pernah kotor. Sepanjang tahun selalu bersih, jernih, dan dingin. Lokasi itu kini menjadi sumber air utama bagi warga sekitar untuk kebutuhan minum dan mandi. Kejernihan dan kesejukan Aek Sitio-tio selalu memanggil pengunjung untuk berendam di sana. Rugi rasanya jika tidak mencoba telaga yang dulu pernah jadi tempat istirahat favorit tentara Belanda masa kolonial. Selain telaga, di Bakara juga banyak ditemui air terjun. Hampir si setiap penjuru terhampar air terjun besar maupun kecil. Semuanya punya kekhasan tersendiri. Namun yang paling dikenal sebagai obyek wisata adalah Aek Sipangolu. Aek Sipangolu adalah air terjun yang dipercaya sebagai air suci yang mengandung unsur dasar perawat kehidupan. Penduduk sekitar sejak dulu kala percaya air tersebut bisa menjadi obat bagi banyak kebutuhan. Para pengunjung yang ingin merasakan sejuknya air terjun ini, ada tempat pemandian umum. Sumber airnya langsung berasal dari aliran Aek Sipangolu. Atau yang ingin membawa pulang airnya, boleh juga. Ada jerigen yang disediakan di dekat lokasi air terjun tersebut, khusus untuk pengunjung yang ingin membawa air Aek Sipangolu sebagai oleh-oleh. Dari pinggiran aliran air terjun ini, kita bisa melahap pemandangan danau toba dari sisi yang lain. Atau boleh juga beristirahat sambil minum kopi atau teh dari warung sederhana yang dikelola penduduk lokal. Wisata Budaya Lembah Bakara cukup subur dan menjanjikan hasil panen yang baik untuk tanaman padi, bawang, dan palawija. Sejak dulu Lembah Bakara sudah dikenal bahkan tersohor sampai ke Negeri Belanda, sebagai lembah eksotis yang menyimpan muatan sejarah dan budaya. Bakara sendiri merupakan pusat pemerintahan Sisingamangaraja I XII, persisnya di Desa Lumbanraja. Sejak pemerintahan Sisingamangaraja ini, adat dan budaya Batak semakin mengental karena sang raja yang kharismatik menyebarkan ajaran kebaikan dan kebajikan yang berakar dari adat istiadat Batak. Sisingamangaraja menjadi teladan dan panutan raja-raja Batak di sekitarnya. Sehingga ia dianggap sebagai raja dari segala raja dalam bidang moral. Kompleks istana kerajaan Sisingamangaraja di Lumbanraja, yang terdiri dari deretan empat Ruma Bolon masih bisa dilihat hingga kini. Pada Desember tahun lalu, proyek renovasi situs Sisingamangaraja tersebut rampung dikerjakan. Proyek APBD 2005 yang dimulai sejak 26 September 2005 itu merenovasi ulang tiga deretan bangunan utama istana. Bangunan yang direnovasi berkalali-kali sejak puluhan tahun lalu itu, bukan lagi bangunan asli. Bangunan asli udah dibumihanguskan pada masa Perang Batak berkecamuk (1877 1907) melawan tentara Kolonial Belanda.
Kemudian di dalam kompleks istana persis di halaman depan deretan Ruma Bolon, terdapat sembuah makam berupa bangunan persegi panjang yang terbuat dari semen yang dilengkapi ornamen Batak, ukiran bendera kerajaan Sisingamangaraja, cap (stempel) Sisingamangaraja, dan sebuah prasasti beraksara Batak Toba. Lalu di persis di luar kompleks yang dipagar keliling dengan batu dan besi itu, masih bisa ditemukan satu situs yang unik. Namanya Batu Siungkap-ungkapon. Situs batu berdiameter 80an cm ini konon dulunya digunakan dalam ritual untuk meramal dan memprediksi hal-hal yang sangat penting, terutama dalam bidang pertanian. Mengunjungi Bakara, Anda bukan saja bia menikmati keindahan alam, sejuknya udara, dan suasana pedesaan yang asli, tapi juga bisa melihat situs sejarah yang sangat penting dalam sejarah kerajaan Batak menentang Kolonial Belanda di masa lalu. (evin bakara)* http://www.wilayahindonesia.com/kelurahan/kode-wilayah-desa-simamora-kecamatan-baktirajakabupaten-humbang-hasundutan-propinsi-sumatera-utara Kelurahan/Desa Nama Kelurahan/Desa Kode Wilayah Kelurahan/Desa Nama Kecamatan Kabupaten/Kota Nama Kabupaten/Kota Propinsi http://nababan.wordpress.com/2011/02/22/baktiraja-butuh-investor/ by BORSAK MANGATASI NABABAN in Bonapasogit Desa Simamora 12.16.03.2002 Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara
Makan Tua Oppu Domi Raja Nababan di Tipang Baktiraja - Bupati Humbahas, Drs Maddin Sihombing MSi melalui Dinas Perhubungan dan Pariwisata, mengajak kalangan investor untuk menanam saham di Kecamatan Baktiraja, khususnya untuk sektor pariwisata. Kecamatan Baktiraja, merupakan salah satu target tujuan pariwisata di Kabupaten Humbahas. Keindahan alam Danau Toba di kecamatan itu merupakan modal dasar yang kita tawarkan kepada para investor, ujar Kadis Parhubungan dan Pariwisata Humbahas, Drs Usman Sihotang, kepada wartawan, Senin (21/2) saat dihubungi melalui ponselnya. Selain modal keindahan panorama Danau Toba, lanjut Usman, objek wisata sejarah di Kecamatan Baktiraja juga disebutkan sebagai modal dasar pariwisata di kecamatan tersebut. Selain keindahan alam Danau Toba tadi, masih ada faktor pendukung pariwisata di sana. Yakni, sejarah peninggalan Raja Sisingamangaraja. Aek Sipangolu (air kehidupan), Istana Sisingamangaraja dan sejumlah bangunan kuno lainnya, papar Usman. Makam tua Oppung Domi Raja Nababan di Tipang, direncanakan akan dibangun Sopo Partukkoan Marga Nababan di Tipang. Disinggung soal adanya tawaran grand desain pengembangan objek pariwisata di Kecamatan Baktiraja dari pihak Universitas Negeri Medan (UNIMED), Sabtu (19/2) kepada pihak Pemkab Humbahas, Usman Sihotang mengatakan, bahwa pihaknya tetap terbuka bagi semua pihak yang mendukung pengembangan objek wisata tersebut. Siapapun dan sekecil apapun sumbangsih yang diberikan untuk pengembangan objek pariwisata di daerah ini, tetap kami sambut dengan baik dan terbuka. Sebab, untuk pengembangan objek pariwisata, semua pihak harus terlibat atau dapat saling bersinergis, jawab Usman. Untuk keberhasilan pengembangan pariwisata tersebut, Usman menjelaskan, peran serta dari masyarakat di Kecamatan Baktiraja merupakan salah satu syarat utama. Semisal, papar Usman, dalam hal pelepasan tanah kepada para investor serta keramah tamahan warga terhadap para wisatawan. Jika masyarakat sulit untuk memberikan lahan kepada para investor, maka pihak investor pun akan mengalihkan modalnya ke daerah lain, yang memiliki objek wisata yang sudah dikenal masyarakat banyak. Kemudian, budaya ramah dan sopan dari masyarakat sebaiknya juga dibudayakan. Supaya para wisatawan betah dan kembali lagi berkunjung ke daerah itu, sebutnya. Guna mendukung pengembangan pariwisata di Kecamatan Baktiraja, Dinas Perhubungan dan Pariwisata, saat ini juga tengah merancang desain secara bertahap. Yang terpenting sarana infrastruktur dulu. Kemudian kita bangun sarana-sarana pendukung lainnya. Jadi, harus bertahap desainnya dilaksanakan. Karena semua tergantung kemampuan APBD, pungkas Sihotang. (Mertro/hsl/des)