Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang


Indonesia adalah negara yang majemuk dan memiliki berbagai macam adat dan budaya yang tersebar di seluruh antero nusantara dan memiliki berbagai macam adat budaya dan hukum adat nya masing masing yang tercermin dari tingkah pola masyarakat Sebagai mana diketahui adat di indonesia itu sangat beraneka ragam baik dari segi cakupan kebudayaan dan sampai di bidang hukum adat yang hidup di lingkungan masyarakat dari yang terkecil keluarga hingga ke suatu wilayah mempunyai hukum adat yang berbeda antar wilayah yang satu dengan yang lain Sebagai mahasiswa fakultas hukum mempelajari hukum adat merupakan hal yang penting karena hukum adat di indonesia sebagian masih di pegang kuat oleh golongan nya sehingga dalam kenyataan di kehidupan masyarakat sering di jumpai pertentangan antara hukum resmi dan hukum adat Sehingga timbul ke bimbangan di kalangan masyarakat oleh karena itu lah terbentuk mata kuliah hukum adat Makalah ini yang berjudul hukum adat Ambon kami susun dengan tujuan untuk sebagai tugas mata kuliah hukum adat kami yang kami susun secara bersama dalam makalah ini kami berupaya menjelaskan semaksimal mungkin tentang hukum adat yang berada di daerah ambon secara sebaik mungkin tapi kami menyadari makalah ini tidak lah sempurna masih banyak kekurangan di berbagai bidang oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran

1.2 masalah

dalam kehidupan masyarakat ambon di jumpai hukum adat yg hidup di masyarakat lalu bagai mana hukum adat ambon yang sebenarnya? Bagai mana struktur kemasarakatan ,hukum waris,hukum perkawinan ,sistemperekonomian dll menurut hukum adat ambon apakah hukum adat ambon condong kepada salah satu hukum agama? Di makalah inilah kami berupaya membahas pertanyaan pertanyaan tersebut

1|Page

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 SUSUNAN MASYARAKAT
2.2.1.RUMATAU Kesatuan kelompok genealogis yang lebih besar sesudah keluarga adalah rumatau atau lumatau. Kata pokoknya adalah ruma atau rumah. Sebutkan untuk kata ruma ini berbeda di beberapa tempat, sesuai dengan dialek setempat. Menurut dialek Saparua disebut lumal, dialek Nusalaut rumal , dialwk Haruku ruma, dialek Hila dan assilulu luma. Sebutan luma juga dikemukakan oleh Streseman. Di dalam bahasa daerah asli atau bahasa tanah huruf r dibaca l. Jadi rumatau dibaca lumatau, ratu menjadi latu. Huruf p dan b jadi h. Pitu jadu hitu, barat jadi halat. Negeri Latu-Halat berarti negeri Ratu barat. Sesuai dengan lokasinya negeri Latuhalat ini terletak di ujung Barat jaziriah Leitimor yang dipimpin oleh seorang Raja , seorang latu atau ratu. Kalau tau bisa diartikan isi , maka rumatau berarti rumah yang didiami bersama-sama oleh orang-orang yang seketurunan dan keanggotaannya tersusun menurut garis bapak. Nama lain yang populer dikalangan rakyat untuk rumantau ini adalah mata-mata. Mata berarti asal atau induk , jadi mataruma berarti rumah induk atau rumah asal yang dapat disamakan dengan rumah gadang di Minangkabau. Sebuah rumatau biasanya terdiri atas beberapa keluarga dengan kepala keluarganya masing-masing. Rumatau merupakan sel induk bagi terbentuknya masyarakat di daerah Ambon Lease. Setiap orang senantiasa tergabung ke dalam salah satu rumatau. Mereka yang tidak tergabung ke dalam saah satu rumatau sukar untuk dapat turut serta di dalam lalu lintas hukum dan kurang mendapat perlindungan hukum, karena tidak masuk hitungan sebagai orang asli dari negeri yang bersangkutan. Rumatau adalah kebanggan dari anggotanya, dan berada di luarnya berarti kehilangan kebanggaan dan martabat serta lain-lain

2|Page

hak yang dapat dibanggakan sebagai orang asal. Dari rumatau-rumatau inilah berkembangnya susunan masyarakat, selanjutnya dalam ruang lingkup yang lebih luas seperti aku taau soa. Untuk mengatur urusan suatu rumatau, baik dalam hubungan ke dalam rumatau, maupun terhadap pihak luar seperti rumatau lainnya, maka diangkatlah salah seorang dari anggota rumatau yang bersangkutan menjadi pimpinan dengan gelar upu. Biasanya dipilih yang tertua atau yang dituakan di antara anggota rumatau itu. Senioritas generasi seseorang memegang peranan penting untuk dapat diankat menjadi upu. Ini dimaksudkan supaya diperoleh seseorang pemimpin yang berwibawa. 2.1.2. UKU Karena pertambahan isi rumatau dengan lahirnya manusia-manusia baru di dalam rumatau tersebut, maka lama kelamaan rumah besar yang didiami bersama itu ruangannya tidak mencukupi lagi. Ruangan-ruangan seperti menjadi sempit. Dengan semakin padatnya isi rumah, maka timbullah berbagai masalah intern anggota-anggota rumatau itu, seperti mengenai ruangan untuk tidur, dapur tempat memasak dan lain-lainnya yang bias menimbulkan pertengkaran-pertengkaran atau ketidak leluasaan maupun ketidak tenangan, masalah-masalah mana tidak akan mungkin hilang, selagi mereka berkumpul diruang-ruangan yang sudah sempit itu. Karena itu timbullah keinginan dari penghuni-penghuni itu untuk keluar memisahkan diri dari rumah besar itu dan membangun tempat tinggal sendiri diluar rumah bersama itu dan tentu saja setelah mendapat persetujuan dari upunya. Biasanya pada permulaannya rumah yang baru dibangun itu tidak jauh dari rumatau atau rumah induk. Secara berangsuriangsur jejak itu diikuti oleh yang lain juga yang merasa perlu berbuat demikian. Lambat laun semakin banyak orang yang mendirikan rumah-rumah yang dibangun disekitar rumatau yang ditempati oleh keluarga yang terdiri atas bapak, ibu dan anak-anaknya. Pada perkembangan yang pertama segala urusan masih diatur oleh upu dari rumatau tua , tetapi lama kelamaan dengan bertambah banyaknya anak-anak rumatau yang memencar dan semakin banyaknya pula rumah tangga-rumah tangga yang baru serta semakin banyaknya masalah yang timbul, maka upu dari rumatau tua tidak mampu lagi mengurus semuanya itu secara terpusat ke rumatau tua. Mungkin juga rumah tangga yang sudah terpencar itu tidak puas lagi dengan pimpinan upu rumatau tua
3|Page

itu. Oleh karena itu timbullah pemikiran agar rumah tangga-rumah tangga yang tidak memencar itu, sendiri-sendiri ataus ecara bergabung beberapa rumah tangga membentuk rumatau sendiri terlepas dengan persetujuan upu rumatau tua. Selanjutnya akan terbentuk lagi beberapa rumatau-rumatau yang baru. Walaupun terjadi pemisahan diri, namun rumatau tua tetap diakui sebagai induk dan rumataurumatau yang baru sebagai anak atau cabangnya. Rumatau ini dapat disamakan dengan parnik di masyarakat Minangkabau dengan perbedaan, bahwa di sini keturunan dihitung menurut garis ibu. Arti harafiah dari paruik adalah perut, yang dimaksudkan adalah orang-orang yang berasal dari satu moyang perempuan. Pimpinan sebuah parui adalah tungganai atau tuo rumah. Paruik-paruik ini kemudian membentuk kampuang atau kampong di bawah seorang oenghulu suku. Begitu pula rumatau-rumatau yang sudah banyak itu menmepati wilayah yang lebih luas merupakan pula sebuah kampong yang disebut aku atau huku dengan seorang pimpinan bergelar Tamaela. Dahulu disebut juga Tamataela. Lazimnya rumatau tua dengan upunya secara organisatoris bertindak sebagai pemimpin, dan rumataurumatau bentukan baru itu bernaung di bawahnya. Jabatan Tamaela dijabat oleh yang tertua atau yang dituakan dari rumatau tua dan orang-orang dari rumataurumatau pecahnya tidak berani melangkahinya, takut ketulahan dan murkanya para moyang, karena itu walaupun pada dasarnya pengangkatannya melalui pemilihan namun prioritas pilihan harus dijatuhkan kepada yang tertua atau yang dituakan dari rumatau-tua. Secara moral, psychologis dan magis rumatau tua berada di atas rumatau-rumatau pecahan-pecahannya itu. 2.1.3. SOA Soa adalah suatu persekutuan territorial genealogis. Di dalam administrasi pemerintahan, sekaranf ini soa merupakan suatu wilayah yang menjadi bagian dari suatu pertuanan atau negeri. Di bawah soa ini bernaung beberapa rumatau. Di dalam kenyataannya rumatau-rumatau dalam soa-soa tersebut tidak seketurunan. Mereka berasal dari keturunan yang berbeda berbeda yang secara kebetulan menempati wilayah yang sama. Unsur territoriallah yang menyebabkan mereka sampagi bergabung, bukan unsure genealogis. Oleh karena itu yang dominan sebagai pembentuk kesatuan mereka adalah unsure teori-teori. Kebalikan dengan uku di mana unsure genealogislah yang dominan. Itulah perbedaan pokok antara

4|Page

soa dengan uku. Soa yang sekarang ada yang merupakan penjelmaan dari sebuah uku dan adakalanya juga dari hena. Terjadinya perubahan ini terutama disebabkan oleh deportasi pendukun oleh Gubernur Gerrit Demmer dan Arnold de Vlamingh van Oudshoorn pada medio abad 17. Hena-hena yang menjadi soa dapat dilihat pada hena-hena yang tergabung ke dalam sebuah uli di jazirah Hitu di mana setiap uli menjadi negeri dan hena-hena yang bernaung di bawahnya menjadi soa. Karena soa bukanlah suatu kesatuan genealogis, maka dia tidak mempunyai primus inter pares dank arena itu seorang kepala soa tidak berwenang demi hokum bertindak untuk dan atas nama dari rumatau-rumatau yang tergabung di aalam soanya. Sebaliknya rumatau mempunyai seorang primes inter pares. Ada juga dari soa-soa itu hanya mempunyai sebuah rumatau , dengan lain perkataan rumatau itu sekalian juga menjadi sebuah soa. Contoh ini dapat dilihat di negeri Tulehu pulau Ambon dimana terdapat lebih dari sepuluh soa. Pemerintah Belanda memberikan status kepada soa sebagai sepuluh wijk atau lingkungan dan kepala soanya menurut reglement S.1824 No. 19a diangkat oleh Asisten Residen, tetapi kemudian dalam praktek pemerintahan hanya diangkat oleh Controleur atau kepala pemerintah setempat setempat dan sekarang hanya oleh camat. Karena mereka diangkat dengan sebuah akte, kepalasoa itu juga disebut kepala soa akteng ( akte ). Di antara rumatau-rumatau yang tergabung di dalam suatu soa ada yang dianggap rumatau asal atau asli dan yang pendatang. Kepala soa biasanya diangkat dari orang keturunan rumatau asli. 2.1.4. Hena dan Aman Henna atau fenna berarti daerah atau wilayah atau daerah suatu suku. Dalam arti terbatas bias berarti kampung. Jadi hena adalah suatu kesatuan masyarakat yang berunsurkan territorial. Di Ambon Lease hena aslinya adalah sebuah persekutuan yang lebih besar dari uku. Sebuah hena bias terdiri atas beberapa uku. Pada mulanya mungkin saja suatu hena terbentuk oleh uku-uku dan uku-uku ini adalah kesatuan-kesatuan genealogis, namun sudah harus diperhitungkan unsure teritorialnya oleh uku-uku yang bersangkutan karena sudah menempati daerah yang luas. Oleh karena itu sukarlah untuk mengatakan, bahwa hena itu hanyalah persekutuan genealogis. Kiranya lebih tepat heni itu disebut sebagai suatu persekutuan genealogis territorial yang lebih menitik beratkan
5|Page

kepada unsure genealogisnya atau di mana unsure genealogislah yang dominan. Hena atau aman ini adalah bentuk kuno dari kesatuan atau persekutuan yang bersifat territorial dan sekarang tidak dipakai lagi. Pada umunya hena ini berubah menjadi soa, kecuali pada Uli Hatuhaha dipulau Haruku, di mana hena-hena yang tergabung di dalamnya sesudah deportasi berubah menjadi negeri atau petuanan yang berdiri sendiri-sendiri, yaitu negeri-negeri Pelauw Rohomoni, Hulaliu, Kailolo dan Kabao. 2.1.5. Negeri Istilah negeri bukanlah berasal dari bahasa asli daerah ini atau bahasa tanah. Suatu negeri adalah persekutuan territorial yang terdiri atas beberapa soa yang pada umumnya berjumlah paling sedikir tiga buah. Di jazirah Hitu terutama di pantai Utara dan Timur, negeri-negeri disana adalah penjelmaan dari uli-uli. Sebuah negeri dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang disebut Pamerentah dan seharihari dipanggil raja. 2.1.6. Uli Uli adalah suatu persekutuan yang terbentuk atau tersusun atas beberapa hene atau aman. Uli adalah lembaga masyarakat yang khusus terdapat di daerah Ambon Lease. Walaupun di daerah sekitarnya terdapat lembaga yang sama dengan uli ini, tetapi tidaklah serupa, misalnya pata di pulau Seram. Menurut Holleman uli adalah volk. Melihat kepada terbentuknya uli ini, maka volk disini bukan berarti bangsa atau nation, tetapi sebagai kelompok rakyat yang terikat satu sama lainnya karena mempunyai bahasa, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan wilayah pemukiman yang sama. Cara berpikir dan berbuat serta pengelompokan masyarakat banyak dipengaruhi oleh uli ini yang membagi rakyatnya ke dalam kelompokkelompok ulisiwa dan ulilima. Tidak seorang pun rakyat Ambon Lease yang bukan anggota dari salah satu macam uli itu dan tidak satu pun negeri yang berada di luar salah satu uli. Kalau tidak ulisiwa tentu ulilima dan sebaliknya. Di pulau Seram untuk uli dikenal istilah pata, patasiwa untuk ulisiwa, dan patalima untuk ulilima. Walaupun antara uli dan pata terdapat kesamaan, namun juga ada perbedaannya, yaitu uli lebih cenderung kepada yang bersifat genealogis, sedangkan pata lebih cenderung kepada pengertian territorial. Uli sebagai persekutuan yang murni atau secara menyeluruh genealogis dapat dikatakan tidak ada. Kalau disebut cenderung
6|Page

genealogis bukanlah berarti, bahwa seluruh anggota atau rakyat yang tergabung di dalam uli itu berasal dari satu moyang atau satu leluhur. Yang ada ialah bahwa uli dibentuk oleh beberapa kelompok orang dimana masing-masing kelompok merupakan kesatuan yang berdiri sendiri dan berasal dari leluhur yang berbeda. Uli adalah tempat mereka bergabung di bawah satu pimpinan. Unsur territorial juga terdapat di dalamnya, karena wilayah pemukiman mereka bertetangga. Contoh yang kuat tentang ini adalah Uli Helawan sendiri yang kelompok-kelompok anggotanya bukan saja tidak seketurunan, tetapi jugha berasal dari daerah yang berbeda-beda sebagaimana telah diuraikan di muka.

7|Page

HUKUM KEKERABATAN
2.2.1 SUSUNAN KEKERABATAN Hubungan kekerabatan di masyarakat Ambon Lease didasarkan atas ikatan genealogis yang tersusun menurut garis kebapakan atau paternal. Keturunannya diatur menurut garis kebapakan atau patrilineal. Anak-anak yang lahir selama berlangsungnya perkawinan, demi hukum ikut atau masuk ke dalam kerabat si bapak. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban si anak ditentukan oleh si bapak dan kerabat si bapak itu. Masing-masing kelompok yang seketurunan membentuk clan atau kesatuan kelompok genealogis yang berhukum kebapakan dengan nama nama kelompoknya atau nama keturunan masing-masing yang di daerah ini dinamakan fam. Hubungan antara anak-anak dengan kerabat orang tuanya berlaku secara sepihak atau unilateral dimana yang diutamakan hubungan dengan kerabat pihak bapaknya. Peranan kerabat pihak ibu tidak begitu berarti. Oleh karena anak laki-laki menjadi pelacak dan penentu kelanjutan keturunan atau generasi, maka kehadiran anak laki-laki sangat didambakan, sedangkan anak perempuan dianggap untuk orang lain guna pelanjut keturunan pihak lain itu. Ketiadaan anak laki-laki dirasakan sebagai kurang beruntung. Jikalau kebetulan beberapa orang anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu anak-anak perempuan saja, maka diusahakan supaya si ibu sampai melahirkan anak laki-laki, suatu tugas yang amat berat yang harus dijalankan oleh seorang istridan dia harus menerimanya karena begitulah yang telah diadatkan. Dalam keadaan ketiadaan keturunan laki-laki berarti suatu kerabat berada di ambang kepunahan yang di daerah ini disebut linyap atau sunyi. Pada umumnya bagi setiap kerabat yang tersusun secara unilateral ketiadaan pelanjut keturunan mendatangkan kegelisahan, karena kalau sampai lenyap, maka akan tamatlah riwayat kerabat itu dengan segala kebesaran dan kebanggaan yang dimiliki selama ini. Di daerah Ambon Lease yang patriarchal ini, maka dari kerabat pihak bapak itulah ditentukan dan diatur tentang segala apa yang dibolehkan dan yang dilarang bagi si anak, diantaranya mengenai perkawinan, warisan dan lainlainnya menurut ketentuan-ketentuan yang telah diadatkan.

8|Page

2.2.2.ANAK SAH Seorang anak dapat dinyatakan sebagai anak sah kalau ia dilahirkan selama berlangsungnya perkawinan antara ibu dan bapaknya. Anak sah ini dinamakan juga anak kawin. Ibunya adalah perempuan yang melahirkannya, sedangkan bapaknya adalah pria yang menjadi suami dari ibunya itu. Mungkin saja si anak sudah dibenihkan sebelum beralngsungnya perkawinan orang tuanya dan lahirnya sesudah ibu bapaknya menjadi suami istri yang sah atau si anak lahir beberapa waktu sesudah si bapaknya meninggal dunia atau sesudahnya suami istri itu putus perkawinannya karena perceraian. Dalam keadaan demikian bias timbul masalah atau kesulitan untuk menentukan siapa yang sebenarnya bapak anak itu, jika orang yang dianggap bapaknya itu memungkiri kalau dia yang telah membenihkannya, misalnya anak itu dibenihkan pada waktu-waktu di mana si suami berada di dalam keadaan atau sedang berada di suatu tempat yang tidak memungkinkan dia itu mengadakan hubungan kelamin dengan istri atau jandanya itu. Protes juga bias dating dari kerabat si bapak, jikalau mereka meragukan, apakah anak itu benarbenar anak dari pria anggota kerabat mereka yang sudah almarhum itu. Seberapa jauhkan seorang anak yang lahir beberapa waktu sesudah si bapak meninggal dunia untuk diakui sebagai anak dari pria itu, tidak ada ketentuan yang mengaturnya dengan jelas. Ajan tetapi pada umumnya orang memakai ukuran tenggang waktu setidak-tidaknya enam bulan sesudah perkawinan suami istri itu. Di dalam suatu keputusan Landraad Amboina No.8/1917 anak yang lahir pada hari ke-290 sesudahnya si bapak meninggal dunia masih dinyatakan sebagai sah dari suami ibunya itu. Mengenai anak-anak yang terlahir di luar perkawinan, bagi mereka yang memeluk agama Kristen tidaklah menjadi persoalan besar. Aapakah si pria yang membenihkannya mengakuinya atau tidak, bukanlah suatu yang mendongkolkan atau yang menyakitkan hati, baik bagi si wanita itu sendiri maupun kerabatnya. Dalam percakapan sehari hari anak yang terlahir diluar perkawinan yang sah itu disebut anak luar nikah, suatu istilah yang sudah popular di kalangan rakyat. Kadang-kadang dinamakan juga anak dalam rumah karena lahirnya di rumah ibunya atau kerabat ibunya, sedangkan anak sah dilahirkan di luar rumah ibunya atau kerabat ibunya, yaitu dirumah bapak atau kerabat bapaknya. Anak luar nikah, jika dia tidak diakui oleh pria yang membenihkannya hanya mempunyai hubungan hokum dengan ibu dan kerabat ibunya, dank arena itu dia hanya memakai fam
9|Page

kerabat ibunya. Walaupun anak itu anak luar nikah, namun hak-hak sama dengan anak-anak pamannya yang terlahir dari perkawinan yang sah, malah kedudukan hukumnya di dalam kekerabatan ibunya lebih kuat dari anak-anaak perempuan yang sudah kawin keluar. Dia mempunyai hak waris yang sama dengan anak-anak lakilaki lainnya di lingkungan kerabat ibunya, jika dia seorang laki-laki. Di dalam keputusan Pengadilan Negeri Ambon No.107/1966 Prdt, beberapa orang pria yang asalnya adalah dari keturunan luar nikah dari seorang pewaris menggugat seorang perempuan yang malah keturunan sah dari kerabat itu tetapi telah kawin keluar. Dasar gugatannya adalah, walaupun para penguggat terlahir dari seorang ibu yang tidak di kawin sah, akan tetapi mereka adalah laki-laki dan menurut ketentuan hokum adat yang berlaku mengenai tanah dati, mereka itu lebih baik mewarisi tanah dari sengekta dari pada tergugat yang adalah anak perempuan yang telah kawin keluar. Berbeda dengan perlakuan yang umum terdapat di daerah lainnya terhadap anak-anak yang terlahir diluar perkawinan yang sah, maka di daerah ini anak-anak ini mendapat perlakuan yang cukup baik, maka di masyarakat orang Kristen mereka hampur tidak membedakannya lagi dengan anak-anak sah. Mereka pun tidak merasa minder di dalam pergaulan sehari-hari 2.2.3. ANAK HARTA Di daerah Ambon Lease ini dikenal lagi semacam status anak yang khas, tidak dikenal di daerah lain dan hanya dikenal di daerah Ambon Lease yang disebut anak harta. Anak ini lahir dari perkawinan yang sah alias anak sah, tetapi dia memakai nama keluarga atau fam dari kerabat ibunya, bukan fam bapaknya sebagaimana yang seharusnya berlaku di daerah ini yang hubungan kekerabatannya berhukum kebapakan. Maksud diadakannya anak harta ini adalah juga untuk mencegah harta kerabat jangan sampai jatuh kepada orang lain. Caranya ialah, pada waktu anak dilangsungkannya perkawinan dibuatlah persetujuan antara orang tua si wanita dengan calon menantunya dan kerabatnya, bahwa anak laki-laki pertama atau yang tertua yang akan dilahirkan nanti dimasukkan ke dalam kerabat pihak si ibu dan memakai fam kerabat ibunya itu. Persetujuan dari kerabat pihak prianya diperlukan, karena mungkin mereka juga membutuhkan ketrunan laki-laki untuk kelangsungan hidup kerabat mereka sendiri. Sebagai imbangannya si calon menantu laki-laki dibebaskan dari kewajiban untuk membayar uang lamaran yang disebut harta. Jika anak laki-laki yang pertama lahir meninggal, maka digantikan
10 | P a g e

oeh anak laki-laki berikutnya. Untuk keperluan anak harta ini prakarsa datangnya dari pihak yang membutuhkan, yaitu pihak perempuan. Anak harta ini adalah suatu cirri khas dari kebudayaan Ambon Lease. Mengenai anak harta ini adalah juga disinggung dalam pasal 49 HCC dan pasal 39 dari peraturan tentang catatan sipil bagi orang Indonesia yang beragama Kristen S.1936 No.607 walaupun tidak dengan tegas disebutkan. Pasal 49 HOCI menyebutkan, bahwa dikaresidenan Maluku calon suami istri yang akan melangsungkan perkawinan boleh membuat perjanjian, bahwa semua atau beberapa orang anak mereka laki-laki atau perempuan yang akan ditentukan menurut urutan lahirnya tidak akan melanjutkan silsiah dari si auami, tetapi silsilah dari bapak si istri sesuai dengan ketentuan hokum adat dan disebutkan di dalam akte nikah. 2.2.4. ANAK TIRI Anak tiri tidak bias demi hokum masuk kedalam kerabat bapak tirinya, walaupun dia tinggal bersama bapak tirinya karena mengikuti ibunya, dia tetap terhitung sebagai anggota kerabat bapak kandungnya dan tidak bias memakai fam bapak tirinya. Si bapak tiri hanya wajib member biaya hidup selama anak tirinya itu mengikuti dia. Ikutnya seorang anak dengan bapak tirinya biasanya apabila bapak kandungnya tidak ada lagi dan kerabat si bapak tidak keberatan anak itu mengikuti ibunya dengan suaminya yang baru. Kedudukan anak tiri di rumah bapak tirinya sebagai orang menumpang. Sebaliknya anak tiri dari seorang ibu tiri lebih kukuh posisinya dari ibu tiri sendiri terhadap kerabat suaminya. Jika si istri kemudian melahirkan anak, maka anak-anaknya itu sama haknya dengan anak-anak dari istri yang terdahulu. Anak turu tetap asing terhadap bapak tiri atau ibu tirinya dalam hubungan kekerabatan 2.2.5. ANAK ANGKAT Motif pengangkatan anak di daerah ini, pertama adalah untuk mengusahakan kelangsungan keturunan, untuk mempertahankan kesinambungan nama kerabat dan harta kerabat, dan kedua hanya sekedar yang bersifat pribadi terlepas hubungannya dengan kerabat. Pengangkatan anak yang dimaksudkan untuk mempertahankan kesinambungan nama atau martabat dan harta kerabat, biasanya terjadi kalau tidak ada lagi keturunan laki-laki yang akan melanjutkan generasi. Mereka sudah berada diambang kepunahan menurut hokum walaupun masih ada
11 | P a g e

keturunan perempuan. Untuk keperluan ini maka anak yang akan diangkat atau diadopsi atau haruslah anak laki-laki. Dengan persetujuan kerabat si anak, maka anak ini secara resmi dilepaskan hubungan kekerabatannya dengan kerabat bapak kandungnya. Fam bapak kandungnya ditanggalkannya dan berganti dengan fam bapak angkatnya. Hak dan kewajibannya di tempat bapak angkatnya sama dengan anak kandung atau seakan-akan bapak angkatnya itulah sekarang yang menjadi bapak kandungnya. Kalau kebetulan anak itu anak luar nikah, maka fam yang dilepaskannya adalah fam kerabat ibunya. Status hukumnya terhadap bapak angkatnya sama dengan anak kandung terhadap bapak kandungnya. Syarat pengangkatannya selain daripada harus ada persetujuan antara calon bapak angklat dengan orang tua si anak, juga harus diketahui oleh Saniri Negeri yang kemudian diumumkan. Perlunya negeri mengetahui adalah untuk menjamin hak-hak si anak dan keturunanya nantinya bukan saja atas harta pribadi dari bapak angkatnya saja, tetapi lebih-lebih lagi atas harta yang terhitung harta kerabat bapak angkatnta terutama tanah-tanah atau dusun-dusun dati di mana Saniri negeri mempunyai peranan yang menentukan. Anak yang akan diadopsi itu bisa anak dari kerabat sendiri atau juga orang lain, bahkan juga bias anak tiri sendiri. Tentang kemungkinan dicabut atau dibatalkannya keblai suatu adopsi yang sudah terlaksana sampai sejauh ini belum ada larangan, tetapi juga belum pernah kedengaran, namun kalau hak waris anakkandung saja karena suatu kesalahan yang berat bias dicabut, maka terhadap anak angkat tentu lebih dimungkinkan lagi. Pengangkatan anak yang dimaksudkan sebagai umpan atau pancingan agar mendapat anak bagis suami istri yang tidak dianugerahi anak tidak dikenal di sini. Walaupun masyarakat di sini berhukum kebapakan, namun ada juga terjadi pengangakatan anak perempuan, tetapi biasanya hanya untuk senang-sengangan, tidak untuk melanjutkan keturunan. Memperhatikan kebiasaan pada adopsi dan anak harta ini terlihatlah, bahwa untuk kebutuhan kelangsungan suatu kerabat hubungan hokum kekerabatan itu bias berubah menjadi berhukum keibuan karena si bapak melepaskan hak hokum nya atas anak kandungnya sendiri.

12 | P a g e

2.2.6. ANAK PIARA Akhirnya kita kenal lagi apa yang disebut anak piara dan orang tua yang memeliharanya disebut bapak piara . Hak anak piara tidak sama dengan anak kandung atau anak angkat. Anak piara hanya berhak atas biaya hidup dari bapak piaranya selama dia mengikuti bapak piaranya, tetapi tidak mempunyai hak waris. Hak warisnya tetap pada orang tua kandgugnya. Di dalam praktek anak piara ini sering terjadi karena anak-anak yang sedang bersekolah terpisah tempat dari orang tua mereka yang tidak mampu membiayai sekolah mereka. Anak tersebut melanjutkan sekolahnya atas bantuan orang tua piaraannya, dan sebagai kompensasi dia membantu pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau pekerjaanpekerjaan lainnya dirumah tangga orang tua piaranya. Adakalanya suami istri mengambil anak piara dengan maksud supaya dihari tuanya dipelihara oleh anak piara itu. Sebagai imbangannya orang tua piara menjanjikan akan memberikan bagian tertentu dari hartanya, misalnya rumah atau dusun milik pribadinya untuk anak piaranya yang baru bisa dihaki oleh anak piara itu sesudah orang tua piaranya itu meninggal dunia. 2.2.7. PEMELIHARAAN ANAK YATIM Jika si bapak meninggal dunia mendahului ibu si anak, maka anak itu berada di bawah perlindungan kerabat dari pihak bapaknya. Lazimnya berdasarkan persetujuan intern dari kerabat si bapak salah seorang dari anggota kerabat si bapak pada umunya pria ditunjuk sebagai wakil dari anak itu. Namun tidaklah tertutup kemungkinan pemeliharaan dan asuhan anak-anak yatim itu diserahkan kepada ibu mereka sendiri. Keadaan ini sering dijumpai di dalam kehidupan kota dan belum pernah terdengar protes dari kerabat pihak si bapak. Di desa-desa, karena si istri menurut hokum sudah terhitung anggota dari kerabat suaminya dan tinggal bersama anak-anaknya di dalam lingkungan kerabat suaminya, maka mengenai anak-anak hamper tidak ada persoalan, karena anak dan ibu itu berhak hidup dari harta kerabat dan berhak terus menguasai ekkayaan pribadi dari mendiang bapak anak-anak itu. Orang yang ditunjuk menjadi wali bukan saja harus bertanggung jawab atas kehidupan anak yatim itu, tetapi juga harus memelihara hak-hak si anak atas hakhak almarhum bapaknya yang telah menjadi hak mereka. Di dalam keputusan landraad Saparua No. 12/1919 disebutkan, bahwa anak-anak yang lahir selama
13 | P a g e

perkawinan, sesudah si bapak meninggal dunia masuk ke dalam kerabat si suami. Saudara-saudara laki-laki dari si suami menanggung pendidikan anak itu. Di dakam beberapa hal ternyata si ibu diperkenankan juga bertindak selaku wali dari anakanaknya yang masih dibawah umur. Di dalam keputusan landraad Amboina No. 18/1916 mengenai pusaka, seorang janda boleh bertindak untuk diri sendiri dan juga selaku wali dari anak-anaknya yang belum dewasa. Ketentuan yang sama juga disebutkan di dalam keputusan landraad Amboina No. 95/1920.

14 | P a g e

Hukum perkawinan
2.3.1.pengaruh lingkungan
Sebagaimana yang lazim terjadi di dalam suatu perkawinan dan pihak pihak yang berkepentingan dengan perkawinan itu diluar kedua calon pengantin itu .pihak pihak itu adalah orang tua ,sanak saudara dan para kerabat yng lain nya selain dari itu bisa juga negari ,jika yang akan kawin itu belainan negerinya walaupun hubungan kekerabatan nya di daerah ini masih kuat ,namun sudah lama ketentuan ketentuan adat mengenai perkawinan ini telah diterobos oleh para jejaka dan gadis yang akan kawin ,peneorobosan yang klasik adalah dengan jalan kawin lari dimana pada umumnya pihak kerabat atau keluarga yang semula tidak menyetujui itu akhirnya menyerah kepada kehendak dua sejoli itu ,sanksi sanki adat bukan lagi merupakan penghalang untuk penerobosan itu karena mereka mauvdan berani memikul resiko nya

2.3.2 bentuk bentuk perkawinan


a. kawin minta bini kawin minta bini adalah istilah khas daerah ini yang dapat disamakan kawin meminang .bentuk kawin dengan meminang ini adalah bentuk khas dari masyarakat yang hubungan hukum kekerabatan nya berkuhum ke bapak kan yang berlaku di ambon lease .pada umum nya kontak pertama terjadi tidak langsung antara pribadi calon suami dengan bakal mertua .biasanya dikirim utusan ,sebenarnya sebelum pihak jejaka dan pihak gadis sudah berjanji untuk kawin ,sehinga apa yg dilakukan oleh kedua org tua mereka hanyalah sekedar memenuhi kehendak kedua sejoli itu hanya karena hanya harus memetuhi ketentuan hukum adat sajalah pihak pria harus mengirim utusan mendatanggi pihak perempuan meminta atau melamar anak perempuan bekal istri nya itu .dahulu pada waktu kunjungan yang pertama ini walaupun masih dalam penjajakan pihak yang melamar sudah memebawa sesuatau bawaan sebagai oleh oleh untuk membuka pembicaraan tetapi sekarang hanya terjadi pembicaraan saja dan karena itu kunjungan pertama itu disebut buang bicara sudah menjadi kebiasaan pula bahwa utusan pihak pria ini tidak segera menerima jawaban tetapi di ijinkan kemudian hari sesudah di musyawarahkan dengan keluarga istri .seandainya diperoleh kesepakatan untuk menerima lamaran itu pihak pria lalu diberitahu dan diadakan lah rundingan lanjutan dimana diputuskan tentang besarnya mas kawin dari pihak pria yang disebut harta dan waktu kapan akan dilangsungkan perkawinan b kawin lari bini kawin lari bini adalah kawin lari .di dalam bahasa asli aatu bahasa tanah disebut enkei atau lao mahina .kata lao atau lawa adalah bahasa tanah yang artinya lari .kedua sejoli lari bersama sama si gadis lah yang meninggalkan rumah orang tuanya .tidak ada paksaan atau ancaman dari si jejaka mereka melakukan atas dasar suka sama suka dan sepakat bersama . dan ada kala nya si gadis yang meprakarsai suapaya dibawa lari . dalam praktek larinya mereka itu bukan lah lari habis yaitu tampa menghiraukan lagi orang tua mereka dan begitu saja kawin atas kehendak bebas dari mereka berdua .pada pokok nya lari disini lebih tepat di artikan ,bahwa kedua sejoli itu bersama sama pergi menuju suatau tempat yang mereka rencankan sebelumnya ,pada lazim nya si gadis pergi meningggalkan rumah orang tua nya menuju suatu tempat yang telah direncanakannya dengan pemuda kekasihnya tatapi waktu 15 | P a g e

mau berangkat ia mengingggalkan sepucuk surat di tempat tidurnya atau tempat tidur orang tuanya ,surat mana menerangkan dengan siapakah dia pergi dan ke tempat mana ,hal mana berarti pula sang gadis mohon supaya keinginannya untuk kawin dengan kekasihnya itu dapat diterima dan dilaksanakan .suatu fait a compaliteable yang merupakan tekanan kepada orang tua si gadis supaya mengabulkan keinginan anaknya itu .Dengan demikian orang tua si gadis tidak perlu bingung lagi kemana anak itu pergi dan pergi dengan siapa serta tujuan apa.sekarang tinggal mencari penyelsaian yang sebaik baik nya c. kawin ambil anak sesuai dengan prinsipnya kwin ambil anak dimana si menantu dijadikan seperti anak sendiri ,maka dengan perkawinan nya itu si suami masuk kedalam kerabat si istri .dikenal juga dengan nama inliffhuwelijk .Si suami melepaskan fam asalnya dan berganti memakai fam kerabat istrinya sehingga fam suami isitri itu menjadi sama .anak anak yang terlahir dari perkawinan mereka memakai fam ibunya .didalam keadaan ini si suami seperti di adopsi masuk kedalam kerabat istrinya ,suatu adopsi yang tidak murni karena pada umumnya adopsi adalah mengangkat anak orang lain menjadi anak sendiri ,sedangkan pada kawin ambil anak yang di angkat itu statusnya adalah menantu .dengan perkawinan ambil anak ini si suami mengasimilasikan dan meleburkan dirinya ke dalam kerabat istrinya biasanya si suami adalah orang asing atau pendatang di negeri si istri d.kawin tampa harta kawin kawin tampa harta kawin adalah khas ambon lease yang dimaksud tampa harta ialah si calon suami tidak perlu membayar uang jujur yang disebut harta ,tetapi di tidak lebur ke dalam kerabat pihak istrinya ,hubungan si pria dan wanita di jalin melalui perkawinan yang sah jadi mereka adalah suami istri yang sah dan anak anak mereka adalah anak anak yang sah pula .si suami hanya di bebaskan dari kewajiban untuk membayar harta kawin yang seharusnya dia bayar dengan tunai sesuai dengan hukum perkawinan didalam masyarakat yang berhukum ke bapakan ,tetapi sebagai imbalan nya dia harus menyerahkan seorang anaknya yang laki laki kepada mertua dan memakai fam mertuanya itu e.kawin ambil piara kawin ambil piara ini yang juga disebut ambil baku piara adalaj juga suatu cara kawin khas ambon . sebetulnya pasangan itu belum lagi kawin sah pada waktu mereka kumpul hidup bersama ,tetapi melihat mereka hidup sehari hari seakan akan mereka sudah seperti suami istri keadaan yang demikian tidaklah di pandang sumbang oleh masyarakat karena hal itu merupakan sesuatu yang lumrah dan diperkenankan oleh adat si pria .si priaatas kehendak dari orang tua si perempuan masuk tinggal si rumah orang tua si perempuan .tinnggal dan hidup di sana seperti suami istri walaupun si pria masuk dan tinggal dan hidup di rumah mertua tidak resminya itu namun dia tidaklah lebur ke keluarga si perempuan seperti halnya kawin ambil anak .atas kesepakatan antara orang tua pria dan wanita tersebut ,maka si pria itu diperkenakan kumpul serumah dengan si wanita di rumah orang tua si wanita sampai mereka menghasilkan anak susudah maksud orang tua si wanita terpenuhi dapatlah menyusul perkawinan yang resmi .pada waktu pengakuan anak anak yang telah lahri sebelum itu dengan sengaja seorang atau lebih dari anak anak yaitu yang laki laki tidak diakui agar dia dapat berfungksi sebagai pelanjut generasi dari pihak ibunya dan juga menjadi dari harta kekayaan serta martabat kakeknya itu 16 | P a g e

2.3.3.hadiah perkawinan
Yang dimaksud dengan hadiah perkawinan ialah pemberiam kepada pengantin perempuan secara pribadi ,bukan yang diberikapan kepada kerabatnya yang diharuskan oleh hukum seperti harta kawin .mas kawin adalah salah sauu dari hadiah pedrkawinan itu selain dari pada itu perlengkapan rumah tangga itu kerumah tanggnya dengan suaminya adalah juga sebuah hadiah perkawinan dari orang tuanya

2.3.4 akibat perceraian terhadap keluarga


a. terhadap istri sendiri semenjak saat putus perkawinan ,maka masing masing bekas pasangan hidup itu bebas menentukan jalan hidupnya sendiri dan bebas pula mencari pasangan hidup yang baru menurut bahasa tanah janda disebut mahina baru kalau selama perkawinan dalam menuliskan atau menyebutkan namanya saja ,si istri menonjolkan fam suaminya ,sedangkan famnya sendiri hanya ditulis huruf awal nya saja di belakang dari fam suaminya dan dalam pergaulan sehari hari nama pangilan hanyalah fam suaminya ,sehingga orang baru bisa kenal nama kecilnya dan fam nya sendiri sesudah cukup bergaul cukup lama dengan dia tetapi sesudah perceraain si janda boleh melepaskan fam suami nya b. terhadap anak anak berkenaan denga anak anak dengan adanya perceraaian ,pada prinsipnya sesuai dengan sususnan kekerabatana yang berhukum kebapakan maka anak anak adalah kepunyaan si bapaka dan ikut dengan bapak nya tidak ada pilihan atau pembagian .hal ini adalah akibat yang logis dari sistim kekerabatan yang berhukum kebapakan di mana fungsi anaka adalah untuk meneruskan generasi bapak atau kerabat si bapak .hanya yang masih menyusu atau masih sukar dipisahkan dengan ibunya untuk kemudia bila sudah datang waktunya diserahkan kepada bapak nya

17 | P a g e

Hukum waris
2.4.1 harta pusaka dan harta dati
Di daerah ambon lease terdapat dua golongan harta peninggalan yaitu harta pusaka dan harta dati harta pusaka disini adalah semua harta yang pada mulanya adalah hak milik seseorang ,asal dari usaha pribadi dan sesudah pemilik itu meninggal dunia diwarisi oleh para ahli warisnya .dengan pewarisan itu,maka harta pribadi itu berubah menjadi harta atau harta pusaka milik bersama para ahli warisnya pada dasarnya harta pusaka bisa mengarah kepada hak pribadi tetapi harta dati ini merupakan milik bersama yaitu harta yang tidak bisa dibagikan kepada ahli waris namun bisa dimiliki bersama

2.4.2. macam macam harta peninggalan


A. harta pembujangan yang dimaksud harta pembujangan ialah harta dari orang yang tidak dalam keadaan kawin ,tatapi bukan berarti pernah kawin ,selain tidak dalam keadan kawin juga tidak mempunyai keturunan ,pengertian ini juga mencakup kaum wanita dalam keadaan status yang sama B.harta perkawinan Harta perkawinan adalah harta yang digunakan selama berlangsungnya perkawinan guna memenuhi hajat hidup kerumah tanggan suami dan istri tersebut dengan anak anaknya dan semua orang yang menjadi tangungan mereka dalam kehidupan sehari hari tampa mempersoalkan siapakah diantara suami istri itu yang memiliki atau memperolehnya b.1 barang asal mengenai barang asal atau gawan milik masing masing suami atau istri ,kalau salah seorang meninggal dunia dan tidak mempunyai anak barang asal tersebut kembali pada pemiliknya masing masing,kepunyaan yang meninggal dunia jatuh kepada saudara saudara atau kerabat lain nya b.2 harta bersama suami isitri terhadap harta bersama atau pencarian bersama dari suami istri yang menjadi persoalan ilaha apabila yang hidup lebih lama itu adalah istri karena dengan bentuk perkawinan ,yaitu kawin jujur si istri hanya orang menumpang di kerabat suaminya .posisi istri lemah .pihak si suami jarang dipersoalkan karena sesuai dengan susuan kekerabatan berhukum ke bapakan memang dia atau kerabatan nya yang menguasai harta perkawinan dan di dalam rumahnya sendiri

2.4.3 Hak waris janda


A.hak waris janda tampa anak atas harta bersama Seorang istri yang di tinggal mati oleh suaminya dan selama perkawinan tidak di anugrahi anak.maka pertama tama si janda dapat menguasai sepenuhnya barang barang atau harta bawaan nya dan terhadapa harta janda ahli waris bersama dengan para ahli waris dari pihak suaminya 18 | P a g e

B. Hak waris janda bersama anak atas harta bersama Jika suami meninggal dunia dan meninggalkan janda bersama anak anak nya maka janda dan anak anak menjadi ahli waris bersama atas harta pencarian dari suami istri itu harta pencarian dari suami istri menjadi hareta pusaka yang tidak di bagi bai untuk si janda dan anak anak nya C hak waris janda tampa anak atas dusun dati suami Tentang hak waris seorang anda tampa anak terhadapa dusun dusun dati dari mendiang suaminya hukum tidakmemperkenakan nya ,karena dusun dusun dati adalah milik bersama dari anggota anggota dati dari persekutuan suaminya D.hak waris janda bersama anak anak atas dusun dati suami nya Jika anak anak belum dewasa maka janda dapat tinggal bersama anak anaknya di dalam lingkungan kerabat suaminya atau selama dia belum kawin kembali .dia bersama anak anaknya menikmatihasil dusun datidari yang menjadi bagian dari mendiang suaminya dan sekarang ini jatuh ke ank anak nya

2.4.4.hak waris anak


a.hukum waris anak kandung a.1 hak waris anak kandung atas harta pusaka anak anak berhak mewarisi semua harta peninggalan orang tuanya mereka yang berupa harta pusaka tampa mebeda bedakan apakah itu barang asal ataukah harta pencarian bersama dari orang tua mereka anak adalah tempat berpadunya semua harta orang tua mereka anak anak perempaun sama haknya dengan anak laki laki karena itu dia berhak atas bagian dan jumlah sama banyak nya a.2 hak waris anak kandung atas harta dati mengenai dusun dusun dati dan hasilnya anak perempuan selama belum kawin boleh turut makan bersama anak laki laki karena selama belum kawin dia itu berada di bawah perlindungan dan kalau anak perempuan kawin maka hak datinya hilang b.hak waris anak tiri menurut garis keturunan atau hubungan kerabat sebagaimana telah disinggung anak tiri adalah orang luar terhadap bapak tirinya dan saudara sudara tirinya walaupun mereka lahir dari bu yang sama mungkin saja karena sesuatu kebutuhan si anak tinggal bersama bapak tirinya mengikuti ibunya namun keadaan ini tidak bisa menyebabkan hak warisnya beralih kepada bapak tirinya itu anak tiri posisinya sebagai menumpang bapaktirinya tersebut dengan kata lain hanya sebagai anak piara c hak waris anak angkat anak angkat mempunyai hak waris yang sama dengan anak kandung asal saja pengangkatan nya menurut prosedur yang sah yang diperlukan persetujuan dari anak anak 19 | P a g e

pusakanya atau anak anak dan tulung tulung dati dari kerabat persekutuan yang berekpentingan mengenai ini tampa persetujuan anak anak pusaka atau anak anak dan tulung tulung dati serta saniri negeri maka pengangkatan anak itu tidak sah. D hak waris anak di luar nikah Sebagaimana telah disinggung anak luar nikah ini harus dibedakan antar anak diakui dengan yang tidak di akui sebagai anak nya oleh pria yang membenihkan nya itu .mereka yang tidak diakui menyandang fam ibunya dan berhak mendapat warisan dari dan kerabat ibu mereka E. Hak waris anak piara Anak piara hanya berhak atas biaya pemeliharaan dari bapak atau orang tua piaranya itu pun selama dia ikut atau di tanggung oleh bapak itu atau orangtua piaranya itu .karena menurut hukum dia tetap orang luar di dalam lungkungan rang tua piaranya dan karena itu tidak berhak mewarisi harta peninggalan orang tua piaranya itu

2.4.5 .pewarisan pada polygami

a. atas barang asal barang asal dari si bapak di waris oleh semua anaknya yang lahir dari istri istrinya itu tampa membedakan antara anak dari istri yang satu dengan yang lain b. atas harta bersama bahwa istri pertama dengan anak anak nya hanya berhak atas harta pencarian bersama yang diperoleh suaminya dengan istrinya yang kedua atau yang lain dan sebaliknya istri ke dua dengan anak anak nya tidak berhak pula atas hasil pencarian istri pertama dengan si suami

20 | P a g e

SISTEM PEREKONOMIAN
HUKUM TANAH
2.5.1.KEKUASAAN HAK PETUANAN Pada umumnya tanah-tanah di daerah Ambon Lease adalah tanah adat yang tunduk kepada dan juga dikuasai oleh hak petuanan dari desa atau negeri yang bersangkutan. Tanah-tanah adat ini dapat disebut juga tanah ulayat dan digolongkan kepada tanah negara yang tidak bias bebas.Hak petuanan dari suatu negeri bagian daratan tidak hanya mengenai tanahnya saja, tetapi juga meliputi hutan, sungai dan segala hasilnya. Karena daerah Ambon Lease suatu daerah kepulauan, maka wilayah petuanan juga meliputi perairan sepanjang pantai yang di depannya sampai kebatas air putih di mana kita masih bias melihat dasar lautnya. Dalam perkembangan kemudian sebagian dari tanah petuanan itu lepas dari kekuasaan dan pengaturan langsung dari hak petuanan negeri-negeri yang bersangkutan, karena pada tanah-tanah tersebut telah muncul hak-hak yang bersifat perorangan atau hak-hak lainnya yang lebih kuat dari hak petuanan itu. Penguasaan atas tanahtanah adat itu oleh hak petuanan bukanlah sekedar untuk dikuasai saja, tetapi juga supaya pemanfaatannya berjalan dengan tertib, karena tanah, hutan, laut dan segala isinya adalah semacam lumbung dan sumber nafkah utama bagi rakyat. Karena itu harus digunakan untuk sebesar mungkin kemakmuran rakyatnya. Kekuasaan hak petuanan ini dalam berlakunya ke dalam dapat dilihat pada tindakan-tindakannya di mana negeri bias melakukan pembatasan dan pengawasan terhadap kebebasan dari perorangan atau kelompok berkenaan pemanfaatan tanah, sungai, pantai dan segala hasilnya, dan juga memberikan keputusan-keputusan serta mengadili jika diantara pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok itu terjadi perselisihan. Selain dari pada itu hak petuanan dapat pula membebani anggotaanggota persekutuan dengan kewajiban-kewajiban untuk kepentingan bersama seperti keharusan melakukan pekerjaa-pekerjaan tertentu untuk kepentingan umum atau membayar semacam pajak dalam bentuk natura atau uang dan memelihara sumber kebutuhan hidup supaya senantiasa baik dan lestari. Kekuasaan hak petuanan keluar ialah supaya hak menikmati dan memanfaatkan segala sumbersumber nafkah dan kemakmuran diutamakan bagi anak negeri sendiri atau anggotaanggota persekutuan dari petuanan yang bersangkutan. Orang luar baru bias diperkenankan turut menikmatinya, jika terlebih dahulu sudah mendapat izin dari penguasa negeri dan membayar sesuatu sebagai recognitie atau pengakuan hak
21 | P a g e

kepada negeri penguasa tanahnya, sesuai dengan bunyi peribahasa adat diisi lembaga dituang dan pula izin itu tidak boleh sampai hanya merugikan rakuat sendiri. Izin itu pun terbatas pula, misalnya hanya boleh menanam tanamantanaman umur pendek dan untuk beberapa kali musim saja. Pembatasanpembatasan lainnya ialah, bahwa izin itu bersifat pribadi dank arena itu hak tersebut tidak bias diwariskan kepada ahli warisnya atau mengalihkannya kepada orang lain kecuali ada persetujuan dari petuanan. Di daerah Ambon Lease sebagai pemegang dan pelaksana hak petuanan ini adalah badan Saniri Negeri. 2.5.2. HUBUNGAN ANTARA HAK PETUANAN DENGAN HAK-HAK YANG BERSIFAT PERORANGAN Tetntang kekuatan berlakunya hak petianan atas tanah yang menjadi wilayah petuanan itu berhadapan dengan tanah-tanah yang telah dikuasai oleh orang-orang atau pribadi-pribadi maupun kerabat atau persekutuan tidak selamanya tetap. Dia senantiasa berubah dan berkembang menurut proses atau perkembangan kehidupan masyarakat di dalam wilayah petuanan itu sendiri, mulur mengkret menurut istilah di Jawa. Di mana atau bilamana hak perorangan atau kelompok melemah atau mengabur, maka di situ hak petuanan menguat dan tampak kembali. Sebaliknya makin berakarnya hubungan perorangan dengan tanah yang diusahakan atau yang ditempatinya itu maka makin kukuhlah tertanamnya haknya atas tanah itu. Mengenai perubahan melemah dan menguatnya hubungan hak petuanan dengan tanah yang menjadi wilayahnya itu berhadapan dengan hak-hak perorangan itu terhadap tiga macam fase atau tingkatan. Pertama, keadaan di mana kekuasaan hak petuanan kuat sekali. Rakyat yang menggarapnya hanyalah mempunyai hak usaha saja. Kalau tanahnya ditinggalkan atau diterlantarkan oleh penggarapnya ataupun melanggar ketentuan-ketentuan menurut adat, maka tanahnya dapat diraik kembali oleh petuanan. Kedua, tanah yang diberuka kepada penduduk inti atau penduduk asal dari suatu negeri. Haka atas tanahnya dapat diwarisi oleh keturunan dari pemegang hak, walaupun di sini hak yang bersifat pribadi sudah mulai memegang peranan, namun petuanan masih mempunyai hak mengawasi atas tanah yang diberikan itu berkenaan dengan pemanfaatan dan pemeliharaannya serta peralihan atau pergantian dari para pemegang hak. Tanahnya masih tetap milik petuanan dan tidak boleh dialihkan atau dipindahkan kepada orang lain tanpa persetujuan petuanan. Di Ambon Lease pengalihan atau pemindahan itu haru seizing pemerintah negeri. Pelanggaran terhadap ketentuanketentuan yang ditetapkan bias berakibat hak atas tanah dapat dicabut kembali.
22 | P a g e

Tanah semacam ini yang terdapat di daerah ini diantaranya adalah tanah dati yang dapat di samakan dengan tanah gogol di pulau Jawa, walaupun tidak serupa dalam eksistensinya, karena di samping mendapat hak atas tanah para dati itu dibebani pula kewajiban atau tugas-tugas umum yang harus dia jalankan tanpa menerima upah. Pada tanah dati ini mulai ada perimbangan antara dua kekuatan yang selalu dalam keadaan tarik menarik, yaitu antara hak perorangan dengan hak petuanan. Ketiga, adalah keadaan di mana hak perorangan ataupun kelompok sudah demikian kuatnya, sehingga hak petuanan seakan-akan sudah hilang kekuasaannya atas tanah itu. Hak mengaturnya sudah terlepas dari hak petuanan dan sepenuhnya jatuh di bawah kekuasaan dari pemegang haknya. Petuanan hanya menyaksikan saja dan baru campur tangan jika hak atas tanah itu hendak dialihkan oleh pemegang haknya kepada orang lain. Tanah semacam ini di Ambon Lease disebut tanah pusaka. Di dalam prakteknya tanah-tanah dengan hak pakai itu karena perjalanan waktu yang cukup lama secara diam-diam bias berubah statusnya menjadi hak miliknya bagi penggarapnya. Proses semacam inilah yang umum terjadi di desa-desa sampai terjadi hak milik di zaman dulu atas tanah. 2.5.3. TANAH, EWANG, DAN DUSUN Mengenai pengertian tanah daratan haruslah dibedakan antara tanahnya sendiri dengan yang disebut ewang dan dusun. Ewang adalah tanah yang belum diusahakan atau digarao pleh tangan manusia, di perusah menurut istikah setempat. Masih merupakan tanah liar. Sebaliknya dudun adalah tanah-tanah yang telah digarap atau diperusah oleh manusia. Dusun-dusun itu dapat dibedakan pula antara dusun dati dan dusun perusahan. Termasuk dusun perusahan adalah dunu tetanaman. Dusun dati adalah dusun yang diberikan oleh negeri kepada suatu persekutuan dati sebagai kompensasi atas pelaksanaan tugas-tugas dati yang dijalankan tanpa upah. Dusun perusahan atau dusun tetanaman adalah dusun yang dibuka atau diperusah sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh anak negeri di atas tanah petuanan, biasanya tanah yang berupa ewang. Sebeleumnya juga sudah ada bagian-bagian dari tanah-tanah petuanan beberapa negeri di sepanjang pantai Teluk Dalam dari Teluk Ambon untuk diberikan sebafai tempat pemukiman bagi golongan penduduk yang tergolong Burger. Tanah yang didiami oleh orang-orang Burger ini menjadi lingkungan-lingkungan atau wijkwijk dengan kepala-kepala lingkungannya sendiri-sendiri terlepas dari kekuasaan dan pengaturan dari negeri yang semula menguasai daerah lingkungan itu. Umumnya tanah-tanah pemukiman orang-orang Burger ini kemudia menjadi tanah
23 | P a g e

dengan hak eigendom. Tempat-tempat tersebut antara lainadalah di Galala, Haturu, Hunut, Lata, Lateri, Nipa, Poka dan Waheru di Teluk Ambon dan di negeri Hila di pantai Hitu Utara serta kota Saparua di pulau Saparua: Bahwa kalau tanah pemukiman Burger itu tidaklah termasuk wilayah petuanan negeri di mana orang Burger itu bermukim sendiri di dalam keputusan landraad Ambon No. 45/1916 di mana seorang Burger menggugat negeri Hative Besar yang telah mengambil tanah miliknya. Gugatan dikabulkan dan Pemerintah Negeri Hative Besar harus menyerahkan tanah sengketa itu kepada orang Burger itu. Berdasarkan tingkatan hubungan antara hak petuanan atas tanahnya berhadapan dengan hak perorangan sebagaimana diuraikan di muka, maka di Ambon Lease terdapat tiga macam golongan tanah. Jika dusun perusahan ini kemudian diwarisi oleh ahli warisnya, maka statusnya berubah menjadidusun pusaka tetanaman atau dusun pusaka perusahan. Dusun pusaka perusahan ini bias dialihkan kepada orang lain melalui penjualan atau gadai, tetapi dengan catatan, bahwa yang boleh dipindahkan atau dialihkan hanyalah tanaman-tanaman saja, sedangkan tanahnya tidaj boleh, karena masih milik petuanan tinggal senantiasa kepada kepungan negeri. Jika tanah sudah diperjual-belikan, dan kemudian sampai diwarisi oleh ahli waris dari si pembeli itu, maka statusnya atas tanahnya lalu menjadi dusun pusaka. Karena itu kalau kita membicarakan tanah, maka haruslah dibedakan antara tanah itu an sich dan dusun. Kalau menyebut tanah, maka yang dimaksud adalah tanahnya itu sendiri terlepas dari segala sesuatu yang ada di atas tanah itu, atau terlepas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia di atas tanah itu. Adapun dusun adalah tanah dengan segala tanaman yang tumbuh di atasnya. Di daerah ini sebutan tanah hamper tidak kedengaran lagi dan yang menonjol adalah sebutan dusun, yaitu tanah dengan segala tanaman-tanaman yang ada di atasnya. 2.5.4. AONG Aong ini pada mulanya adalah hutan belukar yang dibukja atau diperusah oleh seorang anak negeri dengan izin membabat hutan itu dan kemudian menanaminya. Biasanya yang di tanam adalah tanam-tanaman umur pendek seperti jagung, kaspe, sayur-mayur, umbi-umbian, dan lain-lain, tanaman umur pendek atau tanaman musiman. Walaupun mungkin ada ditanam beberapa pohon, namun titik beratnya adalah tanaman umur pendek. Pohon-pohonan itu biasanya dimaksudkan untuk tanda dalam jangka panjang atau sebagai tanda-tanda batas dari tanah-tanah garapan. Sesudah luas tanah yang dikehendaki terpenuhi, maka diberilah pagar
24 | P a g e

yang gunanya selain untuk keamanan juga sekalian sebagai tanda-tanda batas, dan biasanya terbuat dari pagar kayu atau bamboo, batu-batu bersusun, tanam-tanaman pagar dan lain-lainnya. Sesudah beberapa kali panen tanah ini ditinggalkan dan pindah lagi mencari tanah garapan baru. Kebun yang lama sengaja ditinggalkan untuk itu mereka member kesempatan kepada tanahnya untuk subur kembali, sesudah itu mereka kembali lagi memperusahnya. Cara bertani semacam ini sama dengan disebur berhuma, suatu bentukj bertani cara kuno. Ladang yang telah ditinggalkan itu dinamakan Aong. Jika titik berat tanaman adalah tanaman umur panjang, maka namanya bukan lagi aong, tetapi . Di Maluku Utara tanah sejenis aong ini dinamakan jurameatau jurami. Hak dari pembuka pertama dari tanah aong ini tetap melekat pada pembukanya selama masih bias dijajaki bekas-bekas garapannya dan selama itu pula dia belum bisa digantikan oleh orang lain. Haknya itu baru bisa dinyatakan hapus, jika tanah itu telah diterlantarkan begitu rupa, sehingga keadaannya sudah sama dengan keadaan hutan disekitarnya. 2.5.5. DUSUN NEGERI Sesuai dengan namanya, yaitu dusun negeri, maka dusun-dusun negeri ini bukan lagi hutan liar atau woeste gronden, tetapi hutan dipelihara dan dijaga. Rakyat tidak bebas lagi mengambil hasilnya, karena segala hasilnya adalah untuk kas negeri. Dusun negeri biasanya mempunyai tanam-tanaman yang menghasilkan, seperti bamboo, rotan, dammar, kelapa, dan pohon-pohonan lainnya yang menghasilkan buah atau pohon mayang yang dapat disadap airnya. Setidak-tidaknya dusun negeri merupakan tanah kosong yang siap untuk diperusah atau digarap dan disewakan kepada orang-orang yang berminat. Pemungutan hasil dusun negeri ini biasanya melalui lelang negeri atau pak negeri dengan lebih dahulu mengutamakan anak negeri sendiri. Agar pohon-pohonnya memberikan haisl yang optimal, maka selama waktu tertentu atas dusun negeri ini diletakkan . Jika saat yang paling menguntungkan sudah tiba diadakanlah buka sasi disusul dengan lelangnya. Yang memberikan penawaran tertinggi berhak mengambil hasilnya selama satu musim itu. 2.5.6. DATI RAJA Dati raja adalah tanah atau dusun yang diberikan kepada seseorang pamerentah selama ia memangku jabatan. Pamerentah dari negerinya. Kalau dia sampai diganti, maka haknya atas dusun dati raja ini dengan sendirinya terhapus. Mengenai penggarapan dusun dati raja ini sampai pada pengambilan hasilnya dilakukan oleh

25 | P a g e

anak negeri yang terkena tugas wajib tanpa upah yang disebut kwarto salah satu dari tugas dati. 7. DUSUN PUSAKA Dusun pusaka adalah dusun yang merupakan milik bersama suatu kelompok ahli waris yang mereka peroleh melalui pewarisan. Pada mulanya dusun pusaka itu adalah milik seseorang secara pribadi yang bisa diperolehnya melalui beberapa cara. Pertama: dengan menggarap atau memperusah sepotong tanah negeri yang masih merupakan hutan atau ewang dengan izin Pemerintah Negeri. Perusahan ini bernama kebun jika yang ditanam itu hanya tanaman-tanaman umur pendek atau musiman, tetapi jika sampai menanam tanaman umur panjang seperti : kelapa, coklat, kenari, pala, cengkeh atau lain-lain tanaman umur panjang, maka tanah perusahan itu dinamakan dusun perusahan atau dusun tetanaman. Karena itu sebuah dusun baru dapat ditanam jenis tanaman umur panjang, tanaman mana menjadi milik pribadi dari orang yang menggarapnya. Di dalam keputusan landraad Ambonia tanggal 17 Januari 1920 No. 87/1919 Prdt ditetapkan bahwa tanamtanaman perusahan adalah milik orang yang menanamnya. Jika pemiliknya itu kemudian meninggal dan ada ahli warisnya yang bisa mewarisinya, maka dusun perusahan ini menjadi dusun pusaka perusahan atau dusun pusaka tetanaman. Pada umumnya disebut dusun pusaka. Bunyi dari kaedah yang sama terdapat pula didalam keputusan landraad Ambonia No. 111/1919. Selanjutnya disebutkan, bahwa tanam-tanaman di dalam dusun-dusun dati diwarisi sebagai barang pusaka oleh para ahli warisnya. Cara kedua: untuk mendapatkan dusun pusaka bisa juga melalui pembelian oleh seseora g yang dinamakan dusun babalian. Jika dusun babalian ini kemudian sampai diwarisi oleh keturunannya, maka statusnya berubah menjadi dusun pusaka. Demikianlah didalikan dalam posita gugatan perkara No. 46/1917 di landraan Ambonia. Cara ketiga: dusun pusaka bisa juga berasal dari suatu pemberian, misalnya seorang perempuan yang akan kawin dihadiahi oleh bapaknya sepotong dusun yang disebut dusun atitin atau dusun lelepelo. Jika kemudia hari sampai diwarisi oleh anak-anaknya, maka dusun atitin ini menjadi dudun pusaka turuntemurun bagi anak-anaknya itu. Jelaslah, bahwa pada pokoknya suatu dusun baru bisa menjadi dusun pusaka sesudah melalui proses pewarisan dan mereka yang berhak mewarisi itu disebut anak-anak pusaka atau anak-anak waris . Kalau dusun pusaka diusahakan terus, maka hak perseorangan yang melekat kepada

26 | P a g e

tanahnya lambat laun menjadi lebih kuat dan berakat, sebaliknya hak petuanan menjadi semakin lemah dan kabur.

27 | P a g e

DELIK Aliran pikiran Indonesia adalah berlainan. Di beberapa daerah di kepulauan Indonesia, misalnya di Tanah Gayo, di daerah daerah Batak, di pulau Nias, di Minangkabau, Sumatera Sela tan, Kalimantan (antara suku-suku bangsa Dayak), Gorontalo, Ambon, Bali, Lombok, dan Timor Seringkali terjadi bahwa kampung si penjahat atau kampung tempat terjadinya suatu pembunuhan atau pencurian terhadap orang asing, diwajibkan mem bayar denda atau kerugian kepada golongan famili orang yang dibunuh atau yang kecurian. Begitupun famili si penjahat diharuskan menanggung hukuman yang dijatuhkan atas kejahatan yang dilakukan oleh salah seorang warganya. Di ambon sendiri Delik yang paling berat, ialah segala pelanggaran yang memperkosa penimbangan antara dunia lahir dan dunia gaib, serta segala pelanggaran yang memperkosa dasar susunan masyarakat. Misalnya perbuatan pengkhianat adalah memperkosa keselamatan masyarakat seluruhnya, menentang dasar hidup bersama, sehingga perbuatan mi merupakan delik yang paling berat. Di Ambon rang yang bersumbang dengan anaknya sendiri selalu dihukum mati, yaitu dibunuh rakyat dengan diam-diam

28 | P a g e

BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dalam hukum adat ambon menganut sistem patrilineal yaitu sistem ke bapak an namun ada beberapa hukum adat yang mengalami penyimpangan seperti dalam bentuk perkawinan kawin ambil anak marga si bapak melebur ke dalam marga si istri yang berarti secara tidak langsung menganut sistim matrilineal ,dan dalam hal ke warisan walapun mengunakan sistem patrilineal bagian waris antara anak perempuan dan laki laki sama besar artinya bagian laki laki tidak lebih besar dari perempuan dan untuk perekomonian dalam hal nya tanah pada umumya tanah di hukum adat ambon adalah tanah ulayat atau tanah ada

29 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai