Anda di halaman 1dari 12

Serat Optik

Teknologi ini berupa kabel terbuat dari kaca yang dapat mentransmisikan sinar cahaya dari suatu tempat dan ke tempat lain dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan oleh manusia untuk kehidupannya baik dalam berkomunikasi atau pun untuk keperluan lainnya. Sistem serat optik telah lama digunakan dan pertama kali digunakan oleh sang penemu telepon, Alexander Graham Bell, dalam penemuannya yaitu photophone. Alat ini bekerja dengan sinar cahaya yang kemudian jatuh pada alat yang sensitif terhadap cahaya dan akhirnya memproduksi suara manusia. Beberapa tahun kemudian lahirlah alat yang disebut LED atau LD, berguna untuk pengadaan jaringan komunikasi berkapasitas tinggi. LightEmitting Diodes (LED) dan Light Diodes merupakan alat encoding yang mengubah suara menjadi sinyal listrik transmitter (mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang) melalui energi optikal. Pengubahan energi ini dapat bekerja dengan kecepatan membawa informasi hingga 10 Gb km/s. Telah kita ketahui bahwa sistem serat optik ini mengubah sinar cahaya menjadi energi listrik atau suara. Akan tetapi sebenarnya bagaimanakah prinsip kerja transmisi pada serat optik? Pertama-tama sumber cahaya mengubah sinyal listrik dari pemancar menjadi sinyal cahaya. Kemudian cahaya secara saling menyilang masuk ke dalam serat menuju bagian yang disebut core atau inti dan mengalami pemantulan dari arah luar core kembali ke dalam core melalui cladding. Kemampuan cladding untuk memantulkan cahaya disebabkan karena indeks biasnya lebih kecil dari indeks bias core. Lalu cahaya yang membawa informasi ini akan menuju detektor sebagai bagian akhir dari kabel dan mengubahnya kembali menjadi sinyal listrik untuk diproses lebih lanjut oleh penerima. Proses transmisi yang dilakukan dalam sistem serat optik ternyata memiliki kelebihankelebihan yaitu karena menggunakan cahaya maka kapasitas informasi yang dapat dibawa sangat besar dibandingkan sistem komunikasi lainnya, ukuran kabelnya yang kecil dan ringan memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi yang diinginkan. Ketidak adanya interfensi atau kebalnya kabel serat optik ini terhadap gelombang lain akan memungkinkan kabel dipasang pada tegangan tinggi. Selain itu, penjagaan data yang ketat menyebabkan sulitnya informasi untuk dibajak kecuali timbulnya kerusakan pada fisik kabel, dan redaman transmisi yang kecil membuat sistem ini menggunakan repeater yang sedikit. Setiap proses atau alat mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam aplikasinya. Demikian halnya terjadi pada sistem lain, proses transmisi yang dilakukan sistem serat optik juga memiliki kekurangan. Pada sistem ini mengenal adanya dispersi yang mengakibatkan pulsa cahaya dalam serat optik mengalami pelebaran. Lebar pulsa cahaya ini bertambah besar saat bergerak sepanjang serat optik. Karena data dikirimkan melalui serat optik dalam bentuk

deretan pulsa cahaya, maka kalau lebar pulsa semakin besar maka pulsa yang berdekatan akan saling tumpang tindih. Walaupun begitu, faktor dispersi dapat diselesaikan dengan menggunakan jenis serat optik single-mode daripada menggunakan jenis multimode. Dalam single-mode serat dibuat dengan inti yang lebih sempit volumenya sehingga jarak minimal antarpulsa cahaya dalam deretan yang dikirimkan ini memiliki batas tertentu, supaya tiap-tiap pulsa masih dikenali. Salah satu kekurangan lainnya adalah komponen yang ada dari serat optik membutuhkan dana yang lebih besar untuk kabelnya dan aplikasi yang dibuthukan untuk sistem serat optik.

Aplikasi Pada aplikasinya sistem serat optik digunakan pada industri prduksi video karena karakteristik transmisi dan desainnya yang ringan. Kapasitas informasi yang dibawa oleh serat membuat sistem ini ideal digunakan pada studio televisi yang secara keseluruhan memakai sistem digital. Selain itu, sistem ini telah digunakan untuk menghasilkan jaringan LAN yang efisien. Sistem serat optik telah lama digunakan sebagai penunjang dari satelit dan jaringan bawah laut. Kini sebuah konsorsium serat optik laut internasional Asia-America Gateway (AAG) sedang membangun jaringan dari Singapura, Malaysia, Hongkong, langsung ke AS melalui Guam dan tentu saja melewati Indonesia. Tidak hanya dalam teknologi telekomunikasi, serat optik juga telah membawa pengaruh besar dalam bidang kedokteran, yaitu dengan adanya jenis tertentu untuk operasi dengan laser. Serat ini digunakan juga sebagai fiberscope yang berfungsi sebagai alat penunjuk bagian dalam tubuh seseorang ketika sedang diadakannya operasi.

Dari penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya bahwa serat optik dapat mengubah cahaya menjadi energi listrik maka serat optik juga mampu mentransmisikan gambar dan besar pengaruhnya pada perkembangan televisi berdefinisi tinggi atau High-Definition Television (HDTV). Teknologi televisi ini meningkatkan kualitas gambar dan film pada tampilan layar televisi serta meningkatkan kualitas suara. Pengembangan HDTV telah membawa pengaruh hingga kini ditemukannya televisi dengan rasio lebar dan panjang layar sebesar 16:9 melalui

pendekatan resolusi secara horizontal dan vertikal pada pengiriman sinyal analog untuk gambar televisi NTSC yang mendukung juga suara sekualitas CD.

HDTV pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan penyiaran Jepang, Nippon Hs Kykai (NHK). Kemudian NHK melakukan pengembangan peralatan dari HDTV dan mampu menyiarkan program menggunakan transmisi tersebut di Jepang dan AS. Perusahaan televisi yang digandeng oleh NHK di AS adalah perusahaan penyiaran CBS. Perkembangan yang dilakukan baik oleh NHK, CBS dan pihak lainnya telah mendukung lahirnya sistem telekomunikasi khususnya televisi dengan sistem digital secara keseluruhan.

Dengan adanya negara Jepang sebagai pioner lahirnya HDTV membuat banyak spekulasi dan kepercayaan yang menakutkan bahwa Jepang akan mendominasi industri sistem HDTV yang dapat berpengaruh pada penjualan barang-barang elektronik. Dengan kata lain Jepang dapat menguasai pasar dan teknologi dunia. Ketakutan ini muncul dari para pembuat barang-barang elektronikdi Eropa dan Amerika. Masalah global ini mengakibatkan tidakl terciptanya konsesus internasional atau standar internasional. Oleh karena itu, kini kita dapat melihat adanya perbedaan produk televisi dengan teknologi HDTV dari Eropa dan Amerika seperti JVC, Pioneer dengan produk dari Asia tepatnya Jepang seperti Sony, Toshiba, Fujitsu.

Di Amerika perkembangan HDTV berjalan dengan menggunakan sistem terrestrial yaitu sistem penyiaran yang tidak dipungut biaya yang membedakannya dengan pelayanan melalui cable. Penggunaan sistem terrestrial ini didukung oleh organisasi untuk pengadaan barangbarang elektronik yaitu FCC. Menurut keputusan dari FCC, sebuah perusahaan penyiaraan harus didukung setidaknya untuk sitestem terrestrial ini.

Awal perkembangannya, HDTV digunakan dalam format NTSC namun sekarang HDTV dapat menggunakan gambar yang berkualitas dalam format yang berbeda-beda yaitu format NTSC, PAL, SECAM. Format seperti ini dapat kita lihat pada televisi yang kita punyai di rumah kita masing-masing pada bagian menu tampilan gambar pada layar. Sementara itu, seiring perkembangan HDTV sistem penyiaran televisi juga berkembang dan kini menyiarkan program televisi secara visual dan audio yang berdigital. Penyiaran audio digital yang bermula di Kanada dan Eropa ini mampu menyalurkan dan menampilkan kualitas suara layaknya kualitas CD melalui cara terrestrial maupun satelit. Berdasarkan National Association Broadcasters (NAB), penyiaran audio digital disarankan lebih baik hanya digunakan pada sistem terrestrial. Dan

karena hal inilah ada pertentang antara oprator satelit dan para perusahaan penyiaraan lokal yang ada di AS. Walaupun demikian penyiaran audio digital kini telah memberikan banyak pengaruh dalam meningkatkan kualitas suara yang ada pada televisi atau radio sejernih suara yang ditawarkan oleh CD.

Sehubungan dengan perkembangan serat optik pada televisi, serat optik juga menawarkan kemampuannya pada aplikasi penyiaran cable, yaitu penyiaran program televisi yang dipungut biaya. Video-on-demand yang merupakan prinsip kerja dari sistem cable memberikan kemudahan bagi penonton program atau film. Kita dapat memilih film atau program yang kita inginkan dengan biaya yang sesuai dengan pemilihan film tersebut. Sebenarnya cara ini sama saja dengan sistem program televisi berlanganan, indovision. Seperti indovision, videoon-demand memiliki keunggulan yaitu mampunya penonton menyumbangkan ide atau pendapat masing-masing kepada perusahaan (interaktif).

Laser
Istilah LASER merupakan kependekan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yaitu penguatan cahaya melalui pancaran radiasi yang terangsang. Berkas cahaya tersebut dihasilkan oleh adanya rangsangan (stimulasi) dari luar berupa energi foton yang diinteraksikan terhadap bahan aktif laser. Saat ini dikenal tiga jenis laser menurut fase bahan aktif laser, yaitu: (1) laser zat padat, bahan aktifnya berupa zat padat, seperti laser Ruby, Laser Nd-YAG, laser semikonduktor (dioda); (2) laser gas, bahan aktifnya berupa gas, seperti laser N2, laser HeNe, laser CO2; dan (3) laser zat cair, bahan aktifnya berupa zat cair, seperti laser zat warna (dye lasers). Laser memiliki banyak bidang terapan dan manfaat, seperti di bidang spektroskopi, di bidang komunikasi, di bidang industri, di bidang kedokteran, bahkan di bidang militer. Banyaknya bidang terapan dan manfaat laser itu terutama karena berkas laser memiliki sifat-sifat yang khas, yaitu tingkat kemonokromatisan yang tinggi, koherensi ruang dan waktu yang tinggi, tingkat keterarahan (directionality) yang tinggi, intensitas (brigthness) yang tinggi, dan durasi yang pendek (short time duration) untuk laser pulsa. Khusus dalam bidang spektroskopi, spektroskopi atom dengan laser merupakan metode eksperimen yang memberikan hasil yang relatif akurat dan dengan resolusi yang tinggi mengenai struktur atom.

2. Interaksi Radiasi dengan Materi


Mekanisme laser melibatkan tiga proses dasar interaksi radiasi dengan materi, yaitu serapan, emisi spontan, dan emisi terstimulasi.

Pembahasan berikut ini tentang ketiga proses tersebut di atas hanya meninjau sistem (atom atau molekul) dengan dua aras tenaga, yaitu aras tenaga 1 berpopulasi N1 dan bertenaga E1 sebagai aras tenaga dasar, dan aras tenaga 2 berpopulasi N2 dan bertenaga E2 sebagai aras tenaga tereksitasi.

Serapan (Absorbtion)
Mula-mula sistem atom (atau molekul) berada pada keadaan dasar (aras tenaga 1). Jika radiasi elektromagnet (foton) yang berfrekuensi (1) (bertenaga h) mengenai atom (molekul) tersebut, maka atom akan tereksitasi ke aras tenaga 2. Proses ini dikenal sebagai serapan dan dapat ditulis sebagai h (foton) + A A*, dengan A dan A* berturut-turut mewakili sebuah atom (molekul) pada keadaan dasar dan pada keadaan tereksitasi. Secara skematik, prosess serapan ini ditunjukkan oleh Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Proses serapan foton oleh atom (molekul). Laju perubahan populasi (cacah atom/molekul per satuan volume) aras tenaga 1 akibat proses serapan dapat dituliskan sebagai (2) dengan W12 adalah laju serapan. Laju serapan W12 bergantung pada rapat tenaga radiasi elektromagnet yang datang () dan dapat ditulis sebagai (3) dengan B12 adalah koefisien serapan Einstein, dan rapat tenaga radiasi elektromagnet mengikuti rumusan Planck, yaitu (4)

Pancaran Spontan (Spontaneous Emission)


Mula-mula atom (molekul) berada pada keadaan tereksitasi (aras tenaga 2). Karena E2 > E1, maka atom (molekul) dapat mengalami transisi deeksitasi ke aras tenaga dasar (aras tenaga 1) secara radiatif (memancarkan foton). Proses ini terjadi tanpa pengaruh dari luar (lingkungan sistem) dan disebut sebagai pancaran spontan. Proses ini dapat dituliskan sebagai A* A + h (foton) Secara skematik, proses pancaran spontan ditunjukkan oleh Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Proses pancaran spontan dari suatu atom (molekul) Laju perubahan populasi aras tenaga 2 akibat pancaran spontan dapat dituliskan sebagai

(5) dengan A21 adalah laju pancaran spontan atau disebut juga koefisien pancaran spontan Einstein.

Pancaran Terstimulasi (Stimulated Emission)


Mula-mula atom (molekul) berada pada keadaan tereksitasi (aras tenaga 2). Pada keadaan ini, jika sebuah foton dengan frekuensi seperti persamaan (1) mengenai atom (molekul) ini, maka foton ini cenderung merangsang (menstimulasi) atom untuk mengalami deeksitasi ke aras tenaga 1 sambil memacarkan foton yang berfrekuensi sama. Proses ini dapat dituliskan sebagai h (foton) + A* A + 2 h ( 2 foton). Secara skematik, proses pancaran terstimulasi ini ditunjukkan oleh Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Proses pancaran terstimulasi dari sebuah atom (molekul). Laju perubahan populasi aras tenaga 2 akibat pancaran terstimulasi dapat ditulis sebagai

(6) dengan W21 adalah laju pancaran terstimulasi. Laju pancaran terstimulasi juga bergantung pada rapat tenga radiasi elektromagnet yang datang r (n) dan dapat ditulis sebagai (7) dengan B21 adalah koefisien pancaran spontan Einstein.

----------Diketahui bahwa serapan dan pancaran terstimulasi memiliki kebolehjadian yang sama, yaitu bahwa W12 = W21 = W dan B12 = B21 = B. Beberapa perbedaan antara pancaran spontan dan pancaran terstimulasi dirangkum pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Beberapa perbedaan antara pancaran spontan dan pancaran terstimulasi. Pancaran Spontan Tidak ada hubungan fase antara gelombanggelombang (radiasi) elektromagnet yang dipancarkan oleh atom-atom (molekulmolekul) Pancaran Terstimulasi Gelombang (radiasi) elektromagnet yang dipancarkan oleh atom (molekul) memiliki fase yang sama dengan gelombang elektromagnet yang datang, sehingga saling memperkuat. Radiasi elektromagnet (foton) dipancarkan Radiasi elektromagnet (foton) yang dalam arah sembarang. dipancarkan atom (molekul) memiliki arah yang sama dengan arah foton datang. Laju pancaran spontan tidak bergantung pada Laju pancaran terstimulasi bergantung pada rapat tenaga (intensitas) radiasi datang. rapat tenaga (intensitas) radiasi datang.

3. Gagasan Laser: Penguatan


Jika suatu radiasi elektromagnet berfrekuensi seperti persamaan (1), dan dengan intensitas I datang mengenai sistem atom (molekul) seperti yang diuraikan di atas, maka kedua proses serapan dan pancaran terstimulasi dapat terjadi. Laju kedua proses tersebut

berturut-turut diungkapkan oleh persamaan (2) dan persamaan (6). Daya radiasi yang dihasilkan oleh kedua proses ini dapat dituliskan sebagai (8.a) atau (8.b) dengan V adalah volume bahan. Ditinjau lapisan tipis bahan setebal dz, elemen volume bahan dV = A dz, dengan A adalah luas penampang bahan yang dikenai radiasi elektromagnet datang, seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.

Gambar 4. Perubahan intensitas radiasi elektromagnet datang dI setelah melewati bahan setebal dz. Perubahan daya radiasi elektromagnet setelah melewati bahan setebal dz adalah (9) Perubahan intensitas radiasi elektromagnet dIn per satuan panjang (tebal) dz adalah (10) Mengingat bahwa W = () B dan () = I /c dengan c adalah cepat rambat cahaya, maka dapat ditulis bahwa (11) dengan (12) Dari persamaan (11) diperoleh bahwa intensitas radiasi elektromagnet seteleh melewati bahan setebal z adalah (13) dengan I0 adalah intersitas radiasi mula-mula (sebelum melewati bahan). Persamaan (13) menunjukkan bahwa bahan berprilaku sebagi penguat jika () positif, yaitu N2 > N1, dan berprilaku sebagai penyerap jika () negatif, yaitu N2 < N1.

Suatu bahan dengan kondissi N2 > N1 dikatakan berada dalam inversi populasi (pembalikan hunian). Bahan ini berprilaku sebagai penguat dan disebut sebagai bahan aktif laser. Pada keadaan setimbang secara termal pada suhu T, populasi sistem aras tenaga atom (molekul) mengikuti distribusi Boltzmann, yaitu (14) yang menunjukkan bahwa N2 < N1 dan bahan berprilaku sebagai penyerap radiasi berfrekuensi . Suatu kondisi tak setimbang, di mana N2 > N1, harus dapat dicapai agar bahan aktif laser dapat diperoleh. Hal ini dilakukan dengan apa yang disebut sebagai pemompaan tenaga atau singkatnya pemompaan (pumping). Penguatan dapat dipertahankan dengan cara meletakkan bahan aktif di dalam suatu rongga resonator (osilator). Resonator pada pokoknya terdiri dari dua cermin yang memiliki reflektivitas tinggi yang disusun saling berhadapan. Di dalam resonator, cahaya berosilasi antara kedua cermin 1 dan cermin 2. Jika salah satu cermin, misalnya cermin 2, bersifat pemantul sebagian, maka sebagian cahaya akan keluar dari rongga resonator melalui cermin tersebut sebagai keluaran laser (laser output). Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 5.

Gambar 5. Bahan aktif di dalam suatu resonator yang terdiri dari cermin 1 dan cermin 2 berturut-turut dengan reflektivitas R1 dan R2. Kondisi ambang yang harus dipenuhi agar osilasi dapat dipertahankan adalah bahwa penguatan (gain) sama dengan rugi (losses). Penguatan yang terjadi tiap kali melewati bahan aktif adalah

dengan d adalah panjang bahan aktif, dan s adalah tampang lintang pancaran terstimulasi. Jika R1 dan R2 adalah reflektivitas kedua cermin, maka kondisi ambang dapat dicapai jika (15) Ketika kondisi ambang telah tercapai, inversi populasi saat itu disebut sebagai inversi kritik. Jika inversi kritik tercapai, maka foton-foton yang dipancarkan secara spontan (pancaran spontan) dalam arah sejajar sumbu resonator akan memulai proses penguatan.

4. Skema Pemompaan

Pemompaan bertujuan untuk mencapai kondisi inversi populasi pada suatu bahan sehingga aksi laser dapat diperoleh. Pemompaan pada sistem dua aras tenaga seperti dibahas di atas tidak dapat menghasilkan inversi populasi. Foton-foton datang mengakibatkan transisi serapan ( 1 2) maupun transisi pancaran terstimulasi (2 1) sehingga kemudian tercapai suatu keadaan setimbang (steady state) dengan N2 = N1. Pada keadaan ini, serapan dan pancaram terstimulasi saling mengimbangi, sehingga bahan menjadi transparan. Keadaan ini disebut sebagai kejenuhan dua aras tenaga (two level saturation). Masalah ini kemudian diatasi dengan melakukan pemompaan pada sistem tiga atau empat aras tenaga. Skema Tiga Aras Tenaga Pada skema pemompaan pada sistem tiga aras tenaga ini, aras tenaga 1 sebagai aras tenaga dasar berpopulasi N1, aras-arass tenaga 2 dan 3 sebagai aras tenaga tereksitasi berturut-turut dengan populasi N2 dan N3.. Atom-atom (molekul-molekul) pada aras tenaga 1 dipompa ke aras tenaga 3 yang kemudian mengalami transisi deeksitasi cepat ke aras tenaga 2. Aras tenaga 2 dipilih aras tenaga metastabil (atom atau molekul bertahan relatif lama pada aras tenaga tersebut), sehingga tercapai kondisi inversi populasi antara aras tenaga 1 dan 2. Proses pemompaan pada sistem tiga aras tenaga ini ditunjukkan secara skematik oleh Gambar 6.

Skema Empat Aras Tenaga Pada skema pemompaan pada sistem empat aras tenaga ini, aras tenaga dasar diacu sebagai aras tenaga 0 (populasi: N0), dan aras-aras tenaga 1, 2, dan 3 sebagai aras-aras tenaga tereksitasi (populasi: N1, N2, dan N3). Atom-atom (molekul-molekul) dipompa dari aras tenaga 0 ke aras tenaga 3 yang kemudian mengalami deeksitasi cepat ke aras tenaga 2. Aras tenaga 2 dipilih aras tenaga metastabil sehingga atom-atom (molekul-molekul) akan relatif lama berada pada aras tenaga 2. Aras tenaga 1 dipilih tak metastabil (seperti aras tenaga 3), sehingga akan mengalami deeksitasi cepat ke aras tenaga 0. Dengan demikian, kondisi inversi populasi antara aras-aras tenaga 2 dan 1 dapat tercapai. Proses pemompaan pada sistem empat aras tenaga ini ditunjukkan secara skematik oleh Gambar 7.

Gambar 7. Skema pemompaan pada sistem empat aras tenaga.

5. Cara Pemompaan

Read more: http://www.oocities.com/ikhsan75/prinsiplaser.htm#ixzz11Iig828a

Compact Disk (CD)


Saya ada sedikit pengetahuan mengenai cara kerja CD yang sekarang banyak digunakan sebagai media penyimpan data. Secara garis besar ada dua macam/jenis CD yang dikenal. Jenis pertama dikenal dengan "CD putih". Data dituliskan pada jenis CD ini melalui proses manufaktur yang khusus (kalau tidak salah melibatkan proses pressing). Hasil dari proses manufaktur ini, pada lembar disk terdapat bidang datar dan lembah (pitch). Jenis kedua adalah yang banyak ditemui di pasaran dalam bentuk blank CDs. Untuk jenis kedua ini data dituliskan dengan mengatur intensitas sinar laser pada perangkat penulis CD. Perbedaan intensitas sinar laser penulis ini akan menghasilkan daerah-daerah pada disk yang memiliki sifat pemantulan sinar yang berbeda, hanya saja tidak dalam bentuk lubang/lembah mikroskopik. Meskipun proses pembuatannya berbeda, prinsip kerja dari kedua jenis CD ini adalah sama karena keduanya merupakan media penyimpanan data biner yang dibaca secara optik. Pada CD data tersusun secara spiral yang ditulis/dibaca dengan mengombinasikan gerak linear dalam arah radial dari laser head dan gerakan rotasi dari disk. Pada saat pembacaan data, sinar laser pembacaan diarahkan ke disk. Pada disk terdapat daerah yang memantulkan sinar laser dengan intensitas yang cukup tinggi dan juga daerah yang memantulkan sinar laser dengan intensitas yang tidak begitu tinggi. Intensitas sinar laser yang tinggi atau rendah ini diterima oleh reseptor optik dan diinterpretasikan sebagai data biner 1 atau 0 yang kemudian diolah lebih lanjut. Untuk DVD prinsipnya kurang lebih sama, hanya saja kerapatan data jauh lebih tinggi dari CD biasa sehingga kapasitas penyimpanan datanya pun jauh lebih banyak.

Demikian yang saya ketahui mengenai prinsip kerja CD. Jika terdapat kesalahan dalam penjelasan di atas mohon maaf dan mohon untuk dapat dikritisi.

Anda mungkin juga menyukai