Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM CABAI KERING SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF FOSIL PADA INDUSTRI KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

Diusulkan oleh : Miftakhur Rohmah Galang Muammar Katumbirian (2711.100.061) (2711.100.096) Angkatan 2011 Angkatan 2011

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

KATA PENGANTAR

Teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Inovasi inovasi pun mulai digencarkan oleh tiap tiap negara. Bangsa yang hanya diam akan semakin jauh tertinggal. Semua nya berawal dari pendidikan. Melalui pendidikan semuanya akan semakin maju dan terasa mudah. Lewat teknologi, hidup manusia juga akan terasa mudah. Sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk bersikap dan berfikir kreatif dan kritis demu kemajuan negara nusa dan bangsa. Penemuan inovasi sangat diperlukan guna menyelesaikan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. Dari permasalahan tersebut penulis mengangkat sebuah karya tulis dengan judul Cabai Kering sebagai Bahan Bakar Alternatif sebagai salah satu inovasi dalam perkembangan dunia industri serta untuk menyelesaikan masalah keterbatasan bahan bakar yang ada. Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penulis menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen-dosen Teknik Material dan Metalurgi ITS yang telah memberikan ilmunya kepada penulis serta berbagai pihak yang telah membantu proses terselesaikannya karya tulis ini. Kami menyadari karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan karya ilmiah ini.

Surabaya, 25 November 2011

Penulis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai merupakan salah satu komoditi terbesar di Indonesia. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industry makanan dan industri obatobatan atau jamu. Tinggi nya harga cabai sempat membuat dunia pasar lokal bergejolak, hal ini tentunya cukup membuat masyarakat ketar ketir terutama untuk golongan menengah kebawah.

Mahalnya harga cabai tetap tidak menurunkan konsumsi cabai itu sendiri. Namun pada kenyataannya masih banyak cabai yang tidak digunakan secara efektif. Masih banyak dan sering ditemukan cabai cabai yang terbuang secara percuma hingga cabai tersebut mengering atau bahkan membusuk.

Hal tersebut cukup disayangkan, karena sebenarnya cabai kering tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk hal hal lain yang lebih berguna ketimbang harus langsung masuk ketempat sampah. Salahsatunya sebagai bahan bakar alternatif.

Pada era saat ini, dimana global warming semakin meningkat, penggunaan bahan bakar alternatif ini sedang sangat di gencarkan. Meskipun pada cabai kering ini tidak menghasilkan energi yang sangat besar, namun setidaknya dapat mengurangi beban penggunaan bahan bakar fosil saat ini.

Tujuan

Membuktikan potensi cabai kering sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Manfaat yang ingin diperoleh antara lain :

Dapat dijadikan objek masalah yang perlu dipikirkan lebih lanjut mengenai pemanfaatan potensi cabai kering sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Gagasan Cabai Kering sebagai Alternatif Bahan Bakar

Dewasa ini, sumber energi alternatif sangat dibutuhkan karena keterbatasan energi bahan bakar. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil.

Solusi yang sudah ditawarkan pemerintah yaitu sudah menggencarkan program konversi minyak tanah ke gas LPG. Konversi ini belum efektif karena masih banyak masyarakat tidak mau menggunakan LPG. Masyrakat beranggapan LPG adalah bahan mudah meledak dan sosialisasi penggunaannya masih kurang belum tersebar merata di semua kalangan masyarakat. Selain itu, pembuatan bahan bakar fosil melalui kulit jeruk juga belum efektif, karena kulit jeruk yang digunakan harus yang masih segar. Hal ini berarti, masyarakat harus membeli jeruk yang masih fresh baru bisa memanfaatkan.

Melihat kandungan pada cabai yang digunakan dalam berbagai sektor maka kami ingin mencoba menggali potensi lain dari cabai yang sebenarnya hampir terlupakan oleh kita, yaitu pemanfaatan cabai yang sudah tidak terpakai/kering. Umumnya yang eksplor hanya cabai yang bagus. Cabai yang tidak layak pakai langsung dibuang.

Buah cabai yang sudah tua, tetapi belum masak dikeringkan dibawah sinar matahari sehingga kadar air dalam cabai hanya 5-8 %. cabai merah utuh membutuhkan waktu 20-25 jam, sedangkan cabai merah yang dibelah terlebih dahulu membutuhkan waktu 10-25 jam. Cabai kering ini memiliki kandungan minyak atsiri (dalam Bahasa Inggris disebut essential oil). Masing-masing minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma yang berbeda-beda. Pada cabai

menghasilkan aroma khas . Sifat dari minyak atsiri ini mudah terbakar. Karena itulah ketika terkena api lilin, nyala api semakin besar.

Senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa antara lain asam amino bebas, damar, minyak atsiri, beberapa jenis alkaloid seperti piperine, piperidin, piperatin, piperlonguminine, -sitosterol, sylvatine, guineensine, piperlongumine, filfiline, sitosterol, methyl piperate, minyak atsiri (terpenoid), n-oktanol, linalool, terpinil asetat, sitronelil asetat, sitral, alkaloid, saponin, polifenol, dan resin (kavisin). Alkaloid utama yang terdapat di dalam buah cabe jawa adalah piperin Cabai kering mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol3. Kandungan tersebut bersifat gas sehingga mudah menguap dan apabila terbakar akan menghasilkan api. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponenntya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Cabai juga penghasil hibrida Yang jika bereaksi direaksikan akan menghasilkan percikan api.

Gagasan ini membutuhkan tunjangan dari berbagai pihak antara lain Pertamina, Pemerintah, Pengusaha Industri Rumah Tangga. Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai penyedia akomodasi yang diperlukan dalam pembuatan alat , Pertamina berperan sebagai penguji coba bahan bakar alternatif ini dan menyediakan alat untuk proses penyulingan minyak atsiri. Kerjasama dengan penjual cabai sangat diperlukan. Dalam Hal ini penjual cabai, memilah cabai yang sudah busuk untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan utama untuk proses penyulingan.

Langkah-langkah strategis implementasi gagasan

Gagasan pembuatan bahan bakar fosil ini dapat diimplementaskan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :

1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan cabai kering Indonesia. 2. Pemerintah menggandeng lembaga surveyor untuk mendapatkan data spesifik karakteristik keinginan green consumers tehadap beberapa pilihan cabai yang patut dijadikan bahan bakar. 3. Komitmen antara pemerintah dan petani untuk menjadikan Indonesia mampu mengolah produk cabai menjadi bernilai jual lebih tinggi sehingga mampu menembus pasar luar negeri. 4. Diperlukan riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas tujuan, biaya, manfaat, dan dampak dari strategi penjualan ke luar negeri agar dapat meyakinkan para stakeholder yang melihat peluang ini

KESIMPULAN Penelitian sebelumnya yang mengenai kulit jeruk berhasil terbukti bahwa bahan yang mengandung minyak atsiri mampu dikembangkan menjadi bahan bakar fosil.

Oleh sebab itu, pada gagasan ini akan coba yang juga dapat dibuktikan apakah cabai kering juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Karena bahan bakar yang di hasilkan nantinya tidak terelalu banyak, maka apabila dapat diwujudkan, gagasan ini dapat diimplementasikan pada usaha usaha kecil menegah ataupun industri rumah tangga. Untuk meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil yang selama ini di gunakan.

Anda mungkin juga menyukai