Anda di halaman 1dari 2

Everybody eat carbo....

Setiap orang awam pasti mengidentikkan nasi dengan karbohidrat, akan diapakan nasi setelah dimakan?? Dibawah ini akan diberikan sedikit ulasan mengenai metabolisme dan hubungannya dengan berat badan dan penyimpanan lemak. karbohidrat, energi

Metabolisme secara sederhana di katakan sebagai reaksi kimia dalam sel tubuh. Sebagian reaksi kimia dalam sel berkaitan dengan pembuatan energi dalam makanan yang tersedia dalam berbagai sistim fisiologis sel. Semua energi yang dimakan akan dioksidasi dalam sel baik dalam bentuk karbo,lemak atau protein. Jumlah energi yang dibebaskan dalam oksidasi makanan ini disebut energi bebas makanan yang di nyatakan dalam bentuk kalori per mol makanan. Di Indonesia pada umumnya nasi adalah sumber energi karbohidrat dan sumber pemasukan energi dari makanan. Setelah dicernakan, karbo akan berakhir dalam bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa. 80% jumlahnya dalam bentuk glukosa. Glukosa ini merupakan jalan umum transpor karbo ke dalam sel jaringan. 95 % seluruh monosakarida beredar dalam darah merupakan perubahan bentuk akhir glukosa. Sebelum digunakan sel jaringan tubuh glukosa harus masuk terlebih dahulu ke dalam sel melalui membran sel ke sitoplasma. Kecepatan pengangkutan glukosa ini sangat ditingkatkan oleh insulin. Kecepatan pemakaian karbohidrat sangat ditentukan oleh kecepatan sekresi insulin dari pankreas. Segera setelah makanan tinggi karbo, insulin menyebabkan ambilan,penyimpanan dan penggunaan glukosa yang cepat oleh semua jaringan tubuh, terutama oleh otot, jaringan adiposa dan hati. Terdapat suatu kondisi dimana metabolisme glukosa diotot di tingkatkan yaitu selama kerja fisik sedang atau berat dan selama beberapa jam setelah makan. Insulin meningkatkan pengangkutan dan pemakaian glukosa ke dalam sebagian besar sel tubuh lain seperti yang dilakukan insulin dalam mempengaruhi pengangkutan glukosa ke dalam sel otot. Setelah di absorbsi dalam sel,glukosa dapat dipakai segera untuk melepaskan energi pada sel atau disimpan dalam bentuk glikogen yang merupakan bentuk polimer besar dari glukosa. Bila glukosa tidak segera dibutuhkan untuk energi, glukosa ekstra dalam sel disimpan sebagai glikogen atau dalam bentuk lemak. Penyimpanan terbesar glikogen dalam sel hati dan sel otot. Glukosa yang ada di dalam darah dibentuk menjadi glikogen (glikogenesis), kemudian terdapat juga pemecahan glikogen untuk menghasilkan glukosa dalam sel untuk menyediakan energy(glikogenolisis). Energi dilepas dari molekul glukosa melalui beberapa reaksi disebut glikolisis. oksidasi lengkap 1 gram molekul glukosa melepaskan energi sebesar 686.000 kalori. Produk akhir glikolisis akan dioksidasi menghasilkan energi dimana molekul glukosa kemudian dipecah menjadi dua molekul asam piruvat. Glukosa yang tidak dibutuhkan untuk energi berupa glukosa ekstra yang masuk secara kontinu kedalam sel disimpan dalam bentuk glikogen atau disebut sebagai glikogen diubah menjadi lemak. Glukosa akan disimpan dalam sel hati dan otot sampai batas saturasi glikogen. Glukosa tambahan akan disimpan dalam bentuk sel lemak. Kelebihan glukosa ini diubah menjadi trigliserida dan dibentuk dalam jaringan adiposa. Sintesis trigliserida ini kebanyakan terjadi dalam hati. Lemak yang dibentuk berguna karena tubuh hanya mampu sedikit dalam menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Pembentukan lemak ini akan membantu tubuh untuk menyimpan cadangan karbo yang dicerna untuk digunakan kemudian. Selain itu tiap gram lemak mengandung dua setengah kali kalori yang dikandung glikogen.

Penimbunan lemak yang berlebihan akibat pemasukan jumlah makanan yang besar dari pada yang dipakai untuk tubuh sebagai energi bisa mengakibatkan obesitas. Asupan makanan seharusnya dapat mencukupi kebutuhan metabolisme dan juga tidak berlebihan agar tidak menyebabkan obesitas. Makanan mengandung proporsi protein,karbohidrat dan lemak yang berbeda beda, maka keseimbangan harus dipertahankan diantara semua jenis makanan sehingga semua segmen sistim metabolisme dapat dipasok dengan bahan yang dibutuhkan. Energi yang dibebaskan dari setiap gram karbo adalah 4 kalori, yang dibebaskan menjadi lemak 9 kalori dan protein sebesar 4 kalori. Didalam sistim pencernaan presentase yang diabsorbsi rata-rata adalah 98% karbo, 95 % lemak dan 92 % protein. Pengaturan asupan makan dibagi menjadi pengaturan energi (pengaturan jangka panjang) terutama dengan pemeliharaan jangka panjang jumlah normal energi yang disimpan dalam tubuh dan pengaturan pencernaan (pengaturan jangka pendek) yang berhubungan dengan mencegah kelebihan makan pada setiap waktu makan. Penurunan konsentrasi glukosa darah dapat menyebabkan lapar,hal ini juga berlaku bila konsentrasi produk lipid darah dan asam lemak juga menurun. Beberapa teori menjelaskan peningkatan kadar glukosa darah akan mencetuskan neuron glukoreseptor dalam pusat kenyang didalam nucleus ventromedial hypothalamus. Jika cadangan energi tubuh jauh dibawah normal maka pusat makan hypothalamus dan darah di otak lain menjadi sangat aktif dan akan menunjukkan rasa lapar yang meningkat, dan sebaliknya bila cadangan energy terutama cadangan lemak sudah meningkat maka orang tersebut sudah kehilangan rasa lapar dan menjadi kenyang. Pengaturan jangka pendek dilakukan melalui mekanisme umpan balik melalui pengisian gastro, bila saluran gastro mengalami pengembangan terutama lambung dan duodenum, signyal penghambat peregangan lambung dihantarkan terutama melalui vagus sehingga mengurangi keinginan terhadap makanan. Hormon gastro,koleosistikinin sebagai respon masuknya lemak dalam duodenum mempunyai efek lebih banyak dalam mengurangi nafsu makan. Adanya makanan dalam lambung dan duodenum juga menyebabkan dikeluarkannya sejumlah hormone glucagon dan insulin yang mempunyai efek menekan efek neurogenic signal makan dari otak. Selain itu bila makanan berada dalam mulut, pusat makan juga dihambat, walaupun mekanisme penghambatan ini hanya berlangsung 30-40 menit saja. Mekanisme pengaturan ini membantu mempertahankan simpanan nutrisi yang konstan dalam jaringan. Selain itu mekanisme jangka pendek membantu seseorang untuk makan lebih sedikit pada setiap waktu makan dan membantu agar kita tidak setiap waktu makan dan tidak terlalu banyak melebihi sistim penyimpanan ketika makanan telah diabsorbsi. Lalu bagaimana dengan kegemukan? Kegemukan atau obesitas terjadi bila kita mempunyai kelebihan energi dalam bentuk makanan yang masuk dalam tubuh daripada yang kita keluarkan. Yang terjadi berat badan kita akan naik. Jumlah energy yang masuk lebih banyak dari pada yang dikeluarkan. Untuk setiap 9,3 kalori kelebihan energy akan disimpan dalam bentuk lemak sebesar 1 gr. Bagi seseorang yang ingin mengurangi berat badannya maka masukkannya harus kurang dari pengeluaran energinya. Sepertiga dari energi yang digunakan setiap hari oleh orang normal dilakukan dengan kegiatan otot. Karena pengeluaran energi melalui kegiatan otot ini merupakan cara terpenting pengeluaran energi maka sering obesitas dikaitkan dengan rasio masukan makanan terhadap kegiatan jasmani harian yang terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai