Anda di halaman 1dari 12

Oleh : Agus Maryadi sebelas maret university BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang masalah Manusia didalam aktivitasnya tidak memperdulikan keseimbangan dan keserasian lingkungan. Manusia selalu berusaha selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya, dengan tidak mempertimbangkan bahwa aktivitas yang berlebihan dalam mengeksploitasi lingkungan guna memenuhi kebutuhan dan keinginanya, akan melampaui kemampuan lingkungan dalam mendukung perikehidupan. Aktivitas berupa eksploitasi yang berlebihan, itulah yang menyebabkan terganggunyakeseimbangan dan keserasian lingkungan. (Harun M. Husein,1993:19) Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengambil dan memanfaatkan segala sesuatu yang tersedia di alam demi tercapainya kebutuhan yang diinginkan. Kekayaan yang tersembunyi didalam komponen sosial budaya berupa akal pikiran dimanfaatkan dengan sebaik baiknya untuk mencapai sasaran yang dikehendaki. Melalui akal pikiran, manusia menggunakan tehnologi tehnologi baru yang berpa alat transportasi yang digunakan untuk mempermudah dalam hal melakukan segala aktivitas, pekerjaan atau perekonomian manusia. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah alat transportasi, maka semakin tinggi pula jumlah pemenuhan bahan bakar yang harus dicukup. Tentunya didalam pembakaran bahan bakar fosil ( minyak ) yang di hasilkan oleh oleh transportasi cntoh : truk, tidak akan terlepas dari permasalahan. Pembakaran bahan bakar fosil menyediakan sumber baru bagi zat-zat yang ada diudara. Dengan demikian terdapat penambahan sulfur dan nitropgen atmosfer yang cukup berarti dari pembakaran bahan bakar fosil. Toksisitas langsung dan pengaruh toksik yang dihasilkan dari pelarutan gas sulfur dan nitrogen didalam presipitasi mempunyai pengaruh yani buruk terhadap ekosistem alamiah, Pencemaran terjadi pada saat senyawaan-senyawaan yang dihasilkan dari kegiatan manusia ditambahkan kelingkungan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik, kimia, biologis dan estesis. Tentu saja, semua makhluk hidup bukan manusia juga menghasilkan limbah yang dilepaskan kelingkungan, namun pada umumnya dianggap bagian dari sistem alamiah, apakah mereka memiliki pengaruh buruk atau tidak. Pencemaran biasanya dianggap sebagai hasil dari tindakan manusia. Dengan demikian, proses-proses alamiah dapat terjadi dalam lingkungan alamiah yang sangat mirip dengan proses-proses yang terjadi karena pencemar Pemakaian alat transportasi sebagai sarana yang mempermudah segala kegiatan manusia dalam segala hal, karena manusia semakin mudah dalam memanfaatkan potensi yang ada. Seperti yang terjadi di desa Mertan, kabupaten sukoharjo, yang mana di wilayah tersebut ada dan berlangsung kegiatan manusia yaitu pengangkutan tanah yang diambil dari lahan

kosong yang luas dengan tujuan tertentu dengan menggunakan kendaraan truk yang jumlahnya dapat dikatakan banyak. Rute jalan yang dilalui truk pengangkut tanah tersebut melewati jalan jalan kampung yang terdapat pemukiman warga. Ini sangat ironis sekali karena, desa yang seharusnya mempunyai keadaan lingkungan yang bersih, ternyata harus di warnai oleh berbagai aktivitas manusia Kegiatan pengangkutan tanah oleh truk sebagai alat transportasi berlangsung setiap hari mulai pagi sampai sore. Tanpa disadari setiap satu truk yang lewat itu menghasilkan asap, debu akibat tanah yang berjatuhan dan tertiup angin. Dan didalam kepulan asap dan debu tersebut terdapat zat zat asing yang bercampur dengan udara. Sehingga, suasana desa mertan,kabupaten sukoharjo tersebut tidak beda jauh kalau dibandingkan dengan suasana perkotaan dalam hal jumlah asap dan debu yang di hasilkan oleh alat transportasi. B. Rumusan masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pola aktivitas pengangkutan tanah yang terjadi di desa Mertan, Sukoharjo? 2. Bagaimana dampak terhadap lingkungan akibat aktivitas truk pengangkut tanah di desa Mertan, Sukoharjo? 3. Bagaimana dampak terhadap kehidupan masyarakat akibat aktivitas truk pengangkut tanah di desa Mertan, Sukoharjo? 4. Bagaimana usaha usaha yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi dampak yang terjadi? C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui pola aktivitas pengangkutan tanah yang terjadi di desa Mertan, Sukoharjo ? 2. Untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan akibat aktivitas truk pengangkut tanah di desa Mertan, Sukoharjo ? 3. Untuk mengetahui dampak terhadap kehidupan masyarakat akibat aktivitas truk pengangkut tanah di desa Mertan, Sukoharjo ? 4. Untuk mengetahui usaha usaha yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi dampak yang terjadi ? D. Manfaat penelitian

1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan. 2. Acuan dalam meningkatkan dan memperbaiki etika manusia terhadap lingkungan demi mewujudkan lingkungan yang nyaman. E. Tinjauan pustaka 1. Konsep pencemaran udara Menurut ( Wisnu Arya wardhana, 1995 : 27) Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan bahan atau zat zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnyaKehadiran bahan atau zat asing ke dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti ini terjadi maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar dan kenyamanan hidup terganggu. Udara merupakan campuran dari beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah atmosfer yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Didalam udara terdapat oksigen ( o2) untuk bernafas, karbon dioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon ( o3) untuk menahan sinar ultraviolet. Dalam definisi lain mengatakan bahwa adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. ( Wikipedia) Penyebab pencemaran udara Pembangunan yang berkembang pesat saat ini, khususnya dalam industry dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan sebagai alat transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup menjadi tercemar oleh gas gas buangan hasil pembakaran. Ada 2 penyebab pencemaran udara Karena factor internal secara alamiah contoh

1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin 2. Abu yang dihasilkan gunung berapi 3. Proses pembusukan sampah organic. Karena factor eksternal ( ulah manusia ) 4. Hasil pembakaran bahan bakar fosil 5. Debu kegiatan industry 6. Pemakaian zat zat kimia yang disemprotkan keudara Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan bakar pencemar, baik berupa padatan, cairan tau gas yang masuk terdispresi ke udaradan kemudian menyebar kelingkungan sekitar. ( Wisnu Arya wardhana, 1995 : 28) 2. Konsep truk sebagai alat transportasi Truk merupakan alat transportasi atau mobil besar yang memiliki bak di belakangnya dan biasanya berfungsi untuk memuat barang.( Kamus Besar bahasa Indonesia.) truk merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang secara langsung juga berkontribusi besar dalam pencemaran lingkungan. Kegiatan transportal menghasilkan kepulan asap, naiknya suhu udara, kebisingan dari kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar terutama minyak bumi dari kapal kapal tanker dan lain lain (Harun M. Husein,1993: 24) F. Metode penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Mertan, kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Dengan alasan bahwa daerah tersebut salah satu pusat pengambilan tanah yang didistribusikan dengan menggunakan truk yang jumlahnya banyak dan terjadi setiap hari. Selain itu, daerah tersebut sangat dekat dengan pemukiman masyarakat dan jalan utama yang menghubungkan dengan beberapa desa di sekitarnya. 2. Jenis penelitian Jenis penelitian yang diterapkan adalah diskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan tentang berbagai dampak yang diakibatkan oleh aktivitas kendaraan truk pengangkut tanah yang melewati jalan utama pedesaan dan pemukiman masyarakat serta berbagai upaya masyarakat dalam mengatasi dampak tersebut. 3. Sumber data

a. Sumber data primer Data yang diperoleh langsung dari informan yang dapat memberikan informasi yang terkait dengan segala aktivitas yang terjadi. Informan tersebut antara lain; beberapa anggota masyarakat yang tinggal di sekitar jalan tempat beroperasinya truk pengangkut tanah dan tokoh masyarakat didalamnya ( Ketua RT). Karena informan tersebut dianggap mengetahui permasalahan dan dapat memberikan informasi yang benar. b. Sumber data sekunder Data sekunder diperoleh tidak secara langsung dari nara sumbernya. Data ini merupakan data pendukung yang sedikit banyak membantu kevalidan suatu penelitian. Adapun data sekunder ini dapat berupa sumber tertulis seperti : kepustakaan(buku), internet.media massa, dan data pendapatan profil desa dan tingkat perkembangan desa. 4. Satuan Kajian (Unit of Analysis) Unit of analysis adalah kelompok orang-orang atau obyek yang akan kita teliti, yaitu individuindividu yang merupakan bagian masyarakat di Desa mertan yang berada di sekitar jalan yang dilalui kendaraan truk pengangkut tanah. 5. Tehnik pengambilan sampel Didalam penelitian ini menggnakan tehnik Purposive sampling sebagai mekanisme untuk menentukan sampel. Informan yang diambil 1. Beberapa anggota masyarakat yang bertempat tinggal disepanjang jalan beroperasinya truk pengangkut tanah. 2. Tokoh masyarakat setempat yaitu ketua RT. 6. Tehnik pengumpulan data Sesuai dengan penelitian kalitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka tehnik pengmpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Observasi Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengamati segala aktivitas yang terjadi dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. Yaitu mengamati pola aktivitas dari truk truk pengangkut tanah yang melewati jalan utama penghubung antar desa dan di sekitar pemukiman masyarakat. 2. Wawancara

Wawancara ini dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan informan, dalam hal ini adalah Beberapa anggota masyarakat yang bertempat tinggal disepanjang jalan beroperasinya truk pengangkut tanah tokoh masyarakat setempat yaitu ketua RT. Pada intinya wawancara merupakan kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan ini, peneliti berusaha mengungkapkan gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan tanya jawab. Sehingaa dalam proses ini peneliti memperoleh informasi sebagai bahan kajian. 7. Tehnik analisa data Metode analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif. Proses analisa ditekankan dengan mengkaji seluruh data, mengkaitkan dengan masalah penelitian, tinjauan pustaka dan kesimpulan sementara diuji dengan pendapat informan sampai pada tahap kesimpulan akhir. BAB II DISKRIPSI LOKASI Desa Mertan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara : Desa tepisari dan Desa Kenokorejo. Sebelah selatan : Desa Jagan. Sebelah timur : Desa Mojorejo. Sebelah barat : Desa Sugihan. Mayoritas penduduk di Desa Mertan, Bendosari, Sukoharjo adalah bermata pencaharian sebagai petani. Dilihat dari lahan lahan pertanian dan perkebunan yang masih luas. Berdasarkan data yang diperoleh dari kelurahan yaitu pendapatan profil desa dan tingkat perkembangan desa Mertan tahun 2009, jumlah penduduk yang tinggal diwilayah tersebut adalah sebanyak 7957 Jiwa dengan jumlah laki laki sebanyak 3939 Jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 4018 Jiwa serta terdapat kurang lebih 1906 kepala keluarga yang berdomisili didesa Mertan, Bendosari, Sukoharjo. Berdasarkan data yang diperoleh dari kelurahan yaitu pendapatan profil desa dan tingkat perkembangan desa Mertan tahun 2009, di wilayah tersebut mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial yang bermanfaat bagi kelangsungan aktivitas manusia dan kebutuhan hidup manusia yaitu berupa batu cadas atau tanah cadas dan itu termasuk dalam kategori bahan galian atau produksi galian. Sementara itu, tanah digali dan digunakan manusia sebagai keperluan pembangunan yang berada di wilayah wilayah tertentu. Maka dari itu, tidak terlepas dari pendistribusian tanah galian dengan menggunakan alat alat transportasi darat berupa truk. Setiap

tahunya tanah galian tersebut dapat diambil untuk kebutuhan manusia dalam proyek pembangunan sampai 3000 Ton. Jalan utama didesa Mertan yaitu jalan yang melewati dukuh Bleki, dukuh Gempol, Dukuh Karang tengah.Tidak lepas dari semua itu, maka jalan ini adalah jalan yang dilewati oleh truk truk pengangkut tanah galian untuk didistribusikan setiap harinya. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Truk merupakan alat transportasi atau mobil besar yang memiliki bak di belakangnya dan biasanya berfungsi untuk memuat barang. Di desa mertan terdapat aktivitas truk pengangkut tanah yang melewati pemukiman masyarakat. Tanah yang diangkut oleh truk merupakan tanah galian yang berada diluar wilayah desa mertan. Dalam sehari tidak hanya satu atau dua truk yang melewati jalan jalan desa, tetapi sampai puluhan truk dalam arti lain, setiap satu truk bahkan bisa sampai tiga kali mengangkut tanah galian di wilayah desa mertan tersebut. Lalu lalang kendaraan truk tersebut memang sudah menjadi pemandangan bagi masyarakat desa mertan terutama yang tinggal di dekat jalan jalan tempat beroperasinya truk pengangkut tanah. Jenis tanah yang di angkut adalah tanah padas. Tanah tersebut didapatkan dari sebuah lahan luas yang kosong dan digali dengan menggunakan alat berat serta, pada akhirnya didistribusikan oleh truk truk yang melintas keberbagai wilayah dengan keperluan pembangunan. Menurut agung wibowo yang memiliki izin aktivitas penggalian tanah( Di ambil dari harian umum Joglo Semar. Edisi Jumat, 26 Maret 2010). Penggalian tanah dan aktivitas pengangkutan tanah ini sudah lama berlangsung yaitu sekitar 2,5 tahun tetapi penggalian tanah ini merupakan kategori galian baru. Luas dari lahan yang tanahnya diambil dan diangkut menggunakan truk truk pengangkut tanah seluas 5 hektar. Dan, hinnga saat ini baru dapat diambil tanahnya sekitar 40 %. Setiap hari terdapat 40 truk yang mengangkuti tanah di lokasi galian tanah. Dan satu truk biasanya memuat tiga rit atau lima rit tanah yang dibawa ke PT Sritex untuk perluasan lahan PT Jaya Makmur Tekstil setiap sati rit sekitar 3 meter kubik dijual dengan harga Rp 25.000. Dapat dijelaskan, bahwa setiap harinya truk truk yang mengangkut tanah dapat mencapai jumlah 40 truk dan tanah yang dapat diangkut dari tempat tersebut baru 40 % dari keseluruhan target yang ada. Sehingga, pola aktivitas pengangkutan tanah tersebut, masih akan terus berlangsung setiap harinya. Dampak aktivitas truk pengangkut tanah terhadap lingkungan Aktivitas aktivitas truk pengangkut tanah tersebut tentunya tidak terlepas dari permasalahan bagi lingkungan maupun kehidupan masyarakat. Truk merupakan alat transportasi yang tidak terlepas dari bahan bakar yang menghasilkan asap asap yang mengepul bercampur dengan udara. Seperti yang terjadi di desa mertan, sukoharjo. Bahwa kendaraan truk yang melintas di sepanjang jalan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga desa mertan yaitu Galih ( 24 tahun )

Truk truk pengangkut tanah yang melintasi jalan jalan di desa ini sangat merugikan lingkungan. Banyak warga masyarakat yang mengeluhkan keadaan ini. Karena, asap asap truk dan debu debu tanah membuat udara menjadi kotor dan jalan jalan menjadi rusak parah Menurut J. Barros dan J. M. Johnston (Harun M. Husein, 1993 : 23) Masalah pencemaran timbul bilamana Sesutu zat atau energy dengan tingkat konsentrasi yang sedemikian rupa hingga dapat mengubah kondisi lingkungan, baik langsung maupun tidak langsung, dan pada akhirnya lingkungan tidak lagi berfungsi sebagai mana mestinya. Dimana aktivitas aktivitas truk tersebut menghasilkan debu debu yang sangat kotor dan dapat mencemari lingkungan pedesaan, dalam arti lain akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau pencemaran udara. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemarBerdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.(www. putraprabu.wordpress.com) Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya.Pencemaran udara telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Kompas, 2009). Hal ini tidak menutup kemungkinan juga terjadi diwilayah lain bahwa memang transportasi berkontribusi besar dalam pencemaran lingkungan yaitu polusi udara. Sehingga dapat di jelaskan, bahwa sebagaimana yang terjadi di desa mertan mengenai aktivitas truk memang dapat menimbulkan polusi udara yang di hasilkan pleh asap asap hail pembakaran mesin truk dan juga debu yang dihasilkan oleh tanah tanah yang berjatuhan dari bak truk. Menurut ( Wisnu Arya wardhana, 1995 : 27) Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan bahan atau zat zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnyaKehadiran bahan atau zat asing ke dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti ini terjadi maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar dan kenyamanan hidup terganggu. Udara merupakan campuran dari beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah atmosfer yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting

bagi kehidupan di dunia ini. Didalam udara terdapat oksigen ( o2) untuk bernafas, karbon dioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon ( o3) untuk menahan sinar ultraviolet. Sesuai dengan pernyataan diatas, aktivitas pengangkutan tanah dengan menggunakan truk yang terjadi di Desa mertan, memang dapat membuat lingkungan menjadi tercemar dalam bentuk udara yang terkontaminasi oleh zat zat yang dihasilkan oleh asap truk yang jumlahnya sangat banyak sehingga dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan karena apabila asap yang dihasilkan oleh truk truk pengangkut tanah dapat mencampuri kandungan zat zat dalam udara yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Dampak berikutnya yang diakibatkan oleh aktivitas truk pengangkut tanah yang terjadi di Desa mertan, sukoharjo adalah kerusakan jalan yang cukup parah. Hal demikian bisa terjadi karena dalam seharinya truk truk tersebut melintas dalam jumlah yang padat dan cukup banyak. Selain itu, beban yang dibawa sangat berat dan memenuhi bak truk sehingga, dapat membuat jalanan menjadi retak dan berlubang. Seperti yang di ungkapkan oleh Galih. Padahal jalan ini baru di perbaiki oleh pemerintah, tetapi sudah digunakan lagi dengan aktivitas aktivitas ini sehingga menjadi rusak lagi dan yang paling buruk apabila musim penghujan, jalanan akan sangat kotor dan membahayakan bagi pengguna jalan. Seperti yang diuraikan diatas bahwa tanah yang diangkut oleh truk truk merupakan tanah yang digali dari lahan kosong yang luas dan diluar pemukiman warga. Serta truk truk yang mengambil tanah ini jumlahnya sangat banyak dalam setiap harinya. Salah satu warga desa mertan yang bernama Muji ( 30 Tahun ) mengatakan bahwa truk truk tersebut membutuhkan tempat parkir yang luas untuk mengantri. Truk truk proyek ini jumlahnya sangat banyak dan membutuhkan tempat parker yang luas untuk antri dan istirahat. Sehingga, untuk membuat tempat parkir ini harus menebang pohon pohon yang banyak. Ini juga salah satu dampak yang diakibatkan oleh aktivitas aktivitas truk truk pengangkut tanah yaitu penebangan penebangan pohon dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga dapat menyebabkan kurangnya kapasitas oksigen diudara. Karena, salah satu fungsi pohon adalah penghasil oksigen. tumbuhan dalam ekosistem berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk lainnya dan mengubah CO2 menjadi O2 dalam proses fotosintesis.Pada akhirnya, yang merasakan akibat dari semua ini adalah seluruh makhluk hidup yang hidup dan berkontak langsung dengan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, pohon dapat menyimpan air, disamping fungsinya untuk memperkokoh stabilitas tanah ( mencegah tanah kritis), serta memelihara keseimbangan oksigen ( O2) dan karbon dioksida ( CO2)( Siahaan, 1987 : 16 17). Sehingga hal ini sangat jelas, bahwa apabila dengan berkurangnya jumlah pohon maka akan terjadi ketidak seimbangan antara jumlah oksigen dan karbon dioksida. Selain itu, juga akan memunculkan masalah lingkungan yang lainnya. Dampak aktivitas truk pengangkut tanah terhadap kehidupan Manusia

Manusia memang tidak pernah terlepas dari lingkungan yang mereka tinggali, namun akan menjadi masalah apabila lingkungan yang mereka tinggali, mengalami pencemaran lingkungan. Manusia secara ekologi adalah bagian integral lingkungan hidupnya. Manusia terbentuk oleh lingkungan hidupnya dan sebaliknya, manusia membentuk lingkungan hidupnya ( Otto Soemarwotto, 2003 : 34 ). Aktivitas aktivitas truk pengangkut tanah tersebut mempunyai dampak terhadap lingkungan diantaranya Pencemaran udara, kerusakan jalan dan berkurangnya jumlah tumbuhan yang ada di desa mertan tersebut. Karena, untuk aktivitas truk tersebut. Hal demikian itu merupakan dampak sesaat, dampak selanjutnya adalah bagi manusia, karena manusia tidak lepas dari lingkungan tempat mereka tinggal. Warga masyarakat desa mertan sangat mengeluhkan keadaan ini. Mulai kotornya udara, kebisingan dan kemacetan, serta kerusakan jalan yang semua itu akan mengganggu aktivitas warga. Masalah kebisingan diakibatkan oleh truk pengangkut tanah tidak lepas dari seiring meningkatnya pemakaian mesin mesin yang dapat mempermudah jalannya aktivitas manusia dalam mencapai tujuan. Sehingga pemakaian mesin mesin dalam hal ini truk pengangkut tanah yang melintas di sepanjang jalan desa Mertan akan menimbulkan kebisingan, baik kebisingan tingkat rendah, tingkat sedang maupun tingkat tinngi. Dalam ( Wisnu Arya Wardhana, 1995 : 62 ) dituliskan bahwa, kebisingan dapat mengganggu lingkungan dan merambatnya melalui udara, maka kebisingan dikategorikan kedalam masalah pencemaran udara, walaupun susunan udara tidak mengalami perubahan. Dijelaskan juga bahwa macam macam kebisingan antara lain 1. Kebisingan impulsive yaitu kebisingan yang datangnya secara terus menerus, akan tetapi sepotong sepotong. 2. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang dating secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. 3. Kebisingan semi kontinyu yaitu kebisingan kontinyu yang hanya sekejap yang kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi. Dan dalam hal ini, merupakan jenis kebisingan semi kontinyu, karena kebisingan itu tercipta dari truk pengangkut tanah sebagai alat transportasi. Seperti yang dikatakan Ketua RT di desa Mertan, sumarno (39 tahun ). Truk truk yang melintasi jalan jalan di desa mertan ini sangat mengganggu warga masyarakat di desa Mertan. Karena lingkungan menjadi buruk, jalan menjadi rusak, banyak rumah warga yang kotor, kemacetan disiang hari. Suaranya keras mengganggu warga Warga yang bertempat tinngal di sepanjang jalan beraktivitasnya truk pengangkut tanah sudah merasa gerah dengan polusi yang ditimbulkan asap asap truk yang setiap hari lewat. Menurut sumarno, pihak penggali tanah tidak memperhatikan dampak lingkungan dari pengangkutan tanah. Karena muatan truk melebihi daya angkut. Kondisi ini mengakibatkan jalan berdebu dan kotor, juga akan mengakibatkan kerusakan pada jalan yang dilalui oleh para mobil truk tersebut. Selain itu kemacetan juga sering terjadi akibat truk truk yang berhenti sembarangan, hal ini tettu saja

menghambat perjalanan bagi warga yang akan melintas di tambah lagi keadaan jalan yang rusak. Hal ini akan menjadi permasalahan berat karena, aktivitas pengangkutan tanah dan penggalian tanah tersebut akan terus berlangsung sampai target yang telah ditentukan. Mengingat, bahwa baru 40 % dari keseluruhan target yang telah di tentukan. Padahal, sejauh ini masyarakat sudah mengeluhkan keadaan ini. Sampai sejuah ini telah ada upaya yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi permasalahan ini. Menurut Sumarno ( Ketua RT Di desa Mertan). Sejauh ini telah dilakukan upaya negosiasi dan protes terhadap para pelaksana proyek dan kegiatan tersebut agar pihak pelaksana lebih memperhatikan kepentingan umum atau kehidupan masyrakat serta menanggapi aspirasi masyrakat tentang keberadaan proyek penggalian dan pengangkutan tanah ini. Tetapi sampai sejauh ini, usaha usaha yang dilakukan masyarakat tersebut belum ada hasil dan perkembanganya. Karena, fakta dilapangan menunjukan bahwa aktivitas pengangkutan tanah tersebut masih terus berlangsung setiap harinya. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan. Dari uraian diatas dapat diberi kesimpulan bahwa aktivitas aktivitas pengangkutan tanah galian dengan menggunakan truk truk pengangkut tanah yang terjadi di Desa Mertan, Bendosari, Sukoharjo, Menurut masyarakat sangat memberikan dampak negative bagi lingkungan dan kehidupan manusia. truk pengangkut tanah yang melewati pemukiman masyarakat. Tanah yang diangkut oleh truk merupakan tanah galian yang berada diluar wilayah desa mertan. Dalam sehari tidak hanya satu atau dua truk yang melewati jalan jalan desa, tetapi sampai puluhan truk dalam arti lain, setiap satu truk bahkan bisa sampai tiga kali mengangkut tanah galian di wilayah desa mertan tersebut. aktivitas pengangkutan tanah dengan menggunakan truk yang terjadi di Desa mertan, memang dapat membuat lingkungan menjadi tercemar dalam bentuk udara yang terkontaminasi oleh zat zat yang dihasilkan oleh asap truk yang jumlahnya sangat banyak sehingga dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan karena apabila asap yang dihasilkan oleh truk truk pengangkut tanah dapat mencampuri kandungan zat zat dalam udara yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Dampak berikutnya yang diakibatkan oleh aktivitas truk pengangkut tanah yang terjadi di Desa mertan, sukoharjo adalah kerusakan jalan yang cukup parah. Hal demikian bisa terjadi karena dalam seharinya truk truk tersebut melintas dalam jumlah yang padat dan cukup banyak. Selain itu, dengan adanya proyek atau kegiatan penggalian tanah, meneyabkan kerusakan lingkungan yang lain yaitu penebangan pohon dalam jumlah banyak dengan tujuan tempat berhenti truk truk pengangkut tanah untuk mengantri. Sehingga hal ini sangat jelas, bahwa apabila dengan berkurangnya jumlah pohon maka akan terjadi ketidak seimbangan antara jumlah oksigen dan karbon dioksida. Selain itu, juga akan memunculkan masalah lingkungan yang lainnya. pohon dapat menyimpan air, disamping fungsinya untuk memperkokoh stabilitas tanah ( mencegah tanah kritis), serta memelihara keseimbangan oksigen ( O2) dan karbon dioksida ( CO2).

B. Saran saran 1. Sebaiknya harus ada pembatasan jumlah truk truk pengangkut tanah yang beroperasi didekat pemukiman masyarakat didesa Mertan, Sukoharjo. Agar jumlah truk yang lewat tidak terlalu sering dan banyak. 2. Untuk pemerintah sebaiknya membuat sitem perizinan proyek ini secara ketat dan berafiliasi terhadap keutuhan lingkungan,serta member sanksi kepada mereka yang melanggar. Selain itu, kegiatan inspeksi mendadak harus sering di laksanakan untuk mencegah terjadinya pelanggaran pelanggaran. 3. Untuk para pihak yang terlibat langsung dalam aktivitas tersebut sebaiknya harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar demi kepentingan umum atau kepentingan masyarakat banyak, dengan jalan harus ada usaha perbaikan terhadap lingkungan yang telah rusak yang diakibatkan oleh truk pengangkut tanah. DAFTAR PUSTAKA Husein, Harun. M.1993.Lingkungan hidup : masalah pengelolaan dan penegakan hukumnya. Bumi aksara, Jakarta Siahaan, NHT.1987. Ekologi pembangunan dan Hukum tata lingkungan. Alumni AHAEM PETEHAEM : Jakarta. Soemarwoto, Otto.2003. Analisis mengenai dampak lingkungan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta Wardhana, wisnu arya.1995. Dampak pencemaran lingkungan. Andi offset, yogyakarta Kamus Besar bahasa Indonesia pendapatan profil desa dan tingkat perkembangan desa Mertan tahun 2009 harian umum Joglo Semar. Edisi Jumat, 26 Maret 2010 www. putraprabu.wordpress.com www.kompas.com www. Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai