HTTP
HTTP
html
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164106 Mulai 2012, Jampersal Dibatasi Hingga Anak Kedua Selasa, 01/11/2011 - 20:41 BANDUNG, (PRLM).- Mulai tahun 2012, Jaminan Persalinan (Jampersal) termasuk di dalamnya pelayanan keluarga berencana (KB) hanya menjamin persalinan hingga anak kedua sehingga untuk persalinan selanjutnya tidak ditanggung jampersal. Hal ini perlu disosialisasikan ke masyarakat agar tidak terjadi pemahaman yang salah tentang Jampersal dan program KB. Demikian dikatakan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar, Ir. Siti Fathonah, MPH., pada pertemuan Bina Kesertaan KB Jalur Swasta dan Sosialisasi Jampersal di Bandung, Selasa (1/11). "Di Jabar banyak terjadi kegamangan bahwa Jampersal merusak program KB," katanya. Menurut Siti, Jampersal diluncurkan untuk menekan angka kematian bayi dan ibu saat persalinan akibat tidak ditolong tenaga kesehatan, seperti dokter atau bidan. Melalui Jampersal yang diikuti pelayanan KB diharapkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan lebih banyak. Saat pertama diluncurkan, tahun 2011, Jampersal memang tidak melihat jumlah anak yang telah dilahirkan, namun mulai 2011 dibatasi hingga persalinan anak kedua. Di Jabar, setiap tahun diperkirakan terjadi 800.000 persalinan sehingga setiap harinya lahir 2.100 bayi. Jadi setiap jamnya diperkirakan lahir di Jabar 90 bayi, ucapnya. Pertolongan yang dilakukan tenaga kesehatan tambah Siti baru mencapai 73 persen sehingga dalam satu hari diprediksikan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan baru 1.500 persalinan, sisanya 600 persalinan dibantu paraji atau lahir sendiri akibatnya berisiko tinggi bagi bayi dan ibu. Agar program Jampersal berjalan dengan baik, Perwakilan BKKBN Jabar mendukung dalam penyediaan alat atau obat kontrasepsi serta sarana pendukung pelayanan KB, pendataan ibu hamil, komunikasi dan edukasi serta memfasilitasi pelatihan bagi dokter dan bidan khususnya pelayanan KB yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang MKJP). Pada Jampersal , pelayanan KB lebih diarahkan pada MKJP, tuturnya. (A-62/das)***