keadaan Starvasi temuan yang paling banyak. xerosis adalah

sering ditemukan di lengan dan punggung, sementara anak-anak, pria dan pasien ED-NOS ditemukan memiliki distribusi yang menyebar.3,17,18 defisiensi vitamin dan trace element, keadaan hipotiroid11 dan berkurangnya sekresi kelenjar sebasea.18 semakin progresif ketika disertai gangguan jiwa yang diwujudkan dalam bentuk obsessivecompulsive disorder seperti sering mencuci tangan atau trauma kulit.

Hypertrichosis lanuginose atau lanugo merupakan tanda khas pada ED dan tidak ditemukan pada jenis malnutrisi yang lain. Karotenoderma hanya ditemukan pada ED terjadi perubahan warna kulit yang menguning pada kulit dan nail beds asupan yang berlebihan dari karotenoid

Tanda Kutaneus pada Purging atau Emesis

tanda Russell's, Karies dental, gingivitis dan periodontitis. Pembesaran kelenjar saliva dapat terjadi sekunder pada sialoadenosis, transient facial purpura pada wajah dan perdarahan konjungtiva karena tekanan intrathoracic meningkat terkait dengan emesis dapat ditemukan.

Penyalahgunaan Obat

Pencahar mengandung senna yang dapat menyebabkan clubbing finger,32 sementara phenolphthalein mengandung zat yang dapat menyebabkan urtikaria. Diuretik thiazide dikenal dapat menyebabkan erupsi kulit yang diinduksi sinar (subacute cutaneous lupus) fenotiazin dapat menyebabkan fixed drug eruptions. suplemen gizi seperti vitamin A yang berlebihan dapat menyebabkan karotenoderma dan xerosis. Dermatomyositis-like syndrome dengan miopati diduga berhubungan dengan penggunaan ipecac.33-36

Gangguan Makan dan Gangguan Jiwa

ED dikaitkan dengan gangguan cemas dan meliputi gangguan obsesif-kompulsif serta depresi. Pruritis ditemukan pada 58% pasien AN. Ekskoriasi neurotik, nodul prurigo, skin picking dan perubahan kulit akibat trauma paska inflamasi, trichotillomania dan parut bekas luka Intertrigo interdigital dan berbagai dermatosis terjadi sebagai akibat dari membersihkan diri secara berlebihan, erythema abigne terjadi ketika pasien mencoba menggunakan obat hipertermia diri dengan pemakaian botol air panas

Diskusi

Ada banyak temuan kulit yang khas untuk ED, dan penting untuk mengenali secara cepat. Dokter harus jeli karena pasien DE cenderung untuk menolak atau menutupi kondisi mereka, Setelah diagnosis, tindakan selanjutnya dapat membantu dalam melacak perjalanan gangguan makan, yang cenderung mengikuti pola kambuh. Manifestasi kulit ini biasanya berbanding lurus dengan keadaan penyakit, dimana keadaan kulit akan sering berkurang atau sembuh dengan penambahan berat badan dan atau terjadi pemulihan, dan kembali kambuh atau sesuai dengan progresifnya penyakit.

Terlepas dari entitas penyakit pengobatan tetap sama. multimodal dan interdisipliner, membutuhkan komitmen jangka panjang, dengan membutuhkan intervensi psikiatris dan medis serta terapi. Penatalaksanaan terbaik terhadap kondisi Dermatologic di ED diarahkan pada pemulihan kulit.

Kesimpulan

Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah adanya hipertrikosis atau lanugo, Russell's sign, perimylolysis, dermatitis self-induced dan karotederma,12 serta temuan lain yang terkait dengan defisiensi gizi akibat selfinduced. Penanganan kondisi tersebut membutuhkan manajemen multi disiplin dengan prinsip semakin cepat terdiagnosis akan mencapai hasil yang lebih baik untuk mencegah morbiditas dan mortalitas.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai